Gitaris Blues Kawakan
Kiboud Maulana
[DIREKTORI] Gitaris yang mengusung genre jazz dan blues ini berpengalaman mengikuti berbagai festival musik jazz di Eropa, Amerika dan Asia. Ia pernah bermain blues dengan Bapak Blues Amerika, BB King dan manggung bersama John Mayall, legenda blues dari Inggris. Kakak kandung dari gitaris Ireng Maulana ini juga dikenal sebagai komposer yang telah menggarap puluhan musik skoring untuk program televisi, radio, hingga film layar lebar.
Kiboud lahir di Jakarta pada 15 Januari 1938 dengan nama asli Boudewijn Maulana. Putra pasangan Max Maulana dan Sientje ini dibesarkan dalam lingkungan keluarga pecinta musik. Ayahnya adalah seorang gitaris yang juga pandai bermain piano, sedangkan sang ibu berprofesi sebagai penyanyi. Adiknya, Ireng Maulana dikenal sebagai gitaris yang disegani di kalangan seniman musik jazz.
Darah seni yang mengalir deras dalam dirinya kemudian membawa Kiboud bergabung dengan Orkes Studio Jakarta. Saat itulah ia mulai mempelajari berbagai instrumen musik. Mulanya Kiboud belajar memainkan biola klasik, baru kemudian beralih mempelajari teknik bermain gitar.
Sebelum dikenal sebagai musisi jazz, Kiboud terlebih dahulu menekuni genre musik rock ‘n roll dan membentuk kelompok band sendiri dengan nama The Young Boys. Grup band bentukan Kiboud ini selalu ikut dalam berbagai ajang perlombaan yang sering diselenggarakan di tahun 1960-an. Di bawah komando Kiboud, band tersebut berhasil mencetak prestasi membanggakan karena hampir selalu keluar sebagai pemenang.
Kiboud juga pernah tercatat sebagai salah satu personil Eka Sapta Band, yang beranggotakan para musisi beken, seperti Bing Slamet, Idris Sardi, Enteng Tanamal, Jopie Item, Benny Mustapha, Eddy Tulis, dan sang adik, Ireng Maulana. Pada masa inilah, popularitas band ini terus melambung dan tawaran untuk menjadi band pengiring datang silih berganti. Album rekaman mereka dalam bentuk piringan hitam bahkan laku terjual hingga ribuan copy.
Sejumlah hits berhasil dicetak, salah satunya lagu berjudul Kelip-kelip. Dalam lagu ini, aransemen musiknya diisi oleh Kiboud Maulana yang memainkan melodi dengan suara gitar khas West Montgomery. Kiboud yang saat itu lebih cenderung memainkan musik pop memang mengaku bahwa Montgomery banyak menginspirasi gaya permainannya. Eka Sapta juga banyak merilis album bernuansa instrumental.
Puas menjelajah ranah musik rock’n roll, Kiboud kemudian terjun sebagai gitaris jazz. Pengalamannya memainkan musik instrumental sewaktu masih bergabung dengan Eka Sapta Band tampaknya merupakan modal utama bagi Kiboud saat menjejakkan kaki di dunia jazz yang menuntut keterampilan memainkan musik secara instrumental. Boleh dibilang, kemampuannya sebagai solo instrumentalis sangat terasah di jenis musik ini. Tak tanggung-tanggung, meski masih tergolong sebagai pendatang baru, Kiboud sudah berkolaborasi dengan musisi jazz ternama di masa itu, yakni Jack Lesmana, Mus Mualim atau Bubi Chen, Maryono, hingga Benny Mustapha yang mengisi posisi sebagai drummer. Bersama rekan-rekannya itu, Kiboud berpartisipasi dalam ajang jazz tingkat internasional yakni Berlin Jazz Festival di Jerman pada tahun 1967.
Kiboud pernah tercatat sebagai salah satu personil Eka Sapta Band, yang beranggotakan para musisi beken, seperti Bing Slamet, Idris Sardi, Enteng Tanamal, Jopie Item, Benny Mustapha, Eddy Tulis, dan sang adik, Ireng Maulana. Pada masa inilah, popularitas band ini terus melambung dan tawaran untuk menjadi band pengiring datang silih berganti. Album rekaman mereka dalam bentuk piringan hitam bahkan laku terjual hingga ribuan copy.
Sejak saat itu, permainan gitar Kiboud cenderung lebih jazzy. Lama kelamaan pengalamannya di dunia jazz semakin bertambah. Hingga akhirnya, ia membentuk kelompok jazznya sendiri yang diberi nama Kiboud Maulana Combo. Di grup tersebut, ia menggandeng Juhari (piano), Taufik (drums), Perry Pattiselanno (bass), dan Wiharto (saxophone). Kelompok musik ini sering mendapat tawaran untuk bermain di sejumlah hotel berbintang di Jakarta seperti Hyatt Ambassador, Sahid Jaya Hotel, serta Sari Pan Pacific Hotel. Mereka juga kerap menjadi band pengiring penyanyi-penyanyi jazz top di masa itu, sebut saja Margie Segers, Ermy Kullit, dan Nunung Wardiman.
Di tahun 1983, Kiboud berkolaborasi dengan adiknya Ireng dalam sebuah album rekaman berjudul Guitar Bossa. Dari judulnya saja, penikmat musik pasti sudah bisa menerka jenis musik apa yang disajikan kedua gitaris bersaudara ini.
Ritme Bossanova memang memiliki keunikan. Setidaknya, spirit jazz bisa menggumpal dalam genre musik yang di era 60-an banyak diperkenalkan oleh Antonio Carlos Jobim, Joao Gilberto maupun Astrud Gilberto ke peta musik jazz dunia. Pengaruh bossanova pun menyeruak di khazanah musik Indonesia.
Bossanova, ragam musik Brazil yang menjejalkan atmosfir musik yang intim, teduh dan romantis, merupakan pilihan tepat bagi duo gitar Kiboud dan Ireng Maulana ini. Sebuah suguhan menyegarkan yang tak perlu membuat para pendengarnya mengernyitkan dahi. Album ini dirasa sangat cocok untuk dinikmati para pecinta musik jazz terutama mereka yang baru mulai mengenal genre musik ini.
Yang membuat album ini terasa ringan dan enak untuk dinikmati adalah pemilihan lagu-lagu di dalamnya. Album Guitar Bossa karya Kiboud dan Ireng memuat sejumlah tembang hits Indonesia, seperti Surat Undangan karya Jules Fiole yang sering dianggap memiliki kemiripan dengan I’ll Be There-nya The Jacksons Five. Ada pula lagu lawas berjudul Embun karya Cok Sinsoe dan Usmar Ismail, serta salah satu hits milik Bimbo yang populer di tahun 1979, yakni Citra ciptaan Samsudin Hardjakusumah.
Perpaduan apik gitar elektrik Gibson dan Fender terasa kian nikmat bagi penyimak album ini. Petikan gitar Kiboud dan adiknya seakan saling berdialog. Kiboud Maulana sendiri terkadang menelusuri notasi yang cenderung berbau blues. Ireng banyak menjaga ritme dengan riffing yang tak berlebihan. Sementara dari segi improvisasi, Kiboud terkesan lebih berani dalam hal penafsiran.
Perjalanan karir Kiboud dilanjutkan dengan kiprahnya bersama Idang Rasyidi, Cendyrandus Luntungan, Embong Rahardjo, Jeffry Tahalele, dan Adji Rao, yang kemudian tergabung dalam Jakarta All Stars. Grup yang namanya cukup disegani di panggung musik jazz Tanah Air ini tampil di berbagai festival bergengsi di berbagai belahan dunia salah satunya North Sea Jazz Festival. Dalam festival musik jazz yang diselenggarakan di Den Haag, Belanda itu, dalam kurun waktu 1985 hingga 1996, Kiboud dkk pernah tampil sebanyak tujuh kali. Pada 1997, Kiboud mendapat undangan untuk tampil di pertunjukan musisi jazz kaliber dunia, Miles Davis, dalam festival musik jazz tertua di Eropa, Montreux Jazz Festival yang saat itu dihelat di Swiss.
Kiboud Maulana meninggal dunia di usia 77 tahun pada hari Sabtu, 6 Juni 2015 pukul 04.25 WIB. Ia meninggal setelah dua bulan dirawat di rumah sakit karena menderita komplikasi penyakit jantung, infeksi paru-paru, dan gula. Jenazah dimakamkan di TPU Kandang, Ciganjur, Jakarta Selatan, Minggu (7/6/2015). eti | muli, red