Ekonom, Peneliti dan Konsultan
M. Chatib Basri
[ENSIKLOPEDI] Dosen senior FEUI yang dikenal sebagai ekonom, peneliti dan konsultan ini pernah menjadi staf khusus Menteri Keuangan dan berperan di G20, Wakil Ketua Komite Ekonomi Nasional, komisaris di beberapa perusahaan publik, dan konsultan di berbagai lembaga internasional.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akhirnya memilih Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Chatib Basri sebagai Menteri Keuangan Republik Indonesia yang ke-28, dilantik Selasa, 21 Mei 2013. Ia menggantikan Agus Martowardojo yang terpilih menjadi Gubernur Bank Indonesia. Chatib sebenarnya belum genap setahun menakhodai BKPM. Ia dilantik menjadi Kepala BKPM pada 14 Juni 2012, menggantikan Gita Wirjawan yang menjadi Menteri Perdagangan.
Dalam pidatonya, SBY mengatakan dirinya telah mempertimbangan berbagai aspek sebelum menugaskan Chatib sebagai pengawal keuangan negara. “Chatib Basri adalah seorang ekonom yang memiliki pengalaman dan penugasan yang luas. Sekarang yang bersangkutan adalah Kepala BKPM. Selama kurang lebih 1 tahun menjabat sebagai Kepala BKPM, investasi di Indonesia tumbuh secara signifikan dan ini penting untuk menjadi kontributor di kala ekspor kita dan ekspor di negara-negara lain mengalami kemerosotan. Ekonomi terjaga baik di kala dunia mengalami resesi,” papar SBY di kantornya, Jakarta, Senin (20/5/2013).
Presiden SBY menyampaikan tiga tugas Menkeu kepada Chatib. Pertama, menjaga, mengembangkan, dan menjalankan kebijakan fiskal yang prudent. Kedua, Menteri Keuangan harus memberikan kebijakan yang mendukung investasi di Indonesia. Ketiga, membuka lapangan kerja seluas-luasnya.
Muhamad Chatib Basri lahir di Jakarta, 22 Agustus 1965. Ayahnya, Chairul Basri berasal dari Rao, Pasaman, Sumatera Barat dan merupakan kakak dari sastrawan Asrul Sani. Semasa kecil, Chatib lebih suka dengan seni dan sastra. Ia bahkan pernah beberapa kali ikut pementasan Teater Cradda di Taman Ismail Marzuki, Jakarta.
Pria yang mempunyai keahlian di bidang perdagangan internasional, makroekonomi, dan ekonomi politik ini menyelesaikan pendidikan S1 di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FE-UI) pada tahun 1992.
Pria yang mempunyai keahlian di bidang perdagangan internasional, makroekonomi, dan ekonomi politik ini menyelesaikan pendidikan S1 di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FE-UI) pada tahun 1992. Gelar Master of Economic Development ia peroleh dari Australia National University pada tahun 1996. Lima tahun kemudian, ia mendapatkan gelar PhD dari Australia National University dalam Ilmu Ekonomi.
Pada tahun 1992, pria yang juga akrab dengan sapaan Dede ini memulai karier sebagai peneliti pada Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia (LPEM-UI) merangkap sebagai dosen di FE-UI. Pada periode 1997-2001, Chatib menjabat sebagai asisten peneliti yang bekerja untuk Prof. Hal Hill di Departemen Ilmu Ekonomi Australian National University. Selepas itu, ia menjabat sebagai peneliti tamu untuk The Institute of South East Asian Studies di Singapura dan menjadi Associate Director for Research bagi LPEM.
Tahun 2005, Chatib menjadi anggota Advisory Team to The Indonesian National Team on International Trade Negotiation. Sementara pada tahun 2010-2011, Chatib menjadi anggota High Level Trade Expert Group yang dipimpin oleh Jagdish Bhagwati dan Peter Sutherland. Ia juga pernah menjadi konsultan di sejumlah lembaga internasional seperti Bank Dunia, USAID, AUSAID, OECD, UNCTAD, dan Asian Development Bank serta menjadi anggota Asia and Pacific Regional Advisory Group dari International Monetary Fund.
Chatib juga pernah menjadi Staf Khusus Menteri Keuangan (2006-2010), kemudian anggota Komite Penanaman Modal Bidang Ekonomi di BKPM (2007-2008), Sherpa Indonesia untuk G-20 (2008), dan Deputi Menteri Keuangan untuk G-20 (2006-2010). Chatib juga sempat menjadi Wakil Ketua Komite Ekonomi Nasional (KEN), 2010-2012. Di sela-sela kesibukannya, ia masih mengajar sebagai dosen senior di FE-UI.
Pendiri CReco Research Institute ini juga pernah menjadi komisaris di beberapa perusahaan publik antara lain PT Astra International, PT Semen Gresik Tbk, PT Astra Otoparts, dan PT Indika Energy. Pada 2010-2012, Chatib menjadi Direktur Non Eksekutif Independen Axiata Group Bhd. Ia juga anggota Regional Advisory Board Toyota Motor Asia Pasifik.
Chatib Basri aktif menulis artikel di surat kabar dan majalah serta menyumbang beberapa bab dan komentar di berbagai macam buku. Beberapa artikelnya antara lain “Ideas, Interest, and Oil Price: The Political Economy Trade Reform During Soeharto’s (World Economy)” dan “The Political Economy of Manufacturing Protection in LDCs : An Indonesia case study (Oxford Development Studies)”. Ia pun menjadi salah satu penulis buku Business in Indonesia: New Challanges, Old Problem (2004). Tulisan-tulisannya dimuat dalam beberapa buku diantaranya “Productivity, East Asia Seminar on Economics Volume 13” dan “A Pacific Rim Perspective on Financial Crisis” (kedua-duanya telah diterbitkan oleh Universitas Chicago Press dan National Bureau of Economic Research). Bio TokohIndonesia.com | cid, red