Mantan Mendikbud 1985-1993

Fuad Hasan
 
0
1734
Fuad Hasan
Fuad Hasan | Tokoh.ID

[ENSIKLOPEDI] Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof Dr Fuad Hassan meninggal dunia Jumat 7 Desember 2007 pukul 15.40 di RS Cipto Mangunkusumo. Pria kelahiran Semarang 26 Juni 1929 itu meninggal akibat komplikasi beberapa penyakit. Jenazah disemayamkan di rumah duka Jl Brawijaya X/2 Kebayoran Baru, Jakarta.

Gesekan Biola Mendikbud 1985-1993

Prof Dr Fuad Hasan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Menteri P&K – Mendikbud) Kabinet Karya Pembangunan IV dan V (1985-1993), tak pernah bercita-cita jadi menteri. Pria kelahiran Semarang, 26 Juni 1929, ini semasa kecil, malah ingin menjadi konduktor. Dia piawai menggesek biola, mengikuti darah seni ayahnya, Ahmad Hassan pemain mandolin.

Anak kedua dari empat bersaudara terbilang nakal saat masih SD sampai SMA di Solo. Dia sering membolos untuk main biola. Berangkat dari rumah membawa tas sekolah, tapi sering singgah ke rumah tetangga untuk mengambil biola, lalu ke RRI. Kenakalan ini akhirnya ketahuan sama sang ayah, tetapi tidak dimarahi. Ayahnya yang berpaham liberal memberi kebebasan kepada anak-anaknya untuk menekuni cita-cita, apa saja baik, asal jangan setengah-setengah.

Bermaksud mengasah kemampuan musiknya, pada 1950 Fuad berangkat ke Jakarta untuk mengikuti tes masuk sekolah musik di Roma, Italia. Tapi niat itu urung karena pengaruh temannya. Dia juga melihat orang yang main musik puluhan tahun, tapi tak ada yang menggubris. Hal itu membuatnya mengurungkan niat jadi musikus profesional.

Akhirnya, Fuad tidak jadi ke Roma. Dia memilih masuk Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI), lulus 1958. Kemudian belajar filsafat ke Universitas Toronto, Kanada, 1962. Setelah itu, Fud meraih gelar doktor dari UI (1967), dengan disertasi berjudul Neurosis sebagai Konflik Eksistensial. Kemudian dia menjadi guru besar (profesor) Fakultas Psikologi UI (FPs- UI).

Fuad mengawali karir sebagai Asisten pada Balai Psikoteknik Departemen P & K (1952- 1956). Kemudian menjadi Asisten Jurusan Psikologi Fakultas Kedokteran UI (1956-1958). Tahun 1965 menjadi Tenaga Ahli diperbantukan pada Koti G-5 dan Anggota Tim Ahli bidang Politik Staf Presiden (1966-1968).

Selain dosen (guru besar) di Fakultas Psikologi UI, Fuad juga meluangkan waktu menjadi Dosen Seskoad, Seskoal dan Lemhanas (1966-1976). Sebagai dosen, Fuad dikenal dekat dengan mahasiswa. Tahun 1968-1970, berkiprah politik praktis di Senayan sebagai Anggota DPR/MPR-RI. Setelah itu, Fuad diangkat menjabat Dekan Fakultas Psikologi UI, merangkap Direktur Lembaga Studi Strategis Dewan Pertahanan Keamanan Nasional (1972-1976).

Kemudian, dia dipercaya menjabat Duta Besar RI untuk Mesir, merangkap Sudan, Somalia, dan Jibouti (1976-1980). lalu menjadi Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Luar Negeri (1980-1985) merangkap Anggota MPR-RI (1982-1987).

Karena Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof Dr Nugroho Notosusanto meninggal dunia, Prof Dr Fuad Hassan dipercaya Presiden Soeharto menggantikannya meneruskan periode Kabinet Karya Pembangunan IV (1985-1988), dilantik 30 Juli 1985. Kemudian dia dipercaya kembali memimpin Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kabinet Karya Pembangunan V (1988-1993).

Saat hari pertama masuk kantor sebagai menteri, dia menegaskan tidak mengganti perabotan ruang kerja pendahulunya. Tdak diubah sedikit pun. Hal ini mencerminkan kebijakannya mencanangkan ”stabilitas kurikulum” sampai akhir Pelita IV. Fuad ingin membuang konotasi ‘ganti menteri ganti kurikulum. ”Gonta-ganti sistem dan kurikulum akan banyak menimbulkan keresahan masyarakat, anak didik, juga para guru,” katanya sebagaimana dikutip Tempo.

Advertisement

Fuad juga segera membenahi administrasi untuk menghilangkan Siap. Forum Pendidikan dan Kebudayaan pun dibentuk, yang anggotanya tokoh- tokoh pendidikan dan kebudayaan di masyarakat. Forum inil dioptimalkan untuk menumbuhkan gagasan, sekaligus menampung kecaman, kritik, untuk meningkatkan mutu pendidikan dan kebudayaan.

Pria yang menikah dengan Tjiptaningroem (dosen di Fakultas Sastra UI) tahun 1958 dan dikaruniai dua anak, juga membenahi pendidikan nonformal, mengefisienkan promosi doktor, jaminan guru, mengatasi perkelahian antarpelajar dan bisnis skripsi pun dikecamnya. Di bidang seni, ia ingin membuat galeri nasional, yang memajang karya seni bangsa.

Hari-hari senggangnya sering diisi dengan menyalurkan hobinya menggesek biola. Walaupun dia tidak punya jadwal khusus untuk main biola. Namun, kalau sudah main biola, dia bisa melepas segalanya dan lupa segalanya, hingga pernah lupa ke kantor saking asyiknya. Dia memang seorang pemimpin yang bersahaja, yang menikmati hidup apa adanya, sebagai rahmat dari Tuhan yang Maha Kuasa. e-ti/tsl, sumber pdat.co.id

Data Singkat
Fuad Hasan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (1985-1993) / Mantan Mendikbud 1985-1993 | Ensiklopedi | Guru Besar, MPR, Menteri, Dosen, UI, psikologi

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini