Dari CEO ke Menteri Milenial Termuda
Nadiem Makarim
Nadiem Makarim dikenal sebagai sebagai pendiri dan mantan CEO dari perusahaan teknologi transportasi, Gojek. Kontribusinya dalam memajukan industri teknologi dan startup di Indonesia serta perannya dalam memperkenalkan inovasi di sektor transportasi dan pendidikan menghantarkannya menjadi Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Ristek, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) dalam Kabinet Indonesia Maju di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Saat dilantik sebagai menteri pada 23 Oktober 2019, ‘Mas Menteri’ Nadiem Makarim masih berusia 35 tahun.
Nadiem Makarim, yang akrab dipanggil Nadiem, lahir di Jakarta, 4 Juli 1984 dari pasangan Nono Anwar Makarim dan Atika Algadrie. Ayahnya yang berprofesi sebagai pengacara terkenal keturunan Arab dari Pekalongan, Jawa Tengah merupakan lulusan Harvard dengan gelar doktor ilmu hukum. Sedangkan ibunya yang berprofesi sebagai penulis lepas di bidang non-profit merupakan anak dari salah satu perintis kemerdekaan RI bernama Hamid Algadri. Itulah sebabnya, Nadiem dan dua kakak perempuannya (Rayya Makarim dan Hana Makarim), besar di tengah keluarga intelektual yang peduli pendidikan.
Nadiem Makarim menempuh pendidikan dari tingkat dasar hingga tinggi di berbagai tempat. Setelah menyelesaikan Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Indonesia, Nadiem melanjutkan pendidikan menengahnya di United World College of Southeast Asia, Singapura. Kemudian, dia melanjutkan studi di Brown University, Amerika Serikat, dan memperoleh gelar Bachelor of Arts (BA) dalam jurusan Hubungan Internasional. Selain itu, dia juga mengikuti program pertukaran pelajar di London School of Economics. Setelah lulus dari Brown University, Nadiem melanjutkan pendidikan bisnisnya di Harvard Business School, di mana dia meraih gelar Master of Business Administration (MBA).
Setelah menyelesaikan pendidikan, Nadiem Makarim memulai karier profesionalnya. Dia bekerja sebagai konsultan manajemen di McKinsey & Company selama tiga tahun setelah mendapatkan gelar MBA-nya. Selanjutnya, dia menjadi Co-Founder dan Managing Director di Zalora Indonesia selama satu tahun. Kemudian, dia menjabat sebagai Chief Innovation Officer di Kartuku, sebuah perusahaan pembayaran non-tunai di Indonesia, sebelum akhirnya perusahaan tersebut diakuisisi oleh Gojek.
Nadiem kemudian menjadi salah satu pendiri Gojek pada tahun 2010, sebuah perusahaan yang tumbuh menjadi aplikasi besar yang menawarkan berbagai layanan, termasuk pengiriman, pemesanan makanan, dan layanan keuangan. Dia memainkan peran kunci dalam pertumbuhan dan transformasi Gojek, yang akhirnya berubah menjadi GoTo setelah merger dengan Tokopedia.
Pada 23 Oktober 2019, Nadiem Makarim diangkat sebagai Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Ristek, dan Teknologi dalam Kabinet Indonesia Maju oleh Presiden Joko Widodo. Sebagai menteri, dia telah mengimplementasikan berbagai kebijakan pendidikan, termasuk mengganti Ujian Nasional dengan Ujian Kompetensi Minimum dan Survei Karakter, serta menyederhanakan Rencana Pembelajaran. Selama pandemi COVID-19, dia juga memperbolehkan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk membeli pulsa internet bagi guru dan siswa, serta memberikan keringanan biaya kuliah kepada mahasiswa yang terdampak.
Selain prestasi dalam karier dan pendidikan, Nadiem Makarim juga telah menerima berbagai penghargaan atas kontribusinya, termasuk The Straits Times Asian of The Year (2016) atas inovasinya dalam membangun Gojek, dan Penghargaan Nikkei Asia Prize ke-24 (2019) dalam kategori Inovasi Ekonomi dan Bisnis. (pan, red)