Ida Dewa Agung Jambe adalah Raja Klungkung yang gugur saat perang puputan melawan penjajah Belanda pada 28 April 1908. Lebih dari 108 anggota keluarga istana, termasuk permaisuri dan putra mahkota, serta sekitar 1.000 prajurit lainnya, tewas dalam pertempuran tersebut.

Peristiwa tragis itu kemudian dikenal sebagai Hari Puputan Klungkung dan diperingati sebagai hari ulang tahun (HUT) Kota Semarapura, Klungkung. Kepahlawanan Agung Jambe diperkuat dengan adanya Monumen Puputan Klungkung yang dibangun sejak tahun 1992, keris pusaka yang dikembalikan oleh Belanda dan disimpan di Museum Nasional Jakarta, serta gelar Pahlawan Nasional Indonesia yang diberikan oleh pemerintah pada 10 November 2023.

Kisah perang Puputan Klungkung bermula pada April 1908, ketika Kerajaan Klungkung terlibat dalam ketegangan yang meningkat dengan kolonial Belanda. Saat itu, petinggi Kerajaan Klungkung tidak setuju dengan operasi keamanan yang dilakukan oleh pasukan kolonial Belanda di wilayahnya, merasa hal itu melanggar kedaulatan kerajaan.

Kemarahan petinggi Kerajaan Klungkung memuncak dalam penyerangan terhadap pasukan Belanda di wilayah Gelgel. Pasukan Belanda terjepit, menyebabkan Letnan Haremaker tewas dan sembilan serdadu Belanda luka-luka.

Penyerangan itu membuat Belanda berang dan menyerbu Klungkung pada 21 April 1908. Perang pecah, dengan pasukan Klungkung dan rakyat bersenjatakan tombak dan keris, berusaha keras menghadapi serangan terus-menerus dari pasukan Belanda yang lebih terlatih dan bersenjata lengkap.

Pada 28 April 1908, pasukan Belanda berhasil menembus pertahanan Klungkung dan menghancurkan Puri Smarapura. Raja Klungkung Agung Jambe kemudian memerintahkan Perang Puputan, perang sampai titik darah penghabisan.

Dalam Perang Puputan Klungkung tersebut, Agung Jambe memimpin dengan gagah berani. Namun, karena ketidakseimbangan persenjataan, Agung Jambe dan pasukannya gugur di depan Pamedal Agung, yang menjadi saksi bisu dari perang heroik tersebut. Lebih dari 108 anggota keluarga istana, termasuk permaisuri dan putra mahkota, serta sekitar 1.000 prajurit lainnya, tewas dalam pertempuran tersebut. Harta kerajaan pun dijarah oleh Belanda, menandai jatuhnya Bali ke tangan Belanda.

Sebagai penghormatan atas keberaniannya, pemerintah Indonesia di era Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan gelar Pahlawan Nasional Indonesia kepada Agung Jambe pada 10 November 2023.

Peristiwa heroik Ida Dewa Agung Jambe dalam Perang Puputan Klungkung menjadi salah satu catatan penting dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajahan. Pengorbanannya dan keberaniannya dalam memimpin perlawanan melawan pasukan Belanda, mengajarkan kita untuk tidak pernah menyerah dalam menghadapi segala bentuk penindasan dan ketidakadilan. (tokohindonesia.com/roy)

Advertisement

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini