Rektor Kaya Terobosan

Musliar Kasim
 
0
341
Musliar Kasim
Musliar Kasim | Tokoh.ID

[DIREKTORI] Terobosan-terobosan yang dilakukannya saat menjabat sebagai Rektor Universitas Andalas memberi inspirasi bagi banyak orang. Ia berhasil membawa Unand menempati rangking 26 dari 100 perguruan tinggi terbaik di ASEAN dan peringkat 8 secara nasional. Maka tidaklah berlebihan bila profesor bidang ilmu pertanian ini ditunjuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menempati posisi Wakil Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Bidang Pendidikan.

Musliar Kasim lahir di Padang Ganting, Tanah Datar, 29 April 1958. Guru Besar pertanian dan suami dari Dra. Nasni Yetti ini telah banyak menorehkan prestasi sejak masa mahasiswa. Beliau adalah lulusan terbaik di Fakultas Pertanian Universitas Andalas (Unand), Padang, tahun 1983. Setelah tamat S1, ia menjadi pengajar di almamaternya. Selang 10 tahun, Musliar terpilih sebagai Dosen Teladan di Fakultas Pertanian dan Dosen Teladan di Unand.

Sebelum menjadi Rektor Unand, sejumlah jabatan strategis pernah diduduki oleh bapak tiga orang anak ini. Di antaranya, sebagai Sekretaris Lembaga Penelitian Unand (1994-2000), Ketua Lembaga Pengabdian Masyarakat Unand (2000-2002), dan Pembantu Rektor Bidang Administrasi dan Keuangan Unand (2002-2005).

Alumnus Pascasarjana University of The Philippines di Los Banos ini terpilih sebagai Rektor Unand tahun 2006-2009, menggantikan Prof. Dr. Marlis Rahman. Tahun 2009-2013, ia kembali terpilih menjadi rektor untuk masa jabatan kedua. Namun sebelum menyelesaikan masa jabatannya, potensinya telah dilirik oleh Mendiknas dan diusulkan menjadi Inspektur Jenderal (Irjen) Kemdiknas. Atas referensi Kemdiknas pula, kini ia ditunjuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai Wakil Menteri Bidang Pendidikan di tahun 2011. Presiden SBY secara spesifik memintanya untuk mengembangkan dunia pendidikan yang cerdas dan punya karakter. Serta mempunyai kepentingan pasar dan daya saing yang menghasilkan alumni dunia pendidikan yang baik.

Permintaan Presiden SBY itu sejalan dengan kiprah yang dilakukan Musliar Kasim sebelumnya. Di bawah kepemimpinannya, Unand banyak menuai prestasi. Di antaranya, membawa Unand sebagai PTN Terbaik II Nasional di luar Pulau Jawa (Hasil Akreditasi BAN PT) ; Peringkat 14 Nasional dalam kriteria alumni perguruan tinggi yang paling diminati perusahaan atau Peringkat I di luar Pulau Jawa (versi Pusdata Majalah Tempo tahun 2006) ; Universitas dengan jumlah guru besar terbanyak (130 Guru Besar/Profesor) di Sumatera (2010). Selain itu, Unand termasuk dalam 100 perguruan tinggi terbaik di ASEAN (peringkat 26), peringkat 8 di Indonesia (terbaik di luar pulau Jawa) berdasarkan survey Webome­tric per Januari 2011.

Saat menjadi Rektor Unand, Musliar Kasim juga berinovasi untuk mengubah paradigma para lulusan Unand yang lebih memilih menjadi pegawai negeri sipil (PNS) dibanding jadi pengusaha selepas lulus kuliah. Musliar memulai terobosannya dengan membuka mata kuliah pilihan baru, kewirausahaan.

Saat menjadi Rektor Unand, Musliar Kasim juga berinovasi untuk mengubah paradigma para lulusan Unand yang lebih memilih menjadi pegawai negeri sipil (PNS) dibanding jadi pengusaha selepas lulus kuliah. Musliar memulai terobosannya dengan membuka mata kuliah pilihan baru, kewirausahaan pada tahun 2007. Kuliah ekstrakurikuler ini diadakan sekali seminggu, pada Kamis atau Jumat sore dan menghadirkan pengusaha dalam dan luar negeri. Setidaknya sampai sekarang sudah didatangkan ratusan CEO/pengusaha sukses selindo (seluruh Indonesia), termasuk CEO Jawa Pos Dahlan Iskan.

Keinginan Musliar mengubah imej lulusan Unand agar tak sekadar menggantungkan cita-cita menjadi PNS, juga didasari pertimbangan makin sempitnya peluang di PNS. Mau tak mau, menjatuhkan pilihan menjadi pengusaha adalah satu alternatif pilihan tepat. Mengingat masih besarnya peluang untuk menjadi pengusaha di Indonesia. Ia berharap melalui kuliah kewirausahaan ini, lulusan Unand bisa mengembangkan ilmu atau pengalaman yang didapat selama mengikuti kuliah. Paling tidak, mereka bisa memulai usaha kecil-kecilan seperti menjadi penyalur air galon, jual makanan kecil, bisnis pulsa elektronik dan lainnya.

Menurut Musliar, adanya mata kuliah kewirausahaan menjadi solusi tepat dalam membekali mahasiswa setelah tamat nantinya. Karena, sudah tak jaman lagi lulusan yang dihasilkan kurang bersaing dan bernyali dalam bursa tenaga kerja. Selain merugikan alumnusnya sendiri, juga akan merusak citra almamater.

Musliar mengaku inovasi yang dilakukannya terinspirasi dari metode perkuliahan yang diterapkan di sekolah Yayasan Ciputra. Di sekolah Ciputra, pengajaran mata kuliah kewirausahaan sudah diajarkan sejak sekolah dasar. Jadi, wajar saja para lulusannya bisa bersaing dengan lulusan perguruan tinggi lainnya. “Kalau tidak dari sekarang kita memulainya, kapan lagi. Realitas sekarang, pengusaha di Indonesia banyak berasal dari etnis Tionghoa. Jadi, kapan lagi kita bisa menyiapkan lahirnya pengusaha lokal. Apalagi masyarakat Sumbar sejak dulu identik dengan jiwa dagangnya,” ujarnya.

Belakangan, pelaksanaan kuliah kewirausahaan ini sudah mulai berbuah hasil. Sejumlah mahasiswa secara berkelompok sudah ada yang mulai berwirausaha. Geliat tersebut mendapat dukungan dari pihak rektorat dan Dirjen Dikti Depdiknas, yang memberikan dukungan permodalan. Alhasil program yang dirintisnya itu, kini menjadi salah satu program Depdiknas dan dikembangkan di seluruh perguruan tinggi. Depdiknas juga membekali program ini dengan memberikan bantuan pengembangan sebesar Rp1 miliar per perguruan tinggi.

Advertisement

Bukan hanya itu, Musliar juga ingin menciptakan para intelektual baru yang cerdas, dapat bersaing dan diterima pasar serta berkarakter. Guna membentuk mahasiswa dan lulusan yang berkarakter, ia mengambil beberapa cara. Salah satunya, mewajibkan seluruh mahasiswa yang tinggal di asrama kampus untuk rutin melakukan Shalat Subuh berjamaah di Masjid Kampus. Usai shalat, mahasiswa ini tak langsung pulang, tapi mendengarkan ceramah dari orang-orang yang sukses di bidangnya. Program ini, menurutnya adalah bagian dari upaya Unand dalam membentuk mahasiswa berkarakter. Artinya, mahasiswa Unand tak hanya sukses di bangku perkuliahan saja, namun juga memiliki karakter keagamaan yang kuat.

Selain itu, Musliar bersama jajarannya kala itu juga berkomitmen melakukan pembenahan dan melengkapi infrastruktur di kampus Unand. Salah satu misinya adalah membawa Unand menjadi salah satu universitas berbasis IT terkemuka dan terdepan di kawasan nasional dan internasional. Pihaknya juga terus meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam hal ini tenaga pendidik (dosen). Caranya, dengan menyekolahkan dosen-dosennya ke universitas ternama di luar negeri, membenahi metode pengajaran dengan mempersingkat masa tamat. Kemudian, meningkatkan fasilitas pelayanan di Unand dan membuka program-program baru.

Bahkan Musliar bersama Dewan Penyantun Unand sejak beberapa tahun belakangan melaksanakan program Anugerah Unand. Kegiatan itu rutin digelar Unand dua tahun sekali. Tujuannya, untuk memacu kinerja semua pihak dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Penghargaan diberikan kepada dosen, karyawan dan mahasiswa yang berprestasi. guh, red

Data Singkat
Musliar Kasim, Wakil Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) / Rektor Kaya Terobosan | Direktori | Guru Besar, Pendidikan, Rektor, universitas, perintis, universitas andalas, Wakil Menteri, wamen

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini