Sang Teladan dengan Perbuatan
Abdul Rivai Harahap
[ENSIKLOPEDI] Letjen TNI (Purn) H. Abdul Rivai Harahap (ARH), ‘Sang Teladan dengan Perbuatan.’ Mantan Pangdam I/Iskandar Muda dan Aster Kasad/Hankam kelahiran Pematang Siantar, Sumatera Utara, 21 April 1928, ini mewariskan prinsip dan kearifan hidup keteladanan melalui perbuatan. Satunya kata dengan perbuatan! Sebelum mengajari atau menasihati orang lain, wujudkan dulu dalam sikap dan perbuatan sendiri.
Itulah kearifan hidup yang dia pegang teguh sepanjang hayatnya, terutama sejak berpangkat Lettu Infantri sampai Letnan Jenderal hingga usia senjanya 80-an tahun. (Hari ini, Senin, 21 April 2014 sudah berusia 86 tahun, dia masih sehat dan aktif bekerja). Hidupnya bersahaja, rendah hati, jujur, tegas dan berdisiplin tinggi. Menjunjung tinggi integritas diri yang patut dijadikan model keteladanan melalui perbuatan. Perkataannya selalu sesuai dengan perbuatan. Mantan Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka (1998-2003) ini tidak banyak bicara,”tetapi achievement-nya bukan main. Kalau bicara iya, ya iya. Apabila bicara tidak, ya tidak!”1]
Dia seorang jenderal bersahaja, tidak ngoyo. Dia selalu bersyukur dan berterima kasih atas apa adanya yang diberikan Tuhan kepadanya. Rasa syukur itu diaplikasikan dengan memanfaatkan pemberian Tuhan itu sebaik-baiknya. Rasa terima kasihnya diaplikasikan dengan membagi sebagian rezeki yang diperolehnya kepada orang lain. “Apabila ada uang yang kita terima, tidak boleh kita simpan semua, tetapi harus ada sebagian yang kita bagi. Sebab apa yang kita terima itu belum tentu menjadi hak kita semuanya, tetapi ada sebahagian hak orang lain yang berhak menerimanya,” kata suami dari Ibu Hj. Latifah Hanum Lubis (lahir 21 September 1931) tersebut.
Dalam hal hidup bersahaja dan tidak ngoyo tersebut, Rivai Harahap memegang prinsip: Boleh melihat ke atas hanya untuk mengejar cita-cita, tetapi tidak boleh melihat ke atas untuk mengejar kekayaan yang tidak halal. Dia menganjurkan sebaiknya lebih banyak melihat ke bawah. Sebab kalau kita melihat ke bawah, banyak contoh orang yang masih bergelut dengan kesulitan dan kemiskinan, sehingga dapat menggugah hati kita agar tidak egois,” kata Letjen TNI (Purn) Abdul Rivai Harahap.2]
Rivai Harahap memegang prinsip: Boleh melihat ke atas hanya untuk mengejar cita-cita, tetapi tidak boleh melihat ke atas untuk mengejar kekayaan yang tidak halal. Dia menganjurkan sebaiknya lebih banyak melihat ke bawah. “Sebab kalau kita melihat ke bawah, banyak contoh orang yang masih bergelut dengan kesulitan dan kemiskinan, sehingga dapat menggugah hati kita agar tidak egois,” kata Letjen TNI (Purn) Abdul Rivai Harahap.
Prinsip ini bukan hanya kiasan kata. Sebagaimana dikemukakan Mayjen TNI (Purn) Syaukat Banjaransari, “Pak Rivai itu senang membantu orang yang kesulitan.”3] Prinsip ini diajarkannya kepada putera-puteri dan menantunya: Dr. Zainal Abidin Harahap, MSc (Alm) – Hj. T. Eliza Noorhan; Hj. Srie Keumalawati Harahap – Kolonel dr. H. Tjahaja I Utama; Hj. Tri Dharmayati Harahap, SH – H. Bidar Alamsyah, SH; Dra. Hj. Evi Yulisma Harahap – H. Andi Ahmad Dara, SE; Hj. Eli Ayuwati Harahap, BA – H. Meidril Masyafril; Drs. H. Rachmad Noviansyah Harahap (Alm) – Hj. Dr. Ana L Pulungan; dan Hj. Nila Susiwati Harahap, BA – Ir. H. Yazid Bustomi Lubis; serta kepada 17 orang cucu dan 12 orang cicitnya (2013).
Pinsip ini dipegangnya (diaplikasikannya), baik semasa aktif dalam dinas militer dan mengabdikan diri di Kwarnas Gerakan Pramuka, maupun setelah pensiun dan aktif sebagai Direktur/Direktur Utama PT Padasa Enam Utama (perkebunan dan pabrik kelapa sawit) sejak 1990 dan di organisasi sosial KKSU (Kerukunan Keluarga Sumatera Utara), sebagai ketua umum tiga periode sejak berdiri 1999 sampai 2017.
Menurut jenderal yang taat beribadah (relijius) ini, pemimpin itu harus memberikan contoh dengan menunjukkan perbuatannya secara berkesinambungan, bukan hanya bicara tetapi tidak mewujudkan dalam perbuatannya. Pak Rivai tidak sekadar mengatakannya melainkan dia selalu lebih dulu melakukannya. Dia seorang muslim aplikator Islam yang rahmatan lil alamin.
Jejak Pengabdian
A. Rivai Harahap mengecap pendidikan dasar di kota kelahirannya Pematang Siantar, Sumatera Utara. Kemudian melanjut ke Indonesia Nederlandsche School di Kayutanam, Sumatera Barat dan Tyu Gakko di Pematang Siantar, Sumatera Utara. Dia lulus SMA LPPU di Banda Aceh.
Pendidikan Militernya diawali di Medan Seinen Rensyeiso di Medan 1943, berlanjut ke Zyokyukanri Gakko (Sekolah Pegawai Negeri) di Batusangkar, Sumatera Barat (1944) dan Kursus “B” Angkatan II di Pusat Infanteri di Bandung, Jawa Barat (1959-1960), serta Seskoad-II/IV di Bandung, Jawa Barat (1965)
Abdul Rivai Harahap mengawali karier militer sebagai Pelatih TKR, Agustus 1945 – 30 Desember 1945. Atasan langsungnya ketika itu adalah Ahmad Tahir. Kemudian, setelah dia mengikuti Latihan Opsir TKR, Divisi X dengan pangkat Serma Kadet, 1 Januari 1946 – 30 Juni 1946 (atasan H. Sitompul), dia diangkat menjadi Dan Seksi Divisi X berpangkat Letda Inf (1 Juli 1946 – 30 Desember 1947) dengan atasan langsung Ricardo Siahaan.
Lalu bertugas sebagai Dan Ki, Resimen I berpangkat Lettu Inf (31 Desember 1947 – 19 Desember 1948). Kemudian menjadi Wadan Raum I Sekter IV Gerilya (20 Desember 1948 -29 Desember 1949) dan Danton Yonif 104 Territorial I (30 Desember 1949 – 31 Oktober 1951) dengan atasan langsung Maraden Panggabean.
Lalu menjabat Dan Ki Yonif 113 Territorial I (1 November 1951 – 10 Agustus 1953) dengan atasan langsung B. Sinaga; Dan Ki Staf Yonif F Resimen I (11 Agustus 1953 – 31 Desember 1953, atasan langsung Bawadi. Kemudian naik menjadi Pa Seksi Resimen I Territorial I/BB (1 Januari 1954 – 31 Desember 1958) dan naik pangkat dari Lettu Inf menjadi Kapten Inf, atasan langsungnya R. Priyatna.
Setelah itu dia dipercaya menjabat Asisten Ops Kodam I/Iskandar Muda dengan pangkat Mayor Inf (1 Januari 1959 -16 Oktober 1959), atasan langsungnya Syamaun Gaharu. Lalu dia mengikuti Kursus “B” Pus If (17 Oktober 1959 -30 Oktober 1960, yang dipimpin Soemitro. Selepas itu, dia menjabat Wa As Ops Koanda Sum (1 November 1960 – 12 November 1961) di bawah pimpinan Soeprapto. Kemudian menjabat Pgs As Ops Koanda Sum (13 November 1961 – 7 Oktober 1962). Lalu diangkat secara definitif menjabat As Ops Koanda Sum (8 Oktober 1962 – 12 April 1965) dipimpin RA Kosasih. Pangkatnya pun naik menjadi Letkol Inf.
Setelah mengikuti pendidikan Seskoad (13 April 1965 – 30 Desember 1965) yang dipimpin Soedirman, dia diposisikan sebagai Pamen DBP Koanda Sum (1 Januari 1966 – 5 September 1966) dengan atasan langsung Mokoginta, sebelum diangkat menjabat Danrem 012 Teuku Umar, Kodam I Iskandar Muda (6 September 1966 – 19 Februari 1968 di bawah pimpinan Pangdam I/IM Ishak Juarsa.
Pangkatnya naik menjadi Kolonel Inf saat dipercaya menjabat Danrem 011 Lilawangsa, Kodam I Iskandar Muda (20 Februari 1968 – 14 Oktober 1970). Saat itu, T. Hamzah menjabat Pangdam I/IM. Dua tahun berikutnya, dia diangkat menjabat Kepala Staf Kodam I Iskandar Muda (15 Oktober 1970 – 7 Oktober 1973) di bawah pimpinan Pangdam A. Kunaefi.
Pangkatnya naik dari melati (Pamen) menjadi bintang (Pati, jenderal bintang satu: Brigjen) saat dipercaya menjabat Panglima Kodam I Iskandar Muda (8 Oktober 1973 – 14 Desember 1977). Pangkatnya naik lagi menjadi Mayjen dan Letjen (bintang dua dan bintang tiga) saat menjabat Aster SUAD (15 Desember 1977 – 11 Mei 1983 (atasannya Makmun Murad, Widodo, dan Poniman) dan Aster Hankam/ABRI (1982 – 11 Mei 1983) saat Jenderal TNI M. Jusuf menjabat Panglima ABRI/Menhankam.
Dalam karier militernya, Rivai mengabdikan diri dalam beberapa penugasan operasi. Dia aktif berjuang selama Perang Kemerdekaan RI mulai tahun 1945, Clash I dan II, serta turut bergerilya pada tahun 1949 di Sektor IV daerah Tapanuli Tengah di bawah pimpinan Jenderal TNI (Purn) Maraden Panggabean. Dia juga bertugas dalam Operasi penumpasan Republik Maluku Selatan (RMS) di Maluku, operasi penumpasan DI/TII di Aceh, dan Operasi Sapta Marga di Sumatera Utara.
Saat menjabat Pangdam Iskandar Muda, dia juga bertugas sebagai Anggota MPR-RI Fraksi ABRI (1977-1988). Selain itu, dia aktif sebagai Andalan Nasional Kwartir Nasional Gerakan Pramuka (1979-2003). Dia menjabat Wakil Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka pada 1983-1998 dan menjabat Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka pada 1998-2003. Juga aktif sebagai Anggota Dewan Siaran Nasional, 1989-1991 dan 1991-1993, serta Anggota Tim Penasehat Presiden RI Urusan Aceh (Keppres No.74/M Tahun 1999 dan Keppres No.97/M Tahun 1999).
Dalam rangka pelaksanaan tugasnya dalam beberapa jabatan di dinas militer dan Gerakan Pramuka, Rivai juga menjalankan penugasan ke luar negeri. Di antaranya: Meninjau perkembangan industri gula ke Australia, Hawai dan Jepang; Mengikuti rombongan Kasad ke Malaysia dan Singapura; Mengikuti Konferensi Gerakan Pramuka Sedunia di Australia, Perancis, Oslo, Bangkok, Durban (Afrika Selatan); Mengikuti Jambore Pramuka Sedunia di Australia, Korea Selatan, Belanda dan Chile; Mengikuti Persiapan Jambero Pramuka Sedunia di Santiago, Chile dan Tahiland; dan Mengikuti Konfrensi Gerakan Pramuka se Asia Pasifik di Australia, Bangkok, Singapura dan India.
Selain itu, Pak Rivai juga aktif di berbagai organisasi olahraga, sosial dan politik. Dia menjabat Ketua I Koni DI Aceh pada 1970-1977; Wakil Ketua Umum Koni Pusat/Ketua Komite Urusan Daerah, 1979-1986; Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Gulat Seluruh Indonesia, 1979-1989; Tua Wanbintu Golkar DI Aceh, 1973-1979; Anggota Dewan Penasehat Golkar Pusat; dan Ketua Umum KKSU (Kerukunan Keluarga Sumatera Utara), tiga periode sejak 1999 sampai 2017.
Mantan Anggota MPR-RI Fraksi ABRI (1977-1988) yang akrab dipanggil Pak Rivai tersebut telah mendedikasikan dirinya kepada masyarakat, bangsa dan negaranya tanpa mengenal batas usia.
Dalam usianya yang sudah 86 tahun hari ini (21 April 2014) dia masih sehat, aktif dan cerdas bekerja sebagai Direktur Utama PT Padasa Enam Utama, yang bergerak di bidang perkebunan dan pabrik kelapa sawit. Di perusahaan ini, awalnya dia menjabat direktur sejak 1990 hingga kemudian menjabat direktur utama. Selain itu, dia juga aktif sebagai salah seorang pendiri dan menjabat Ketua Umum KKSU (Kerukunan Keluarga Sumatera Utara), tiga periode sejak berdiri 1999 sampai 2017.
Atas pengabdiannya, Letjen TNI (Purn) H. Abdul Rivai Harahap telah dianugerahi beberapa penghargaan dan tanda jasa, yakni: Bintang Maha Putera Pratama, Bintang Jasa Utama, Bintang Gerilya, Bintang Kartika Eka Paksi, Medali Sewindu, Sepuluh (10) Satya Lencana, Bintang Legiun Veteran RI, Lencana Cikal Bakal TNI, Lencana Melati, Dharma Bakti dan Panca Warsa dari Gerakan Pramuka, dan Lencana Pembina Olahraga dari Menteri Pemuda dan Olahraga. (Bersambung)
Footnote:
1] Kesan Mayjen TNI (Purn) Pandji Soesilo dalam buku biografi Letjen TNI (Purn) H. A. Rivai Harahap: Memberi Contoh Melalui Perbuatan, ditulis Syah Mardi, diterbitkan Penerbit Buku Kompas, April 2013.
2] Letjen TNI (Purn) H. A. Rivai Harahap: Memberi Contoh Melalui Perbuatan, Buku Biografi, ditulis Syah Mardi, diterbitkan Penerbit Buku Kompas, April 2013, hlm.48.
3] Ibid, hlm.182.
Penulis: Ch. Robin Simanullang | Bio TokohIndonesia.com