Dalam pidatonya pada Simposium Hari Pendidikan Nasional 2025 yang diselenggarakan di Ma’had Al-Zaytun, Prof. Dr. Imron Arifin—Guru Besar Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Malang—menyampaikan refleksi mendalam tentang kesinambungan pemikiran pendidikan nasional.
Ia menjelaskan bagaimana konsep “Tri” Ki Hajar Dewantara (Tri Sentris, Tri Nga, Tri Rahayu) tidak hanya menjadi warisan sejarah, tetapi hidup dan berkembang dalam praktik nyata melalui sistem pendidikan di Al-Zaytun. Di sana, gagasan itu menjelma menjadi “Tri Al-Zaytun” yang mencakup Tri Merdeka, Tri Global, dan Tri Alam.
Dengan gaya yang jernih dan argumentatif, Prof. Imron Arifin menunjukkan bahwa pendidikan yang menyatu dengan kehidupan sosial, spiritual, dan kebangsaan bukanlah sekadar gagasan, melainkan ekosistem yang dijalankan secara utuh. Ia juga menyoroti peran Syaykh Panji Gumilang sebagai pemimpin transformasional yang menghidupkan nilai-nilai pendidikan berbasis nilai dan keberlanjutan.
Saksikan pemikiran tajam dan penuh wawasan dari Prof. Dr. Imron Arifin mengenai bagaimana nilai-nilai luhur pendidikan nasional masih sangat relevan dan hidup hari ini. Temukan bagaimana Ma’had Al-Zaytun menghidupkan kembali gagasan Ki Hajar Dewantara dalam wajah yang lebih kontekstual, membumi, dan membangun masa depan Indonesia.
🎥 Tonton Video: Prof. Dr. Imron Arifin | Tokoh Pendidikan Tinggi Indonesia | Tri Ki Hajar → Tri Al-Zaytun
Artikel terkait: Prof. Imron Arifin: Menyambung Tri Ki Hajar Dewantara dan Tri Al-Zaytun