Peringatan Hari Toleransi Internasional di Kapal Al-Zaytun

AS Panji Gumilang
 
0
204
Peringatan Hari Toleransi Internasional di Kapal Al-Zaytun
Peringatan Hari Toleransi Internasional di Kapal Al-Zaytun

Pondok Pesantren Al-Zaytun memperingati Hari Toleransi Internasional 2024 dengan serangkaian acara bermakna, mulai dari peluncuran Ensiklopedia Toleransi dan Perdamaian hingga diskusi kebangsaan di atas kapal Al-Zaytun, Gunung Pulosari. Menghadirkan tokoh lintas agama dan akademisi, Al-Zaytun menegaskan perannya sebagai pusat pendidikan yang memajukan toleransi dan perdamaian di Indonesia.

Penulis: Mangatur L. Paniroy

Untuk pertama kalinya, Pondok Pesantren Al-Zaytun secara khusus menyelenggarakan peringatan Hari Toleransi Internasional pada Sabtu, 16 November 2024, bertempat di Masjid Rahmatan Lil’alamin, Indramayu, Jawa Barat. Mengusung tema besar, “Melestarikan Budaya Toleransi dan Perdamaian Menuju Indonesia Raya Abadi,” acara ini dihadiri oleh berbagai tokoh agama, akademisi, hingga aktivis yang peduli terhadap isu toleransi.

Daftar Artikel Terkait Peringatan Hari Toleransi Internasional 2024 di Ma'had Al-Zaytun

Dalam rangkaian acara, Al-Zaytun meluncurkan Ensiklopedia Toleransi dan Perdamaian, yang akan tersedia di situs resmi alzaytun.org. Menurut Dr. Haryadi Baskoro, M.A., M.Hum., salah satu inisiator ensiklopedia ini, proyek tersebut merupakan langkah monumental untuk menyuarakan toleransi dan perdamaian dari Al-Zaytun kepada dunia. Peluncuran ini ditandai dengan penandatanganan piagam oleh Syaykh AS Panji Gumilang, menegaskan komitmen besar terhadap gerakan toleransi dan perdamaian.

Panji Gumilang - Peluncuran Ensiklopedia Toleransi dan Perdamaian di Al-Zaytun
Panji Gumilang Menandatangani Piagam Peluncuran Ensiklopedia Toleransi dan Perdamaian di Al-Zaytun

Meski berlangsung singkat selama sekitar 1,5 jam, acara di masjid Rahmatan Lil Alamin terasa padat dan bermakna. Salah satu narasumber utama adalah Prof. Ahmad Najib Burhani, M.A., M.Sc., Ph.D., seorang peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang mendalami ilmu sosial, budaya, dan kajian agama. Dalam pemaparannya selama 27 menit, Prof. Ahmad Najib Burhani menjelaskan lima tipe budaya intoleransi di Indonesia secara rinci melalui presentasi slide. Ia menyoroti bagaimana kaum minoritas sering menjadi target kriminalisasi oleh mayoritas.

“Seringkali intoleransi yang dilakukan oleh kaum mayoritas kepada kaum minoritas didasari pemikiran bahwa: menghakimi orang yang berbeda pemahaman, berbeda keyakinan dapat terbebas dari hukuman Tuhan (justru masuk surga),” jelas Prof. Ahmad Najib Burhani dengan lugas.

Kunjungan ke Galangan Kapal Al-Zaytun

Kapal Al-Zaytun, Gunung Pulosari
Kapal Al-Zaytun, Gunung Pulosari

Peringatan Hari Toleransi Internasional di Al-Zaytun tidak berakhir di Masjid Rahmatan Lil’alamin. Para tamu undangan diajak untuk mengunjungi Galangan Kapal Al-Zaytun di Eretan Pantai Utara, Indramayu. Perjalanan dari Al-Zaytun ke lokasi galangan kapal memakan waktu sekitar satu jam. Para tamu diberangkatkan menggunakan bus Al-Zaytun, sementara sebagian memilih menggunakan kendaraan pribadi.

Sesampainya di lokasi, para tamu disambut pemandangan menakjubkan dari kompleks Galangan Kapal Al-Zaytun yang luas, beserta dua kapal besar yang telah selesai dibuat, yaitu Gunung Surowiti dan Gunung Pulosari. Pertanyaan yang muncul selama perjalanan akhirnya terjawab ketika mereka melihat langsung proyek ambisius ini.

Puncak acara dilangsungkan di atas kapal LKM Gunung Pulosari. Tepat pukul 11.40, kapal mulai bergerak meninggalkan pelabuhan. Dengan cuaca cerah berawan dan angin sepoi-sepoi, para tamu menikmati suasana nyaman di bawah tenda yang melindungi mereka dari terik matahari.

Syaykh Panji Gumilang membuka acara dengan beberapa kalimat sambutan sebelum mengajak para tamu menikmati makan siang. Hidangan yang disajikan berupa tumpeng khas Al-Zaytun yang terkenal lezat, dilengkapi buah-buahan segar seperti anggur hijau, pisang, dan jeruk.

Advertisement

Diskusi dan Pesan Inspiratif

Sesi Diskusi di Kapal Al-Zaytun Gunung Pulosari
Sesi Diskusi di Kapal Al-Zaytun Gunung Pulosari

Setelah sesi makan siang, acara dilanjutkan dengan sesi diskusi yang diisi oleh para tokoh tamu. Syaykh AS Panji Gumilang memulai dengan pemaparan tentang kekayaan laut Indonesia, dilanjutkan oleh tokoh-tokoh lainnya. Di tengah sesi diskusi, Syaykh AS Panji Gumilang beberapa kali menyanyi dengan alasan agar para tamu undangan tidak mengantuk.

Salah satu sesi yang menarik perhatian adalah pernyataan Prof. Ahmad Najib Burhani yang membahas stigma negatif terhadap Al-Zaytun. “Terus terang saya mendapat informasi bahwa Syaykh Panji Gumilang ini orang yang fundamental dalam beragama, Al-Zaytun adalah sarang NII, namun saya juga sempat berpikir bagaimana mungkin Syaykh Panji Gumilang ini menjadi Ketua Ikatan Alumni UIN jika ia seorang yang berpemahaman fundamentalis. Setelah saya melihat dan mendengar langsung bagaimana Al-Zaytun dan seperti apa pemikiran-pemikiran Syaykh, saya yakin Panji Gumilang adalah nasionalis sejati,” ujarnya.

Ia menambahkan, “Saya banyak belajar dari Al-Zaytun terutama tentang penerapan toleransi dalam kehidupan sehari-hari dan pendidikan sebagai sarana pengembangan budaya toleransi dan perdamaian.”

Sementara itu, Ch. Robin Simanullang, wartawan senior Majalah Tokoh Indonesia, menyampaikan pendapatnya dengan nada tegas. Ia menyoroti perlakuan tidak adil yang diterima Syaykh Panji Gumilang. “Ya, Panji Gumilang dipersekusi oleh negara. Apakah pejabat-pejabat di negara ini memahami Pancasila? Saya rasa tidak,” ujarnya berulang-ulang dengan raut wajah kecewa. Ia menegaskan bahwa perlakuan terhadap Syaykh Panji Gumilang dan Al-Zaytun bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila.

Selain kedua tokoh tersebut, ada 13 tokoh lain yang turut berbicara. Mereka di antaranya adalah Ir. Ilham Aidit (Pendiri Forum Silaturahmi Anak Bangsa) ; Pendeta Ferdynan Pinontoan, S.Pd. (Biro Organisasi DPD API Jawa Barat – Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) Purwadadi, Subang) ; Pendeta Dr. Tumpak Sianturi ; Imelda Aritonang, S.S., M.M. (Direktur Lutheran Heritage Foundation – LHF Indonesia) ; Pendeta Brigjen TNI (Purn) Drs. Harsanto Adi S., M.M, M.Th. (Ketua Umum Asosiasi Pendeta Indonesia – API) ; Roni Teresius, S.T. (Pengurus DPP Gereja Kristus Raja) ; Pendeta Drs. Wim Wairata, M.Th. (Ketua Umum Lembaga Pelayanan Mahasiswa Indonesia – LPMI) ; Pendeta Joshua Ali Sidharta (Gereja JKI The Rock Pamulang) ; Pendeta Dr. Jorry Syam dari Unwin Bandung ; Drs. Kasturi (Pembina sesepuh Ensiklopedia Budaya Toleransi dan Perdamaian) ; Perwakilan dari Gresik ; Perwakilan dari Sulawesi ; Perwakilan dari wali santri Banten ; dan Rudiyanto (Koordinator Wali Santri Jawa Timur).

Setelah berlayar sekira dua jam, kapal Gunung Pulosari kembali ke pelabuhan sekitar pukul 14.50. Sebagian besar tamu kembali ke Al-Zaytun menggunakan bus yang telah disediakan, sementara lainnya kembali ke tempat masing-masing dengan kendaraan pribadi.

Acara Peringatan Hari Toleransi Internasional ini meninggalkan kesan mendalam bagi para tamu undangan. Pesan toleransi dan perdamaian yang digaungkan Pondok Pesantren Al-Zaytun diharapkan mampu membawa perubahan positif, tidak hanya bagi lingkungan sekitarnya, tetapi juga untuk seluruh bangsa Indonesia. (atur/TokohIndonesia.com)

Tim Reportase TokohIndonesia.com: Mangatur L. Paniroy (Koordinator), Rukmana, Wiratno


Video Tiktok (VT) @tokoh.id

Berikut daftar Video Tiktok (VT) di akun @tokoh.id seputar Peringatan Hari Toleransi Internasional di Al-Zaytun:

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini