
VISI BERITA (Merubah Paradigma, 20 Maret 2008) – Selama tiga bulan terakhir ini, ada sesuatu yang agak ‘lucu’ terkait dengan fokus masyarakat dan media. Setelah sepanjang Desember didera oleh banjir, termasuk hingar-bingar berita soal banjir di berbagai media, selama bulan Januari, berita-berita yang muncul digantikan oleh berita soal kondisi kesehatan Pak Harto yang sangat kritis. Begitu Pak Harto mangkat, banjir yang seolah ‘tahu diri’ itu datang lagi, menenggelamkan rumah-rumah dan menjadi ‘bintang utama’ di halaman depan berbagai media.
Baca Online: Majalah Berita Indonesia Edisi 55 | Basic HTML
Banjir (baca juga: bencana) di negeri ini sudah menjadi tema yang sering diperbincangkan namun miskin solusi konkret. Bencana banjir yang merentang dari Jawa Tengah hingga Jawa Timur (termasuk Situbondo), misalnya, cuma ditanggapi sebagai musibah atau peristiwa yang lumrah adanya. Meski penyebab banjir sudah diketahui – penurunan mutu lingkungan berupa hutan gundul dan berkurangnya lahan terbuka hijau di hulu sungai yang berfungsi menyerap air hujan – langkah konkret seperti penghijauan dan mengembangkan hutan kota baru sebatas khayalan.
Setiap kali banjir datang, beberapa pihak kemudian saling menyalahkan. Sebagian lagi menelurkan gagasan-gagasan agar banjir tidak terulang lagi. Namun, begitu banjir berlalu, semua pihak lupa akan gagasan-gagasannya. Ketika musim kemarau, banjir tidak pernah dibicarakan dan ditangani. Kalaupun gagasan-gagasan itu sempat diimplementasikan, sering kali kandas di tengah jalan karena kurang mendapat dukungan. Tidak pernah belajar dari pengalaman – itulah yang kita rasakan setiap kali kota-kota di negeri ini dilanda banjir.
Jakarta sebagai ibukota negara juga tidak luput dari banjir. Banjir yang terjadi tahun ini meski tidak sedahsyat tahun lalu, meninggalkan coreng moreng bagi negara. Bagaimana tidak? Ibukota negara yang sudah padat, macet, dan semrawut ini juga menyusahkan warga negara lain. Jalur menuju Bandara Soekarno-Hatta ditutup dan lumpuh selama dua hari. Akibatnya, ratusan penerbangan tertunda, ribuan penumpang terlantar dengan kerugian ratusan miliar rupiah. Kenyataan ini membuat kita bertanya-tanya, turis mana yang mau datang ke negara banjir yang presidennya pun harus ganti mobil karena tak dapat menembus banjir. Padahal banjir itu cuma disebabkan oleh hujan lokal.
Sebagian orang kemudian memelototkan matanya ke Gubernur DKI Jakarta. Kini giliran Bang Foke, gubernur yang baru menjabat setengah tahun ini, yang harus mencak-mencak memarahi pihak-pihak yang menurutnya bertanggung jawab atas banjir di Jakarta. Bang Foke jelas tidak bisa dibiarkan sendirian mengatasi banjir. Masalah banjir ini membutuhkan kerja sama dari banyak pihak termasuk presiden sebagai kepala negara dalam menjaga wibawa ibukota negara yang menjadi pusat pemerintahan. Bukankah Jakarta adalah simbol Indonesia?
Banjir yang berminggu-minggu melanda sebagian wilayah di Jakarta dan Jawa Barat membuat Wakil Presiden Jusuf Kalla turun tangan meninjau langsung ke lapangan. Fotonya yang terpampang besar di halaman depan sebuah harian ibukota menunjukkan keseriusannya mengamati lokasi-lokasi yang tergenang dari atas helikopter. Saat itu, Wapres didampingi Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, Gubernur Jawa Barat Danny Setiawan, Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah, serta Bupati Bogor dan Bupati Tangerang.
Turut hadir pula Ketua Bappenas Paskah Zuzeta, Menteri PU Djoko Kirmanto, Menteri Kehutanan MS Kaban, dan Menko Kesra Aburizal Bakrie. Setelah meninjau banjir, Kalla langsung memimpin rapat koordinasi penanggulangan banjir di Gedung BKKBN, Jalan Raya Halim, Jakarta Timur. Langkah konkret apa yang diambil setelah peninjauan itu? Sebuah pertanyaan yang selalu dilontarkan setiap kali pejabat datang meninjau banjir. Jawabannya pun sama, cuma mereka yang tahu.
Sebelum Jusuf Kalla meninjau, beberapa hari sebelumnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah mendengarkan presentasi Fauzi Bowo tentang kendala yang dihadapi dalam menanggulangi banjir di Jakarta. Dalam rapat terbatas yang dihadiri Jusuf Kalla, Menteri PU, Kesra, Perekonomian, serta beberapa anggota Kabinet Indonesia Bersatu itu, Fauzi Bowo menuding terhambatnya pembangunan kanal timur akibat kendala pembebasan lahan sebagai penyebab banjir tersebut. Selain itu, ada pula persoalan tata ruang dan penggunaan lahan yang salah kaprah. Namun, setelah banjir berlalu, pertemuan itu seolah tidak pernah ada.
Lantas, apa yang harus kita perbuat agar negeri ini tidak dikenal sebagai negeri pelanggan banjir? Sudah cukup banyak solusi yang ditawarkan dan tinggal diimplementasikan. Mulai dari membuat sumur resapan, memulihkan situ-situ, membuat danau buatan, hingga memperluas hutan kota untuk memperbanyak daerah resapan dan konservasi air. Semua gagasan tersebut sulit diimplementasikan karena membutuhkan solusi holistik dan jangka panjang.
Selain itu, diperlukan kesamaan visi di antara para pemimpin yang terkait mulai dari presiden, para menteri, hingga gubernur dan bupati. Visi ‘Tirta Sangga Jaya’ (Kanal Penyangga Jakarta) yang dilontarkan oleh Syaykh Al-Zaytun AS Panji Gumilang (Berita Indonesia Edisi 36), bisa memberikan gambaran solusi holistik seperti apa yang diperlukan oleh Jakarta dan daerah sekitarnya. Sedangkan untuk mencegah banjir dan longsor yang sering terjadi di daerah lainnya, gerakan penghijauan dan pengembangan hutan kota perlu lebih digiatkan.
Untuk menopang 83% kawasan Indonesia yang termasuk daerah rawan bencana alam, peran Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana (Bakornas PB) perlu diperkuat. Jika perlu, dibentuk lembaga baru yang lebih superior dalam menangani tanggap darurat, kesiapsiagaan, pemberdayaan korban, hingga menangani kewenangan pendistribusian bantuan. Semua instansi yang terkait bekerja di bawah komando satu lembaga itu. Diharapkan, penanggulangan bencana bisa dilakukan secara terencana, terkoordinasi, dan terpadu.
Paradigma penanganan bencana alam juga harus diubah dari upaya rehabilitasi ke pencegahan. Sebab, jumlah rupiah yang dikeluarkan untuk pencegahan jauh lebih kecil dibandingkan jumlah rupiah kerugian yang harus kita relakan tiap kali banjir datang. Perubahan paradigma ini harus dilakukan oleh semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat. (red/BeritaIndonesia)
Daftar Isi Majalah Berita Indonesia Edisi 55
Dari Redaksi
- Dari Redaksi – Hal. 4
Visi Berita
- Merubah Paradigma – Hal. 5
Surat Pembaca
- Surat Pembaca – Hal. 6
Berita Terdepan
- Membagi Jatah BBM – Hal. 8
Highlight/Karikatur Berita
- Highlight/Karikatur Berita – Hal. 9
Berita Utama
- TSJ-Megapolitan: Solusi Atasi Banjir – Hal. 16
- Ketika Manusia Menyebabkan Luka – Hal. 20
- Faktor-faktor Penyebab Bencana – Hal. 21
- Bencana, Pengungsi, dan Wabah Penyakit – Hal. 22
- BNPB untuk Antisipasi Bencana – Hal. 24
- Bencana Meluas Sampai Jauh – Hal. 27
Berita Khas
Berita Nasional
- Lumpur Lapindo: Bencana Alam atau Bukan? – Hal. 30
- Harga Minyak Goreng Melonjak – Hal. 31
Berita Hukum
- Yang Dinanti di Meja Hijau – Hal. 32
- PR Nan Tak Kunjung Selesai – Hal. 33
Lentera
- Kecerdasan Berkesenian di Al-Zaytun – Hal. 34
- Grup Keroncong Perdamaian Mahad Al-Zaytun: “Al-Zaytun lah Wujudnya …” – Hal. 38
Berita Hankam
Berita Politik
- Aroma Politik di Pilgub BI – Hal. 42
- RUU Pemilu Disetujui – Hal. 44
- Fraksi PDI-P Tepati Janji – Hal. 45
- Jusuf Kalla Ketua Bappilu Golkar – Hal. 45
Berita Mancanegara
- Lingkaran Balas Dendam – Hal. 46
- Raul Castro, Presiden Baru Kuba – Hal. 46
- Suku Aborigin Terima Kompensasi – Hal. 47
- Separuh Warga Dunia Akan Tinggal di Kota – Hal. 47
Berita Ekonomi
- Pemerintah Revisi APBN 2008 – Hal. 48
- Indonesia Korban Ekonomi Global – Hal. 49
- Pajak Hambat Merger Perbankan – Hal. 50
- Bursa Saham Rontok – Hal. 51
Berita Daerah
- H. Iding Srihadi Adiwinata,Dipl.WUM,ME.: Menyikapi Pengaruh Global Warming – Hal. 52
- Dana Swakelola Pendidikan Rawan Korupsi – Hal. 54
- Kejari Tarakan Tunggu Pengaduan – Hal. 55
Berita Tokoh
- Eddie Widiono: Lolos dari Pusaran Media – Hal. 56
- Sutiyoso: MenyerapAspirasi Rakyat – Hal. 56
- Hj. Siti Hardiyanti Rukmana: Penerus Cita-cita Ayahanda – Hal. 57
Berita Perempuan
Berita Budaya
- Singa dan Naga Penolak Bala – Hal. 59
Berita Feature
Berita Iptek
- Dua Laptop Untuk Dua Pekerjaan – Hal. 61
- Windows 7, Asli atau Palsu – Hal. 62
Berita Lingkungan
- Habitat Baru Si Kepala Bundar – Hal. 63
Lintas Media
- Listrik, Lumpur Lapindo, dan Natuna – Hal. 64
Berita Hiburan
- MxPx: Punk Band Pemberi Inspirasi – Hal. 65
Berita Olahraga
- PSSI Ditunggu 5 Agustus – Hal. 66
- Majukan Olahraga dengan UU SKN – Hal. 66