Prabu: Hidup Joko!

 
0
46
Prabu dan Joko #1: Raja Baru Hutan

Di sebuah hutan yang luas, di mana pohon-pohon kekuasaan menjulang tinggi dan bayang-bayangnya menutupi sinar matahari, hiduplah seekor macan gagah bernama Prabu. Ia dikenal sebagai raja baru hutan, dengan auman keras yang pernah membuat seluruh penghuni hutan bergidik ketakutan.

Namun, di balik kekuatan dan cakar tajamnya, Prabu punya sejarah panjang dengan seekor serigala tua bernama Joko. Dahulu, mereka pernah menjadi musuh bebuyutan, bertarung memperebutkan tahta hutan. Namun, waktu berlalu, dan persaingan berubah menjadi persahabatan yang aneh. Joko, yang telah pensiun dari puncak kekuasaan, kini berdiri di balik bayang-bayang, mengamati setiap gerak Prabu.

Prabu dan Joko #2: Hidup Joko!

Di sebuah pesta besar untuk merayakan hari jadi kawanan mereka, Prabu berdiri di tengah kerumunan hewan-hewan yang setia. Dengan suara yang menggetarkan hutan, ia berteriak lantang, “Hidup Joko!” Semua hewan terdiam, lalu perlahan ikut menyuarakan, meskipun dalam hati mereka bertanya-tanya: Bukankah Prabu sekarang rajanya? Mengapa ia memuja bayang-bayang yang telah berlalu?

Di balik pohon-pohon tua, seekor burung hantu tua, bijak dan diam-diam memperhatikan, berbisik pada angin malam, “Mengapa tidak teriakkan ‘Hidup Rakyat Hutan’? Mengapa bayangan masa lalu harus tetap dibesarkan?”

Prabu dan Joko #3: Tikus-tikus Kecil

Sementara itu, di sudut hutan, kawanan tikus-tikus kecil – yang mewakili rakyat jelata – berkumpul di sarangnya, menggerutu pelan. Mereka mengingat janji-janji Prabu saat awal naik tahta: tentang keadilan, makanan yang cukup, dan kebebasan berbicara. Namun, semua itu tampaknya menguap bersama hembusan angin dari puncak pohon tertinggi.

Prabu dan Joko #4: Hidup Hutan!

Di tempat lain, seekor kucing liar yang dulu disangka macan oleh para penghuni hutan mulai mengeong pelan. Suaranya tak sekeras auman Prabu, tapi justru lebih tulus. Ia menyerukan “Hidup Hutan!” – seruan yang diabaikan oleh raja dan para pengikutnya yang terlalu sibuk mengagumi bayang-bayang masa lalu.

Prabu dan Joko #5: Adili Sang Serigala!

Namun, gema dari tikus-tikus kecil mulai membesar, seperti bisikan angin yang menjadi badai. Seruan mereka sederhana: “Adili sang Serigala!”—mengingatkan semua bahwa hutan ini tak hanya untuk mereka yang pernah berkuasa, tapi juga untuk semua makhluk yang selama ini diam di balik akar dan rerumputan.

Prabu dan Joko #6: Prabu di Persimpangan

Prabu, sang macan, kini berdiri di persimpangan. Apakah ia akan terus hidup dalam bayang-bayang Joko, membiarkan suaranya menjadi gema dari masa lalu? Ataukah ia akan benar-benar menjadi pemimpin yang mengaum untuk hutan, bukan sekadar mengeong demi kekuasaan yang lama?

Prabu dan Joko #7: Macan Sejati atau Bukan?

Karena dalam hutan kekuasaan, seekor macan sejati bukan hanya ditentukan oleh kekuatan cakarnya, tapi oleh keberanian untuk berdiri sendiri – tanpa bayangan, tanpa bisikan, hanya suara rakyat hutan yang membimbing jalannya. (Atur Lorielcide/TokohIndonesia.com)

Advertisement

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini