
[DIREKTORI] Prof. Dr. Balthasar Kambuaya, MBA salah satu putra terbaik dari Papua yang melejit ke panggung nasional setelah dipercaya memimpin Kementerian Lingkungan Hidup. Sebelumnya peraih Satya Lencana Adhitya Dharma Nugraha ini adalah Rektor Universitas Cendrawasih sejak tahun 2005-2011.
Malam itu, sekitar pukul 23.00 WIT, ia baru saja dihubungi sekretaris Presiden Sudi Silalahi, diundang ke Istana untuk bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Oktober itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sedang melakukan reshuffle kabinet di tahun ke dua pemerintahannya setelah terpilih untuk kedua kalinya. Mendadak mendapat panggilan, ia langsung berkemas untuk segera berangkat ke Jakarta pagi harinya. Setelah selama tujuh jam dalam pesawat, ia akhirnya tiba di Jakarta. Beristarahat sebentar di Hotel, sorenya iapun langsung bergegas menuju ke Istana.
Sekitar pukul 16.30 WIB, Selasa 18 Oktober 2011, pria tegak besar ini hadir di Kompleks Istana Presiden mengenakan batik coklat seorang diri. Kehadirannya sempat mengundang tanya. Tidak ada yang tahu bahkan mengenal sebelumnya. Tapi dari perawakannya, ia mudah dikenali. Ia pun sempat diprediksi menggantikan Freddy Numberi yang juga koleganya.
Gerak-geriknya sempat mengundang perhatian awak media yang seharian menunggu di Istana. “Siapa dia?” Apalagi ia masuk ke Istana tidak seperti tamu-tamu Presiden umumnya. Biasanya para tamu di persilahkan melalui pintu samping Istana Negara lainnya dan melewati pemeriksaan Paspampres dengan metal detektor. Namun, ia beda, tampak seperti kesasar, ia malah berjalan melalui pintu samping belakang Istana Negara, tidak lazim sebagaimana para tamu Presiden. Tapi dengan langkah mantap, sepertinya tidak salah, ia terus berjalan melangkah memasuki Kantor Presiden. “Dia akan duduk sebagai apa?” Kembali mengundang tanya.
Kambuaya sebagai seorang ilmuwan dan teknokrat ekonomi dinilai tepat untuk membantu Presiden dalam merumuskan pola pendekatan pembangunan dan kebijakan yang mampu mengakomodasi aspek kearifan lokal dalam rangka penyelenggaraan pembangunan yang berwawasan lingkungan di seluruh Indonesia.
Namun rupanya, ia adalah tamu penting Presiden sore itu. Ia ditunjuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai Menteri Lingkingan Hidup menggantikan Gusti Muhammad Hatta. Hal itu langsung terlontar dari pernyataannya di depan Istana, selepas ia bertemu dengan presiden SBY. “Saya dipanggil Pak Presiden sore ini diberi tugas sebagai Menteri Lingkungan Hidup,” katanya.
Menyadari akan tugas yang diembannya tidaklah mudah, ia pun minta dukungan doa. “Ini tugas berat untuk saya, mewakili orang Papua di Republik ini secara nasional. Jadi bebannya berat,” kata Kambuaya. Ia pun berjanji, akan menjalankan tugas sebagai menteri dengan sebaik-baiknya. Akhirnya terjawab sudah siapa dirinya sebenarnya.
Balthasar Kambuaya adalah putra terbaik dari tanah Papua pernah menjabat sebagai Rektor Universitas Cendrawasih Jayapura sejak tahun 2005 hingga dirinya ditunjuk sebagai menteri. Ia lahir di Ayamaru , Sorong, 9 September 1956 dari pasangan Abraham Kambuaya dan Sara Jitmau Riwayat.
Sejak mudanya, Kambuaya dikenal sebagai pria yang ulet dan pekerja keras. Itu terlihat dari perjalannya karirnya hingga menjadi seorang professor. Sejak lulus dan meraih gelar sarjana muda dari Uncen (1978), ia kemudian menjadi asisten dosen di almamaternya (1979). Kemudian diangkat sebagai Dosen Fakultas Ekonomi Uncen (1981). Sambil mengajar sebagai dosen, ia kuliah lagi di Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya dan lulus (1984). Selepas itu, ia menjabat sebagai Kasubag Pada Lembaga Penelitian Uncen (1985).
Sejak saat itu, karirnya terus menanjak. Pada tahun berikutnya ia diangkat menjadi Pembantu Dekan I – FIHES (1986 -1987), Pembantu Dekan III – FIHES (1987-1991), Pembantu Dekan I- FIHES (1991-1995) Pembantu Dekan I – FIHES (1995-2000). Sambil menjadi Pembantu Dekan I, ia berhasil menyelesaikan studinya dan meraih gelar Magister Business Administration (MBA) di Durham University Business School-Inggris (1996). Hinga akhirnya ia ditunjuk menjadi Dekan Fakultas Ekonomi Uncen (2001-2004). Semasa menjabat sebagai dekan, ia terus mengambil doctor (S3) di bidang ekonomi di UNHAS Makasar (2003). Dua tahun kemuain ia dipercaya menjadi Rektor Uncen (2005-2011).
Ia juga memiliki pengalaman mengajar diberbagai jenjang. Mulai dari mengajar di jenjang Program S1 Small Business pada Program Studi Manajemen FE-UNCEN Manajemen Keuangan pada Program Studi Manajemen FE-UNCEN; Manajemen Sumber Daya Manusia pada Program Studi Manajemen FE-UNCEN; eadership/Kepemimpinan pada Program Studi Manajemen FE-UNCEN; Cost Accounting pada Program Studi Manajemen FE-UNCEN; Jenjang Program S2 Manajemen Keuangan pada Program MM-UNCEN; Leadership/Kepemimpinan Manajemen Sumber Daya Manusia pada Program MM-UNCEN; Copromotor/ Tim Penguji Doktor Hanz Kaiway, SE. MSc. Agr. Ferdinan Risamasu, SE, MSc; Agr Short Course : Training on Risk Management Singapore, 2006; Academic Networking and and University Management di Texas & M University, USA (1999); Training on SME Development – Universitas Indonesia (1987); Training on Small Busines Development Universitas Hasanudin Makasar-Kodrat (1986).
Kemudian ia juga pernah memimpin beberapa penelitian yaitu Ketua Tim Penelitian Pengembangan Pariwisata di Papua, 2004; Ketua Tim Penelitian Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah di Kabupaten Sorsel, 2006; Ketua Tim Peneliti Inventarisasi Potensi Pendapatan Asli Daerah Provinsi Papua, 2003; Penelitian Pengembangan Small Bussiness di Papua, 2002; Ketua Tim Peneliti Pengembangan dan Peningkatan Pendapatan Asli Daerah dan Efisiensi Pemanfaatannya, 2002; Penelitian Enterpreneurial Behaviour Pengusaha Papua, 2003; Penanggungjawab Penelitian Inventarisasi Jenis Sumber-Sumber Pertambangan Provinsi Papua, 2002.
Selain itu, ia juga kerap diundang sebagai pembicara di bebagai seminar,diantaranya: Pembicara pada seminar How To Handle Bussiness in Asia khususnya di Indonesia kepada 50 orang businessman dari North East Costal Area, Newcastle Inggris (1995); Pembicara pada seminar “Micro Economic Development In Papua-Jayapura, Denpasar, Cisarua, 2000-2002”, IRISH-USAID Jakarta; Pembicara pada seminar “Pengembangan Ekonomi Kerakyatan di Provinsi Papua, 2002; Pembicara pada seminar “Peranan BUMN/BUMD Dalam Implementasi Otonomi Khusus Papua, 2002; Pembicara pada seminar “Strategic Planning – Visi dan Misi Perusahaan Daerah Air Minum Papua, 2000; Pembicara pada seminar “Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan”, PEMDA Provinsi Papua, 2003; Pembicara pada Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan Otonomi Khusus Papua, Bidang Keuangan.
Banyak yang tidak menyangka bahwa ia akan ditunjuk sebagai menteri. Namun demikian keputusan Presiden untuk mengangkat putra terbaik Papua untuk berbicara di tingkat nasional mendapat apresiasi, khususnya masyarakat Papua. Hal itu dilihat sebagai bentuk kepercayaan Presiden kepada putra daerah dari Papua. Kambuaya sebagai seorang ilmuwan dan teknokrat ekonomi dinilai tepat untuk membantu Presiden dalam merumuskan pola pendekatan pembangunan dan kebijakan yang mampu mengakomodasi aspek kearifan lokal dalam rangka penyelenggaraan pembangunan yang berwawasan lingkungan di seluruh Indonesia.
Selain itu, bagi masyarakat Papua khususnya dari kampungnya Maybrat adanya putra daerah yang menjadi menteri bagai mimpi yang terjawab. Masyarakat Papua mengenal Berth demikian sapaan akrab Balthasar Kambuaya dianggap memiliki profesionalitas, lemah lembut, murah senyum, rendah hati. Kehadiranya sebagai menteri akan menjadi inspirator dan motivasi bagi masyarakat Papua. Sehingga para mahasiswa dan pemuda-pemudi Papua, semakin termotivasi untuk lebih giat belajar.
Terpilihnya Balthasar Kambuaya sebagai menteri sekaligus menjadi pembuktian bahwa putra-putri dari Papua juga mampu menjadi pemimpin. Seperti diketahui sebelumnya putra Papua sudah dua orang yang menjabat sebagai menteri. Mantan Menteri Percepatan Pembangunan Indonesia Timur Manuel Kasiepo. Serta mantan Menteri Perhubungan dan Menteri Kelautan dan Perikanan Freddy Numberi. Basan, red