
[OPINI] – Suwardi Suryaningrat atau lebih terkenal sebagai Ki Hajar Dewantara, lahir di Yogyakarta 2 Mei 1889, pendiri Taman Siswa pada tanggal 3 Juli 1922, Bapak Pendidikan Nasional yang kemudian hari kelahirannya 2 Mei ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), mengajarkan kepemimpinan kepada bangsa untuk tut wuri handayani, ing madyo mangun karso, dan ing ngarso sung tulodo. Artinya, kepemimpinan itu di belakang memberi dorongan, di tengah membangun prakarsa, dan di depan memberi teladan.
Mantan Presiden RI, KH Abdurrahman Wahid menyebutkan arti seorang pemimpin bagi Islam, dia adalah pejabat yang bertanggungjawab tentang penegakan perintah-perintah Islam dan mencegah larangan-larangan-Nya, atau, Amar Ma’ruf Nahi Munkar.
Seorang pemimpin, seperti halnya Gajah Mada, George Washington, Mahatma Gandhi, Napoleon Bonaparte, Billy Graham, Martin Luther King Jr, dan sederet nama lain memiliki tugas, kewajiban dan tanggungjawab bukan hanya berpikir tentang hak mereka sebagai pemimpin. Pemimpin disebut cakap dan luar biasa bila dia tidak sekedar memiliki visi dan melaksanakan visinya. Melainkan, ini yang terutama, dia bisa mengimpartasikan visinya itu kepada orang lain.
MAJALAH TOKOH INDONESIA 12 ? TOKOH UTAMA: Zaenal Soedjais, CEO Bermata Elang = Bangun Komunitas Masyarakat Baru = Kiat Kendalikan “Si Jumbo” Pusri ?DEPTHNEWS: Adu Janji Para Capres-Cawapres = Wiranto-Wahid = Mega-Hasyim = Amien Siswono = Susilo-Kalla = Hamazah-Agum ?TOKOH PILIHAN: Franz Magnis-Suseno SJ ?SELEBRITI = Deddy Mizwar ?KAPUR SIRIH: Sang Pemimpin Bangsa ?SURAT: Panji Gumilang dst. Kali ini kami mengapresiasi proses penampilan pemimpin bangsa melalui Pemilu Presiden 2004 yang menawarkan lima pasangan capres-cawapres. Referensi kepemimpinan di muka kata sekapur sirih ini kami maksudkan untuk memperkaya pemahaman kita akan pemimpin yang hendak dipilih. Inilah kesempatan pertama rakyat Indonesia memilih langsung pemimpinnya. Ini adalah sebuah nikmat yang Tuhan karuniakan kepada bangsa. Karena itu kali ini layak disebut suara rakyat adalah suara Tuhan.
Siapapun pemimpin yang nanti akan terpilih dia adalah pemimpin yang kita pilih, dialah pemimpin yang nanti akan kita urapi. Sebaliknya, pemimpin itulah nanti yang akan menyampaikan visi Tuhan kepada bani Indonesia. Dialah yang akan menerjemahkan dan mewujudkan apa rencana Tuhan atas Indonesia. Yaitu rencana damai sejahtera.
Sebagai tokoh utama, kali ini kami mengangkat Zaenal Soedjais, dia adalah chief executive officer PT Pupuk Sriwijaya Palembang membawahi banyak anak perusahaan. Berlatar pendidikan sarjana akuntansi dan manajemen bisnis, Zaenal Soejais kami sebut “Sang CEO Bermata Elang” karena kejeliannya memimpin perusahaan raksasa sekelas PT Pusri. Sebagai CEO bak seekor elang, Zaenal Soedjais sangat menyukai tantangan dan bahaya, dan kreatif mewujudkan visi dan misinya membangun komunitas yang sehat.
Kami menampilkan Prof. Dr. Franz Magnis-Suseno, SJ seorang “Kasman” atau bekas Jerman, kini Direktur Program Pasca Sarjana STF Driyarkara, sebagai tokoh pilihan. Jakarta, Juli 2004 *Redaksi Kapur Sirih, Majalah Tokoh Indonesia 12