Gerak Cepat Politik Paloh

A-Min Penuhi PT

Surya Paloh Anies Baswedan Muhaimin Iskandar
 
0
104
Surya Paloh bergerak cepat mendeklarasikan pasangan bakal Capres-Cawapres Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar di Surabaya, 2 September 2023

Catatan Kilas Ch. Robin Simanullang

Gerak cepat politik Surya Paloh, sekali lagi, mengagetkan para elit politik negeri ini. Ketum Partai NasDem itu secara ‘mengejutkan’ menggandeng PKB mendeklarasikan Muhaimin Iskandar sebagai Calon Wakil Presiden (2/9/2023) pendamping Anies Baswedan yang sudah lebih awal dideklarasikannya sebagai Capres (3/10/2022). Suatu gerak cepat politik brilian yang ditempuhnya dengan langkah sangat sederhana. 

Politik bukan entitas sederhana, tetapi seseorang bisa menemukan kesederhanaan dalam wujud politik itu. Hal ini berhubungan dengan pilihan. Pilihan berarti mengatakan tidak pada satu jalan untuk mengatakan ya pada jalan lain. Tidak dapat memiliki (memilih) semuanya. Harus ada yang dikorbankan. Setiap pilihan adalah pengorbanan dari satu jalan ke jalan lainnya. Setiap pe­ngorbanan seperti itu adalah penyederhanaan.

Surya Paloh menempuhnya dengan cara sederhana dan insting alami. Tanpa banyak bicara, dia bergerak cepat, terbang tanpa sayap, tidak terduga dan bebas. Itu adalah seni, seni politik, seni empiris, seni imajinasi, yang tidak ada ilmunya. Setelah hampir satu tahun NasDem, Demokrat dan PKS berkoalisi (Koalisi Perubahan dan Persatuan) mengusung Anies sebagai Capres dan Tim Delapan bolak-balik berunding dengan berbagai kerumitannya, terutama tentang penentuan Cawapres, yang sempat mengerucut kepada nama AHY (Ketum Demokrat), tiba-tiba Surya Paloh menentukan pilihan mendeklarasikan Muhaimin Iskandar.

Deklarasi Muhaimin itu tampak sangat mengagetkan para elit politik, terutama elit politik Demokrat, PKS dan Gerindra. Ketua Majelis Tinggi Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono segera memimpin rapat. “Ini sebuah emergency meeting karena terjadi peristiwa yang sangat mengejutkan dan tidak pernah kami bayangkan ini akan terjadi,” kata SBY di Cikeas, Bogor, Jumat, 1 September 2023. Demokrat pun mencabut dukungan pencapresan Anies, Demokrat keluar dari KPP. Anies dan Surya Paloh (NasDem) dipandang telah berkhianat.

Sikap lebih tenang diperlihatkan elit PKS. Kendati juga merasa terkejut dan tidak diajak berunding lebih dulu sebelum mendeklarasikan Cawapres Muhaimin, mereka menyatakan tetap mendukung Anies sebagai Capres dan tentang Cawapres Muhaimin akan dibicarakan dalam Musyawarah Majelis Suryo. Dengan sikap politik ini, deklarasi Anies-Muhaimin (A-Min) masih diujung jari PKS kendati sudah memenuhi persyaratan Presidential Threshold. PKS berdiplomasi untuk mendulang posisi tawar politik lebih strategis.

Sementara, Partai Gerindra juga tak heran jika terkejut, walau tidak menyatakannya. Gerindra yang sebelumnya sudah hampir satu tahun menjalin Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) dengan PKB dengan kesepakatan, antara lain, tentang Capres dan Cawapres ditentukan oleh Prabowo dan Muhaimin. Dalam hal ini, Muhaimin (PKB) sudah menyatakan mendukung Prabowo sebagai Capres, sementara Prabowo (Gerindra) tak kunjung menyatakan Muhaimin sebagai Cawapres. Bahkan ketika Partai Golkar dan PAN (yang masing-masing mengusung Cawapres) menyatakan ikut bergabung, Prabowo mengubah nama koalisi dari KKIR menjadi Koalisi Indonesia Maju tanpa lebih dahulu merundingkannya dengan Muhaimin (PKB).

PKB yang punya misi mengusung Muhaimin sebagai Cawapres merasa indikasi tereliminasi. Suatu keadaan yang sesungguhnya sudah terindikasi jauh sebelumnya dari sikap Prabowo dan Gerindra yang tak kunjung menyatakan Muhaimin sebagai Cawapres.

Insting politik Surya Paloh tampaknya sudah melihat indikasi tereliminasinya Muhaimin itu. Sehingga Nasdem tak mau buru-buru mendeklarasikan AHY sebagai Cawapres pendamping Anies. Menurut Anies, Surya Paloh tidak menolak AHY, tetapi harus ditunggu dan dipilih yang lebih berpeluang menang hingga batas pendaftaran. Surya Paloh tampaknya sudah memprediksi Muhaimin akan tersingkir dari Cawapres pendamping Prabowo.

Saat situasi PKB dan Muhaimin sedang galau dan tereliminasi itu tiba, dengan cepat dan cekatan, Surya Paloh segera ‘menolong’ Muhaimin dan PKB. Tanpa banyak kata, atau berbicara tanpa kata, bergerak tanpa grusa-grusu, dia terbang tanpa sayap, dan bersukacita tanpa pemanjaan, segera NasDem menggandeng PKB mendeklarasikan pasangan Capres-Cawapres Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar di Surabaya (2/9/2023).

Advertisement

Surya Paloh tampaknya sangat yakin dengan menggandeng Muhaimin Iskandar dengan gerbong PKB-nya yang berbasis massa Nahdlatul Ulama, peluang memenangkan Pilpres 2024 menjadi lebih terbuka. Selain itu, Surya Paloh tampak juga sangat yakin bahwa Demokrat dan PKS, setidaknya PKS, akan tetap mendukung Capres Anies dengan jargon perubahannya, mengingat posisi kesumat oposisi yang mereka lakoni selama sembilan tahun terakhir.

Sementara bakal Capres Prabowo (Gerindra) yang ditinggal PKB, kehilangan satu kaki potensial untuk mendulang dukungan massa NU, segera mendekati atau didekati Yenny Wahid, putri Gus Dur, memanfaatkan konfliknya dengan Muhaimin. Namun langkah itu tidak semudah yang terlihat di permukaan.

Sedangkan PDIP yang mencalonkan Ganjar Pranowo, terlihat menikmati kondisi politik ini. Apakah PDIP terlena atau mampu bekerja lebih cekatan di bawah permukaan untuk menangkap peluang kemenangan satu putaran dari kondisi ini?

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini