Spesialis Ekonomi Internasional
Armida Salsiah Alisjahbana
[DIREKTORI] Prof. Dr. Armida Salsiah Alisjahbana, S.E, M.A adalah Menteri Negara Badan Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) pada Kabinet Indonesia Bersatu II (2009-2014). Selain dikenal sebagai ilmuwan, Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Padjajaran Bandung ini memiliki spesialisasi ekonomi internasional.
Mengalir seperti air, demikianlah Armida Salsiah Alisjahbana menyikapi setiap perjalanan hidupnya, tidak ngoyo tapi terus selalu melakukan yang terbaik. Ia sempat memilih untuk menjadi ibu rumah tangga. Namun panggilan jiwa, cita-cita dan keinginan yang begitu kuat untuk menimba ilmu menghantarkannya sebagai salah satu pakar ekonomi.
Ketertarikan ibu dari Arlita Alisjahbana dan Ariana Alisjahbana untuk mendalami bidang ilmu ekonomi sudah tertanam sejak masih remaja. Dari pengalamannya setiap kali ia lewat naik kereta api dari Bandung ke Jakarta untuk menemui kedua orangtuanya yang tinggal dan bertugas di Jakarta.
Rasa prihatin muncul dalam dirinya kala melihat betapa kondisi masyarakat Indonesia masih banyak hidup di bawah garis kemiskinan. Dari atas kereta api ia menyaksikan masih banyak perumahan kumuh dan gubuk-gubuk di pinggiran rel kereta api. Namun dibalik pemandangan yang sudah biasa dilihatnya sejak SMP hingga SMA itu telah menggugah semangatnya untuk bercita-cita menjadi seorang ekonom..
Akhirnya setelah lulus dari SMA Negeri 3 Bandung, ia mengambil jurusan ekonomi di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dan lulus pada tahun 1985. Dua tahun kemudian ia meraih gelar Master of Arts di bidang ekonomi dari Northwestern University, Evanston, Illinois, AS.
Armida kemudian menikah dengan Andi Alisjahbana teman sekolahnya waktu di SMA dan kemudian memboyongnya ke AS. Karenanya Armida sempat memilih menjadi ibu rumah tangga dan merawat anak. Tapi setelah melahirkan anak kedua, keinginan Armida muncul kembali melanjut ke S-3 apalagi suaminya Andi Alisjahbana telah menyelesaikan sekolahnya dan siap pulang ke Tanah Air.
Setelah mendapatkan beasiswa Armida akhirnya melanjutkan pendidikannya ke S-3 di University of Washington, Seattle. Karena itu, suaminya harus bolak-balik Indonesia-AS untuk mengunjungi Armida dan anak-anaknya yang masih tinggal di AS.
Ia meyakini betul dengan filosofi hidup yang selalu dipegangnya, jika bekerja dengan hati dan pikiran yang bersih akan membuahkan hasil yang bersih.
Tingginya biaya hidup yang dijalani membuat kedua anaknya sempat kembali ke Indonesia namun hal itu tidak berlangsung lama. Saat Armida masuk tahapan ujian kualifikasi doktor ia mengajukan beasiswa ke World Bank dan dikabulkan, kedua putrinya pun kembali diboyong ke Amerika Serikat.
Pada tahun 1994 iapun berhasil meraih gelar doktor dari di University of Washington, Seattle. Sekembalinya dari negeri Paman Sam, Armida yang memiliki keahlian spesialisasi ekonomi internasional, ini mengawali kiprahnya sebagai akademisi. Menjadi salah satu pengajar di Fakultas Ekonomi Unpad pada tahun 1989.
Dalam jabatan struktural di Fakultas Ekonomi Unpad ia pernah menjadi Ketua Laboratorium Penelitian, Pengabdian pada Masyarakat dan Pengkajian Ekonomi (LP3E) dan Ketua Pusat Penelitian Kependudukan dan Pengembangan SDM, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM).
Dari sana ia terus mengembangkan keahliannya. Sebagai ahli keuangan publik, ekonomi ketenegakerjaan, ekonomi pendidikan dan microeconometrik, ia aktif menulis jurnal dan buku. Berbagai tulisannya telah dipublikasikan di berbagai media massa. Puluhan hasil penelitian yang dilakukannya juga dimuat dalam jurnal nasional maupun internasional.
Alhasil, dari hasil publikasi penelitian dan tulisan-tulisannya semakin melambungkan namanya sebagai pakar ekonomi. Selain aktif sebagai dosen program sarjana dan master di Unpad dan ITB sering diundang menjadi nara sumber dalam berbagai seminar dan workshop baik dalam maupun luar negeri.
Iapun sering diminta menjadi konsultan di beberapa lembaga keuangan dunia seperti World Bank, Japan Bank for International Cooperation (JBIC), International Bank for Reconstruction and Development (IBRD/IDA, Asian Development Bank, Australian Agency for International Development (AusAID, dan Japan International Cooperation Agency (JICA).
Banyak melakukan penelitian dan riset mengenai desentralisasi fiscal. Iapun dinilai cukup banyak memberikan konstribusinya dalam bidang ekonomi. Karena itu, ia pernah mendapat penghargaan dari pemerintah Amerikas Serikat dalam program Visiting Fellowship untuk melakukan berbagai kegiatan penelitian di AS.
Dipuncak karirnya sebagai profesional akademik, Ketua Departemen Ekonomi dan Studi Pembangunan Universitas Padjajaran sejak tahun 1996 ini diangkat menjadi Guru Besar Fakultas Ekonomi Unpad pada tahun 2005 menjelang usia 44 tahun.
Ia juga tercatat sebagai anggota berbagai organisasi profesional, antara lain Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI), American Economic Association (AEA), Population Association of America (PAA), International Institute of Public Finance (IIPF), serta East Asian Economic Association (EAEA).
Armida Salsiah Alisjahbana lahir di Bandung, Jawa Barat, 16 Agustus 1960. Ia adalah putri kedua dari pasangan Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Unpad Prof Muchtar Kusumaatmadja dan Siti Hadidjah.
Memiliki keahlian di bidang ekonomi dan memiliki dasar pemahaman tentang makro ekonomi menghantarkannya duduk pada susunan Kabinet Indonesia Bersatu jilid II pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. Armida yang juga istri dari Andi Alisjahbana ini diangkat sebagai Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menggantikan Paskah Suzetta.
Sejak lama ia memang memiliki obsesi untuk mendorong program- program pembangunan untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju. “Obsesi saya sebagai warga negara adalah bagaimana supaya kita terus maju, jangan mundur. Kalau mundur, biayanya terlalu mahal. Kita punya potensi besar untuk menjadi negara maju,” kata Armida seperti dikutip Investor Daily. Dari pengalamannya berkunjung ke beberapa negara maju seperti ke Eropa, AS dan Jepang. Ia menilai ekonomi Indonesia sudah tergolong baik.
Bagi Armida duduk dalam birokrasi pemerintahan bukan lagi hal baru baginya. Meski sebagai akademisi ia sering bekerjasama dengan pemerintah. Ia pernah duduk dalam komite perencanaan Provinsi Jawa Barat, Badan Pusat Statistik, Departeman Keuangan, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Negara Koperasi, Bappenas dan Bank Indonesia.
Sehingga kala ia duduk dalam birokrasi pemerintah ia tidak begitu canggung lagi bekerja. Nuansa birokrasi sudah kental dalam keluarganya, apalagi ayahnya dan mertuanya juga pernah berkiprah sebagai birokrat. Ayahnya Mochtar Kusumaatmadja pernah menjabat sebagai Menteri Kehakiman Kabinet Pembangunan II (1973-1978), Menteri Luar Negeri Kabinet Pembangunan III dan IV (1978-1988). Sementara mertuanya Iskandar Alisjahbana merupakan Rektor ITB 1976-1978, penggagas proyek Satelit Palapa Indonesia.
Ia juga menyebutkan, bekerja sebagai dosen dan duduk di birokrsai pemerintahan adalah dua hal yang berbeda. Selain harus menjunjung Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Sebagai dosen dituntut untuk mengajar dan membimbing. Jika duduk dalam jabatan struktural maka dosen harus kreatif, mengkuti seminar dan konferensi, sehingga ada fleksibilitas yang tinggi dan terpenting tugas pokok dan fungsinya (tupoksi) berjalan.
Sementara masuk birokrasi pemerintahan ada tupoksi tapi tidak ada fleksibilitas. Karena sebagai menteri harus punya tanggung jawab dan koordinasi. Tugas-tugas tidak boleh menumpuk harus dikoordinasikan dengan cepat. Karena cakupan tugas Bappenas luas tidak hanya ekonomi, sehingga menurutnya diperlukan konsentrasi untuk melakukan berbagai tugas.
Meski mendapat tugas sebagai menteri di sela-sela kesibukannya sebagai menteri, kala ada waktu senggang ia masih menyempatkan diri memberikan bimbingan kepada mahasiswanya. Karena menurutnya duduk sebagai menteri adalah sebuah penugasan. Jikapun suatu saat nanti tidak lagi duduk dalam pemerintahan ia tetap mengabdi sebagai dosen.
Armida mengaku dalam setiap bekerja, ia selalu berusaha untuk melakukan yang terbaik dinamapun ditempatkan. Ia meyakini betul dengan filosofi hidup yang selalu dipegangnya, jika bekerja dengan hati dan pikiran yang bersih akan membuahkan hasil yang bersih. Jika melakukan pekerjaan bersumber dari hati bersih dan dilandasi niat yang bersih akan memetik hasil yang bersih pula. Bio TokohIndonesia.com | hotsan, atur