Lebih Suka Memilih Rakyat

AA. Ngr. Oka Ratmadi
 
0
437
Oka Ratmadi
AA. Ngr. Oka Ratmadi

Sebelum menjadi anggota DPD RI dapil Bali 2014-2019, politisi sepuh PDIP, Anak Agung Ngurah Oka Ratmadi, SH pernah menjadi Bupati Badung periode 2000-2005 dan ketua DPRD Bali periode 2009-2014. Cucu dari pahlawan nasional I Gusti Ngurah Made Agung ini lebih memilih berseberangan dengan keputusan partai daripada mengorbankan idealismenya.

Oka Ratmadi yang juga dikenal dengan sebutan Cok Rat menjadi senator di pemilu legislatif tahun 2014 setelah mengantongi 150.288 suara sah. Terbanyak ketiga setelah I GN Arya Wedakarna M Wedasteraputra S (178.934 suara) dan I Kadek Arimbawa (161.607). Kabarnya, Cok Rat kembali mendaftar sebagai anggota DPD RI pada Pemilu 2019. Dia akan bersaing dengan sejumlah nama besar, salah satunya Panglingsir Puri Ageng Mengwi, Badung, AA Gde Agung SH MKn, yang pernah menjadi Bupati Badung dua periode (2005-2015).

Pada awal Januari 2018, keputusan Cok Rat yang berseberangan dengan partainya, PDIP makin mendapat sorotan. Cok Rat malah mendukung Ida Bagus Rai Dharma Wijaya Mantra sebagai calon gubernur (Cagub) pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) Bali 2018. Sesepuh PDIP Bali ini dianggap melawan keputusan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang merekomendasikan Dr Ir Wayan Koster MM sebagai Cagub Bali. Pasangan IB Rai Mantra-Ketut Sudikerta (Mantra-Kerta), diusung Golkar-Demokrat-Gerindra-NasDem-PKS-PBB. Sedangkan pasangan Wayan Koster-Tjokorda Oka Artha Ardhan Sukawati (KBS-Ace), diusung PDIP-Hanura-PKPI-PAN-PKB-PPP. Berdasarkan catatan redaksi TokohIndonesia.com, Wayan Koster (politisi yang juga anggota Fraksi PDIP DPR RI tiga periode) menggantikan Cok Rat selaku Ketua DPD PDIP Bali pada tahun 2015 lalu.

Saat ditanya soal pilihan politiknya itu, Cok Rat mengatakan bahwa Rai Mantra adalah sosok yang paling cocok memimpin Bali karena jujur, berprestasi dan bebas korupsi. Menurut Cok Rat sikapnya ini justru ingin menunjukkan idealismenya sebagai kader PDIP. Dia menilai PDIP di Bali sudah mengalami penyimpangan yang sangat jauh. “Jujur kami di sini memilih orang. Kalau legislatif baru memilih partai. Saya memilih rakyat,” kata Cok Rat yang mengaku ingin mengembalikan warna PDIP di Bali menjadi warnanya Megawati, bukan yang lain. Untuk itu, saya memilih Rai Mantra bukan memilih Golkar, Demokrat, NasDem, ataupun Gerindra karena Rai Mantra adalah figur independen,” lanjut Cok Rat sembari menyatakan dirinya sangat loyal dengan Megawati.

Cok Rat juga menyatakan dirinya tidak takut dipecat oleh partai atas dukungan yang ia berikan kepada paslon Gubernur Bali nomor urut 2 Mantra-Kerta. “Nyeh suba hilang (takut sudah hilang, red). Kenapa harus takut dipecat, revolusi harus begitu, saya yang membangun PDIP di Bali,” tegas Cok Rat. “Bu Mega mintanya Gus Rai (Rai Mantra), tetapi yang lainnya tidak setuju. Maka itulah Megawati tidak mewarnai PDIP di Bali. Sekarang entah siapa yang mengatur PDIP,” imbuhnya.

Cok Rat bahkan menunjukkan kesungguhan pilihan politiknya dengan tampil ‘turun gunung’ berkampanye di Banjar Gaduh, Desa Kaba-kaba, Kecamatan Kediri, Tabanan, Jumat (9/3/2018) dan di Banjar Celuk Buluh, Desa Kali Bubuk, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng, Bali, Selasa (24/4/2018). “Saya sangat mendukung dan pasang badan untuk Mantra-Kerta untuk menyelamatkan demokrasi di Bali,” papar penglingsir Puri Satria, Denpasar itu saat berkampanye di Banjar Gaduh. “Meski saya dicaci maki, saya gak peduli. Apalagi keluarga besar dua Pahlawan Nasional, juga mendukung Gus Rai karena cita-cita Gus Rai luar biasa. Gus Rai ngga ingin rakyat Bali ini miskin,” sentil Cok Rat saat berkampanye di Banjar Celuk Buluh.

Bila bicara calon gubernur Bali, Cok Rat sebenarnya pernah digadang-gadang sebagai calon gubernur pada tahun 2003. Namun lelaki kelahiran Denpasar 2 November 1945 yang saat itu menjabat sebagai Bupati Badung sekaligus anggota Dewan Pertimbangan DPD PDIP Bali ini menyatakan mengundurkan diri dari pencalonan gubernur. Keputusan itu diambil saat Rapat Internal Fraksi PDI-P DPRD Bali di kediaman Oka Ratmadi di Puri Satria, Denpasar, Bali. Keputusan Oka Ratmadi itu sempat memicu kekecewaan para pendukung. Bahkan sebagian dari pendukung tampak emosional dan histeris.

Sebelumnya, Oka Ratmadi memang dijagokan sejumlah anggota Fraksi Banteng Bulat. Mereka bahkan menolak pasangan Dewa Made Beratha-Alit Kalakan yang direkomendasikan Dewan Pimpinan Pusat. Namun, akhirnya Fraksi PDI-P Bali mendukung pencalonan Made Beratha-Alit. Keputusan tersebut terlahir setelah Rapat Internal Konsolidasi PDI-P di Vila Hanani, Jimbaran, Bali.

Cok Rat menikah dengan Ida Ayu Putu Manik, SH dan dikaruniai dua orang anak. Namun, Cok Rat harus kehilangan putra laki-laki satu-satunya, AA Ngurah Bagus Krisna Yoga (39) yang meninggal pada 7 Maret 2016. Menurut penuturan sang kakak AA Istri Ratna Dewi, adik kandungnya meninggal dunia lantaran menderita sakit penyumbatan di bagian otak kanan. Gung Krisna Yoga meninggalkan istri, Herayanti dan tiga anak yaitu, AA Istri Kireyna Ratmaninggrat (14), AA Istri Tabitha Nadin Davina (12), dan satu putranya, AA Ngurah Alit Keysa Yoga (7). Bio TokohIndonesia.com | cid, red

Advertisement

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini