Tinggalkan Karier Cemerlang demi Politik
Agus Harimurti Yudhoyono
Putra sulung Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono ini adalah potret generasi muda yang excellent. Sebab, dia menyelesaikan hampir semua tugas dan pendidikan dengan predikat terbaik. Meski memiliki karier militer yang bagus, Mayor Inf TNI AD dengan tiga gelar master ini memilih terjun ke dunia politik sebagai Cagub DKI Jakarta 2017, meninggalkan dunia militer yang sudah ia jalani selama 16 tahun.
Agus Harimurti Yudhoyono lahir di Bandung, Jawa Barat, 10 Agustus 1978. Anak pertama dari Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono dan Kristiani Herawati ini memiliki saudara laki-laki bernama Edhie Baskoro Yudhoyono yang sekarang menjadi Sekjen Partai Demokrat. Ayahnya, populer dengan nama SBY, adalah putra dari R. Soekotjo, seorang prajurit. Ibunya, populer dengan nama Ani Yudhoyono, adalah putri dari Sarwo Edhi Wibowo, tokoh militer Indonesia yang oleh TokohIndonesia.com disebut sebagai Jenderal Brilian dan Jujur.
Agus Yudhoyono menempuh pendidikan dasar berpindah-pindah tempat karena mengikuti ayahnya bertugas. Pada tahun 1984, pendidikan SD ditempuh di Bandung, Jawa Barat lalu pindah ke Timor-timor dan menetap di sana selama kurang lebih 2,5 tahun. Setelah itu, Agus Yudhoyoo pindah ke Jakarta. Pada tahun 1990, Agus pindah ke Amerika Serikat mengikuti ayahnya yang ditugaskan sebagai siswa seskoad di sekolah komando Fort Leavenfort Amerika Serikat. Di sana, Agus Yudhoyono pernah mendapatkan penghargaan dari sekolahnya dalam bidang akademik.
Pendidikan menengah pertama dijalani Agus Yudhoyono di SMPN 5 Bandung. Agus Yudhoyono kemudian masuk SMA Taruna Nusantara Magelang pada tahun 1994, lulus dengan predikat terbaik pada tahun 1997 dan meraih medali Garuda Trisakti Tarunatama Emas. Di situ dia pernah menjadi Penatarama 1, pendiri pleton PKS (Patroli Keamanan Sekolah) dan Ketua OSIS SMA Taruna Nusantara. Agus kemudian mengikuti jejak ayahnya masuk Akademi Militer Magelang. Pada tahun 1999, Agus terpilih menjadi Komandan Resimen Korps Taruna Akademi Militer karena menonjol dalam setiap kegiatan taruna baik akademik maupun jasmani. Pemegang alat bass drum Genderang Seruling Canka Lokananta Akmil ini bahkan diberi penghargaan Tri Sakti Wiratama pada tingkat I dan II. Agus lulus dengan predikat terbaik dan meraih penghargaan pedang Tri Sakti Wiratama serta medali Adhi Makayasa pada Desember 2000.
Agus Yudhoyono kemudian mengikuti dua pendidikan yakni Sekolah Dasar Kecabangan Infanteri dan Kursus Combat Intel dan keluar sebagai lulusan terbaik pada tahun 2001. Agus kemudian bergabung dengan Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) mengikuti jejak ayahnya. Pada tahun 2002, ketika menjabat Komandan Peleton di Batalyon Infanteri Lintas Udara 305/Tengkorak, jajaran Brigif Linud 17 Kostrad, Agus diberangkatkan ke Aceh untuk melakukan Operasi Pemulihan Keamanan. Sambil melaksanakan operasi tempur, Korem Teuku Umar mendirikan media center dimana Agus Yudhoyono turut berperan sebagai Public Information Officer (PIO).
Selesai bertugas di Aceh, Agus Yudhoyono mengikuti Kursus Pasiops di Pusat Pendidikan Infanteri Pusat Kesenjataan Infanteri Bandung dan meraih predikat lulusan terbaik lalu menjabat sebagai Pasiops di Yonif Linud 305/Tengkorak. Sebagai pribadi yang cerdas, Agus Yudhoyono tidak menemukan kesulitan yang berarti saat menyelesaikan pendidikan master di Rajaratnam School of International Studies, Nanyang Technological University, Singapura. Ia berhasil meraih gelar Master of Science in Strategic Studies di tahun 2005 dengan predikat memuaskan. Pada tahun yang sama, ia menikah dengan artis cantik Anissa Larasati Pohan. Tepat di Hari Kemerdekaan ke-63, 17 Agustus 2008, istrinya melahirkan seorang bayi perempuan yang diberi nama Almira Tunggadewi Yudhoyono melalui operasi caesar.
Pada tahun 2015, Agus Yudhoyono berhasil menyelesaikan dua pendidikan dengan IPK sempurna 4.0.
Pada pertengahan 2006, terjadi perang 34 hari antara Israel dan Hezbollah di Lebanon Selatan. Indonesia turut mengirimkan pasukan perdamaian saat gencatan senjata terjadi. Saat itu, November 2006, Agus Yudhoyono berangkat ke daerah konflik di Lebanon sebagai bagian dari Kontingen Garuda XXIII-A. Dengan bertambahnya pengalaman lapangan, Agus Yudhoyono mendapat promosi sebagai Komandan Kompi (Danki) di Yonif Linud 305/Tengkorak pada tahun 2007. Setahun kemudian, kemampuan lapangan Agus diapresiasi Panglima Divif 1 Kotrad sebagai Danki terbaik di jajaran Divisi Infanteri 1 Kostrad.
Pada tahun 2008, Agus Yudhoyono ditunjuk sebagai anggota dari tim yang bertugas mendirikan Universitas Pertahanan (Unhan) yang merupakan gagasan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Agar bisa berkonsentrasi dalam pembentukan universitas tersebut, Agus Yudhoyono dipindahkan ke Kementerian Pertahanan dan diberi jabatan sebagai Kepala Seksi Amerika di Direktorat Jenderal Strategi Pertahanan.
Setelah selesai membantu seniornya membentuk Unhan, Agus Yudhoyono diberi kesempatan untuk mengambil pendidikan master di John F. Kennedy School of Government, Harvard University, Massachusetts AS pada tahun 2008. Ia berhasil meraih gelar Master Public Administration dengan predikat sangat memuaskan di tahun 2010.
Setelah terpilih sebagai peserta dari The Young Future Defence Leader Workshop, Agus Yudhoyono mengikuti pendidikan Sekolah Lanjutan Perwira di Fort Benning, Georgia, Amerika Serikat. Di situ, Kapten Infanteri Agus Harimurti Yudhoyono, meraih 3 penghargaan, yaitu Distinguish International Honour Graduated, Medali The Order of Saint Maurice dan The Commandants List pada Maret 2012. Pulang ke Indonesia, Agus Yudhoyono ditugaskan sebagai Kepala Seksi 2 Operasi di Satuan elit Kostrad, Brigade Infanteri Lintas Udara 17. Ia bertugas melakukan manajemen operasi dan latihan di Kostrad.
Pada tahun 2015, Agus Yudhoyono berhasil menyelesaikan dua pendidikan dengan IPK sempurna 4.0. Yang pertama, pendidikan militer di sekolah komando Command and General Staff College (CGSC) di Fort Leavenworth, Kansas, Amerika Serikat yang pernah diikuti oleh ayahnya Susilo Bambang Yudhoyono. Pendidikan ini ia tempuh dalam jangka waktu satu tahun dan lulus di bulan Juni 2015 dengan IPK 4.0 serta menerima lencana internasional dari Deputi Komandan CGSC Mayor Jenderal Hughes. Yang kedua, ia berhasil meraih gelar Master of Arts (MA) dalam Leadership and Management dari George Herbert Walker School of Business and Technology, Webster University, juga dengan IPK 4,0. Saat kembali ke Indonesia, Agus Yudhoyono langsung dipromosikan sebagai Danyonif Mekanis 203/Arya Kemuning di bawah jajaran Kodam Jaya.
Perjalanan karier militer yang begitu gemilang khususnya di bidang pendidikan membuat Agus Yudhoyono diprediksi sebagai calon jenderal terbaik yang akan sampai pada puncak kepemimpinan di TNI. Namun, dengan alasannya sendiri, Agus Yudhoyono memilih keluar dari TNI lalu terjun ke dunia politik sebagai calon Gubernur DKI Jakarta setelah ia resmi diusung oleh koalisi Partai Demokrat, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Amanat Nasional (PAN). Agus Yudhoyono disandingkan dengan Deputi Gubernur bidang Budaya dan Pariwisata DKI Jakarta Sylviana Murni. Meski berat, Agus Yudhyono melepaskan jabatannya sebagai perwira militer di TNI Angkatan Darat dan diberhentikan dengan hormat dari kesatuan TNI. Bio TokohIndonesia.com | cid, red