Pesona Vokal Sang Dokter

Tompi
 
0
654
Tompi
Tompi | Tokoh.ID

[SELEBRITI] Suaranya khas, gaya panggungnya atraktif, penampilannya modis dengan topi yang selalu dikenakannya. Itulah Teuku Adi Fitrian atau yang beken dengan nama Tompi. Putra Aceh yang juga berprofesi sebagai dokter ini tidak hanya mahir mengolah vokal, tapi juga ahli menulis lagu.

Penyanyi kelahiran 22 September 1978 ini menghabiskan sebagian besar masa kecil dan remajanya di tanah kelahirannya, Lhokseumawe, Nanggroe Aceh Darussalam. Sebagai putra daerah Aceh, Tompi sangat mencintai adat istiadat leluhurnya. Hal itu bisa dilihat dari hobinya melantunkan lagu-lagu daerah Bumi Serambi Mekah itu yang di kemudian hari amat mempengaruhi gaya bernyanyinya. Ia juga aktif berkesenian di sanggar tari Aceh, dimana ia mempelajari tari sambil bernyanyi dan bermain gendang.

Setamat SMA tepatnya di tahun 1997, Tompi hijrah ke ibukota guna meneruskan pendidikannya ke Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Selepas merampungkan kuliahnya, gelar sebagai dokter umum pun diraihnya. Tapi predikat tersebut rupanya tak serta merta membuatnya cepat berpuas diri. Ia kemudian mengambil spesialisasi bedah plastik untuk mewujudkan impiannya menjadi dokter bedah plastik yang handal.

Hobinya bernyanyi tetap ia lakukan saat di bangku kuliah. Bermula dari kegiatan kegiatan kampus, Tompi mulai memberanikan diri untuk tampil memamerkan kebolehannya dalam berolah vokal. Melalui perjumpaannya dengan beberapa nama besar di bidang seni musik dan tarik suara seperti Bertha dan Tjut Deviana, kemampuan menyanyinya mulai terbentuk. Hingga akhirnya, suatu kali ia mendapat tawaran untuk tampil menyanyi di The Bar, Four Season Hotel. Sejak saat itulah, Tompi mulai merintis karirnya sebagai penyanyi profesional.

Ia pernah menjadi vokalis grup band bernama Cherokee. Saat itu bersama Cherokee, ia tampil di Singapura selama 3 hari berturut turut. Penampilannya langsung mencuri hati publik negeri Singa itu sehingga julukan SuperVocalist atau SuperSound pun disematkan pada sosok pria berkulit gelap itu.

Setelah debutnya dengan Cherokee, Tompi hijrah ke band lain, Bali Lounge. Semasa menjadi vokalis band yang mengusung warna musik etnis modern itu, kemampuan olah vokal Tompi kian terasah. Dari berbagai cerita dan pengalaman manggung di berbagai tempat itu, muncul keinginan dalam benaknya untuk membuat album solo.

Jika banyak penyanyi yang menghabiskan waktu hingga bertahun-tahun untuk membuat sebuah album, tak demikian halnya dengan Tompi. Untuk menggarap album perdananya, ia hanya membutuhkan waktu sekitar dua minggu. Proses rekaman dan mastering dilakukan di Jakarta, sedangkan untuk mixing dikerjakan di Singapura.

Pada Juli 2005, impian Tompi pun terwujud seiring dengan dirilisnya album berjudul ‘T’. Album tersebut berisikan 12 lagu yang terdiri dari 6 lagu berbahasa Indonesia dan 6 lagu berbahasa Inggris. Menurut si penyanyi, album ini memiliki pesan cinta yang sangat indah yang disajikan dalam berbagai mood, baik itu suka, duka, ceria maupun sedih.

Hebatnya lagi, sebagian besar lagu yang ada dalam album beraliran pop jazz ini merupakan hasil ciptaannya sendiri. Rupanya selain piawai bernyanyi, ia juga cukup lihai menciptakan lagu. Hal itu diakuinya sebagai sarana untuk mengembangkan musikalitasnya. Dengan bantuan alat perekam kecil atau telepon genggamnya, Tompi menciptakan lagu di sela-sela waktu senggangnya. Inspirasi yang ia dapat bisa berasal dari mana saja, mulai dari suasana sekitarnya, pengalaman pribadi dari orang-orang terdekatnya, hingga pengalaman pribadinya.

Dengan dirilisnya ‘T’, Tompi berharap karyanya dapat diterima dengan baik oleh pecinta musik Indonesia. Harapannya tak meleset, album itu cukup mendapat sambutan dari masyarakat dan berhasil mencetak hits “Selalu Denganmu”. Album ‘T’ meninggalkan kesan mendalam bagi Tompi, karena selain menandai debutnya sebagai penyanyi profesional, dalam proses pembuatannya pun ia banyak dibantu oleh para musisi ternama seperti Louis Pragasm dan Marina Xavier yang menyumbangkan lirik lagu berbahasa Inggris.

Sebagai seorang muslim, Tompi juga menggunakan talentanya dalam bernyanyi dan menciptakan lagu bernuansa Islami. Maka, bertepatan dengan momentum bulan suci Ramadhan dan hari raya Idul Fitri 1427 H, Tompi meluncurkan album bertajuk Soulful Ramadhan, dengan dua tembang andalan yakni ‘Ramadhan Datang’ dan ‘Muhammad Tlah Mengajarkan Kita’. Album rohani yang berisi 10 lagu ini menghadirkan sentuhan modern irama lounge namun tetap bernuansakan padang pasir yang lekat dengan suasana Ramadhan.

Advertisement

Irama lounge yang ia hadirkan dalam album yang rilis tahun 2006 ini bertujuan untuk menarik perhatian anak-anak muda agar semangat dalam menjalani ibadah di bulan suci. Sama seperti album sebelumnya, Soulful Ramadhan hanya memakan waktu sekitar 2 minggu, mulai dari ide penciptaan sampai dengan mixing dan masteringnya. Yang unik dan semakin membuat album ini bertambah ‘kaya’ adalah kehadiran dua lagu berbahasa daerah Aceh, yakni ‘Doa untuk Aceh’ dan ‘Salam’.

Lagu-lagu berbahasa daerah itu tentu bukan tanpa maksud, selain memang tak pernah melupakan asal muasalnya, Tompi juga secara khusus menciptakan lagu-lagu tersebut untuk membangkitkan semangat rakyat Aceh yang kala itu baru saja tertimpa musibah tsunami yang amat dahsyat.

Selain guru vokal ternama, Bertha, ada sederet nama lain yang turut membantu Tompi menggarap album keduanya itu. Mereka adalah Kevin Wahl, Ayi, Bibus, Yudhis, Bang Sa’ad, dan Michael Patto.

Dua albumnya tadi berhasil membawa namanya masuk ke dalam daftar nominasi di 2 kategori AMI Awards 2006 sekaligus, yakni Kategori Karya Produksi Terbaik Bidang Rhythm & Blues dan Kategori Best of The Best Pendatang Baru Terbaik. Walau gagal meraih tropi, setidaknya dengan keikutsertaannya pada ajang bergengsi untuk para pekerja seni musik itu, cukup membuktikan bahwa eksistensinya sebagai penyanyi sudah layak diperhitungkan.

Usai sukses dengan ‘T’ dan ‘Soulful Ramadhan’, Tompi pada tahun 2007 kembali menyemarakkan blantika musik Indonesia dengan merilis album Playful. Di album ketiganya itu, suami dari Arti Indira ini menjagokan lagu berjudul ‘Salahkah’, sebuah lagu bernuansa pop yang bertemakan tentang cinta dan perselingkuhan. Selain lagu tersebut, ada 12 lagu lain yaitu Balonku, Lulu dan Siti, Jangan Engkau Ganggu Cintaku, Valentine Day, Engkaulah Satu-satunya, T Scat, Aku Tak Mau, Kekagumanku, I Am Falling In Love, Even If, Can You Feel My Music, dan Soft Shoe.

Jika pada album pertama dan kedua didominasi genre musik pop jazz dan lounge, di album ketiganya ini Tompi tampil sedikit beda dengan warna musik yang lebih beraneka. Keinginan untuk bereksperimen dalam arti mengawinkan unsur-unsur musik Rock, Pop, Jazz, Funk, Hip-Hop dan Soul dapat dirasakan dalam album ini, seolah-olah seperti bermain-main dengan musik. Karena itulah, album ini diberi nama Playful.

Selain itu, di album ini para penikmat karyanya dapat melihat sisi kekanak-kanakan dari ayah Teuku Omar Dakari ini, yang tercermin dari sebuah lagu anak-anak yang amat tersohor, ‘Balonku’. Lagu yang dijadikan sebagai lagu pembuka dalam album ini, disulapnya menjadi lebih segar dengan aransemen baru yang enak didengar.

Selain itu, ia juga menonjolkan sisi melankolisnya pada lagu ‘Kekagumanku’. Lagu yang mengekspresikan kekagumannya pada sosok ibu itu memang sengaja dipersembahkannya untuk ibundanya tercinta. Album ini semakin berwarna dengan kehadiran dua buah lagu yang mengangkat tema cinta komedi, yakni lagu ‘Lulu dan Siti’ dan ‘Aku Tak Mau’.

Secara keseluruhan, aransemen lagu dalam album Playful turut diperkaya dengan aransemen vokal. Karakter vokal yang kuat khas Tompi dapat dirasakan di setiap lagu. Selain itu, lirik-lirik cinta yang diusung pun terbilang sederhana namun tidak pasaran.

Di album ketiganya ini, Tompi tak hanya bertindak sebagai penyanyi, tapi juga produser, penulis lagu, sekaligus backing vokal yang dikerjakannya sendiri.

Setahun kemudian, Tompi kembali hadir dengan karya teranyarnya, sebuah album bertajuk My Happy Life, dengan dua tembang andalan Sedari Dulu dan Menghujam Jantungku. Album tersebut digarapnya di sela-sela jadwal prakteknya sebagai dokter umum. Di album keempatnya ini, Tompi kembali ke ‘habitat’ musik lamanya, Jazz.

Keberhasilannya menjalani dua profesi sekaligus, rupanya makin membuat Tompi tertantang untuk mencoba hal baru. Pada pertengahan Juni 2009, setelah dokter dan penyanyi, profesinya bertambah lagi menjadi presenter talk show bernama Tompi and Friends. Namun profesi barunya ini tak jauh-jauh dari keahliannya di bidang kedokteran dan agar tidak terlalu terkesan serius, acara yang dibawakannya dikemas dengan konsep hiburan. e-ti | muli, red

Data Singkat
Tompi, Penyanyi, dokter / Pesona Vokal Sang Dokter | Selebriti | Penyanyi, dokter, pop, jazz, cinta

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini