Utamakan Persatuan dan Dialog
Alimin Prawirodirdjo
[PAHLAWAN] Perjuangan demi meraih kemerdekaan dilakukannya dengan berpartisipasi aktif dalam keanggotaan partai politik. Ia selalu menekankan pentingnya persatuan dan dialog dalam memajukan bangsa.
Tokoh pergerakan nasional ini dilahirkan di Solo pada tahun 1889. Hasil pernikahannya dengan Hajjah Mariah membuahkan dua putra, masing-masing bernama Tjipto dan Lilo. Pemilik nama lengkap, Alimin Prawirodirdjo ini sejak masa muda dikenal sebagai sosok pemimpin pergerakan nasional menuju Indonesia merdeka.
Baginya sebuah model politik atau pembangunan dari luar negeri tidak dapat diterapkan begitu saja di tanah air. Pentingnya persatuan dan dialog juga tak bosan-bosannya ia tekankan dalam setiap kesempatan. Dalam rangka dialog itu, misalnya pada tahun 1924, ia mengantar seorang pemuda bernama Sayuti Melik yang juga merupakan anggota pergerakan dan pengetik naskah proklamasi – untuk berdebat dengan tokoh terkemuka H.O.S Tjokroaminoto dan H. Agus Salim.
Dalam melakukan perjuangan demi meraih kemerdekaan, ia juga berpartisipasi aktif dalam keanggotaan partai politik. Kiprahnya dalam dunia politik kemudian menghantarkannya duduk dalam Dewan Konstituante untuk menetapkan Undang-Undang (UUD) bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Lewat Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959, Indonesia kembali ke UUD 1945.
Bermunculannya generasi muda yang jauh lebih tangguh membuat posisi Alimin dalam dunia politik khususnya partai politik sedikit tersisih. Sikapnya yang cenderung moderat ditambah lagi dengan usia yang sudah lanjut membuatnya harus puas dengan “hanya” diberi fungsi yang tidak penting yaitu di Sekretaris Propaganda.
Sayuti Melik, sang pengetik naskah proklamasi yang pernah mengenal sosok Alimin mengatakan dalam sebuah tulisannya, “Tetapi karena usianya memang sudah lanjut, tidak lama kemudian Alimin meninggal dunia. Penulis mengantarkan Bung Karno menengok Alimin di tempat tinggalnya, waktu hendak dibawa ke kuburan tempat pemakamannya.” Alimin menghadap Sang Pencipta di Jakarta pada 24 Juni 1964.
Perjuangan politik dalam sebuah lembaga membawa konsekuensi tersendiri. Bila organisasi tersebut memiliki kiprah serta reputasi yang baik maka dengan sendirinya orang-orang di dalamnya juga akan ikut terangkat. Sebaliknya, jika suatu lembaga atau organisasi terpuruk karena suatu kesalahan maka ia juga akan terkena dampaknya. Bagaimana pun masyarakat menilai sosok Alimin, ia telah memberi kontribusi nyata dalam perjuangan bangsa.
Atas jasa-jasanya kepada negara, Alimin dianugerahi gelar Pahlawan Kemerdekaan Nasional berdasarkan SK Presiden RI No. 163 Tahun 1964. e-ti