
[OPINI] – Di tengah kegalauan dan kecemasan akan sinyalemen terjadinya kerusuhan ‘berdarah-darah’ pada Pemilu Legislatif 5 April 2004, rakyat telah menentukan pilihannya dengan aman dan tenteram. Pilihan rakyat itu adalah suara, pesan, aspirasi dan harapan masa depan yang lebih baik.
Ketika kehidupan di negeri ini terasa masih semakin menyesakkan, lewat Pemilu itu berkembang harapan akan masa depan yang lebih baik. Diharapkan, reformasi akan berlanjut dan berpihak pada kepentingan rakyat. Sebab setelah lima tahun era reformasi, keadaan masyarakat, bangsa, dan negara tampaknya belum dapat disebut lebih baik, kecuali adanya kebebasan.
Kenyataan ini memang tidak mudah mengatasinya. Mimpi reformasi untuk membangun Indonesia baru yang lebih baik itu ternyata tidak mudah mewujudkannya, sehinggga kini belum menjadi kenyataan. Namun, suara rakyat lewat Pemilu ini setidaknya dapat memicu kemauan kuat dari para elit politik dan penguasa untuk mewujudkan tujuan reformasi itu, yakni Indonesia baru, yang bermuara pada kesejahteraan rakyat.
MAJALAH TOKOH INDONESIA 10 ? TOKOH UTAMA: Surya Dharma Paloh = Bisnis dan Pentas Politik = Kader Golkar yang Kritis = Pencetus Konvensi Golkar = Cermin dari Daud Paloh = Butuh Perubahan Besar = TOKOH PILIHAN: Soebagijo IN = BERITA: Koalisi Anti Mega = BERITA TOKOH: Yusril Ihza M, Aisyah Aminy, Djafar H. Assegaff, Subrata, GM Tampubolon = SELEBRITI: Cut Tari, Cut Memey, Nurul Arifin = KAPUR SIRIH: Suara Masa Depan Baru saja Pemilu Legislatif berlangsung dengan damai. Rakyat telah menentukan pilihannya. Itu adalah suara rakyat yang berharap akan masa depan yang lebih baik. Kemudian akan segera dilanjutkan Pemilu Presiden tahap pertama pada 5 Juli 2004. Rakyat juga akan menentukan pilihannya secara langsung. Mereka akan memberi suaranya pada Calon Presiden yang diharapkan akan mampu menjemput masa depan bangsa dan negara ini, yang jauh lebih baik dari keadaan saat ini.
Siapa pun tokoh yang akan terpilih jadi presiden, pastilah dia menjadi tumpuan harapan akan datangnya Indonesia baru yang lebih damai, adil, makmur dan sejahtera. Suara harapan masa depan ini, kiranya janganlah dikandaskan oleh janji-janji kosong partai dan tokoh yang sering mengklaim mampu memecahkan segala macam masalah dengan mudah.
Namun kiranya harapan ini membangkitkan komitmen, kekuatan dan dorongan kepada para anggota legislatif, eksekutif dan yudikatif untuk berkehendak baik menjalankan tugasnya dalam usaha membangun tata kehidupan bersama yang lebih adil dan makmur.
Setidaknya, inilah salah satu pesan yang dapat kita tangkap dari suara rakyat yang telah dan akan menentukan pilihannya dalam Pemilu. Kita membutuhkan para tokoh yang mampu dan mau menyerap suara itu dengan sungguh-sungguh.
Kita berkeyakinan masih banyak tokoh yang peka terhadap aspirasi masa depan rakyat itu. Mereka adalah para pembawa suara masa depan, yang berkeinginan kuat menjemput masa depan bangsa dan negara ini, lebih adil dan makmur.
Pada edisi ini, kami menampilkan sosok salah seorang tokoh yang tak berlebihan bila kami sebut salah seorang dari tokoh pembawa suara masa depan itu. Ia seorang publisher, pengusaha dan kader Partai Golkar yang menyuarakan pemberantasan KKN. Dia adalah Surya Paloh. Di samping itu, kami juga menampilkan sosok seorang wartawan senior, Soebagijo IN, yang kami juluki sebagai kamus hidup sejarah pers Indonesia. Hal mana sejarah adalah wadah untuk memperoleh kebajikan. Jakarta, Mei 2004 *Redaksi ?Kapur Sirih, Majalah Tokoh Indonesia 10