
[SELEBRITI] Bertahun-tahun menderita penyakit langka membuat dia mendekatkan diri pada Sang Pencipta. Sambil menahan sakit, pria yang terkenal berkat Telekuis Jari-Jari ini mengisi kesehariannya dengan belajar, berkarya dan mengajak orang untuk terus berjuang dan jangan menyerah.
Nama Ferrasta Soebardi mungkin terdengar asing tapi jika menyebut nama Pepeng tentu sebagian masyarakat Indonesia cukup mengenal sosok seniman yang satu ini. Pria yang lahir di Sumenep, Madura, Jawa Timur, 23 September 1954 ini sudah lama berkibar di panggung hiburan Tanah Air khususnya dunia lawak. Pepeng mengawali karirnya saat masih berstatus sebagai mahasiswa pada tahun 1978. Saat itu, ia berhasil menjuarai Lomba Lawak Mahasiswa. Sementara posisi kedua dan ketiga ditempati Krisna Purwana dan Nana Krip.
Tak disangka, lomba itu ternyata membawa ketiga komedian tersebut berkiprah di dunia hiburan. Bersama Krisna dan Nana, Pepeng lalu membentuk grup lawak bernama Bahana Joke dan juga FKR 246. Ia sempat mendirikan grup musik humor, Gmselo, singkatan dari Gerak Musik Seloroh. Sukses di kancah musik humor, Pepeng mulai merambah dunia film dengan membintangi film Rojali dan Juleha pada 1979. Baru di tahun 1986, karir Pepeng mulai menunjukkan peningkatan berarti. Adalah Sys NS yang membawa Pepeng, Krisna, dan Nana bergabung dalam Sersan Prambors, sebuah program di radio Prambors. Di tahun yang sama, ia kembali berakting di dua film layar lebar sekaligus, yakni Sama-Sama Enak, dan Anunya Kamu.
Sayangnya, kebersamaan Pepeng dengan Sersan Prambors hanya bertahan selama setahun. Grup tersebut bubar pada 1987. Selama beberapa tahun, nama Pepeng pun menghilang dari gegap gempita dunia hiburan. Ia lebih memilih berkarier sebagai pekerja kantoran. Pada 1988, Pepeng pernah tercatat sebagai pegawai Bank Pinaesaan. Setahun kemudian ia pindah ke Bakrie Brothers.
Namanya kembali mencuat pada 1992 dan langsung membuat heboh. Lantaran kemunculannya terbilang tak biasa. Dengan gayanya yang ekstrem, ia membawakan sebuah acara kuis bertajuk Telekuis Jari-Jari, sebuah program acara interaktif melalui telepon selama tiga menit yang tayang di RCTI. Padahal di masa itu, seorang pembawa acara kuis selalu tampil dengan elegan, kaku, dan terkesan formil. Sukses dengan Jari-Jarinya, Pepeng kembali mendapat tawaran, kali ini memandu acara talkshow berjudul Warna-Warni.
Pepeng sempat terjun ke dunia politik setelah terdaftar sebagai kader dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Ia juga pernah dicalonkan sebagai anggota legislatif di kota kelahirannya Sumenep, Madura, Jawa Timur.
Namun karir ayah empat anak ini di dunia hiburan dan politik harus terhenti pada Maret 2005 setelah divonis menderita Multiple Sclerosis (MS). Penyakit yang tergolong langka yang menyerang otak dan sumsum tulang belakang itu mengharuskannya memakai kursi roda. Tapi di masa sakitnya, ia masih bisa menyelesaikan studinya di Pasca Sarjana Psikologi Universitas Indonesia. Ia berhasil mempertahankan thesisnya yang berjudul Intervensi Sosial pada 4 Agustus 2006 dengan nilai sangat memuaskan (A).
Meski waktunya lebih banyak dihabiskan di atas tempat tidur, ia masih aktif menyalurkan hobi menulis dengan laptopnya. Tulisannya itu akan dicetak menjadi sebuah buku berjudul Di Balik Jari-Jari. Buku ini juga disebut-sebut sebagai pintu pembuka bagi Pepeng untuk menerbitkan buku seri-seri berikutnya tentang motivasi. “Masih banyak tulisan-tulisan saya yang akan menjadi buku-buku berikutnya,” ujar Pepeng optimis.
Thesis tersebut berbentuk sebuah program yang ia buat di Desa Sumurugul, Wanayasa, Purwakarta. Di desa tersebut, bersama 10 orang teman seangkatannya, Pepeng mencanangkan program yang mereka bagi dalam 4 kategori, yaitu pengembangan aspek politik, ekonomi, pendidikan dan kesehatan, sedangkan Pepeng sendiri membuat sebuah Radio Siaran Komunitas yang diberi nama YESS FM 88 Sumurugul.
Meski waktunya lebih banyak dihabiskan di atas tempat tidur, ia masih aktif menyalurkan hobi menulis dengan laptopnya. Tulisannya itu akan dicetak menjadi sebuah buku berjudul Di Balik Jari-Jari. Buku ini juga disebut-sebut sebagai pintu pembuka bagi Pepeng untuk menerbitkan buku seri-seri berikutnya tentang motivasi. “Masih banyak tulisan-tulisan saya yang akan menjadi buku-buku berikutnya,” ujar Pepeng optimis.
Kemampuan menulis Pepeng memang bermula dari kegemarannya membaca buku sejak muda. Ia mengaku menyukai segala macam buku. Tak heran, ribuan buku telah dikoleksinya hingga sekarang. Buku juga menjadi salah satu sahabat setia Pepeng selama ia sakit dan terbaring di atas tempat tidur. Puluhan buku terlihat berjejer di rak yang dipasang tepat di samping ranjang Pepeng.
Penyakit yang dideritanya juga menginspirasi Pepeng untuk membuat website yang diberi nama Indonesian Multiple Sclerosis Group. Situs ini, kata Pepeng diharapkan menjadi tempat berkumpulnya sesama penderita MS di Indonesia yang berjumlah 26 orang. “Memang enggak banyak, tetapi saya yakin terus berkembang. Kami afiliasi ke Inggris, lalu menghubungi Departemen Kesehatan RI. Mudah-mudahan mendapat perhatian,” tutup Pepeng penuh harap.
Pepeng juga rajin menjalin silaturahmi dengan sesama penderita MS lewat SMS. Lewat SMS pula, Pepeng selalu memberi semangat kepada para penderita MS yang tersebar di berbagai kota. Cara itu diyakininya merupakan salah satu obat mujarab. Selain menimba ilmu lewat internet dengan laptopnya, sejak tahun 2010, Pepeng juga menjalankan bisnis secara online, yakni berjualan domain dari tempat tidurnya.
Pepeng pun tak berhenti ngebanyol dengan gayanya yang khas meski dilakukan sambil berbaring. Baginya, hidup ini harus diisi dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat. “Dalam hidup, kita harus melakukan dengan segala macam bentuk tindakan yang cerdas,” tutur Pepeng seperti dikutip dari situs tabloid realita. Tindakan cerdas yang dimaksud adalah dengan memanfaatkan waktu yang ada untuk mendekatkan diri kepada Allah dan juga melakukan kegiatan yang produktif.
Hampir setiap hari ada saja orang yang bertandang ke kediamannya di bilangan Kompleks Bumi Pusaka Cinere, Depok. Namun bukan untuk menaruh rasa iba, tapi justru menimba ilmu hidup dari Pepeng. Guyonan khas Madura selalu menjadi selingan segar ketika berbincang dengan para tamu yang mengunjunginya. Tetapi, setiap berbicara, Pepeng sejatinya dihujani rasa sakit. Karena guyonan segar dan sapaan hangatnya, lawan bicara sering lupa bahwa Pepeng sedang sakit. Pepeng justru mampu menebar semangat hidup dan tetap berhubungan dengan dunia luar lewat laptopnya.
Meski menderita penyakit yang belum ditemukan obatnya itu, Pepeng tidak larut dalam kesedihan. Ia masih bersemangat menatap masa depan sambil terus mengupayakan kesembuhan. Ketegaran untuk melawan penyakitnya itu juga berkat dorongan dari sang istri, Utami Mariam Siti Aisyah. Wanita yang sehari-hari akrab disapa Tami itu setia mencurahkan waktu dan tenaganya untuk merawat Pepeng.
Tidak hanya itu, sejak sang suami bergulat dengan penyakitnya, Tami juga menggantikan peran Pepeng sebagai tulang punggung keluarga. Tami mencari nafkah sebagai penjahit busana muslimah. Melihat pengorbanan Tami, tekad Pepeng untuk sembuh semakin bertambah kuat. Meski raganya tak berdaya, ia tetap gigih menjalani kehidupan. Gelar master yang berhasil diraihnya di tahun 2006, belum cukup membuatnya puas. Ia berencana melanjutkan pendidikan hingga meraih gelar doktor (S3). Semangat Pepeng ini sekaligus menunjukkan bahwa kondisi yang dialaminya saat ini tidak menjadi kendala untuk mengukir prestasi akademik.
Pada awal Januari 2011, setelah lama tak mengisi acara di televisi, Pepeng kembali tampil di layar kaca tvOne dalam acara talkshow Ketemu Pepeng yang tayang setiap Sabtu pukul 22:00 – 23:00 WIB. Talkshow inspiratif yang dikemas sebagai sebuah acara silaturahmi, pertemuan antara sahabat, idola maupun seorang pejabat itu menghadirkan sosok Pepeng dengan suara yang khas dan gaya humorisnya.
Perjuangan, semangat hidup dan suka duka yang dialaminya menjadi benang merah obrolan dengan setiap tamu yang hadir. Para tamu yang hadir adalah mereka yang mempunyai cerita yang inspiratif dan figur Pepeng akan menjadi teman bicara yang menarik sambil melontarkan lelucon yang ringan namun tetap berisi.
Ketemu Pepeng dilengkapi dengan hiburan musik yang dikemas sedemikian rupa sehingga grup musik yang tampil dan judul lagu yang dinyanyikan sesuai dengan tema acara tersebut. Apakah Talkshow Ketemu Pepeng akan seperti kuis Jari-jari? Di akun facebooknya Pepeng menjawab dengan gaya khasnya, “Ya nggak lah, hahahahahha. Saya mana bisa loncat-loncat kayak Jari jari?”. eti | muli, red