
[WAWANCARA] – Jakarta, Kompas 20/12/2003 : EVA Riyanti Hutapea Chief Executive Officer (CEO ) PT Indofood Sukses Makmur (ISM) mengaku, dalam kehidupannya ada dua hal penting yang melibatkan emosinya. Pertama, ketika Eva memutuskan untuk menikah dengan Bun Bunan Hutapea, dan putusan itu diambil dalam suasana emosi yang bahagia. Kedua adalah saat Eva memutuskan mundur dari puncak jabatan ISM pada Oktober lalu, pada saat itu susana batinnya diliiputi perasaan yang tidak bahagia.
Namun hal itu tidak perlu ada yang disesali karena putusan itu bukan datang tiba-tiba. Putusan itu diambil dengan pertimbangan yang sangat matang dan demi kebaikan Indofood sendiri. Saat dirinya memutuskan mundur, Indofood tengah berada dalam aktivitas optimal.
Oleh sebab itu, tidak perlu ada yang dirisaukan atas kemundurannya, baik oleh pemegang saham publik minoritas maupun pemegang saham mayoritas, serta para pekerja sendiri, karena fundamental perusahaan Indofood sudah sangat kuat. Siapapun orangnya yang kelak duduk sebagai CEO Indofood, tetap bisa membawa roda bisnis perusahaan ini berjalan dengan baik, dan tetap akan menghasilkan laba.
DIA berhasil membawa ISM mengarungi gelombang krisis moneter tahun 1997/1998. Perusahaan ini-karena anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang tidak diduga sebelumnya, merugi hingga Rp 1,2 triliun pada tahun 1997-berhasil meraup laba Rp 150 miliar setahun kemudian. Tahun 1999, dengan nilai penjualan Rp 8,4 triliun, laba perusahaan naik 550 persen menjadi Rp 825 miliar. Tahun lalu nilai penjualan ISM mencapai Rp 16,5 triliun.
Tidak heran sarjana akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI) dan lulusan Senior Executive Program Stanford University Amerika Serikat ini tak merasa nyaman, bila banyak orang seperti terbelenggu pada citra Indonesia sebagai negara miskin. Pengajar FEUI ini justru melihat peluang berkembang dan menciptakan berbagai produk baru. Ibu dari Patricia Imelda (26), Margaret Ivana (20), dan Anastasia Emanuella (10) ini antara lain meningkatkan nilai tambah Indomie dengan memproduksi mi untuk kelompok berpenghasilan tinggi.
Membuat mi dengan rasa per pulau di Indonesia, setelah selera provinsi (Indomie Selera Nusantara), dan Indomie Mutiara Lintas Keluarga Bahagia. Selain itu, ISM juga meningkatkan proses branding terigu Bogasari anak perusahaan ISM, minyak goreng (Bimoli), makanan bayi, minuman ringan, hingga susu yang industrinya sedang dikembangkan.
Perempuan kelahiran Jakarta tanggal 26 Desember pada 51 tahun lalu dan bergabung dengan Indofood sejak tahun 1994 sebagai Steering Committee yang melakukan supervisi Indofood. Tak lama kemudian istri Deputi Gubernur Bank Indonesia ini diangkat sebagai CEO Indofood
PADA, Rabu (10/12) malam di Hotel Le Meridien Jakarta, Eva Riyanti Hutapea sebagai CEO PT ISM baru saja mengadakan acara prapeluncuran (soft launch) produk terbaru Supermi yaitu “Supermi Taste of Asia” yang ditujukan untuk masyarakat berpenghasilan tinggi bersamaan dengan mengadakan pergelaran busana karya Ramli. Rencananya, setelah ada 45 rasa dari berbagai negara Asia, barulah “Supermi Taste of Asia” diluncurkan resmi. Namun, awal pekan ini masyarakat dikejutkan oleh berita pengunduran diri Eva Riyanti yang telah enam tahun menduduki posisi puncak di ISM.
Bagaimana proses Anda mengambil keputusan untuk mundur?
Niat itu sudah ada dan sudah saya pikirkan dengan matang, tetapi karena cinta saya pada Indofood, maka untuk sampai pada keputusan itu maju-mundur beberapa kali.
Anda sudah 22 tahun di Grup Salim lalu 10 tahun di ISM, apakah ada perbedaan begitu besar yang membuat Anda memutuskan mundur?
Sebetulnya tidak ada perbedaan yang besar di antara saya dan Pak Anthoni (Anthoni Salim, salah satu pemegang saham ISM). Perbedaan itu kan biasa.
Bagaimana perasan Anda ketika mengambil keputusan?
Terus terang ada dua hal penting yang saya alami dalam hidup. Pertama adalah saat saya akan menikah, dan itu dalam suasana emosi yang happy. Yang kedua, saat mengambil keputusan ini, tetapi itu tidak dalam keadaan happy. Tetapi, kalau ada pekerjaan yang lebih besar, mengapa harus merasa tidak happy, ya?
Tetapi, masih banyak cara untuk tetap di Indofood. Bisa menjadi konsultan, dan kan juga masih bisa menelepon untuk memberi masukan.
Siapa kira-kira orang yang akan menggantikan posisi Anda?
Kalau tanya kepada saya, saat ini ada 35 orang yang bisa menjadi kandidat, yaitu mereka yang berada di dewan direksi dan kepala divisi, serta wakilnya. Posisi ini terbuka untuk siapa yang bisa memenuhi syarat yang ditentukan, karena ini perusahaan publik.
Namun,yang jelas kan ada Komite di dewan direksi yang ditunjuk oleh dewan komisaris untuk menyiapkan calon pengganti saya. Mungkin mereka punya calon, tetapi kan tidak di eskpos. Mungkin kelak kalau sampai pada saatnya akan dibuka. Saya pun juga punya calon, tetapi itu kan tidak mungkin saya buka.
Tidakkah kepergian Anda akan mempengaruhi saham ISM?
Saya tidak akan meninggalkan ISM tanpa perhitungan matang. Di IMF ada 48.000 karyawan, sudah ada sistem yang mantap di IMF. Kalau dibilang CEO berhenti lalu saham anjlok, saya pikir saham ISM tidak mungkin turun lebih rendah lagi dari saat ini yang Rp 750 per lembar karena seharusnya nilai saham ISM adalah Rp 2.000.
Kenapa bisa begitu karena ISM memiliki harta karun sangat besar. Di balance sheet kelihatan bahwa pada tahun 1995 ISM mengakuisisi Bogasari, waktu itu nilainya Rp 800 miliar. Pada April 1999 ada pembelian senilai Rp 1,5 triliun berupa perkebunan, Bimoli Bitung Manado, Indomarco, dan Inti Boga Sejahtera yang masing-masing 80 persen sahamnya dikuasai ISM. Silakan hitung sendiri nilainya saat ini, jadi Indofood tidak akan bangkrut.
ISM juga masih punya hedging yang nilainya 310 juta dollar AS dengan harga Rp 4.500 per dollarnya. Hedging ini akan jatuh tempo tahun 2005 sebesar 50 juta dollar AS dan tahun 2007 sebesar Rp 250 juta dollar.
Ekspor juga masih bisa ditingkatkan dari nilai saat ini sebesar 250 juta dollar AS per tahun, walaupun sebagian besar masih dalam bentuk komoditas. Begitu juga dengan Indomarco yang masih bisa disinergikan dengan usaha ISM lainnya. ISM punya banyak harta karun yang bisa dipanen oleh CEO berikut.
Tidakkah Anda merasa sayang meninggalkan perusahaan yang Anda besarkan dan saat ini perusahaan dalam posisi baik?
Saya berprinsip, pemimpin yang baik dan belajar dari pengalaman kita bersama pada masa lalu, lebih baik meninggalkan posisinya pada saat puncak daripada saat berada di bawah. Yang penting, saya pergi dengan meninggalkan fundamental yang baik.
Bagaimana prinsip Anda dalam menjalankan bisnis?
Uang saya anggap rata, saya melihat uang mengejar saya. Kalau orang berprinsip take and give, maka saya give and take. Saat give saya sudah merasa lega, dan ketika take tidak merasa bersalah karena sudah memberi lebih dulu.
Prinsip lain adalah leading without power. Saya ingin membuktikan dulu kehadiran saya tanpa Indofood. Mungkin orang menghindar juga (dari saya) ya… Ini yang ingin saya lalui juga.
EVA Riyanti dalam kesempatan sama bertutur mengenai berbagai idenya yang sudah dituangkan dalam kerangka kerja, tetapi belum sempat diwujudkan. Menurut dia, dari begitu banyak ide yang dia kembangkan untuk memperbesar ISM, baru 10 persen saja yang terealisir. Di antara yang belum sempat terealisir adalah pembentukan perusahaan manajemen, holding, dan investasi yang dia namai Permata International Ltd. Perusahaan ini rencananya akan dijalankan oleh para pensiunan ISM.
“Ketika kita bekerja di sebuah perusahaan, kita disuruh untuk mempunyai rasa memiliki terhadap perusahaan. Akan tetapi, ketika tiba waktunya harus pensiun, atau berhenti, kita harus berhenti. Jadi, seperti ada konflik. Lalu saya pikir mengapa kita tidak membuat orang bekerja seumur hidup. Jadi, saya tidak hanya memikirkan produk, tetapi juga bagaimana orang-orang yang bekerja di ISM.”
“Saya berprinsip yaitu pergunakan harta dan talentamu untuk masyarakat. Saya tidak takut miskin karena ide, talenta, itu melekat pada saya. Saya percaya bahwa harta itu titipan, sehingga karenanya kita harus memberi. Itu membuat saya tenang. Karena tenang, saya bisa bekerja lebih keras.”
Apa rencana Anda setelah Mei 2004 nanti bila rapat umum pemegang saham menyetujui permintaan Anda untuk mundur?
Buat saya apa yang terjadi saat ini barangkali ada baiknya juga. Mungkin kalau saya terus di ISM akan stagnan. Siapa tahu ada perusahaan yang kurang baik kinerjanya yang bisa saya kembangkan menjadi seperti Indofood. Di bank-bank dan di BPPN ada banyak aset yang kinerjanya tidak memuaskan, mau diapakan perusahaan-perusahaan ini? Mungkin yang diperlukan orang untuk mengelola.(tom/nmp/ast)
e-ti
*** TokohIndonesia DotCom (Ensiklopedi Tokoh Indonesia)