Pendiri PAN yang Teguh Prinsip

Abdillah Toha
 
0
661
Abdillah Toha
Abdillah Toha | Tokoh.ID

[DIREKTORI] Abdillah Toha, pria kelahiran Solo, Jawa Tengah, 29 April 1942 adalah seorang politisi yang santun, dan teguh pada prinsip pluralisme, kepentingan masyarakat, bangsa dan NKRI. Salah seorang pendiri Partai Amanat Nasional (PAN) tersebut, sangat menyayangkan perjalanan PAN yang sedikit demi sedikit tapi pasti telah bermetamorfosa menjadi partai pragmatis berorientasi kekuasaan.

Anggota DPR RI dari PAN (Dapil Banten 2) periode 2004-2009 yang kemudian menjadi Penasehat Wakil Presiden RI bidang Telaah Strategis (2009-2014) itu mengatakan memang tidak ada salahnya sebuah partai berupaya meraih kekuasaan asal dilakukan demi tujuan mulia memperbaiki nasib rakyat banyak melalui prinsip kejujuran, etika dan kepentingan jangka panjang bangsa.

Namun dia sangat menyayangkan perjalanan PAN yang telah bermetamorfosa menjadi partai pragmatis yang berorientasi kekuasaan. Kekecewaannya memuncak tatkala PAN bergabung dengan sekelompok partai dan ormas yang banyak bermasalah dalam mendukung seorang calon presiden 2014 yang latar belakang dan misinya tidak sejalan dengan prinsip utama didirikannya PAN. Bahkan lebih dari itu, PAN telah menempatkan ketua umumnya sebagai calon wakil presiden tersebut,” keluhnya.

Apalagi kemudian, dalam proses kampanye untuk menyukseskan calon presiden itu, “kita semua tahu bahwa PAN telah membiarkan segala cara termasuk cara-cara yang tidak terhormat untuk menjatuhkan lawannya, tidak peduli konsekuensi buruk yang ditimpakan kepada bangsa yang sedang membangun sistem demokrasi yang sehat,” tulis Abdillah Toha dalam surat terbuka menyuarakan kekecewaannya yang ditujukan kepada Ketua Umum PAN Hatta Rajasa, yang karena alasan pragmatis dan ambisi kekuasaan mau menjadi Cawapres pendamping Prabowo Subianto, mantan Danjen Kopassus yang diberhentikan dari dinas militer akibat terkait pelanggaran HAM penculikan aktivis tahun 1998 (Rekomendasi DKP ABRI).

Sebagai partai yang lahir dari rahim reformasi, menurutnya PAN boleh dikatakan sebagai partai yang relatif masih lebih bersih dibanding beberapa partai lain yang sudah banyak berlumuran masalah. Maka, dia pun mengambil sikap berbeda dengan partainya dalam Pilpres 2014. Kendati tidak sempurna, dia lebih memilih mendukung pasangan Jokowi-Jusuf Kalla ketimbang pasangan Prabowo-Hatta Rajasa.

Sebagai partai yang lahir dari rahim reformasi, menurutnya, PAN boleh dikatakan sebagai partai yang relatif masih lebih bersih dibanding beberapa partai lain yang sudah banyak berlumuran masalah. Maka, dia pun mengambil sikap berbeda dengan partainya dalam Pilpres 2014. Kendati tidak sempurna, dia lebih memilih mendukung pasangan Jokowi-Jusuf Kalla ketimbang pasangan Prabowo-Hatta Rajasa.

Jejak Rekam

Abdillah Toha menamatkan pendidikan menengah di SMEAN II Solo. Kemudian melanjut hingga meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Gajah Mada. Selain itu, dia memperdalam pengetahuan dan meraih gelar sarjana jurusan Commerce, Faculty of Economics and Commerce, University of Western Australia, lulus dengan First Class Honors, bersamaan dengan Gubernur Bank Indonesia Prof. Dr Boediono, yang lulus pada jurusan Ekonomi di Universitas yang sama pada tahun 1966. Kemudian, dia sempat mengajar mata pelajaran Operations Research dan melakukan riset marketing di almamaternya itu. Selain itu, dia juga merupakan alumnus Asia Pacific Center for Security Studies (APC-SS), Honolulu, Hawai.

Pengalaman kerja (karier)-nya pun sangat beragam. Dia pernah menjabat Assistant Manager Bank of Amerika, Managing Director Touche Ross Indonesia, Chief Executive Officer (CEO) Jan Darmadi Corporation, President Direktur Investrade Group, dan Managing Director Setdco Group.

Kemudian, dia mendirikan sekaligus menjabat Komisaris Utama Kelompok Penerbit Mizan. Juga mendirikan dan menjabat Direktur Utama Baraka Group, perusahaan yang bergerak di bidang property, trading dan management consultancy.

Toha juga aktif dalam berbagai organisasi. Saat mahasiswa dia aktif sebagai pengurus HMI. Dia juga menjadi pengurus ICMI, pengurus Ikatan Financial Executive Indonesia (IFEI), dan ketua Australia Indonesia Association. Dia juga salah seorang pendiri dan anggota Dewan Pembina Yayasan Paramadina. Bahkan aktif sebagai Executive Director Institute for Socio-Economic and Political Studies (In-SEP), Pendiri dan pengurus kelompok Pusat Pengembangan Agribisnis, serta pendiri dan pengurus Yayasan Rumah Sakit Mata AINI.

Pendiri PAN

Pria bertubuh tegap ini menjadi salah satu tokoh pendiri Partai Amanat Nasional (PAN). Pada awal gerakan reformasi 1998, dia bersama beberapa tokoh lainnya seperti Amien Rais, AM Fatwa, Bambang Sudibyo, Hatta Rajasa, Goenawan Mohammad, Faisal Basri dan lain-lain, mempunyai visi dan tujuan bersama dalam melihat perkembangan dan memajukan demokrasi di Tanah Air setelah tumbangnya pemerintahan Orde Baru.

Advertisement

Mereka bersepakat mendirikan PAN dengan identitas sebagai partai politik yang menjadikan agama sebagai landasan moral dan etika berbangsa dan bernegara yang menghargai harkat dan martabat manusia serta kemajemukan dalam memperjuangkan kedaulatan rakyat, keadilan sosial, dan kehidupan bangsa yang lebih baik untuk mewujudkan Indonesia sebagai bangsa yang makmur, maju, mandiri dan bermartabat.

PAN adalah partai yang bersifat terbuka bagi warga negara Indonesia, laki-laki dan perempuan yang berasal dari berbagai pemikiran, latar belakang etnis maupun agama, dan mandiri.

Visinya adalah terwujudnya PAN sebagai partai politik terdepan dalam mewujudkan masyarakat madani yang adil dan makmur, pemerintahan yang baik dan bersih di dalam negara Indonesia yang demokratis dan berdaulat, serta diridhoi Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa.

Misi PAN adalah mewujudkan kader yang berkualitas; mewujudkan PAN sebagai partai yang dekat dan membela rakyat, mewujudkan PAN sebagai partai yang modern berdasarkan sistem dan manajemen yang unggul serta budaya bangsa yang luhur; mewujudkan Indonesia baru yang demokratis, makmur, maju, mandiri dan bermartabat; mewujudkan tata pemerintahan Indonesia yang baik dan bersih, yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum, serta mencerdaskan kehidupan bangsa; mewujudkan negara Indonesia yang bersatu, berdaulat, bermartabat, ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, serta dihormati dalam pergaulan internasional. Garis Perjuangan Partai : partai dan pemenangan pemilu; perkaderan yang handal; partai yang dicintai rakyat; membangun organisasi PAN yang modern.

Identitas, sifat, visi dan misi PAN tersebut diperjuangkan dalam setiap gerak perjuangan politiknya. Dia pun aktif sebagai pengurus di DPP PAN hingga sebagai anggota Majelis Penasihat Partai. Pada Pemilu 2004, dia terpilih menjadi Anggota DPR dari Dapil Banten 2. Di DPR dia menjadi anggota Komisi I DPR dan Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, serta Vice President Executive Committee dari Inter-Parliamentary Union (IPU) yang berkantor pusat di Jenewa, Swiss. Bahkan dia sempat menjabat Ketua Fraksi PAN.

Dalam menjalankan tugasnya sebagai anggota DPR, dia dikenal sebagai seorang politisi yang santun, emosinya terkontrol dan selalu terukur dalam mengeluarkan pernyataan, ide dan buah pikirannya. Dengan cara santun dan tenang serta tutur kata yang teratur tersebut dia mampu dan konsisten memperjuangkan visi-misi dan kebenaran yang diyakininya demi kepentingan rakyat, bangsa dan negara. Dia politisi yang cukup disegani oleh kawan maupun lawan.

Selaku Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI dia amat gigih memperjuangkan resolusi yang diusung DPR RI dalam sidang IPU ke-116 di Denpasar, Bali. Salah satu isi resolusi tersebut adalah perlawanan parlemen-parlemen dunia terhadap terorisme dan mendesak Amerika Serikat untuk segera menarik mundur pasukan militernya dari Irak. Sebab, invasi AS atas Irak justru telah menciptakan teroris-teroris baru.

Sesungguhnya agenda IPU yang dibahas pada saat itu merupakan agenda yang telah ditentukan dan ditetapkan setahun sebelumnya. Namun, berkat keuletan diplomasi parlemen Indonesia yang dipimpinnya, dapat meyakinkan parlemen-parlemen negara lain, sehingga agenda tambahan tentang terorisme itu akhirnya disetujui dan diterima. Palemen negara lain yang pertama mendukungnya adalah Iran, India, dan Mexico.

Setelah mengikuti beberapa kali pertemuan IPU, nama politisi berlatar belakang keluarga pebisnis ini pun makin kesohor di mata anggota parlemen mancanegara. Maka, dia menjadi satu-satunya anggota parlemen Indonesia yang berhasil dipercaya menjadi anggota Komite Eksekutif IPU. Tidak mudah untuk bisa menjadi anggota komite eksekutif IPU tersebut, selain melihat integritasnya juga harus melewati debat dan voting yang amat ketat.

Sebagai Ketua BKSAP DPR RI, dia selalu menyerukan pentingnya diplomasi parlemen. Sebab menurutnya hubungan internasional dan hubungan diplomasi tidak cukup dilakukan antara eksekutif dengan eksekutif, tetapi juga parlemen harus mampu melakukan peran diplomasi.

Kemandirian Bangsa

Sebagai anggota parlemen, dia juga selalu giat mendorong dan mengkritisi pemerintah untuk melakukan upaya maksimal untuk menegakkan kedaulatan dan kemandirian bangsa. Di antaranya di bidang ekonomi. Dalam membangun perekonomian nasional, dia menilai pemerintah selalu dibayangi ketakutan bahwa jika ‘berbeda sikap’ dengan negara-negara besar akan berdampak terhadap turunnya minat investasi. Padahal, menurutnya, hal tersebut tidaklah benar karena jika infrastruktur baik, kepastian hukum terjamin, hubungan perburuhan baik, serta birokrasi lancar, maka para investor asing akan datang dengan sendirinya. “Dalam paham kapitalisme, materi (uang) tidak punya agama dan idelogi,” tegasnya.

Dia mencontohkan Perdana Menteri Mahatir Mohammad bisa dengan tegas ‘berbeda sikap politik’ dengan negara-negara besar, terutama Amerika Serikat dalam kebijakan luar negerinya, tetapi para investor asing tetap mau berinvestasi di negara tersebut. Jadi menurutnya, ini soal mental pemerintah.

Dia menyarankan, agar Indonesia dan negara-negara ASEAN lainnya jangan selalu bergantung kepada Amerika. Konkritnya, dia pun menyarankan agar membentuk cadangan keuangan global baru yang tak bergantung kepada Dollar. Dia mencontohkan Venezuela yang telah melakukan nasionalisasi terhadap perusahaan minyaknya dan ternyata langkah negara tersebut tidak membuat pergi para pemilik modal asing. Dia berharap kiranya timbul keberanian pemerintah Indonesia untuk melakukan renegosiasi kontrak dengan perusahaan-perusahaan minyak asing.

Mantan Presiden Australia Indonesia Association, dan Presiden Ikatan Pelajar Indonesia di Australia tersebut dalam blognya (http://abdillahtoha.wordpress.com/about/) mengatakan bahwa ada tiga persoalan utama yang mesti segera diselesaikan pemerintah ke depan. Pertama, penegakkan hukum. Dia memandang, apabila hal ini dilakukan, akan dapat mengatasi masalah-masalah lain, seperti pemberantasan korupsi, kolusi dan nepotisme, mengurangi kebocoran negara guna meningkatkan anggaran pendidikan dan kesehatan masyarakat, serta menumbuhkan ekonomi riil guna menciptakan lapangan kerja dan mengentaskan kemiskinan. Kedua, mendorong perlunya dilakukan affirmative action oleh pemerintah kepada masyarakat kecil seperti petani dan nelayan. Ketiga, masalah utang luar negeri, dan keempat, memperkuat civil society.

10 Alasan Dukung Jokowi-JK

Toha mengemukakan sebagai salah seorang pendiri Partai Amanat Nasional, bersama beberapa pendiri lain serta beberapa anggota dan ex anggota PAN, dia memutuskan memilih calon presiden yang tidak didukung PAN pada pemilihan presiden 2014. Dia pun mengemukakan paling sedikit ada 10 alasan kelebihan Jokowi yang mendasari keputusannya tersebut. Kesepuluh alasan Abdillah Toha mendukung Jokowi-JK tersebut adalah:

  • Pertama, Jokowi tidak tercela. Jelas dia bukan manusia sempurna, tetapi setidaknya dia tidak punya beban masa lalu yang berpotensi mengganggu tugasnya sebagai presiden. Sejauh ini dia telah terbukti jujur dan bersih, serta tulus, dan terbuka. Di tangan orang bersih seperti inilah kita seharusnya lebih memercayakan program pemberantasan korupsi yang telah menggerogoti negeri ini selama berpuluh tahun.
  • Kedua, Jokowi berprestasi. Tidak diragukan lagi bahwa Jokowi telah menunjukkan prestasi kerja masa lalu (track record) yang meyakinkan. Sebagai wali kota Solo, dia adalah salah satu kepala daerah terbaik di negeri ini, bahkan mungkin di dunia. Kepentingan rakyat didahulukan sehingga ketika terpilih kembali sebagai wali kota untuk periode kedua, dia mendapatkan dukungan tidak kurang dari 90% pemilih. Sebagai Gubernur DKI Jakarta, walau belum sampai 2 tahun, dia telah menunjukkan hasil kerja yang bagus dengan merancang dan sekaligus mengimplementasikan beberapa program pro rakyat dengan cepat dan tanpa ragu (kartu sehat, kartu pintar, BPMKS di Solo, MRT, dsb).
  • Ketiga, Jokowi bukan pengurus partai. Walau dia anggota partai dan dicalonkan oleh partai, dia bukan pengurus partai, apalagi ketua umumnya. Sebagai presiden RI dia tidak akan disibukkan dengan rapat-rapat dan persoalan partai sehingga perhatiannya tidak akan terbelah dan dapat memusatkan pikirannya kepada kerja negara. Permintaan ketua umum PDIP kepadanya untuk menjadi petugas partai harus diartikan sebagai imbauan untuk menjalankan ideologi partai.
  • Keempat, Jokowi pengambil keputusan. Gayanya yang lemah lembut mengelabui kita seakan dia seorang pemimpin yang tidak tegas. Ketegasan dalam mengambil keputusan telah sering dibuktikannya dalam possinya sebagai wali kota Solo (menolak usul pembangunan mal oleh gubernur Jawa Tengah saat itu), memberhentikan pejabat tinggi DKI yang tidak berprestasi (walikota Jakarta Selatan) dan banyak lagi. Ketegasan seseorang tidak dicerminkan oleh cara bicaranya yang keras dan meledak-ledak.
  • Kelima, Jokowi pluralis. Sangatlah berbahaya bila di negeri yang sangat majemuk seperti Indonesia, kita dipimpin oleh seorang presiden yang berwatak ekslusif. Jokowi seorang Muslim yang taat dan telah menunaikan ibadah haji serta empat kali umroh dengan biaya sendiri, tetapi juga sangat toleran terhadap mereka yang beragama dan berkeyakinan lain. Dia telah membuktikan sebagai pemimpin pluralis yang membela dan melindungi hak minoritas (kasus lurah Susan), dan berkomitmen menjaga kebinekaan bangsa demi keutuhan NKRI. Jokowi tidak punya program pemurnian agama dalam visi misinya yang berbahaya bagi persatuan bangsa.
  • Keenam, Jokowi bukan pedagang politik. Walaupun dia berlatar belakang seorang pengusaha, tapi urusan kursi pemerintahan tidak diperdagangkannya. Sejak awal dia telah mengatakan bahwa prinsip koalisinya non-transaksional. Artinya, dia tidak akan membagi-bagikan posisi kabinet hanya atas dasar garis partai tetapi mencari dan menempatkan the right man in the rght place. Ini sudah dibuktikannya ketika dia menjabat sebagai gubernur DKI dengan melelang berbagai jabatan penting di DKI.
  • Ketujuh, Jokowi penyelesai konflik. Hal ini telah dibuktikannya berkali-kali baik di Solo maupun di DKI seperti dengan menyelesaikan masalah PKL di Solo serta masalah Tanah Abang dan rumah-rumah liar di DKI. Konflik kraton Surakarta yang gagal diselesaikan oleh pemerintah pusat, berhasil diselesaikannya dalam waktu beberapa bulan. Keunggulannya terletak pada cara penyelesaian yang damai tanpa menimbulkan kerusuhan dan keresahan, karena rakyat kecil korban penyelesaian tidak diabaikan begitu saja tetapi ditampung atas tanggungan pemerintah. Kemampuannya di bidang ini akan dilipatgandakan dengan bantuan cawapres Jusuf Kalla yang berprestasi besar menyelesaikan masalah Aceh dan Poso.
  • Kedelapan, Jokowi reformis. Sangatlah menonjol ketika belum sampai 2 tahun menjabat gubernur DKI dia telah berhasil membobol kebiasaan-kebiasaan lama birokrasi yang cenderung koruptif dan tidak efisien. Membuat KTP di DKI sekarang hanya memerlukan waktu sehari, bukan sebulan seperti sebelumnya. Sebagai wirausahawan, cara berpikirnya segar dengan selalu mencari terobosan dan pemikiran out of the box. Bertahap tapi konsisten, rasionalisasi pegawai negeri DKI terus dilaksanakan dan disiplin ditingkatkan. Dia juga memberi suri tauladan dengan menunjukkan dirinya sebagai pekerja keras. Jokowi seorang demokrat tulen yang tidak percaya kepada kekuatan uang untuk memenangkan pemilihan.
  • Kesembilan, Jokowi sederhana dan hemat. Kesederhanaan dan wajah kerakyatan Jokowi tak terbantahkan dan kasat mata. Beberapa anggaran DKI yang mubazir dipotongnya sedangkan penerimaan APBD DKI melonjak drastis berkat tarnsparansi pengelolaan pajak. Dia bukan orang yang gila hormat, lebih suka bersepeda dan jalan kaki dan menolak selalu dikawal dengan vorijder. Tidak pandai berbicara tetapi santun. Bukan pendendam dan tidak pernah melayani berbagai kampanye hitam terhadapnya. Menolak menerima gaji sebagai walikota Solo dan Gubernur DKI karena sudah merasa cukup dari penghasilannya sendiri sebagai pengusaha.
  • Kesepuluh, Jokowi kepala keluarga sakinah. Memimpin negara atau institusi apapun harus dimulai dengan kemampuan memimpin keluarga. Keluarga Jokowi dikenal sebagai keluarga yang bahagia. Istrinya, Iriana, seorang wanita yang sederhana dan tidak banyak menuntut serta lebih senang mengurusi urusan rumah tangga daripada ikut campur dalam urusan politik suami. Ketiga anaknya adalah anak-anak idaman setiap orang tua. Berpendidikan cukup dan yang sulung seorang pengusaha catering yang tidak mau menggantungkan sumber permodalannya dari orang tuanya. Demikian alasan Toha mendukung Jokowi-JK. Ch. Robin Simanullang | TokohIndonesia.com
Data Singkat
Abdillah Toha, Anggota DPR RI 2004-2009 / Pendiri PAN yang Teguh Prinsip | Direktori | Politisi, Pengusaha, DPR, PAN, Mizan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini