Piawai Mengolah Cahaya

Darwis Triadi
 
0
1310
Darwis Triadi
Darwis Triadi | Tokoh.ID

[DIREKTORI] Karya-karya fotografinya yang inovatif sudah tertuang dalam berbagai media mulai dari majalah, kalender, poster, iklan, sampai company profile. Fotografer yang berspesialisasi pada fotografi bidang human interest ini juga sangat dikenal di kalangan selebritis dan model karena mahir di bidang fotografi fashion dan kecantikan. Lewat buku, majalah dan sekolah yang didirikannya, ia ingin berbagi ilmu fotografi dan berkomitmen mencetak fotografer profesional yang idealis.

Andreas Darwis Triadi atau yang populer dikenal dengan nama Darwis Triadi lahir di Solo, 15 Oktober 1954. Saat masih kecil, Darwis yang dibesarkan di lingkungan budaya Jawa tradisional ini mulai terasah jiwa seninya. Mulanya ia tertarik dengan lukisan terutama karya Rembrandt. Darwis kagum pada penggunaan cahaya di setiap karya pelukis ternama dunia itu.

Pada tahun 1979, Darwis kemudian mengarahkan minatnya ke bidang fotografi. Itu pun setelah sempat berkarier sebagai seorang penerbang. Darwis kemudian mempelajari seluk beluk ilmu fotografi secara otodidak lewat buku-buku literatur dan mengandalkan olahrasa. Darwis juga mengaku sangat menyukai buku-buku berbau petualangan atau wartawan perang. Sebab dari buku-buku itu biasanya selalu terselip karya fotografi yang indah dan humanis. Tak ketinggalan, ilmu desain pun turut dipelajari untuk memperkaya kemampuan artistiknya.

Ia mengawali karirnya hanya dengan bermodal kamera Nikon F pinjaman milik almarhum temannya, Tafi. Darwis hanya membutuhkan waktu sekitar dua tahun hingga akhirnya merasa siap untuk memulai karir profesionalnya sebagai fotografer.

Untuk memperkaya wawasan dan pengalamannya di dunia fotografi, Darwis kerap mengambil bagian dalam sejumlah pameran. Berkat ketekunannya, Darwis berhasil menyabet beragam prestasi dan penghargaan yang telah diakui baik di dalam maupun luar negeri.

Ayah dua anak ini sering mendapat kepercayaan untuk menampilkan karyanya di berbagai media dan ajang bergengsi misalnya dalam majalah tahunan Hasselblad yang berskala internasional pada tahun 1990. Dalam kurun waktu bersamaan, Darwis juga sempat mempresentasikan slide andalannya dalam acara Photo Kina International Competition di Köln, Jerman. Kompetisi tersebut digelar dalam rangka Hasselblad International Annual. Pada 1991, majalah internasional Vogue memajang karyanya pada artikel spesial tentang Indonesia. Bron Elektronik AG dari Swiss yang merupakan produsen lampu Broncolor, memilih Darwis Triadi untuk mengisi kalender Broncolor tahun 1997.

Fotografi buat saya seperti denyut nadi kehidupan saya, vibrasi kehidupan, jadi tidak hanya persoalan uang/komersil tapi ada suatu tanggung jawab,” kata penggiat Asosiasi Professional Photographer Indonesia (APPI) ini. Lebih lanjut, Darwis menjelaskan bahwa jika bicara fotografi berarti bicara cahaya, maka seorang fotografer yang baik harus benar-benar memahami arti pencahayaan, selain juga dituntut menguasai alat yang digunakan.

Agar publik dapat melihat kemampuannya, Darwis merasa harus memiliki suatu ciri khas. Karena itu ia memutuskan untuk mengambil spesialisasi pada satu bidang. Human interest menjadi pilihannya, walaupun pada perjalanannya ia masih mengerjakan proyek-proyek foto landscape. Spesialisasi foto itu sudah dijalaninya sejak awal berkarir meski saat itu belum populer di Indonesia.

Saat ini, Darwis tengah berkonsentrasi pada kecantikan dan fashion fotografi. Di kalangan selebritis, nama Darwis sudah tak asing lagi. Sudah tak terhitung kaum pesohor yang gambarnya pernah diabadikan mantan suami Maria Regina Citra Yuliastuti itu. Hasil jepretan kameranya nampak begitu hidup dan artistik. Sebagai fotografer profesional yang sudah kaya pengalaman, Darwis tentunya sangat memperhatikan segala aspek penunjang kualitas sebuah foto, termasuk hal-hal non teknis. Salah satu contohnya adalah interaksi timbal balik rasa dengan objek foto.

Hal itu penting sekali karena di situ ada suatu etika yang harus diperhatikan, yang mungkin juga berkaitan dengan mood si fotografer. Dengan objek manusia, ia tak bisa seenaknya bersikap yang mungkin memberi kesan yang kurang baik terhadap objek foto. Singkat kata, memotret itu juga ada penanganan khusus. Pengalaman selama lebih dari tiga dekade membuat kepekaannya terus terasah. Ia dengan mudah menangkap dan memanfaatkan pemandangan alam yang menakjubkan dalam tiap karya-karyanya.

Dunia fotografi memang bukan sekadar lahan untuk mengais rezeki, namun lebih dari itu, seperti yang diungkapkan Darwis Triadi dalam sebuah wawancara yang dikutip dari Kompasiana, “Fotografi buat saya seperti denyut nadi kehidupan saya, vibrasi kehidupan, jadi tidak hanya persoalan uang/komersil tapi ada suatu tanggung jawab,” kata penggiat Asosiasi Professional Photographer Indonesia (APPI) ini. Lebih lanjut, Darwis menjelaskan bahwa jika bicara fotografi berarti bicara cahaya, maka seorang fotografer yang baik harus benar-benar memahami arti pencahayaan, selain juga dituntut menguasai alat yang digunakan. Maka dari itu, Darwis tak segan mempelajari teknik pencahayaan hingga jauh ke Swiss.

Advertisement

Selain telah banyak melahirkan foto-foto bernilai seni tinggi, Darwis juga menuangkan ilmu fotografinya dalam beberapa buku, misalnya Kembang Setaman, Secret Lighting, serta Terra Incognita Tropicane. Darwis juga mendirikan majalah Indonesian Photography. Uniknya dalam dua buku fotografinya Kembang Setaman dan Secret Lighting, fotografer kawakan ini hanya menyelipkan sedikit tulisan. Alasannya, fotografi itu harus dipraktekkan, jadi teori itu cuma 20%, sedangkan sisanya adalah praktik. Meski begitu, menurut Darwis, harus diakui fotografer generasi muda saat ini punya minat baca yang luar biasa. Sangat jauh dibandingkan fotografer angkatannya yang dinilai malas membaca.

Tak cukup hanya lewat lembaran kertas, Darwis juga kerap membagikan pengalamannya dalam berbagai seminar dan workshop tentang fotografi. Karena dunia fotografi di Indonesia semakin menggeliat dengan banyaknya kaum muda yang berminat menekuni profesi ini secara profesional atau sekadar menyalurkan hobi. Darwis mengungkapkan bahwa Indonesia sekarang ini sedang mengalami euforia di dunia fotografi secara fisik karena adanya rotasi, terlebih sekarang ini banyak situs, blog yang bisa dimanfaatkan untuk mempublikasikan karya foto. Berkembangnya teknologi fotografi digital saat ini juga semakin mempermudah fotografer pemula melakukan praktek secara terus menerus. “Fotografi itu seperti melukis dengan cahaya. Dengan teknologi digital maka proses yang sebelumnya harus melalui proses cetak yang panjang menjadi sangat singkat,” urai pria berkumis tebal ini.

Keadaan itu amat jauh berbeda dibandingkan dengan zamannya. Belajar fotografi sangat sulit karena keterbatasan sarana. Melihat antusiasme yang seakan kian tak terbendung, Darwis pun terdorong untuk mendirikan sekolah calon fotografer dengan namanya sendiri, Darwis Triadi School of Photography di Jakarta, Surabaya, dan Bandung. Mendirikan sekolah fotografi sesungguhnya merupakan obsesi lama seorang Darwis Triadi untuk membuat belajar fotografi itu lebih mudah.

Soal sekolah yang didirikannya ini, Darwis mengatakan tidak semata-mata melihat dari segi bisnis namun juga tetap menjaga ideologi fotografinya. Ia mengungkapkan pentingnya mencetak fotografer handal yang idealis untuk menghindari yang banyak terjadi saat ini dimana peminat fotografi diberikan informasi hanya dari sisi branding alat, tanpa bicara filosofi dan ideologi. Oleh sebab itu, siapa saja yang belajar di tempatnya, komunikasi tetap terjaga antara Darwis dengan muridnya. Di tiap akhir sesi materi yang diberikan, ia selalu hadir untuk mengulas kembali dan juga ada sesi tanya jawab langsung.

Dengan sekolah yang didirikannya itu, Darwis ingin terus membuktikan komitmennya mencetak fotografer berbakat. Jika ingin menjadi seorang fotografer profesional, tidak hanya dibutuhkan bisa memotret dengan baik dan benar tapi juga dibutuhkan landasan mental profesional. Satu lagi yang harus diingat, di dunia fotografi tidak mengenal kepangkatan, yang lebih senior harus lebih bijaksana dan para pemula juga harus selalu gelisah untuk berbuat yang lebih baik. eti | muli, red

Data Singkat
Darwis Triadi, Fotografer Profesional / Piawai Mengolah Cahaya | Direktori | fotografer, fotografi

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini