
[DIREKTORI] MTI-37: Kisah perjalan hidup HM Ali Umri, SH, MKn menarik untuk disimak. Bahkan mungkin tidak mengada-ngada bila disebut langka. Selain bersahaja, familiar, setia kawan, berjiwa sosial, agamais tapi berpikir nasionalis, tokoh yang sangat intens dan komit terhadap setiap pekerjaan yang digelutinya apa pun bentuk tugas, jabatan yang diembannya, ia juga seorang pencinta seni dan lingkungan hidup.
Menariknya, betapapun amat sibuk, dia tetap meluangkan waktunya untuk bersama keluarga. Seperti misalnya berkumpul bersama sambil berkaraoke bernyanyi ria diiringi keybord yang dimainkan Umri sendiri. Saat-saat seperti ini semua predikat jabatan, tugas dan fungsinya dilepaskan.
“Dalam waktu senggang , saya selalu berusaha bersama keluarga, anak-anak dan istri. Bernyanyi bersama, bercerita dan bercengkrama sebagaimana layaknya sahabat. Saat-saat seperti ini, perasaan menjadi plong dan damai,” tegas Umri.
Selain menyenangi musik dan tarik suara, Umri juga seorang pecinta lingkungan. Berbagai jenis tanaman sangat dekat dengan kehidupannya sehari-hari. Seperti misalnya ladang miliknya di dua tempat di Binjai yang dikenal dengan ladang jauh dan ladang dekat.
Ladang jauh, di pinggiran kota Binjai berbatasan dengan Kabupaten Langkat. Berbagai jenis tanaman buah-buahan sampai tanaman padi (sawah) ada di areal ini. Begitu juga berbagai jenis ikan tawar, seperti ikan mas, nila dan lainnya terdapat di kolam di areal ini.
Ladang jauh di hamparan areal seluas lebih kurang tiga hektare itu ditata sangat apik dan asri. Selain bangunan rumah sebagai tempat peristirahatan, di areal ini juga ada bangunan lainnya yang diperun-tukkan sebagai perpustakaan. Begitu juga bangunan joglo untuk tempat acara di antara pohon berbagai jenis tanaman buah-buahan, rumput hijau dan beraneka ragam tanaman bunga.
Areal ladang jauh ini selain struktur tanahnya yang berbukit-bukit ditata indah, terasa sangat asri dan berseni. Boleh jadi istilah ladang tersebut hanyalah sebuah nama belaka, sesungguhnya lebih pas mungkin disebut taman rekrasi dan pengadaptasian kecintaan pemiliknya terhadap lingkungan dan keindahan.
Menariknya, tidak jauh dari rumah peristirahatan berdiri sebuah joglo lumayan besar di atas perbukitan. Di depannya dibangun sebuah kolam dan tembok pembatas diukir relif. Nuansa yang terasa manakala mengunjungi ladang jauh ini adalah sebuah keindahan yang alami berwujud taman rekreasi ketimbang perladangan. Mengunjungi ladang jauh ini, terasa sangat nyaman dan kepingin rasanya berlama-lama beristiharat di sini.
Berbeda dengan ladang dekat yang arealnya berada di wilayah kawasan pusat kota Binjai. Di ladang dekat ini, berbagai jenis tanaman buah seperti durian berusia 40 sampai 50 tahun dipelihara dengan baik. Kesan, manakala menyaksikan ladang dekat ini, layaknya sebuah areal pelestarian tumbuh-tumbuhan tanaman keras.
Pohon durian di areal perladangan dekat ini jumlahnya cukup lumayan banyaknya dan tumbuh dengan rindang. Manakala saat musim berbuah, ramai dikunjungi masyarakat dan kerabat Ali Umri. Buah durian yang cukup banyak jumlahnya tersebut tidak diperjualbelikan, tapi diberikan gratis (infaq) kepada masyarakat. Seperti misalnya, Umri sengaja mengundang anak yatim ke ladang ini untuk bersama-sama memakan durian berbagi rasa, sepuas-puasnya.
Begitu juga warga masyarakat lainnya yang datang ke kebun ini akan medapat durian gratis. Tak mengherankan, Umri dan keluarganya sangat dekat dan dikenal warga masyarakat di kota Binjai, selain sebagai sebagai walikota juga karena kedermawan-annya dan perhatiannya terhadap masyarakat banyak. mti/aep
***TokohIndonesia DotCom (Ensiklopedi Tokoh Indonesia)
02 | Tokoh yang Demokratis
MTI-37: Kemandirian dan kerja keras HM Ali Umri, SH, MKn menggapai kesuksesan, agaknya patut menjadi contoh bagi generasi muda di negeri ini. Betapa tidak, perjalanan karir Umri, meski usianya masih relatif muda, sudah berhasil menjadi orang sukses. Selain pernah menjadi walikota termuda di negeri ini, dia juga berhasil menjadi Ketua DPD Partai Golkar Sumatera Utara, sebuah partai terbesar dan pemenang Pemilu 2004 di negeri ini, dan berlatar swasta murni.
Dan dalam sejarah partai berlambang pohon beringin ini, Umri mungkin orang paling muda yang berhasil menjadi orang pertama (ketua) memimpin partai ini di tingkat provinsi.
Karena keberhasilan itu pulalah agaknya, maka menjelang pemilihan Gubernur Sumatera Utara priode 2008/2013, itu yang kini mulai hangat diperbin-cangkan kalangan masyarakat dan kalangan elit politik, namanya mencuat menjadi buah bibir dari kota sampai ke pesok desa, sekaligus mendaulatnya menjadi calon unggulan.
Sangat wajar memang Umri menjadi buah bibir dan didaulat warga masyarakat untuk dicalonkan menjadi orang nomor satu di provinsi ini lima tahun ke depan. Kesuksesannya membangun kota Binjai seperti sekarang ini dan berhasil meraih penghargaan dari berbagai institusi pemerintah, organisasi kemasyarakatan serta organisasi profesi, tidak kurang dari 58 penghargaan, juga kesuksesan memimpin belasan organisasi, sangat wajar memang dijadikan sebagai indikator keyakinan masyarakat untuk mendaulatnya menjadi calon Gubsu periode mendatang. Dia diyakini akan mampu membawa perubahan dan kemajuan di provinsi ini.
Keberhasilan Umri itu meraih berbagai penghargaan dan memimpin belasan organisasi kemasyarakatan, bahkan partai politik terbesar seperti Partai Golkar dan organisasi profesi bergengsi kenotarisan, memilihnya menjadi Ketua Forum Komunikasi Kenotariatan Indonesia (FOMKI) 2007, agaknya merupakan kredit point yang pantas dan patut dijadikan indikator, membludaknya dukungan kepadanya untuk dicalonkan menjadi orang pertama di pemerintahan provinsi ini untuk lima tahun ke depan.
Kesuksesan itu meski berhasil diraihnya, Umri belum merasa berhasil jika tidak dibarengi SDM. Kalau pun sudah menyandang gelar sarjana (S-1) di atas persyaratan minimal pendidikan SMA. Sebab menurutnya, SDM itu sangat mutlak dan menentukan apa pun profesinya dan pekerjaan seseorang. Betapun kesibukannya sebagai walikota dan ketua berbagai organisasi selama ini, Umri tidak pernah mengabaikan peningkatan SDM dirinya. Dibuktikan lewat keberhasilannya meraih gelar marter (S-2).
“Pendidikan itu mutlak. Bagaimana mungkin bisa berhasil sebagai pemimpin, jika SDM di bawah standar orang-orang yang dipimpinnya. Belajar itu tidak ada tamatnya, baik lewat pendidikan formal, otodidak berdasarkan pengalaman maupun melalui kursus, seminar dan simposium. Seorang pemimpin mutlak harus memiliki SDM,” tegas Umri.
Demokratis
Kisah keberhasilan Umri itu tak terlepas dari sikap ayahandanya H Syaiful Bahri yang sangat demokratis. Tidak pernah memak-sakan kehendaknya terhadap anak-anaknya. Sebagai anak ke-3 dari 4 bersaudara, sejak kecil Umri selalu diberikan kebebasan dan diarahkan untuk hidup mandiri dan bertanggung jawab.
Menurut Umri, orangtuanya tidak pernah bersikap kasar apalagi sampai main pukul. Orangtua hanya mengarahkan anak-anaknya lewat kesadaran masing-masing, tidak pernah memaksakan kehendaknya. Tapi selalu mengingatkan harus sekolah dan mengaji. Sekolah untuk bakal hidup di dunia dan mengaji untuk bakal kehidupan di akhirat. Hanya itu yang selalu diucapkan orangtua dengan sikap yang sabar.
“Sikap orangtua itulah menjadi motivasi bagi saya untuk mandiri dan bekerja keras. Kebebasan yang diberikan orangtua itu justru menjadikan saya cepat menjadi dewasa di luar umur sesungguhnya. Bukan sebaliknya berleha-leha di balik keberadaan orangtua meski sesungguhnya hal itu bisa dilakukan, karena orangtua saya seorang pengusaha,” kenang Umri.
Sejak kecil saya sudah berwira-swasta dan mandiri, bahkan di usia belasan tahun, ketika itu masih duduk dibangku kelas tiga SMA sudah terpilih menjadi ketua salah satu organisasi dunia usaha. Semua ini, tidak terlepas dari sikap orangtua dan kemauan kerja keras. “Sikap orangtua itu kini saya wariskan kepada anak-anak saya. Mereka saya berikan kebebasan dan kesadara tanpa kekerasan dan memaksakan kehendak,” lanjut Umri calon dambaan masyarakat menjadi Gubernur Sumut 2008-2013 tersebut. mti/aep
*** TokohIndonesia DotCom (Ensiklopedi Tokoh Indonesia)
03 | Figur Unggulan Memimpin Sumut
MTI-37: Figur HM Ali Umri, SH,MKn kini menjadi perbincangan hangat berbagai elemen masyarakat. Walikota Binjai dan Ketua DPD Tingkat I Partai Golkar Sumatera Utara, ini dinilai salah satu figur paling tepat memimpin Sumatera Utara lima tahun ke depan. Selain usianya masih muda, enerjik, berpendidikan juga sarat pengalaman.
Konstlasi politik di Sumatera Utara menjelang Pilkada Gubsu, meski fase waktunya masih lebih setahun lagi (Juni 2008-red), namun bursa bakal calon (balon) mulai memanas. Sejumlah nama kini mulai mencuat kepermukaan, menjadi perbincangan hangat masyarakat. Sementara berbagai penghelatan mengarah pendekatan mencari dukungan rakyat calon pemilih semakin gencar dilakukan. Penghelatan itu kemudian berlanjut dengan dukungan dan terkesan direkayasa.
Kesan itu muncul sebagaimana diungkapkan berbagai pengamat, disebabkan berbagai penghelatan itu di luar fungsi tugas sang figur balon yang masih aktif sebagai pejabat di pemerintahan. Kolerasi antara penghelatan dan fungsi tugas sebagai pejabat dalam setiap penghelatan yang nota bene mengarah mencari dukungan, terkesan dipaksakan dan direkayasa. Berbeda dengan figur balon, meski menduduki jabatan di pemerintahan, tapi kebetulan menduduki posisi pimpinan partai. Setiap penghelatan, apa pun bentuknya masih relefan dan dimaklumi. Sebab terkait dengan konsolidasi partai untuk menyatukan visi dan misi serta pengkaderan.
Dari sejumlah figur balon Gubsu priode 2008/2013 lima tahun kedepan, kini menjadi perbincangan hangat ditengh-tengah luas termasuk kalangan politisi, akademisi dan ekonom, adalah H.M.Ali Umri, SH, MKN. Walikota Binjai dua priode (priode pertama dipilih DPRD dan priode kedua dipilih langsung rakyat-red), Ketua DPD Golkar Sumut, memimpin sejumlah organisasi kemasyarakatan serta beberapa organisasi profesi dan akademik itu. dinilai sangat capable dan “pas” memimpin pemerintahan provinsi ini lima tahun ke-depan.
Kreteria Plus
Penilaian terhadap Ali Umri itu didasar berbagai kriteria seperti usia masih muda (lahir 9 April 19966-red), enerjik, memiliki SDM bergelar master (S-2), berpengalaman di pemerintahan sebagai walikota dua priode, memahami politik dibuktikan dengan amanah kepercayaan memimpin Golkar Sumut, partai terbesar di negeri ini di Sumut. Berpengalaman di lembaga legislatif, bahkan pernah menjadi ketua fraksi DPRD Binjai sebelum terpilih menjadi wlikota. Selain itu, sarat pengalaman memimpin organisasi kemasyarakatan, profesi, akademik dan lainnya serta berhasil meraih puluhan sertipikat penghargaan.
Dari berbagai kreteria yang menjadi harapan masyarakat membangun Sumatera Utara lima tahun ke-depan, Umri dinilai “pas” dan memiliki kredit point plus dibanding dengan figur-figur balon lainnya untuk didukung dan dipilih menjadi Gubsu priode 2008/2013. Apalagi dikaitkan dengan masalah hukun dan pertanahan yang selama ini di Sumut dinilai sangat kompleks, rakyat membutuhkan seorang figur pemimpin yang memahaminya.Artinya, tidak hanya sebatas pemahanan, tapi harus dibarengi dengan kemampuan SDM. Dibuktikan dengan pendidikan yang benar dan sah. bukan hanya sekedar pernyataan atau pendidikan ekstension.
Sesuai kreteria sebagaimana yang diharapkan masyarakat itu, Umri agaknya menjadi pilihan unggulan dibandingkan dengan balon-balon lainnya yang kini namanya muncul kepermukaan. Selain berpredikat sarjana hukum, dia juga bergelar master dibidang kenotariatan yang nota bene sangat terkait dengan pertanahan, hukum dan perundang-undangan lulusan Universitas Sumatera Utara, universitas paling bergengsi di Sumut.
Dukungan Membludak
Tak mengherankan, dari berbagai kalangan masyarakat dengan latar belakang kehidupan sosial, pendidikan, suku, agama dari kota sampai kepelosok desa, setiap kedatangan Umri keberbagai daerah selalu disambut masyarakat membludak dan berikrar mendaulatnya untuk dipilih menjadi gubernur priode lima tahun ke depan.
“Aha dope calon Gubsu sipikiron, madung adong na pas, poso, berpendidikan, pengalamananpe di pemerintahan dohot di DPRD pe madung gok. Songoni muse di organisasi kemasyarakatan dohot na lainnya. Apalagi Bapak Ali Umri sonnari Ketua Golkar Sumut. Napola loja behita mamikiri ise calon, madung pasi Bapak Ali Umri. Narohangku, pandapotkon sama dohot dongan-dongan na lain, Bapak Ali Umri madung pas sajoi tapilih,” ucap seorang tokoh masyarakat di Padangsidempuan, Tapanuli Selatan (Tapsel) yang dikenal sebagai Raja Marga Harahap.
Maksudnya: ” Apa lagi yang harus dipikirkan calon Gubsu, sudah ada orang yang pas, muda, berpendidikan, pengalamannya di pemerintahan juga di DPRD sudah banyak. Begitu juga berorganisasi di masyarakat dan lainnya. Apalagi Bapak Ali Umri kini memimpin Partai Golkar Sumut. Tidak perlu lagi kita susah memikirkan siapa calon, sudah sangat pas itu Bapak Ali Umri. Saya pikir, pendapat saya ini sama dengan kawan-kawan yang lain, Bapak Ali Umri sudah sangat pas dan tepat untuk kita pilih.”
Ungkapan Raja Marga Harahap dari Padangsidemuan itu bukanlah hanya sekedar lip service atau sekedar ” basi-basi dan pelipir lara,” tapi didasari kreteria sebagaiman yang iharapkan rakyat. Ungkapan yang sama juga muncul dari berbagai daerah di provinsi ini. Dibuktikan dari kunjungan Umri ke berbagai daerah, kabupaten/kota, kecamatan di provinsi ini, selalu dihadiri membludak masyarakat tidak hanya warga Golkar tapi juga tokoh masyarakat, pemuda, alim ulama dan mendaulatnya sebagai calon Gubsu lewat ikrar kesepakatan seperti di Padang Bolak, Gunung Tua, Tapanuli Selatan. Di tanah leluhur Deputy Menkopolhukam, H.Chairuman Harahap,SH,MH ini, Umri mendapat dukungan “luar biasa” dari tokoh masyarakat, alim ulama,pemuda dan para hatobangon (pengetua-red) seperti H,Syamsi Harahap mantan Ketua DPRD Medan yang menurut tutur dalam adat Batak merupakan “amangboru” Ali Umri.
Begitu juga di Labuhan Batu, selain dukungan masyarakat, tidak kurang dari tujuh kiayi karismatik di kabupaten ini berikrar mendukung dan mendoakannya agar dipilih dan terpilih nantinya dalam Pilgubsu mendatang. Sentara dikalangan petinggi Golkar di daerah-daerah, kabuapten/kota juga “solid” dan selalu berikrar tanpa reserve untu mendukung pencalonan Umri dan berjanji akan memenangkannya pada Pilkagubsu mendatang.
Aset Kebanggaan
Disadari atau tidak, seperti diungkapkan sejumlah tokoh partai Golkar, sesungguhnya Ali Umri kelahiran Rantauprapat 40 tahun lalu, anak pasangan H.Syaiful Bahri kelahiran Rantaupanjang Tanjung Pura, Kabupaten Langkat dan almarhum Hj.Siti Maliah Hasibuan kelahiran Binjai asal Saba Jior, Mandailing Natal ini adalah asset yang sangat potensial dan merupakan kebanggaan partai. Selain muda, enerjik, berpendidikan, memiliki nilai plus dalam pengalaman diberbagai organisasi sosial kemasyarakatan, akademik begitu juga di pemerintahan maupun di politik termasuk di lembaga legislatif. Umri dinilai sangat pantas dan pas, didukung dan dicalonkan menjadi Gubsu pada Pilkada mendatang.
Seperti diungkapkan, Riza Fachrumi Taher, salah seorang pengurus harian Partai Golkar Sumut; “Umri itu asset yang patut dibanggakan. Memiliki nilai plus tidak hanya bagi partai Golkar, tapi juga bagi masyarakat Sumatera Utara. Didasari penilaian itulah agaknya, dalam Rapimda (Rapat Pimpinan) Partai Golkar beberapa waktu lalu di Medan, Umri didaulat secara aklamasi untuk dicalonkan menjadi Gubsu priode lima tahun ke-depan.”
Sementara di kalangan masyarakat dari berbagai elemen dan latar belakang di berbagai daerah di provinsi ini, setiap kunjungan Umri juga selalu mendapat dukungan, bahkan didaulat secara penuh untuk dicalonkan menjadi Gubsu, lanjut.
“Kalau ada kader, apalagi pengurus partai membelot dan mengaibaikan komitmen kesepakatan Rapimda itu, saya pikir sama artinya dengan pengkhiatan. Apa wajar sebagai kader, mendukung calon lain, sementara ketua partai sendiri dari segala asfek memenuhi kreteria persyaratan, bahkan memiliki nilai plus dari balon-balon lain, “tegas Riza menanggapi kemungkin balon lain diusung partainya.
Meurut Riza, keyakinannya konsisten dengan kesepakatan Rapimda itu, tidak akan ada konvensi lagi untuk penjaringan balon. Hanya tinggal menunggu waktu hari “H” penetapan. Sedang DPPPartai Golkar, dia juga berkeyakinan akan mendukung komitmen Rapimda itu. Dan tidak yakin DPP akan mengintervensi tatanan yang sudah disepakati daerah. Andaikan DPP melakukan pemaksaan di luar kesepakatan itu, eksesnya akan sangat berdampak “fatal” terhadap keberadaan partai itu dalam Pemilu 2009 mendatang. Karena itu saya yakin, DPP tidak akan melakukan intervensi merubah kesepakan itu, tegasnya.
Pendapat yang sama juga dikemukan Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Sumut, H Syahrul Pasaribu, SH. “Calon Golkar sudah jelas, Ali Umri. Apalagi yang harus dibahas,” katanya dalam percakapan saat berlangsung Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrembang) Provinsi Sumatera Utara 2007 di Bina Graha Medan, baru-baru ini.
Terkait dukungan yang terus membludak dari berbagai daerah dan elemen masyarakat mendaulat Umri untuk dicalonkan memimpin provinsi ini, tak urung memang berbagai upaya dari pihak tertentu berusaha menjegalnya. Boleh jadi tak tertutup kemungkin dari tubuh partaiyang dipimpinnya sendiri. Umri sendiri agaknya sangat menyadarinya. Itulah sebabnya dalam berbagai kunjungannya ke daerah, meskipun dukungan terus mengalir membludak mendaulatnya untuk dicalonkan menjadi Gubsu priode 2008/2013, dia terlihat tetap bersahaja. Umri lebih cendrung terus mengevaluasi, apakah dukungan itu benar-benar murni atau hanya sekedar lip service, sebelum menyatakan diri siap dicalonkan atau mencalonkan diri.
Kematangan Umri dengan segudang pengalaman berorganisasi termasuk di pemerintahan begitu juga sebagai mantan ketua fraksi di lembaga legislatif, tidak ingin terjebak dalam sebuah lingkaran yang justru berbeda dengan kenyataan manakala dia sudah mencalonkan diri kelak.
Barangkali, itulah sebabnya dalam setiap kunjungannya ke daerah, meski terus didaulat sebagai calon Gubsu, fokus yang selalu diutamakannya adalah konsolidasi serta mengevaluasi setiap perkembangan di tengah-tengah masyarakat konsisten dengan fungsinya sebagai ketua partai. Bahkan selalu mengatakan; lebih mengutakan terjaganya keutuhan dan persatuan masyarakat Sumut ketimbang menjadi gubernur.
“Apa artinya saya mencalonkan diri jadi gubernur, kalau nantinya terjadi perpecahan di tengah-tengah masyarakat,” tegasnya dalam berbagai pertemuan dengan kader partai ini di daerah.
Bersikap Kenegarawanan
Sikap Umri itu agaknya menunjukkan dia seorang pemimpin besar dan berjiwa kenegarawanan, lebih mengutamakan keutuhan persatuan dan kesatuan masyarakat ketimbang mengutamakan kepentingan pribadi meski pun sesungguhnya hal itu pantas dan wajar diraihnya.
Boleh jadi, sikap itu terobsesi dari warisan ayahandanya, H.Syaiful Bahri yang selalu mengajarkan kesadaran tanpa pemaksaan kehendak untuk mencapai tujuan. Selain itu, juga sifat orang-orang yang lahir di bawah zodiag Aries apalagi tepat tanggal “9” seperti Umri, memiliki kepribadian yang khas. Tegar, keras tapi berjiwa seni, enerjik, familiar, inovatif, percaya diri, tidak pendendam dan selalu siap berkorban untuk siapa saja. Sikap itu sejak kecil seperti dikemukan sejumlah kerabat yang mengenalnya, diakui sangat melekat dalam diri Umri sampai sekarang.
Salah satu sikap dan sifat orang-orang di bawah naungan Zodiag Aries khususnya yang lahir tanggal 9 sebagaimana analisis para ahli perbintangan, semakin dihempang akan semakin gigih dan biasanya akan berhasil dan sulit terbendung. Malah sebaliknya, orang-orang yang berusaha menghempangnya, apa lagi sampai mengarah “menzolimi”, justru akan merugi dan tersingkir.
Dari berbagai analisis kemunculan Umri yang dibarengi dengan dukungan masyarakat luas dari berbagai elemen dari kota sampai kepelosok termasuk hasil Rapimda Golkar, begitu juga kreteria yang menjadi harapan rakyat untuk memimpin provinsi ini, agaknya H.M.Ali Umri,SH, MKn, hanya tinggal menunggu waktu. Dia diprediksikan akan memimpin pemerintahan di provinsi ini untuk priode 2008/2013, lima tahun mendatang. Semoga! mti/hm aulia e panggabean
*** TokohIndonesia DotCom (Ensiklopedi Tokoh Indonesia)
04 | Dukungan Menjadi Gubsu
MTI-37: Sejumlah nama calon Gubernur Sumatera Utara
(Gubsu) kini mulai ramai diperbincangkan masyarakat Sumatera Utara. Namun di antara sejumlah figur yang muncul ke permukaan dan menjadi pembicaraan kalangan politisi di Sumut, agaknya nama H.M.Ali Umri, SH, MKn paling ramai diperbincangkan.
Ketua DPD Golkar Sumut dan Walikota Binjai ini dinilai berbagai kalangan paling “pas” untuk didukung dan dipilih menjadi orang nomor satu di Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) itu pada Pilgubsu 2008-2013 mendatang.
Meski pendaftaran calon masih cukup lama dan belum satu pun Fraksi di DPRD Sumut menyebut apalagi mengusung nama calon, namun dukungan masyarakat dari berbagai elemen terus mengalir dan semakin mengkristal mendaulat Ali Umri untuk menjadi Gubsu periode 2008-2013, lima tahun ke depan.
Sejak bergulirnya bursa calon Gubsu diperbincangkan masyarakat di Sumut, di antara sejumlah figur yang disebut-sebut bakal muncul memperebutkan kursi nomor satu di Pemprovsu itu, Ali Umri agaknya paling dominan mendapat dukungan.
Dibuktikan dengan banyaknya dukungan dari berbagai daerah dan berbagai elemen masyarakat Di antaranya, tercatat:
- Ribuan masyarakat Tanjungbalai termasuk IPNA (Ikatan Persaudaraan Nelayan Asahan)
- Mahasiswa Labuhanbatu
- Al Ittihadiyah Sumut
- Tarbiyah Islamiyah Sumut
- Himafsu (Himpunan Mubaliq Al Furqon Sumut)
- PMK (Pemuda Mitra Kamtibmas) Sumut
- Etnis Jawa Deli Serdang
- Sultan H.Baharuddin Harahap, Pondok Pesantren Tapanuli Selatan
- 7 Kiayi Karismatik Labuhanbatu
- Warga Masyarakat Padang Bolak Gunungtua
- Marga Harahap Wilayah Padangbolak Tapanuli Selatan
- 7 Kecamatan di Tapanuli Selatan
- Muda/i Tapanuli Selatan
- FKMK (Forum Koalisi Mahasiswa Karya)- IPNU Kabupaten Serdang Bedagai
- Warga Masyarakat Nias dan Nias Selatan
- Dzikir Istiqosah Muslim Tanah Karo
- Warga Aceh di Medan (Nur Nikmat)
- Forum Merdeka Sejati Sumut
- Angkatan Muda Siliwangi Sumut
- Gabungan Etnis Karo/Aceh
- Gerakan Peduli Masyarakat Jawa Sumut
- GAMI dan Komunitas Melayu
- Pewiritan Ibu-ibu Medan-Binjai dan Langkat
- Badan Kontak Masjid Taklim Simalungun
- Dan sejumlah organisasi/elemen masyarakat lainnya. mti/aep
*** TokohIndonesia DotCom (Ensiklopedi Tokoh Indonesia)
05 | Taat Hukum dan Berpihak Pada Rakyat
= Sukses Pimpin Kota Binjai
MTI-37: Dalam berbagai perspektif kehidupan Umri, baik dalam kesehari-hariannya maupun sebagai pejabat, dia selalu berorientasi, peraturan dan perundang-undangan atau taat hukum. “Sebagai warga bangsa, hukum, perundang-undangan dan peraturan harus dipatuhi apapun fungsi dan jabatan kita. Ini merupakan komitmen kehidupan berbangsa dan bernegara yang tidak boleh ditawar apalagi diabaikan,” tegas HM Ali Umri.
Itulah sebabnya, dalam perjalan karirnya sebagai Walikota Binjai, Umri tetap komit terhadap peraturan dan perundang-undang dalam setiap penyusunan APBD maupun arahan strategi pembangunan di kota ini.
Dalam arahan strategi pembangunan itu juga harus diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi rakyat. Dicontohkannya seperti mendirikan koperasi, bantuan meningkatkan konveksi warga termasuk bantuan atap, lantai dan dinding.
Selain program pemerintah, secara pribadi, Umri juga aktif membantu warga masyarakat yang kebetulan nasibnya kurang beruntung, miskin.
Dalam membantu warganya, Umri tetap beorientasi nasional. Peprinsipnya, tidak pernah melihat latar belakang agama, etnis atau golongan. Semua harus dibantu, seperti misalnya, masjid, gereja, klengteng (kuil) termasuk umatnya. Sebagai pejabat abdi negara dan rakyat, dia berprinsip harus berdiri neteral, di atas segala golongan dan kepentingan pribadi.
“Ini komitmen dan prinsif, jika kita ingin membangun bangsa ini. Persatuan dan kesatuan dalam kebhinekatunggalikaan, sebagaimana cita-cita pendiri negeri ini, harus tetap kita implementasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara apalagi sebagai pemimpin,” tegasnya.
PD Buka Lapangan Kerja
Menurut Umri, Pemko juga mengupayakan Perusahaan Daerah (PD) Pembangunan bisa eksis dan membantu masyarakat menyediakan lapangan kerja dari berbagai tingkatan SDM.
PD Pembangunan Pemko Binjai ini meliputi bidang usaha pabrik batu bata, molem, asbes, vaking blok, pabrik cat, mineral wather, perumahan, Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan pengangkutan umum. Awal berdirinya perusahaan ini beberapa waktu lalu, investasinya hanya sekitar Rp6,5 milyar, tapi kini asetnya sudah mencapai Rp20 miyar.
Perusahaan milik Pemko Binjai ini, selain diupayakan eksis dan berkembang, juga diharapkan mampu menampung tenaga kerja warga masyarakat sesuai dengan tingkat pendidikannya (SDM). “Alhamdulilah, harapan itu kini mulai terwujud, tenaga kerja yang tertampung cukup besar jumlahnya,” ujar Umri.
Sementara di sektor pengangkutan, perusahaan ini juga kini sudah memiliki 10 unit bus yang diperuntukkan sebagai pengangkutan murah masyarakat dengan tarif jauh dekat Rp750 per orang.
“PD Pembangunan ini terus kita upayakan berkembang dengan unit-unit usahanya. Selain diharapkan mampu memberikan kontribusi untuk pendapatan asli daerah (PAD) juga sebagai salah satu upa-ya untuk menanggulangi pengang-guran. “Alhamdulillah, harapan itu secara perlahan tapi pasti, ber-hasil kita wujudkan,” tegas Umri.
Sukses Pimpin Kota Binjai
Akan hal perspektif pembangunan yang lebih luas, Sumatera Utara misalnya, menurut Umri harus dilihat dari kepentingan yang paling mendasar. Umri melihatnya dari sektor pembangunan infrastruktur.
Dicontohkannya, ketika awal pertama memangku jabatan sebagai Walikota Binjai, kondisi kota ini terutama infrastrukturnya cukup memprihatinkan. Padahal fungsi infrastruktur itu, seperti pembangunan jalan, jembatan dan fasilitas lainnya, sangat menentukan maju mundurnya tingkat sosial kesejahteraan dan perekonomian rakyat.
Dalam strategi membangun infrastruktur itu harus tetap diupayakan tidak terlalu banyak mengusik keberadaan warga. Misalnya, membuka jalan baru, harus diupayakan menghindari pemotongan rumah warga. Harus dicari alternatif tanah kosong atau perladangan yang ganti ruginya tidak terlalu membebani keuangan pemerintah.
Di kota Binjai, misalnya, masih banyak perladangan dan tanah perkebunan PTP, tinggal bagaimana cara pendekatan untuk kerjasama memanfaatkannya. Itu yang kita lakukan selama ini. “Terbukti kia berhasil membuka jalan-jalan baru termasuk ring road yang selama ini menjadi areal perkebunan di pinggiran kota,” ungkap Umri.
Selama kurun masa jabatan Umri menjadi Walkot, Binjai memang terasa sangat pesat perkembangan-nya. Pembangunan infrastruktur seperti jalan-jalan baru dan jembatan yang representatif cukup banyak dibangun sampai ke pinggiran kota. Tak mengherankan Umri plus Pemko Binjau cukup banyak memperoleh penghargaan selama masa jabatan Umri menjadi orang nomor satu di kota ini.
“Bukan bermaksud membanggakan diri, tapi kenyataan, lihat saja kini pertumbungan perekonomian kota Binjai ditandai dengan banyaknya bangunan pertokoan termasuk berdirinya pusat perbelanjaan modern,” tegas Umri.
Diakui memang, sejak Umri menjabat sebagai walikota, kini tahun ke-3 periode kedua, kota Binjai maju sangat pesat. Jalan-jalan di penjuru kota dan pinggiran dan taman-taman yang asri bernuansa keindahan lingkungan dibanguan dengan baik dan sangat mendukung berbagai aktifitas masyarakat.
Di sisi lain, Umri juga dikenal seorang yang sangat berkemampuan loby terutama ke pusat untuk menarik dana pembangunan kota ini. Begitu juga pendekatan kepada pihak perkebunan, sehingga bisa dibangun ring road yang tak ubahnya seperti jalan toll.
Tak mengherankan, kepiawaian Umri mengadakan loby-loby mencari dana untuk pembangunan kota Binjai, dibuktikan dengan keberhasilannya pernah menjadi “number one” penerima DAU (Dana Alokasi Umum) bantuan Pemerintah Pusat (APBN) di antara Kabupaten/Kota di Sumatera Utara beberapa waktu lalu.
Keberhasilan Umri membangun kota Binjai seperti sekarang ini, tentunya selain tetap berpatokan kepada peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, juga selalu diarahkan berorientasi untuk meningkatkan sosial kehidupan warganya dan keberpihakan kepada kepentingangan rakyat banyak. mti/aep
*** TokohIndonesia DotCom (Ensiklopedi Tokoh Indonesia)
06 | Binjai, Kota Mandiri
MTI-37: Binjai yang dijuluki sebagai kota rambutan — karena rambutan Binjai memang terkenal sangat enak – kini berbenah menjadi sebagai kota yang mandiri, maju, sejahtera dan berwawasan lingkungan. Dalam kepemimpinan Walikota HM Ali Umri, kota ini semakin berbenah sebagai kota jasa, perindustrian, perdagangan dan pemukiman.
Kota Binjai memiliki luas 9.023,62 Ha terdiri dari lima kecamatan (Binjai Kota, Binjai Utara, Binjai Selatan, Binjai Barat dan Binjai Timur) dan 37 kelurahan. Kota ini berpenduduk sebanyak 223.535 dengan kepadatan 2.506 jiwa/km² (April 2003) yang terdiri dari berbagai etnis, antara lain Batak Karo, Melayu, Jawa dan Tionghoa.
Kemajemukan etnis dan agama menjadikan Binjai kaya akan aneka kebudayaan. Dari sekitar 160.000 jiwa tenaga kerja produktif yang bermukim di kota ini, di antaranya banyak yang bekerja di Kota Medan, Ibukota Propinsi Sumatera Utara, karena jarak yang relatif dekat (hanya berjarak sekitar 22 Km atau lebih kurang 30 menit perjalan) dan sarana transportasi yang memadai.
Kota ini berbatasan langsung dengan Kabupaten Deli Serdang (sebelah Timur, Selatan dan Utara), dan Kabupaten Langkat (Selatan dan Barat).Kota ini juga berada pada jalur trasportasi utama yang menghubungkan Propinsi Sumatera Utara dengan Propinsi Nangroe Aceh Darurralam (NAD) serta menjadi kota transit bagi wisatawan yang ingin menuju ke kawasan wisata Bukit Lawang di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser di Kabupaten Langkat yang berjarak 68 km di barat laut Binjai. Bukit Lawang juga merupakan daerah konservasi mawas Sumatera (orang utan merah).
Dalam masa kepemimpinan Walikota HM Ali Umri, kota ini dibenahi dengan visi pembangunan: “Terwujudnya kota Binjai sebagai kota mandiri, maju, sejahtera dan berwawasan lingkungan.”
Visi itu kemudian lebih dijabarkan dalam Misi Pembangunan Kota Binjai (2006-2010), yakni: Menciptakan lapangan kerja dengan menyisihkan dana daerah untuk modal/ investasi pemerintah daerah melalui BUMD maupun investasi pihak ketiga; Meningkatkan sumber daya manusia yang handal dan religius; Meningkatkan kinerja pemerintahan kota secara profesional, efisien, akuntabel dan transparan; Meningkatkan perekonomian kota yang asli; Melanjutkan pembangunan infrastruktur dan sarana perkotaan; dan, Mengembangkan sistem keuangan kota.
Sebagai kota jasa, perindustrian, perdagangan dan pemukiman, kota ini memiliki infrastruktur yang makin memadai. Pusat perekonomian dan pusat pemerintahan umumnya berpusat di wilayah Kecamatan Binjai Kota. Kawasan perindustrian berada di daerah Binjai Utara. Sedangkan daerah pemukiman dan pertanian berada di Binjai Timur dan Selatan.
Kawasan Binjai Barat juga dijadikan daerah pengembangan peternakan. Direncanakan Kawasan Industri Binjai seluas 300 ha direncanakan di Kelurahan Cengkeh Turi Kecamatan Binjai Utara. Binjai juga dienal sebagai penghasil minyak bumi dan gas alam di kawasan Tandam Hilir, Kecamatan Binjai Utara.
Sebagai kota rambutan, kota Binjai memiliki perkebunan rambutan sekitar 425 ha dengan kapasitas produksi 2.400 ton per tahun. Akan lebih bernilai tambah jika kapasitas produksi sebesar itu didukung modernisasi industri pengolahan rambutan, industri pengalengan rambutan, dibandingkan dengan hanya menjual buah rambutan itu saja.
Sarana pusat perbelanjaan juga sudah cukup memadai di kota ini, baik perbelanjaan tradisional maupun modern. Pusat-pusat perbelanjaan itu umumnya melayani penjual dan pembeli dari Binjai dan Kabupaten Langkat. Pasar tradisional antara lain Pasar Tavip (pasar tradisional terbesar) di Binjai Kota, Pasar Kebun Lada di Binjai Utara, Pasar Brahrang di Binjai Barat dan Pasar Rambung di Binjai Selatan.
Sementara pusat perbelanjaan modern antara lain Suzuya, Mini Market Tahiti, Toserba Ramayana dan Mall Ramayana. Didukung pula dengan pusat pertokoan komersial terutama terpusat di rumah toko (ruko) sepanjang Jalan Jenderal Sudirman, Jalan Ahmad Yani (d/h Jalan Bangkatan) yang juga menjadi pusat makanan di malam hari.
Dukungan sarana transportasi juga sudah cukup memadai. Di dalam kota Binjai ada beca mesin roda tiga yang unik dan mobil angkutan umum yang disebut Sudako. Untuk transportasi ke luar kota, selain angkutan umumi jalan raya (bis dan angkot), ada juga kereta api yang menghubungkan Binjai dengan Medan dan Kwala di Kabupaten Langkat.
Letak kota ini cukup strategis, selain menjadi jalur utama Medan-Banda Aceh, juga tidak begitu jauh dari Bandara Polonia, Medan.Sementara pelabuhan Belawan juga akan dihubungkan dengan jalan tol Medan-Binjai.
Tugu Perjuangan ’45 yang menjadi salah satu ikon Kota Binjai merupakan pintu gerbang Kota Binjai menyambut kedatangan pengunjung dari luar kota. Sebelumnya kota ini juga mempunyai tugu air peninggalan zaman Belanda di Jalan Jenderal Sudirman yang sebelumnya digunakan untuk menyalurkan air bersih ke rumah-rumah di dalam kota. Namun peninggalan bersejarah ini beberapa tahun lalu telah digantikan dengan jejeran rumah toko.
Sarana pendidikan berjumlah 241 buah, terdiri dari 154 SD, 37 SMP, 9 MT, 31 SMU dan 10 MA. Jumlah penduduk usia sekolah wajib (di bawah 19 tahun) adalah 78.000 jiwa. Dari 241 buah sekolah ini, sebanyak 85 sekolah berada di Binjai Utara. Di kota ini ada tiga rumah sakit yaitu RS Korem 023 Binjai, RS Umum Binjai (Dr Djoelham) dan RS PTP IX.
Sedangkan pusat pemerintahan, Kantor Walikota Binjai, berada di Jl Jend Sudirman No. 6 Binjai, Sumatera Utara, Telp. 061-8821736 Fax. 061-8824000. Tepat di depan Kantor Walikota, ada Lapangan Merdeka yang merupakan alun-alun warga Kota Binjai. Ada juga Pendopo Umar Baki di Jalan Veteran yang menjadi gedung serba guna untuk melangsungkan banyak acara resmi maupun tidak resmi.
Sejarah
Dalam situs resmi Pemkot Binjai (binjai.go.id) sekilas diuraikan asal usul kota Binjai. Kota yang terle-tak di antara Sungai Mencirim di sebelah timur dan Sungai Bingai di sebelah barat, itu berada di antara dua kerajaan Melayu yaitu Kesul-tanan Deli dan Kerajaan Langkat.
Berdasarkan penuturan orang-orang tua, baik yang dikisahkan atau yang diriwayatkan dalam berbagai tulisan, bahwa kota Binjai itu berasal dari sebuah kampung kecil yang terletak di pinggir Sungai Bingai, kira-kira di Kelurahan Pekan Binjai yang sekarang. Upacara adat dalam rangka pembukaan kampung tersebut diadakan di bawah sebatang pohon Binjai yang rindang, batangnya amat besar, tumbuh kokoh di pinggir Sungai Bingai yang bermuara ke Sungai Wampu, sungai yang cukup besar dan dapat dilayari sampan-sampan besar yang berkayuh sampai jauh ke udik.
Di sekitar pohon Binjai yang besar itulah kemudian dibangun beberapa rumah yang lama-kelamaan menjadi besar dan luas yang akhirnya berkembang menjadi bandar atau pelabuhan yang ramai didatangi oleh tongkang-tongkang yang datang dari Stabat, Tanjung Pura dan juga dari Selat Malaka.
Kemudian nama pohon Binjai itulah yang akhirnya melekat menjadi nama kota Binjai. Konon pohon Binjai ini adalah sebangsa pohon embacang dan istilahnya berasal dari bahasa Karo. mti/aep
*** TokohIndonesia DotCom (Ensiklopedi Tokoh Indonesia)
07 | Potensi Sumut Luar Biasa
MTI-37: Potensi Provinsi Sumatera Utara (Sumut) sesungguhnya sangat luar biasa. Alamnya dari berbagai aspek sangat potensial. Sayangnya belum dikelola secara maksimal dan berdayaguna. Boleh jadi penyebabnya adalah faktor infrastruktur di berbagai daerah yang belum memadai bahkan memprihatinkan.
Lihat saja di sebagian besar wilayah Pantai Barat misalnya, kondisi jalan banyak yang rusak parah. “Tentu hal ini akan sangat berpengaruh terhadap kehidupan sosial perekonomian rakyat. Selain akan menimbulkan ongkos yang tinggi, juga akan memengaruhi kelancaran pengangkutan hasil bumi produksi petani dan barang kebutuhan masyarakat,” tegas Umri.
Seharusnya pemerintah berani mengambil inisiatif. Misalnya, dengan loby-loby mendesak pemerintah pusat untuk mengucurkan dana perbaikan yang melibatkan instansi lintas sektoral. Di sisi lain, pemerintah juga harus berani membuka jalan baru termasuk membuka perkampungan baru. Lahan toh masih cukup luas dan memungkinkan.
“Keterpurukan Sumut, khususnya di wilayah Pantai Barat, saya lihat terkait dengan kondisi infrastruktur yang belum ditangani secara maksimal. Boleh jadi mungkin disebabkan dana yang terbatas. Seharusnya, hal ini tidak dijadikan sebagai kendala yang berkepanjangan. Harus ada eksen dan keberanian mengadakan loby-loby ke pemerintah pusat termasuk kepada instansi/departemen lintas sektoral. Jika hanya menunggu sesuai dengan usulan, tanpa pendekatan yang maksimal, yah…..tunggu giliranlah. Sampai kapan, sementara jalan sudah kupak-kapik,” tegas Umri.
Menurut Umri, potensi alam Sumut dari berbagai aspek dan sektor sesungguhnya luar biasa. Kita memiliki alam (pariwisata) yang luar biasa di berbagai daerah, perkebunan yang luas, pertambangan, pertanian, perikanan dan hasil bumi yang membanggakan. Sayangnya potensi yang luar biasa itu belum dikelola dan ditangani secara maksimal. Salah satu kendala, boleh jadi karena diakibatkan infrastruktur yang belum seluruhnya mendukung dan sebagian besar masih memprihatinkan.
“Potensi yang luar biasa itu hendaknya lima tahun ke depan harus dikelola secara maksimal. Dan Pemprovsu harus berani eksen, mengambil inisiatif dengan berbagai cara. Begitu juga penanganan infrastruktur harus dijadikan sebagai prioritas. Bagaimana mungkin kita bisa berharap banyak, misalnya, menghadirkan investor atau mendatangkan wisatawan mancanegara, jika infrastruktur masih sangat memprihatinkan seperti sekarang ini,” tegas Umri.
Terkait infrastruktur seperti jalan yang rusak parah, memang terasa sangat dilematis. Lihat saja jalan lintas Sumatera di Aek Latong Sipirok. Meski dana tiap tahun dikucurkan ke lokasi ini, namun kondisinya tak juga berhasil diatasi. Seharusnya pemerintah harus berinisiatif membuka jalan baru, sehingga dana yang dikucurkan tidak sia-sia dan mubajir.
Sebab, sebagaimana dikemukakan berbagai kalangan, struktur tanah di Aek Latong itu berongga dan bergeser, sulit diharapkan untuk bisa diperbaiki secara normal. Terbukti, cukup lama jalan tersebut diperbaiki dan ditimbun dengan jumlah dana yang cukup besar, namun sampai sekarang kondisinya tetap saja parah, memprihatinkan. Andaikan dana yang cukup besar itu selama ini dialihkan membuka jalan baru, boleh jadi masalahnya sudah selesai.
Barangkali itulah sebabnya mengapa Umri menyebutnya, perlu keberanian dan inisiatif pemerintah daerah khususnya provinsi mencari alternatif dan inisiaif untuk mengatasinya.
Umri memang tidak hanya asal bunyi. Melainkan dibuktikannya dengan berbagai terobosan dalam membangun kota Binjai. Kemampuan loby dan keberaniannya bertindak mengambil inisyatif sesuai dengan wewenang yang ada padanya, menjadikan kota ini berkembang dan maju dengan pesat seperti sekarang ini.
Dalam kunjungannya ke berbagai daerah dalam kapasitasnya sebgai Ketua DPD Golkar Sumut, Umri sangat prihatin menyaksikan kondisi jalan yang kupak-kapik di berbagai daerah. Kondisi ini tentu sangat berpengaruh terhadap perkembangan perekonomian rakyat. “Ini seharusnya tidak boleh berlarut-larut (berkepanjangan) terjadi. Harus ada solusi mengatasinya,” katanya.
Terkait dukungan terhadap dirinya yang semakin mengkristal dari pelosok desa sampai ke kota untuk menjadi Gubernur Sumatera Utara priode 2008-2013 mendatang, jika hal itu terwujud dan Umri dipilih dan diamanahkan rakyat untuk memimpin provinsi ini, menurutnya, dia akan berupaya melakukan berbagai gebrakan. Salah satu di antaranya adalah pembangunan infrastruktur dan terobosan yang berorientasi mempercepat laju pertumbuhan pembangunan yang diimplementasikan untuk meningkatkan sosial, ekonomi kesejahteraan masyarakat. Semoga! mti/aep
*** TokohIndonesia DotCom (Ensiklopedi Tokoh Indonesia)
Menariknya, betapapun amat sibuk, dia tetap meluangkan waktunya untuk bersama keluarga. Seperti misalnya berkumpul bersama sambil berkaraoke bernyanyi ria diiringi keybord yang dimainkan Umri sendiri. Saat-saat seperti ini semua predikat jabatan, tugas dan fungsinya dilepaskan.
“Dalam waktu senggang , saya selalu berusaha bersama keluarga, anak-anak dan istri. Bernyanyi bersama, bercerita dan bercengkrama sebagaimana layaknya sahabat. Saat-saat seperti ini, perasaan menjadi plong dan damai,” tegas Umri.
Selain menyenangi musik dan tarik suara, Umri juga seorang pecinta lingkungan. Berbagai jenis tanaman sangat dekat dengan kehidupannya sehari-hari. Seperti misalnya ladang miliknya di dua tempat di Binjai yang dikenal dengan ladang jauh dan ladang dekat.
Ladang jauh, di pinggiran kota Binjai berbatasan dengan Kabupaten Langkat. Berbagai jenis tanaman buah-buahan sampai tanaman padi (sawah) ada di areal ini. Begitu juga berbagai jenis ikan tawar, seperti ikan mas, nila dan lainnya terdapat di kolam di areal ini.
Ladang jauh di hamparan areal seluas lebih kurang tiga hektare itu ditata sangat apik dan asri. Selain bangunan rumah sebagai tempat peristirahatan, di areal ini juga ada bangunan lainnya yang diperun-tukkan sebagai perpustakaan. Begitu juga bangunan joglo untuk tempat acara di antara pohon berbagai jenis tanaman buah-buahan, rumput hijau dan beraneka ragam tanaman bunga.
Areal ladang jauh ini selain struktur tanahnya yang berbukit-bukit ditata indah, terasa sangat asri dan berseni. Boleh jadi istilah ladang tersebut hanyalah sebuah nama belaka, sesungguhnya lebih pas mungkin disebut taman rekrasi dan pengadaptasian kecintaan pemiliknya terhadap lingkungan dan keindahan.
Menariknya, tidak jauh dari rumah peristirahatan berdiri sebuah joglo lumayan besar di atas perbukitan. Di depannya dibangun sebuah kolam dan tembok pembatas diukir relif. Nuansa yang terasa manakala mengunjungi ladang jauh ini adalah sebuah keindahan yang alami berwujud taman rekreasi ketimbang perladangan. Mengunjungi ladang jauh ini, terasa sangat nyaman dan kepingin rasanya berlama-lama beristiharat di sini.
Berbeda dengan ladang dekat yang arealnya berada di wilayah kawasan pusat kota Binjai. Di ladang dekat ini, berbagai jenis tanaman buah seperti durian berusia 40 sampai 50 tahun dipelihara dengan baik. Kesan, manakala menyaksikan ladang dekat ini, layaknya sebuah areal pelestarian tumbuh-tumbuhan tanaman keras.
Pohon durian di areal perladangan dekat ini jumlahnya cukup lumayan banyaknya dan tumbuh dengan rindang. Manakala saat musim berbuah, ramai dikunjungi masyarakat dan kerabat Ali Umri. Buah durian yang cukup banyak jumlahnya tersebut tidak diperjualbelikan, tapi diberikan gratis (infaq) kepada masyarakat. Seperti misalnya, Umri sengaja mengundang anak yatim ke ladang ini untuk bersama-sama memakan durian berbagi rasa, sepuas-puasnya.
Begitu juga warga masyarakat lainnya yang datang ke kebun ini akan medapat durian gratis. Tak mengherankan, Umri dan keluarganya sangat dekat dan dikenal warga masyarakat di kota Binjai, selain sebagai sebagai walikota juga karena kedermawan-annya dan perhatiannya terhadap masyarakat banyak. mti/aep
***TokohIndonesia DotCom (Ensiklopedi Tokoh Indonesia)
02 | Tokoh yang Demokratis
MTI-37: Kemandirian dan kerja keras HM Ali Umri, SH, MKn menggapai kesuksesan, agaknya patut menjadi contoh bagi generasi muda di negeri ini. Betapa tidak, perjalanan karir Umri, meski usianya masih relatif muda, sudah berhasil menjadi orang sukses. Selain pernah menjadi walikota termuda di negeri ini, dia juga berhasil menjadi Ketua DPD Partai Golkar Sumatera Utara, sebuah partai terbesar dan pemenang Pemilu 2004 di negeri ini, dan berlatar swasta murni.
Dan dalam sejarah partai berlambang pohon beringin ini, Umri mungkin orang paling muda yang berhasil menjadi orang pertama (ketua) memimpin partai ini di tingkat provinsi.
Karena keberhasilan itu pulalah agaknya, maka menjelang pemilihan Gubernur Sumatera Utara priode 2008/2013, itu yang kini mulai hangat diperbin-cangkan kalangan masyarakat dan kalangan elit politik, namanya mencuat menjadi buah bibir dari kota sampai ke pesok desa, sekaligus mendaulatnya menjadi calon unggulan.
Sangat wajar memang Umri menjadi buah bibir dan didaulat warga masyarakat untuk dicalonkan menjadi orang nomor satu di provinsi ini lima tahun ke depan. Kesuksesannya membangun kota Binjai seperti sekarang ini dan berhasil meraih penghargaan dari berbagai institusi pemerintah, organisasi kemasyarakatan serta organisasi profesi, tidak kurang dari 58 penghargaan, juga kesuksesan memimpin belasan organisasi, sangat wajar memang dijadikan sebagai indikator keyakinan masyarakat untuk mendaulatnya menjadi calon Gubsu periode mendatang. Dia diyakini akan mampu membawa perubahan dan kemajuan di provinsi ini.
Keberhasilan Umri itu meraih berbagai penghargaan dan memimpin belasan organisasi kemasyarakatan, bahkan partai politik terbesar seperti Partai Golkar dan organisasi profesi bergengsi kenotarisan, memilihnya menjadi Ketua Forum Komunikasi Kenotariatan Indonesia (FOMKI) 2007, agaknya merupakan kredit point yang pantas dan patut dijadikan indikator, membludaknya dukungan kepadanya untuk dicalonkan menjadi orang pertama di pemerintahan provinsi ini untuk lima tahun ke depan.
Kesuksesan itu meski berhasil diraihnya, Umri belum merasa berhasil jika tidak dibarengi SDM. Kalau pun sudah menyandang gelar sarjana (S-1) di atas persyaratan minimal pendidikan SMA. Sebab menurutnya, SDM itu sangat mutlak dan menentukan apa pun profesinya dan pekerjaan seseorang. Betapun kesibukannya sebagai walikota dan ketua berbagai organisasi selama ini, Umri tidak pernah mengabaikan peningkatan SDM dirinya. Dibuktikan lewat keberhasilannya meraih gelar marter (S-2).
“Pendidikan itu mutlak. Bagaimana mungkin bisa berhasil sebagai pemimpin, jika SDM di bawah standar orang-orang yang dipimpinnya. Belajar itu tidak ada tamatnya, baik lewat pendidikan formal, otodidak berdasarkan pengalaman maupun melalui kursus, seminar dan simposium. Seorang pemimpin mutlak harus memiliki SDM,” tegas Umri.
Demokratis
Kisah keberhasilan Umri itu tak terlepas dari sikap ayahandanya H Syaiful Bahri yang sangat demokratis. Tidak pernah memak-sakan kehendaknya terhadap anak-anaknya. Sebagai anak ke-3 dari 4 bersaudara, sejak kecil Umri selalu diberikan kebebasan dan diarahkan untuk hidup mandiri dan bertanggung jawab.
Menurut Umri, orangtuanya tidak pernah bersikap kasar apalagi sampai main pukul. Orangtua hanya mengarahkan anak-anaknya lewat kesadaran masing-masing, tidak pernah memaksakan kehendaknya. Tapi selalu mengingatkan harus sekolah dan mengaji. Sekolah untuk bakal hidup di dunia dan mengaji untuk bakal kehidupan di akhirat. Hanya itu yang selalu diucapkan orangtua dengan sikap yang sabar.
“Sikap orangtua itulah menjadi motivasi bagi saya untuk mandiri dan bekerja keras. Kebebasan yang diberikan orangtua itu justru menjadikan saya cepat menjadi dewasa di luar umur sesungguhnya. Bukan sebaliknya berleha-leha di balik keberadaan orangtua meski sesungguhnya hal itu bisa dilakukan, karena orangtua saya seorang pengusaha,” kenang Umri.
Sejak kecil saya sudah berwira-swasta dan mandiri, bahkan di usia belasan tahun, ketika itu masih duduk dibangku kelas tiga SMA sudah terpilih menjadi ketua salah satu organisasi dunia usaha. Semua ini, tidak terlepas dari sikap orangtua dan kemauan kerja keras. “Sikap orangtua itu kini saya wariskan kepada anak-anak saya. Mereka saya berikan kebebasan dan kesadara tanpa kekerasan dan memaksakan kehendak,” lanjut Umri calon dambaan masyarakat menjadi Gubernur Sumut 2008-2013 tersebut. mti/aep
*** TokohIndonesia DotCom (Ensiklopedi Tokoh Indonesia)
03 | Figur Unggulan Memimpin Sumut
MTI-37: Figur HM Ali Umri, SH,MKn kini menjadi perbincangan hangat berbagai elemen masyarakat. Walikota Binjai dan Ketua DPD Tingkat I Partai Golkar Sumatera Utara, ini dinilai salah satu figur paling tepat memimpin Sumatera Utara lima tahun ke depan. Selain usianya masih muda, enerjik, berpendidikan juga sarat pengalaman.
Konstlasi politik di Sumatera Utara menjelang Pilkada Gubsu, meski fase waktunya masih lebih setahun lagi (Juni 2008-red), namun bursa bakal calon (balon) mulai memanas. Sejumlah nama kini mulai mencuat kepermukaan, menjadi perbincangan hangat masyarakat. Sementara berbagai penghelatan mengarah pendekatan mencari dukungan rakyat calon pemilih semakin gencar dilakukan. Penghelatan itu kemudian berlanjut dengan dukungan dan terkesan direkayasa.
Kesan itu muncul sebagaimana diungkapkan berbagai pengamat, disebabkan berbagai penghelatan itu di luar fungsi tugas sang figur balon yang masih aktif sebagai pejabat di pemerintahan. Kolerasi antara penghelatan dan fungsi tugas sebagai pejabat dalam setiap penghelatan yang nota bene mengarah mencari dukungan, terkesan dipaksakan dan direkayasa. Berbeda dengan figur balon, meski menduduki jabatan di pemerintahan, tapi kebetulan menduduki posisi pimpinan partai. Setiap penghelatan, apa pun bentuknya masih relefan dan dimaklumi. Sebab terkait dengan konsolidasi partai untuk menyatukan visi dan misi serta pengkaderan.
Dari sejumlah figur balon Gubsu priode 2008/2013 lima tahun kedepan, kini menjadi perbincangan hangat ditengh-tengah luas termasuk kalangan politisi, akademisi dan ekonom, adalah H.M.Ali Umri, SH, MKN. Walikota Binjai dua priode (priode pertama dipilih DPRD dan priode kedua dipilih langsung rakyat-red), Ketua DPD Golkar Sumut, memimpin sejumlah organisasi kemasyarakatan serta beberapa organisasi profesi dan akademik itu. dinilai sangat capable dan “pas” memimpin pemerintahan provinsi ini lima tahun ke-depan.
Kreteria Plus
Penilaian terhadap Ali Umri itu didasar berbagai kriteria seperti usia masih muda (lahir 9 April 19966-red), enerjik, memiliki SDM bergelar master (S-2), berpengalaman di pemerintahan sebagai walikota dua priode, memahami politik dibuktikan dengan amanah kepercayaan memimpin Golkar Sumut, partai terbesar di negeri ini di Sumut. Berpengalaman di lembaga legislatif, bahkan pernah menjadi ketua fraksi DPRD Binjai sebelum terpilih menjadi wlikota. Selain itu, sarat pengalaman memimpin organisasi kemasyarakatan, profesi, akademik dan lainnya serta berhasil meraih puluhan sertipikat penghargaan.
Dari berbagai kreteria yang menjadi harapan masyarakat membangun Sumatera Utara lima tahun ke-depan, Umri dinilai “pas” dan memiliki kredit point plus dibanding dengan figur-figur balon lainnya untuk didukung dan dipilih menjadi Gubsu priode 2008/2013. Apalagi dikaitkan dengan masalah hukun dan pertanahan yang selama ini di Sumut dinilai sangat kompleks, rakyat membutuhkan seorang figur pemimpin yang memahaminya.Artinya, tidak hanya sebatas pemahanan, tapi harus dibarengi dengan kemampuan SDM. Dibuktikan dengan pendidikan yang benar dan sah. bukan hanya sekedar pernyataan atau pendidikan ekstension.
Sesuai kreteria sebagaimana yang diharapkan masyarakat itu, Umri agaknya menjadi pilihan unggulan dibandingkan dengan balon-balon lainnya yang kini namanya muncul kepermukaan. Selain berpredikat sarjana hukum, dia juga bergelar master dibidang kenotariatan yang nota bene sangat terkait dengan pertanahan, hukum dan perundang-undangan lulusan Universitas Sumatera Utara, universitas paling bergengsi di Sumut.
Dukungan Membludak
Tak mengherankan, dari berbagai kalangan masyarakat dengan latar belakang kehidupan sosial, pendidikan, suku, agama dari kota sampai kepelosok desa, setiap kedatangan Umri keberbagai daerah selalu disambut masyarakat membludak dan berikrar mendaulatnya untuk dipilih menjadi gubernur priode lima tahun ke depan.
“Aha dope calon Gubsu sipikiron, madung adong na pas, poso, berpendidikan, pengalamananpe di pemerintahan dohot di DPRD pe madung gok. Songoni muse di organisasi kemasyarakatan dohot na lainnya. Apalagi Bapak Ali Umri sonnari Ketua Golkar Sumut. Napola loja behita mamikiri ise calon, madung pasi Bapak Ali Umri. Narohangku, pandapotkon sama dohot dongan-dongan na lain, Bapak Ali Umri madung pas sajoi tapilih,” ucap seorang tokoh masyarakat di Padangsidempuan, Tapanuli Selatan (Tapsel) yang dikenal sebagai Raja Marga Harahap.
Maksudnya: ” Apa lagi yang harus dipikirkan calon Gubsu, sudah ada orang yang pas, muda, berpendidikan, pengalamannya di pemerintahan juga di DPRD sudah banyak. Begitu juga berorganisasi di masyarakat dan lainnya. Apalagi Bapak Ali Umri kini memimpin Partai Golkar Sumut. Tidak perlu lagi kita susah memikirkan siapa calon, sudah sangat pas itu Bapak Ali Umri. Saya pikir, pendapat saya ini sama dengan kawan-kawan yang lain, Bapak Ali Umri sudah sangat pas dan tepat untuk kita pilih.”
Ungkapan Raja Marga Harahap dari Padangsidemuan itu bukanlah hanya sekedar lip service atau sekedar ” basi-basi dan pelipir lara,” tapi didasari kreteria sebagaiman yang iharapkan rakyat. Ungkapan yang sama juga muncul dari berbagai daerah di provinsi ini. Dibuktikan dari kunjungan Umri ke berbagai daerah, kabupaten/kota, kecamatan di provinsi ini, selalu dihadiri membludak masyarakat tidak hanya warga Golkar tapi juga tokoh masyarakat, pemuda, alim ulama dan mendaulatnya sebagai calon Gubsu lewat ikrar kesepakatan seperti di Padang Bolak, Gunung Tua, Tapanuli Selatan. Di tanah leluhur Deputy Menkopolhukam, H.Chairuman Harahap,SH,MH ini, Umri mendapat dukungan “luar biasa” dari tokoh masyarakat, alim ulama,pemuda dan para hatobangon (pengetua-red) seperti H,Syamsi Harahap mantan Ketua DPRD Medan yang menurut tutur dalam adat Batak merupakan “amangboru” Ali Umri.
Begitu juga di Labuhan Batu, selain dukungan masyarakat, tidak kurang dari tujuh kiayi karismatik di kabupaten ini berikrar mendukung dan mendoakannya agar dipilih dan terpilih nantinya dalam Pilgubsu mendatang. Sentara dikalangan petinggi Golkar di daerah-daerah, kabuapten/kota juga “solid” dan selalu berikrar tanpa reserve untu mendukung pencalonan Umri dan berjanji akan memenangkannya pada Pilkagubsu mendatang.
Aset Kebanggaan
Disadari atau tidak, seperti diungkapkan sejumlah tokoh partai Golkar, sesungguhnya Ali Umri kelahiran Rantauprapat 40 tahun lalu, anak pasangan H.Syaiful Bahri kelahiran Rantaupanjang Tanjung Pura, Kabupaten Langkat dan almarhum Hj.Siti Maliah Hasibuan kelahiran Binjai asal Saba Jior, Mandailing Natal ini adalah asset yang sangat potensial dan merupakan kebanggaan partai. Selain muda, enerjik, berpendidikan, memiliki nilai plus dalam pengalaman diberbagai organisasi sosial kemasyarakatan, akademik begitu juga di pemerintahan maupun di politik termasuk di lembaga legislatif. Umri dinilai sangat pantas dan pas, didukung dan dicalonkan menjadi Gubsu pada Pilkada mendatang.
Seperti diungkapkan, Riza Fachrumi Taher, salah seorang pengurus harian Partai Golkar Sumut; “Umri itu asset yang patut dibanggakan. Memiliki nilai plus tidak hanya bagi partai Golkar, tapi juga bagi masyarakat Sumatera Utara. Didasari penilaian itulah agaknya, dalam Rapimda (Rapat Pimpinan) Partai Golkar beberapa waktu lalu di Medan, Umri didaulat secara aklamasi untuk dicalonkan menjadi Gubsu priode lima tahun ke-depan.”
Sementara di kalangan masyarakat dari berbagai elemen dan latar belakang di berbagai daerah di provinsi ini, setiap kunjungan Umri juga selalu mendapat dukungan, bahkan didaulat secara penuh untuk dicalonkan menjadi Gubsu, lanjut.
“Kalau ada kader, apalagi pengurus partai membelot dan mengaibaikan komitmen kesepakatan Rapimda itu, saya pikir sama artinya dengan pengkhiatan. Apa wajar sebagai kader, mendukung calon lain, sementara ketua partai sendiri dari segala asfek memenuhi kreteria persyaratan, bahkan memiliki nilai plus dari balon-balon lain, “tegas Riza menanggapi kemungkin balon lain diusung partainya.
Meurut Riza, keyakinannya konsisten dengan kesepakatan Rapimda itu, tidak akan ada konvensi lagi untuk penjaringan balon. Hanya tinggal menunggu waktu hari “H” penetapan. Sedang DPPPartai Golkar, dia juga berkeyakinan akan mendukung komitmen Rapimda itu. Dan tidak yakin DPP akan mengintervensi tatanan yang sudah disepakati daerah. Andaikan DPP melakukan pemaksaan di luar kesepakatan itu, eksesnya akan sangat berdampak “fatal” terhadap keberadaan partai itu dalam Pemilu 2009 mendatang. Karena itu saya yakin, DPP tidak akan melakukan intervensi merubah kesepakan itu, tegasnya.
Pendapat yang sama juga dikemukan Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Sumut, H Syahrul Pasaribu, SH. “Calon Golkar sudah jelas, Ali Umri. Apalagi yang harus dibahas,” katanya dalam percakapan saat berlangsung Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrembang) Provinsi Sumatera Utara 2007 di Bina Graha Medan, baru-baru ini.
Terkait dukungan yang terus membludak dari berbagai daerah dan elemen masyarakat mendaulat Umri untuk dicalonkan memimpin provinsi ini, tak urung memang berbagai upaya dari pihak tertentu berusaha menjegalnya. Boleh jadi tak tertutup kemungkin dari tubuh partaiyang dipimpinnya sendiri. Umri sendiri agaknya sangat menyadarinya. Itulah sebabnya dalam berbagai kunjungannya ke daerah, meskipun dukungan terus mengalir membludak mendaulatnya untuk dicalonkan menjadi Gubsu priode 2008/2013, dia terlihat tetap bersahaja. Umri lebih cendrung terus mengevaluasi, apakah dukungan itu benar-benar murni atau hanya sekedar lip service, sebelum menyatakan diri siap dicalonkan atau mencalonkan diri.
Kematangan Umri dengan segudang pengalaman berorganisasi termasuk di pemerintahan begitu juga sebagai mantan ketua fraksi di lembaga legislatif, tidak ingin terjebak dalam sebuah lingkaran yang justru berbeda dengan kenyataan manakala dia sudah mencalonkan diri kelak.
Barangkali, itulah sebabnya dalam setiap kunjungannya ke daerah, meski terus didaulat sebagai calon Gubsu, fokus yang selalu diutamakannya adalah konsolidasi serta mengevaluasi setiap perkembangan di tengah-tengah masyarakat konsisten dengan fungsinya sebagai ketua partai. Bahkan selalu mengatakan; lebih mengutakan terjaganya keutuhan dan persatuan masyarakat Sumut ketimbang menjadi gubernur.
“Apa artinya saya mencalonkan diri jadi gubernur, kalau nantinya terjadi perpecahan di tengah-tengah masyarakat,” tegasnya dalam berbagai pertemuan dengan kader partai ini di daerah.
Bersikap Kenegarawanan
Sikap Umri itu agaknya menunjukkan dia seorang pemimpin besar dan berjiwa kenegarawanan, lebih mengutamakan keutuhan persatuan dan kesatuan masyarakat ketimbang mengutamakan kepentingan pribadi meski pun sesungguhnya hal itu pantas dan wajar diraihnya.
Boleh jadi, sikap itu terobsesi dari warisan ayahandanya, H.Syaiful Bahri yang selalu mengajarkan kesadaran tanpa pemaksaan kehendak untuk mencapai tujuan. Selain itu, juga sifat orang-orang yang lahir di bawah zodiag Aries apalagi tepat tanggal “9” seperti Umri, memiliki kepribadian yang khas. Tegar, keras tapi berjiwa seni, enerjik, familiar, inovatif, percaya diri, tidak pendendam dan selalu siap berkorban untuk siapa saja. Sikap itu sejak kecil seperti dikemukan sejumlah kerabat yang mengenalnya, diakui sangat melekat dalam diri Umri sampai sekarang.
Salah satu sikap dan sifat orang-orang di bawah naungan Zodiag Aries khususnya yang lahir tanggal 9 sebagaimana analisis para ahli perbintangan, semakin dihempang akan semakin gigih dan biasanya akan berhasil dan sulit terbendung. Malah sebaliknya, orang-orang yang berusaha menghempangnya, apa lagi sampai mengarah “menzolimi”, justru akan merugi dan tersingkir.
Dari berbagai analisis kemunculan Umri yang dibarengi dengan dukungan masyarakat luas dari berbagai elemen dari kota sampai kepelosok termasuk hasil Rapimda Golkar, begitu juga kreteria yang menjadi harapan rakyat untuk memimpin provinsi ini, agaknya H.M.Ali Umri,SH, MKn, hanya tinggal menunggu waktu. Dia diprediksikan akan memimpin pemerintahan di provinsi ini untuk priode 2008/2013, lima tahun mendatang. Semoga! mti/hm aulia e panggabean
*** TokohIndonesia DotCom (Ensiklopedi Tokoh Indonesia)
04 | Dukungan Menjadi Gubsu
MTI-37: Sejumlah nama calon Gubernur Sumatera Utara
(Gubsu) kini mulai ramai diperbincangkan masyarakat Sumatera Utara. Namun di antara sejumlah figur yang muncul ke permukaan dan menjadi pembicaraan kalangan politisi di Sumut, agaknya nama H.M.Ali Umri, SH, MKn paling ramai diperbincangkan.
Ketua DPD Golkar Sumut dan Walikota Binjai ini dinilai berbagai kalangan paling “pas” untuk didukung dan dipilih menjadi orang nomor satu di Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) itu pada Pilgubsu 2008-2013 mendatang.
Meski pendaftaran calon masih cukup lama dan belum satu pun Fraksi di DPRD Sumut menyebut apalagi mengusung nama calon, namun dukungan masyarakat dari berbagai elemen terus mengalir dan semakin mengkristal mendaulat Ali Umri untuk menjadi Gubsu periode 2008-2013, lima tahun ke depan.
Sejak bergulirnya bursa calon Gubsu diperbincangkan masyarakat di Sumut, di antara sejumlah figur yang disebut-sebut bakal muncul memperebutkan kursi nomor satu di Pemprovsu itu, Ali Umri agaknya paling dominan mendapat dukungan.
Dibuktikan dengan banyaknya dukungan dari berbagai daerah dan berbagai elemen masyarakat Di antaranya, tercatat:
- Ribuan masyarakat Tanjungbalai termasuk IPNA (Ikatan Persaudaraan Nelayan Asahan)
- Mahasiswa Labuhanbatu
- Al Ittihadiyah Sumut
- Tarbiyah Islamiyah Sumut
- Himafsu (Himpunan Mubaliq Al Furqon Sumut)
- PMK (Pemuda Mitra Kamtibmas) Sumut
- Etnis Jawa Deli Serdang
- Sultan H.Baharuddin Harahap, Pondok Pesantren Tapanuli Selatan
- 7 Kiayi Karismatik Labuhanbatu
- Warga Masyarakat Padang Bolak Gunungtua
- Marga Harahap Wilayah Padangbolak Tapanuli Selatan
- 7 Kecamatan di Tapanuli Selatan
- Muda/i Tapanuli Selatan
- FKMK (Forum Koalisi Mahasiswa Karya)- IPNU Kabupaten Serdang Bedagai
- Warga Masyarakat Nias dan Nias Selatan
- Dzikir Istiqosah Muslim Tanah Karo
- Warga Aceh di Medan (Nur Nikmat)
- Forum Merdeka Sejati Sumut
- Angkatan Muda Siliwangi Sumut
- Gabungan Etnis Karo/Aceh
- Gerakan Peduli Masyarakat Jawa Sumut
- GAMI dan Komunitas Melayu
- Pewiritan Ibu-ibu Medan-Binjai dan Langkat
- Badan Kontak Masjid Taklim Simalungun
- Dan sejumlah organisasi/elemen masyarakat lainnya. mti/aep
*** TokohIndonesia DotCom (Ensiklopedi Tokoh Indonesia)
05 | Taat Hukum dan Berpihak Pada Rakyat
= Sukses Pimpin Kota Binjai
MTI-37: Dalam berbagai perspektif kehidupan Umri, baik dalam kesehari-hariannya maupun sebagai pejabat, dia selalu berorientasi, peraturan dan perundang-undangan atau taat hukum. “Sebagai warga bangsa, hukum, perundang-undangan dan peraturan harus dipatuhi apapun fungsi dan jabatan kita. Ini merupakan komitmen kehidupan berbangsa dan bernegara yang tidak boleh ditawar apalagi diabaikan,” tegas HM Ali Umri.
Itulah sebabnya, dalam perjalan karirnya sebagai Walikota Binjai, Umri tetap komit terhadap peraturan dan perundang-undang dalam setiap penyusunan APBD maupun arahan strategi pembangunan di kota ini.
Dalam arahan strategi pembangunan itu juga harus diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi rakyat. Dicontohkannya seperti mendirikan koperasi, bantuan meningkatkan konveksi warga termasuk bantuan atap, lantai dan dinding.
Selain program pemerintah, secara pribadi, Umri juga aktif membantu warga masyarakat yang kebetulan nasibnya kurang beruntung, miskin.
Dalam membantu warganya, Umri tetap beorientasi nasional. Peprinsipnya, tidak pernah melihat latar belakang agama, etnis atau golongan. Semua harus dibantu, seperti misalnya, masjid, gereja, klengteng (kuil) termasuk umatnya. Sebagai pejabat abdi negara dan rakyat, dia berprinsip harus berdiri neteral, di atas segala golongan dan kepentingan pribadi.
“Ini komitmen dan prinsif, jika kita ingin membangun bangsa ini. Persatuan dan kesatuan dalam kebhinekatunggalikaan, sebagaimana cita-cita pendiri negeri ini, harus tetap kita implementasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara apalagi sebagai pemimpin,” tegasnya.
PD Buka Lapangan Kerja
Menurut Umri, Pemko juga mengupayakan Perusahaan Daerah (PD) Pembangunan bisa eksis dan membantu masyarakat menyediakan lapangan kerja dari berbagai tingkatan SDM.
PD Pembangunan Pemko Binjai ini meliputi bidang usaha pabrik batu bata, molem, asbes, vaking blok, pabrik cat, mineral wather, perumahan, Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan pengangkutan umum. Awal berdirinya perusahaan ini beberapa waktu lalu, investasinya hanya sekitar Rp6,5 milyar, tapi kini asetnya sudah mencapai Rp20 miyar.
Perusahaan milik Pemko Binjai ini, selain diupayakan eksis dan berkembang, juga diharapkan mampu menampung tenaga kerja warga masyarakat sesuai dengan tingkat pendidikannya (SDM). “Alhamdulilah, harapan itu kini mulai terwujud, tenaga kerja yang tertampung cukup besar jumlahnya,” ujar Umri.
Sementara di sektor pengangkutan, perusahaan ini juga kini sudah memiliki 10 unit bus yang diperuntukkan sebagai pengangkutan murah masyarakat dengan tarif jauh dekat Rp750 per orang.
“PD Pembangunan ini terus kita upayakan berkembang dengan unit-unit usahanya. Selain diharapkan mampu memberikan kontribusi untuk pendapatan asli daerah (PAD) juga sebagai salah satu upa-ya untuk menanggulangi pengang-guran. “Alhamdulillah, harapan itu secara perlahan tapi pasti, ber-hasil kita wujudkan,” tegas Umri.
Sukses Pimpin Kota Binjai
Akan hal perspektif pembangunan yang lebih luas, Sumatera Utara misalnya, menurut Umri harus dilihat dari kepentingan yang paling mendasar. Umri melihatnya dari sektor pembangunan infrastruktur.
Dicontohkannya, ketika awal pertama memangku jabatan sebagai Walikota Binjai, kondisi kota ini terutama infrastrukturnya cukup memprihatinkan. Padahal fungsi infrastruktur itu, seperti pembangunan jalan, jembatan dan fasilitas lainnya, sangat menentukan maju mundurnya tingkat sosial kesejahteraan dan perekonomian rakyat.
Dalam strategi membangun infrastruktur itu harus tetap diupayakan tidak terlalu banyak mengusik keberadaan warga. Misalnya, membuka jalan baru, harus diupayakan menghindari pemotongan rumah warga. Harus dicari alternatif tanah kosong atau perladangan yang ganti ruginya tidak terlalu membebani keuangan pemerintah.
Di kota Binjai, misalnya, masih banyak perladangan dan tanah perkebunan PTP, tinggal bagaimana cara pendekatan untuk kerjasama memanfaatkannya. Itu yang kita lakukan selama ini. “Terbukti kia berhasil membuka jalan-jalan baru termasuk ring road yang selama ini menjadi areal perkebunan di pinggiran kota,” ungkap Umri.
Selama kurun masa jabatan Umri menjadi Walkot, Binjai memang terasa sangat pesat perkembangan-nya. Pembangunan infrastruktur seperti jalan-jalan baru dan jembatan yang representatif cukup banyak dibangun sampai ke pinggiran kota. Tak mengherankan Umri plus Pemko Binjau cukup banyak memperoleh penghargaan selama masa jabatan Umri menjadi orang nomor satu di kota ini.
“Bukan bermaksud membanggakan diri, tapi kenyataan, lihat saja kini pertumbungan perekonomian kota Binjai ditandai dengan banyaknya bangunan pertokoan termasuk berdirinya pusat perbelanjaan modern,” tegas Umri.
Diakui memang, sejak Umri menjabat sebagai walikota, kini tahun ke-3 periode kedua, kota Binjai maju sangat pesat. Jalan-jalan di penjuru kota dan pinggiran dan taman-taman yang asri bernuansa keindahan lingkungan dibanguan dengan baik dan sangat mendukung berbagai aktifitas masyarakat.
Di sisi lain, Umri juga dikenal seorang yang sangat berkemampuan loby terutama ke pusat untuk menarik dana pembangunan kota ini. Begitu juga pendekatan kepada pihak perkebunan, sehingga bisa dibangun ring road yang tak ubahnya seperti jalan toll.
Tak mengherankan, kepiawaian Umri mengadakan loby-loby mencari dana untuk pembangunan kota Binjai, dibuktikan dengan keberhasilannya pernah menjadi “number one” penerima DAU (Dana Alokasi Umum) bantuan Pemerintah Pusat (APBN) di antara Kabupaten/Kota di Sumatera Utara beberapa waktu lalu.
Keberhasilan Umri membangun kota Binjai seperti sekarang ini, tentunya selain tetap berpatokan kepada peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, juga selalu diarahkan berorientasi untuk meningkatkan sosial kehidupan warganya dan keberpihakan kepada kepentingangan rakyat banyak. mti/aep
*** TokohIndonesia DotCom (Ensiklopedi Tokoh Indonesia)
06 | Binjai, Kota Mandiri
MTI-37: Binjai yang dijuluki sebagai kota rambutan — karena rambutan Binjai memang terkenal sangat enak – kini berbenah menjadi sebagai kota yang mandiri, maju, sejahtera dan berwawasan lingkungan. Dalam kepemimpinan Walikota HM Ali Umri, kota ini semakin berbenah sebagai kota jasa, perindustrian, perdagangan dan pemukiman.
Kota Binjai memiliki luas 9.023,62 Ha terdiri dari lima kecamatan (Binjai Kota, Binjai Utara, Binjai Selatan, Binjai Barat dan Binjai Timur) dan 37 kelurahan. Kota ini berpenduduk sebanyak 223.535 dengan kepadatan 2.506 jiwa/km² (April 2003) yang terdiri dari berbagai etnis, antara lain Batak Karo, Melayu, Jawa dan Tionghoa.
Kemajemukan etnis dan agama menjadikan Binjai kaya akan aneka kebudayaan. Dari sekitar 160.000 jiwa tenaga kerja produktif yang bermukim di kota ini, di antaranya banyak yang bekerja di Kota Medan, Ibukota Propinsi Sumatera Utara, karena jarak yang relatif dekat (hanya berjarak sekitar 22 Km atau lebih kurang 30 menit perjalan) dan sarana transportasi yang memadai.
Kota ini berbatasan langsung dengan Kabupaten Deli Serdang (sebelah Timur, Selatan dan Utara), dan Kabupaten Langkat (Selatan dan Barat).Kota ini juga berada pada jalur trasportasi utama yang menghubungkan Propinsi Sumatera Utara dengan Propinsi Nangroe Aceh Darurralam (NAD) serta menjadi kota transit bagi wisatawan yang ingin menuju ke kawasan wisata Bukit Lawang di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser di Kabupaten Langkat yang berjarak 68 km di barat laut Binjai. Bukit Lawang juga merupakan daerah konservasi mawas Sumatera (orang utan merah).
Dalam masa kepemimpinan Walikota HM Ali Umri, kota ini dibenahi dengan visi pembangunan: “Terwujudnya kota Binjai sebagai kota mandiri, maju, sejahtera dan berwawasan lingkungan.”
Visi itu kemudian lebih dijabarkan dalam Misi Pembangunan Kota Binjai (2006-2010), yakni: Menciptakan lapangan kerja dengan menyisihkan dana daerah untuk modal/ investasi pemerintah daerah melalui BUMD maupun investasi pihak ketiga; Meningkatkan sumber daya manusia yang handal dan religius; Meningkatkan kinerja pemerintahan kota secara profesional, efisien, akuntabel dan transparan; Meningkatkan perekonomian kota yang asli; Melanjutkan pembangunan infrastruktur dan sarana perkotaan; dan, Mengembangkan sistem keuangan kota.
Sebagai kota jasa, perindustrian, perdagangan dan pemukiman, kota ini memiliki infrastruktur yang makin memadai. Pusat perekonomian dan pusat pemerintahan umumnya berpusat di wilayah Kecamatan Binjai Kota. Kawasan perindustrian berada di daerah Binjai Utara. Sedangkan daerah pemukiman dan pertanian berada di Binjai Timur dan Selatan.
Kawasan Binjai Barat juga dijadikan daerah pengembangan peternakan. Direncanakan Kawasan Industri Binjai seluas 300 ha direncanakan di Kelurahan Cengkeh Turi Kecamatan Binjai Utara. Binjai juga dienal sebagai penghasil minyak bumi dan gas alam di kawasan Tandam Hilir, Kecamatan Binjai Utara.
Sebagai kota rambutan, kota Binjai memiliki perkebunan rambutan sekitar 425 ha dengan kapasitas produksi 2.400 ton per tahun. Akan lebih bernilai tambah jika kapasitas produksi sebesar itu didukung modernisasi industri pengolahan rambutan, industri pengalengan rambutan, dibandingkan dengan hanya menjual buah rambutan itu saja.
Sarana pusat perbelanjaan juga sudah cukup memadai di kota ini, baik perbelanjaan tradisional maupun modern. Pusat-pusat perbelanjaan itu umumnya melayani penjual dan pembeli dari Binjai dan Kabupaten Langkat. Pasar tradisional antara lain Pasar Tavip (pasar tradisional terbesar) di Binjai Kota, Pasar Kebun Lada di Binjai Utara, Pasar Brahrang di Binjai Barat dan Pasar Rambung di Binjai Selatan.
Sementara pusat perbelanjaan modern antara lain Suzuya, Mini Market Tahiti, Toserba Ramayana dan Mall Ramayana. Didukung pula dengan pusat pertokoan komersial terutama terpusat di rumah toko (ruko) sepanjang Jalan Jenderal Sudirman, Jalan Ahmad Yani (d/h Jalan Bangkatan) yang juga menjadi pusat makanan di malam hari.
Dukungan sarana transportasi juga sudah cukup memadai. Di dalam kota Binjai ada beca mesin roda tiga yang unik dan mobil angkutan umum yang disebut Sudako. Untuk transportasi ke luar kota, selain angkutan umumi jalan raya (bis dan angkot), ada juga kereta api yang menghubungkan Binjai dengan Medan dan Kwala di Kabupaten Langkat.
Letak kota ini cukup strategis, selain menjadi jalur utama Medan-Banda Aceh, juga tidak begitu jauh dari Bandara Polonia, Medan.Sementara pelabuhan Belawan juga akan dihubungkan dengan jalan tol Medan-Binjai.
Tugu Perjuangan ’45 yang menjadi salah satu ikon Kota Binjai merupakan pintu gerbang Kota Binjai menyambut kedatangan pengunjung dari luar kota. Sebelumnya kota ini juga mempunyai tugu air peninggalan zaman Belanda di Jalan Jenderal Sudirman yang sebelumnya digunakan untuk menyalurkan air bersih ke rumah-rumah di dalam kota. Namun peninggalan bersejarah ini beberapa tahun lalu telah digantikan dengan jejeran rumah toko.
Sarana pendidikan berjumlah 241 buah, terdiri dari 154 SD, 37 SMP, 9 MT, 31 SMU dan 10 MA. Jumlah penduduk usia sekolah wajib (di bawah 19 tahun) adalah 78.000 jiwa. Dari 241 buah sekolah ini, sebanyak 85 sekolah berada di Binjai Utara. Di kota ini ada tiga rumah sakit yaitu RS Korem 023 Binjai, RS Umum Binjai (Dr Djoelham) dan RS PTP IX.
Sedangkan pusat pemerintahan, Kantor Walikota Binjai, berada di Jl Jend Sudirman No. 6 Binjai, Sumatera Utara, Telp. 061-8821736 Fax. 061-8824000. Tepat di depan Kantor Walikota, ada Lapangan Merdeka yang merupakan alun-alun warga Kota Binjai. Ada juga Pendopo Umar Baki di Jalan Veteran yang menjadi gedung serba guna untuk melangsungkan banyak acara resmi maupun tidak resmi.
Sejarah
Dalam situs resmi Pemkot Binjai (binjai.go.id) sekilas diuraikan asal usul kota Binjai. Kota yang terle-tak di antara Sungai Mencirim di sebelah timur dan Sungai Bingai di sebelah barat, itu berada di antara dua kerajaan Melayu yaitu Kesul-tanan Deli dan Kerajaan Langkat.
Berdasarkan penuturan orang-orang tua, baik yang dikisahkan atau yang diriwayatkan dalam berbagai tulisan, bahwa kota Binjai itu berasal dari sebuah kampung kecil yang terletak di pinggir Sungai Bingai, kira-kira di Kelurahan Pekan Binjai yang sekarang. Upacara adat dalam rangka pembukaan kampung tersebut diadakan di bawah sebatang pohon Binjai yang rindang, batangnya amat besar, tumbuh kokoh di pinggir Sungai Bingai yang bermuara ke Sungai Wampu, sungai yang cukup besar dan dapat dilayari sampan-sampan besar yang berkayuh sampai jauh ke udik.
Di sekitar pohon Binjai yang besar itulah kemudian dibangun beberapa rumah yang lama-kelamaan menjadi besar dan luas yang akhirnya berkembang menjadi bandar atau pelabuhan yang ramai didatangi oleh tongkang-tongkang yang datang dari Stabat, Tanjung Pura dan juga dari Selat Malaka.
Kemudian nama pohon Binjai itulah yang akhirnya melekat menjadi nama kota Binjai. Konon pohon Binjai ini adalah sebangsa pohon embacang dan istilahnya berasal dari bahasa Karo. mti/aep
*** TokohIndonesia DotCom (Ensiklopedi Tokoh Indonesia)
07 | Potensi Sumut Luar Biasa
MTI-37: Potensi Provinsi Sumatera Utara (Sumut) sesungguhnya sangat luar biasa. Alamnya dari berbagai aspek sangat potensial. Sayangnya belum dikelola secara maksimal dan berdayaguna. Boleh jadi penyebabnya adalah faktor infrastruktur di berbagai daerah yang belum memadai bahkan memprihatinkan.
Lihat saja di sebagian besar wilayah Pantai Barat misalnya, kondisi jalan banyak yang rusak parah. “Tentu hal ini akan sangat berpengaruh terhadap kehidupan sosial perekonomian rakyat. Selain akan menimbulkan ongkos yang tinggi, juga akan memengaruhi kelancaran pengangkutan hasil bumi produksi petani dan barang kebutuhan masyarakat,” tegas Umri.
Seharusnya pemerintah berani mengambil inisiatif. Misalnya, dengan loby-loby mendesak pemerintah pusat untuk mengucurkan dana perbaikan yang melibatkan instansi lintas sektoral. Di sisi lain, pemerintah juga harus berani membuka jalan baru termasuk membuka perkampungan baru. Lahan toh masih cukup luas dan memungkinkan.
“Keterpurukan Sumut, khususnya di wilayah Pantai Barat, saya lihat terkait dengan kondisi infrastruktur yang belum ditangani secara maksimal. Boleh jadi mungkin disebabkan dana yang terbatas. Seharusnya, hal ini tidak dijadikan sebagai kendala yang berkepanjangan. Harus ada eksen dan keberanian mengadakan loby-loby ke pemerintah pusat termasuk kepada instansi/departemen lintas sektoral. Jika hanya menunggu sesuai dengan usulan, tanpa pendekatan yang maksimal, yah…..tunggu giliranlah. Sampai kapan, sementara jalan sudah kupak-kapik,” tegas Umri.
Menurut Umri, potensi alam Sumut dari berbagai aspek dan sektor sesungguhnya luar biasa. Kita memiliki alam (pariwisata) yang luar biasa di berbagai daerah, perkebunan yang luas, pertambangan, pertanian, perikanan dan hasil bumi yang membanggakan. Sayangnya potensi yang luar biasa itu belum dikelola dan ditangani secara maksimal. Salah satu kendala, boleh jadi karena diakibatkan infrastruktur yang belum seluruhnya mendukung dan sebagian besar masih memprihatinkan.
“Potensi yang luar biasa itu hendaknya lima tahun ke depan harus dikelola secara maksimal. Dan Pemprovsu harus berani eksen, mengambil inisiatif dengan berbagai cara. Begitu juga penanganan infrastruktur harus dijadikan sebagai prioritas. Bagaimana mungkin kita bisa berharap banyak, misalnya, menghadirkan investor atau mendatangkan wisatawan mancanegara, jika infrastruktur masih sangat memprihatinkan seperti sekarang ini,” tegas Umri.
Terkait infrastruktur seperti jalan yang rusak parah, memang terasa sangat dilematis. Lihat saja jalan lintas Sumatera di Aek Latong Sipirok. Meski dana tiap tahun dikucurkan ke lokasi ini, namun kondisinya tak juga berhasil diatasi. Seharusnya pemerintah harus berinisiatif membuka jalan baru, sehingga dana yang dikucurkan tidak sia-sia dan mubajir.
Sebab, sebagaimana dikemukakan berbagai kalangan, struktur tanah di Aek Latong itu berongga dan bergeser, sulit diharapkan untuk bisa diperbaiki secara normal. Terbukti, cukup lama jalan tersebut diperbaiki dan ditimbun dengan jumlah dana yang cukup besar, namun sampai sekarang kondisinya tetap saja parah, memprihatinkan. Andaikan dana yang cukup besar itu selama ini dialihkan membuka jalan baru, boleh jadi masalahnya sudah selesai.
Barangkali itulah sebabnya mengapa Umri menyebutnya, perlu keberanian dan inisiatif pemerintah daerah khususnya provinsi mencari alternatif dan inisiaif untuk mengatasinya.
Umri memang tidak hanya asal bunyi. Melainkan dibuktikannya dengan berbagai terobosan dalam membangun kota Binjai. Kemampuan loby dan keberaniannya bertindak mengambil inisyatif sesuai dengan wewenang yang ada padanya, menjadikan kota ini berkembang dan maju dengan pesat seperti sekarang ini.
Dalam kunjungannya ke berbagai daerah dalam kapasitasnya sebgai Ketua DPD Golkar Sumut, Umri sangat prihatin menyaksikan kondisi jalan yang kupak-kapik di berbagai daerah. Kondisi ini tentu sangat berpengaruh terhadap perkembangan perekonomian rakyat. “Ini seharusnya tidak boleh berlarut-larut (berkepanjangan) terjadi. Harus ada solusi mengatasinya,” katanya.
Terkait dukungan terhadap dirinya yang semakin mengkristal dari pelosok desa sampai ke kota untuk menjadi Gubernur Sumatera Utara priode 2008-2013 mendatang, jika hal itu terwujud dan Umri dipilih dan diamanahkan rakyat untuk memimpin provinsi ini, menurutnya, dia akan berupaya melakukan berbagai gebrakan. Salah satu di antaranya adalah pembangunan infrastruktur dan terobosan yang berorientasi mempercepat laju pertumbuhan pembangunan yang diimplementasikan untuk meningkatkan sosial, ekonomi kesejahteraan masyarakat. Semoga! mti/aep