Lansia HKBP Capai Rekor Dunia MURI Pagelaran Angklung Terbanyak

Persekutuan Lansia HKBP Distrik VIII Jakarta berhasil mencapai Rekor Dunia versi MURI (Museum Rekor Dunia Indonesia) dalam Pagelaran Angklung Lansia Terbanyak, yakni sebanyak 1.339 Lansia berusia rata-rata 70 tahun dari 44 Gereja (Resort) di Jakarta. Pagelaran Angklung yang diselenggarakan dalam rangka mensyukuri HUT RI Ke-80 itu digelar di Sopo Marpingkir, Jakarta Timur, Selasa 11 Agustus 2025.
Pagelaran Angklung Lansia Terbanyak itu mengumandangkan tiga lagu yakni O Debata Sangap do Ho (How Great Thou Art), Nyiur Melambai dan Tanah Airku Indonesia (medley), dan ditutup O Tano Batak, dalam total tempo 12,07 menit. Para Lansia yang tampil anggun dengan dress code atasan putih, rok panjang hitam dan sortali (perempuan/Ompung Boru); dan kemeja putih, dasi merah, stelan jas hitam, dan sor tali topi (laki-laki/Ompung Doli), itu memainkan angklung dengan keserasian nada yang sangat baik dipimpin konduktor (dirigen) Kurnia Septa Wijaya. Kurnia adalah pimpinan Saung Angklung Udjo, Bandung, yang sudah diain marga ‘Manurung’ dan menikah dengan Boru Silalahi.
Persekutuan Lansia HKBP Distrik 8 Jakarta yang diketuai (Ketum) St. Dr. Ir. Serirama Butarbutar, dan Sekum Hasudungan Siahaan, tersebut sudah mempersiapkan pagelaran angklung ini sejak tahun 2024. Setelah melalui beberapa kali pertemuan, pagelaran ini didukung para pengurus dan anggota Persekutuan Lansia HKBP Resort se Distrik Jakarta. Masing-masing Lansia Resort mempersiapkan diri untuk menyukseskan pagelaran angklung ini dengan serius. Mulai dari pengadaan alat musik Angklung, latihan-latihan di gereja masing-masing, dan 3-4 kali di Korwil, serta latihan bersama Gladi Kotor/Bersih.
Para Lansia mengikuti latihan-latihan tersebut dengan antusias. Kendati tidak mudah oleh faktor usia dan lebih lagi karena umumnya belum pernah memainkan angklung sebelumnya. Mereka tidak hanya mengerahkan perhatian, pikiran, tenaga dan waktu, juga masing-masing Lansia Resort harus menanggulangi semua pembiayaan secara mandiri, serta mengumpulkan dana untuk penyelenggaraan acara puncak Pagelaran Angklung Lansia tersebut, termasuk sejumlah besar dana yang dipersyaratkan untuk Pendaftaran MURI serta sertifikat dan copynya. Diperkirakan pagelaran ini mengeluarkan biaya sekitar Rp. 400 – 500 juta, mulai dari pembiayaan persiapan-latihan masing-masing Lansia Resort hingga puncak acara pagelaran. Biaya acara puncak hanya Rp. 205 juta belum termasuk biaya copy sertifikat Rp. 2 juta untuk masing-masing Resort secara sukarela.
Dengan persiapan sedemikian rupa, Pagelaran Angklung Lansia ini berhasil diselenggarakan dengan hikmat dan sukses, sehingga sesungguhnya sangat pantas mendapat Rekor Dunia Pagelaran Angklung Lansia Terbanyak. Kendati penghargaan rekor ini bukanlah tujuan utama sebagian besar Lansia yang merasa sesungguhnya (semestinya) sudah selesai dengan penghargaan dirinya sendiri; namun secara manusiawi pencapaian ini juga pantas disyukuri. Apalagi (tentu) pencapaian Rekor Dunia ini akan semakin bermartabat jika Penyelenggara MURI sendiri lebih kompeten dengan mengupayakan pembiayaan pendaftaran dan penyerahan sertifikat dan copynya dari donasi pihak ketiga, tidak mesti dipungut dari pihak yang diberi penghargaan, apalagi untuk lembaga kerohanian.
Diawali Kebaktian
Pagelaran Angklung Lansia ini diawali dengan kebaktian pukul 09.00 WIB, dipimpin Praeses HKBP Distrik VIII DKI Jakarta, Pdt. Oloan Nainggolan, S.Th., sebagai pengkhotbah; Liturgis: Pdt. Ernawati Hasugian, STh, MM, dan Pdt. Tiodor Silitonga, STh. Doa syafaat dibawakan Pdt. Anry K. Nababan, MTh., MPdK. Koor akbar Lansia mempersembahkan lagu, ‘O Debata Sangap do Ho’ dengan instrumen angklung, lalu dinyanyikan bersama. Serta, koor Lansia kedua, ‘Nang Gumalunsang.’
Praeses HKBP Distrik VIII DKI Jakarta, Pdt. Oloan Nainggolan mengawali khotbahnya dengan yel-yel: “Lansia HKBP”. Disambut para Lansia dengan penuh semangat: “ Natuatua Namartua.” Semangat luar biasa para Lansia, yang menunjukkan bahwa hidup mereka masih bergairah tanpa batasan usia kronologis 60 ke atas (rata-rata 70 tahun) tidak menjadi halangan untuk terus berkarya sesuai Tema: Lansia Terus Berkarya dan Menjadi Lebih Baik.
Dalam khotbahnya, Praeses Oloan Nainggolan mengutip Amsal 3:4 yang juga menjadi Sub-Tema Pagelaran, “Maka engkau akan mendapat kasih dan penghargaan dalam pandangan Allah serta manusia.” (Untuk mencegah salah tafsir, setidaknya Amsal ini dimulai dari Ayat 3: 3:3 Janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau! Kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu, 3:4 maka engkau akan mendapat kasih dan penghargaan dalam pandangan Allah serta manusia. Pesan utama Amsal ini, mengajarkan pentingnya memelihara kasih dan kesetiaan dalam kehidupan sehari-hari, menjadikannya sebagai prinsip hidup yang tertanam dalam hati dan pikiran. Berisi nasihat untuk senantiasa memelihara kasih dan kesetiaan, serta menjadikannya seperti kalung yang dikenakan dan tulisan yang terukir di hati. Hal ini akan mendatangkan kasih dan penghargaan dari Allah dan manusia.)
Pendeta Oloan pada intinya menyebutkan, pada prinsipnya Lansia tidak butuh lagi penghargaan. Namun setiap perbuatan baik otomatis akan mendapat penghargaan dari Allah dan manusia. Oloan juga mengatakan, pagelaran ini menunjukkan bahwa Ompung Boru dan Ompung Doli tetap aktif dan berkarya di usia lanjut. Sesuai tema, ‘Lansia Terus Berkarya dan Menjadi Lebih Baik.’
Usai ibadah, para Lansia HKBP bangkit bersama-sama menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Dilanjutkan mengheningkan cipta yang dipimpin Praeses Oloan Nainggolan. Disusul, kata pengantar Ketua Umum Persekutuan Lansia Distrik (PLD) HKBP Distrik VIII DKI Jakarta, St. Dr. Ir. Serirama Butarbutar, SE, SH, MSi, MH. Serirama menyemangati para Lansia agar selalu sehat dan semangat, terlebih dalam mengiringi pencapaian rekor MURI pada pagelaran ini. Serta para lansia dapat memberikan kontribusi dan menjadi teladan bagi generasi muda. Teutama untuk mengimplementasikan transformasi HKBP sebagai suatu gereja suku yang bersifat terbuka terhadap nilai-nilai seni dan budaya berbagai suku bangsa.
Pagelaran 12 Menit
Acara puncak pun dimulai. konduktor Kurnia Septa Wijaya naik ke atas panggung. Lalu memberi tanda kepada peserta untuk bangkit berdiri. Lalu memulai lagu pertama O Debata Sangap do Ho. Alunan Angklung bergema dengan nada serasi. Jeda sekitar 10 detik, dilanjutkan medley Nyiur Melambai dan Tanah Airku Indonesia; dan diakhiri O Tano Batak, dalam tempo total ketiganya 12,07 menit. Tepuk tangan hadirin pun bergemuruh.
Saat pagelaran, tim penilai pun mengamati dari berbagai sudut, termasuk menggunakan drone video. Kemudian, tim penilai meninggalkan tempat menuju ruang sidang. Tak berapa lama, Awan Rahargo, staf MURI memberi pengantar pengumuman hasil penilaian. Dilanjutkan sambutan Ketua Umum MURI Prof. Dr. (HC) KP. Jaya Suprana melalui video. Puncaknya, pengumuman oleh Wakil Direktur Utama MURI Osmar Semesta Susilo, MIB. Dia menyatakan Lansia HKBP Distrik 8 Jakarta berhasil dengan sangat baik mencapai Rekor Dunia MURI Pagelaran Angklung Lansia Terbanyak. Dicatat dalam Piagam Penghargaan Museum Rekor Dunia Indonesia No. 12317/R.MURI/VIII/2025.
Wakil Direktur Utama MURI Osmar Semesta Susilo kemudian menyerahkan kalung piagam penghargaan Rekor Dunia tersebut kepada Praeses Pdt. Oloan Nainggolan. Dilanjutkan penyerahan Sertifikat Piagam Rekor Dunia versi MURI tersebut kepada Ketua Umum PLD Jakarta St. Dr. Ir. Serirama Butarbutar. Kemudian, Praeses Oloan Nainggolan bersama Ketua Umum PLD Serirama Butarbutar menyerahkan ulos tanda kasih kepada Osmar Semesta Susilo, Wakil Direktur Utama MURI, yang didampingi staf MURI Awan Rahargo. Praeses juga memberikan ulos kepada Ketum PLD St. Dr. Ir. Serirama Butarbutar bersama suami, juga kepada konduktor (dirigen) Kurnia Septa Wijaya serta perwakilan Dirjen Bimas Kristen, Pdt. Mangarerak Barimbing.
Dilanjutkan acara penyerahan Copy Sertifikat Piagam Rekor Dunia versi MURI tersebut kepada perwakilan masing-masing peserta Ressort yang sukarela membayar hanya Rp. 2 juta per copi. Bagi Lansia Resort yang tidak membayar tidak berhak menerimanya. Selain itu, HKBP Distrik VIII DKI Jakarta juga menyerahkan Sertifikat Apresiasi kepada masing-masing Lansia Resort atas keikutsertaannya menyukseskan Rekor Pagelaran Angklung Lansia Terbanyak tersebut dengan mencantumkan nama-nama peserta dari setiap Resort (Gereja); yang ditandatangani Praeses Pdt. Oloan Nainggolan, Wakil Dirut MURI Osmar Semesta Susilo dan Ketum PLD Dr. Ir. Serirama Butarbutar; Dengan biaya pengganti cetak hanya Rp. 5.000 per lembar (per peserta). tsl