
VISI BERITA (Damai, Damailah Aceh, September 2005) – Proses damai di Aceh baru saja diawali dengan penandatanganan kesepakatan (MoU) antara Pemerintah RI dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di Helsinki, 15 Agustus lalu. Setidaknya ada tiga pandangan (pihak) yang mengemuka setelah penandatanganan kesepakatan damai itu.
Baca Online: Majalah Berita Indonesia Edisi 03 | Basic HTML
Pertama, pihak GAM, masyarakat Aceh, dan pejabat pemerintah yang terlibat dalam perundingan. Mereka berpandangan bahwa kesepakatan itu adalah sebuah kemenangan dan memandang pihak yang tidak sepaham sebagai pihak yang tidak setuju adanya perdamaian di Aceh.
Kedua, para pihak yang berketetapan bahwa NKRI adalah harga mati. Mereka, antara lain, TNI, sebagian pejabat pemerintah, masyarakat di Pulau Jawa, dan umumnya daerah yang tidak menghendaki merdeka sendiri. Mereka berpandangan bahwa kesepakatan itu adalah sebuah kekalahan dan sebuah pintu masuk terlepasnya Aceh dari NKRI. Mereka melihat perunding GAM jauh lebih pintar.
Ketiga, pihak yang tidak mau tahu dan apatis. Mereka tidak ambil pusing apakah akibat kesepakatan itu, Aceh akan damai dalam kerangka keutuhan NKRI atau Aceh berdiri sendiri lepas dari NKRI. Termasuk di dalamnya mereka yang kurang percaya bahwa kesepakatan itu akan diimplementasikan dengan baik, tetapi mungkin akan dipenuhi tipu daya.
Namun, pengelompokan ketiga pihak dan pandangan itu tidaklah bersifat mutlak, melainkan bersifat relatif sebagai kecenderungan.
Maka, dalam konteks ini, kita lebih bijaksana bersikap bahwa kesepakatan Helsinki itu merupakan awal proses damai di Aceh dalam kerangka keutuhan NKRI. Sikap ini dilandasi keyakinan bahwa GAM dan Pemerintah RI akan mengimplementasikan kesepakatan itu secara jujur dan tulus di bawah semboyan ‘bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh’.
Ya, ini adalah awal proses damai! Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sendiri mengatakan bahwa masalah Aceh belum selesai meski kesepakatan damai telah ditandatangani. Presiden, ketika berpidato pada pembukaan Foreign Policy Breakfast menyambut HUT ke-60 Departemen Luar Negeri (Deplu) di Gedung Deplu, Jakarta, Jumat (19/8), mengatakan: “Jangan dianggap itu sudah selesai. Masih banyak yang harus kita selesaikan. Banyak sekali tantangan. Oleh karena itu, kita harus sukseskan betul terminasi konflik di Aceh, dengan tetap menjadikan Aceh sebagai bagian utuh dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).”
Menurut Presiden, penyelesaian masalah Aceh merupakan perpaduan dari langkah hard power (melalui senjata) dan soft power (diplomasi). Karena itu, segenap masyarakat diminta untuk menyukseskan terminasi konflik di Aceh yang telah berjalan 30 tahun itu agar penuh kedamaian dan tetap menjadi bagian utuh NKRI.
Kita sependapat dengan pernyataan Presiden itu. Walaupun memang, harus diakui, bahwa butir-butir kesepakatan damai Aceh itu, yang perundingannya dilakukan secara tertutup, mengundang potensi yang lebih menguntungkan GAM. Seperti diperkenankannya Aceh menggunakan simbol-simbol wilayah, termasuk bendera, lambang, dan hymne serta partai politik lokal. Termasuk Aceh berhak mendapatkan dana dari utang luar negeri dan berhak menentukan suku bunga berbeda dengan Bank Indonesia. Juga kewenangan DPRD Aceh untuk menyetujui atau tidak keputusan DPR tentang Aceh.
Beberapa butir itu memunculkan persepsi seolah-olah dengan adanya MoU itu, GAM bisa langsung menguasai semua aspek kehidupan berbangsa dan bernegara di Aceh. Ditambah lagi dengan kehadiran Aceh Monitoring Mission (AMM) yang dikesankan memiliki kuasa pengendalian di atas kedaulatan pemerintah RI.
Itulah tantangan, yang harus dijawab dengan bijaksana, terutama oleh pihak GAM, masyarakat Aceh, dan pejabat pemerintah yang terlibat dalam perundingan itu. Jangan malah bersikap arogan seolah benar sendiri, sehingga mengundang penolakan dari berbagai kalangan.
Kita berharap, proses implementasi kesepakatan damai itu bisa dilakukan dengan cerdas dan terampil, laksana menarik rambut dari tumpukan tepung. Rambutnya bisa dilepas, tapi tepungnya tidak berantakan. Untuk itu, kerendahan dan ketulusan hati, tanpa penonjolan prestasi diri, sangat diperlukan. Sebab, sebagai bangsa beradab dan berdaulat, kita cinta damai! Damai, damailah Aceh! (red/BeritaIndonesia)
Daftar Isi Majalah Berita Indonesia Edisi 03
Visi Berita
- Damai, Damailah Aceh – Halaman 7
Berita Utama
- Pelangi Damai di Aceh – Halaman 8
- Optimisme versus Pesimisme – Halaman 11
- Ada Saling Percaya pada Kedua Belah Pihak – Halaman 14
- Jangan Ada Lagi Darah Mengalir – Halaman 16
- Jangan Ada Dusta Antara TNI/Polri dan GAM – Halaman 17
Berita Opini
- Berdamai Tanpa Prasangka – Halaman 19
Berita Nasional
- Awas… ‘Bom Waktu’ Papua! – Halaman 20
- Jadi Diri yang Terabaikan – Halaman 21
Berita Newsmaker
- Dirut BUMN Pemberani – Halaman 22
Berita Nusantara
- Bali Contoh Terbaik Pilkada – Halaman 24
- AGAP Bandung Tutup Gereja – Halaman 24
- Bupati Karangayar Wajibkan Bersepeda – Halaman 24
- Kala Sultan Yogya Mencari Pinjaman – Halaman 24
Berita Iptek
- BBA Mulai Mendunia – Halaman 26
Berita Peristiwa
- Tahun Penuh Bencana – Halaman 28
- Pesawat Mandala Perlu Overhaul – Halaman 29
Highlight Berita
- Highlight Berita – Halaman 30
Karikatur Berita
- Karikatur Berita – Halaman 32
Lentera
- Ma’had Al-Zaytun: Model Pendidikan Islam Masa Depan – Halaman 34
- Pak Harto di Al-Zaytun Hadiah Paling Berharga dalam Sejarah Ma’had Al-Zaytun – Halaman 38
Berita Lingkungan
- Tetangga Seberang Menuai Asap – Halaman 41
Berita Pendidikan
- Ijazah Palsu: Jalan Pintas Menjadi ‘Terhormat’ – Halaman 42
- Kurikulum 2004 Tanpa ‘Pemberontak’ – Halaman 44
Berita Gaya Hidup
- Simbol Solidaritas Gelang Karet – Halaman 45
Lintas Media
- Selalu Bimbang Ya? – Halaman 46
Lintas Tajuk
- DPR Debat Kesapakatan Damai – Halaman 48
- Krisis yang Dipicu Keraguan – Halaman 49
Berita Politik
- Lahirnya Tradisi Baru – Halaman 50
Berita Hukum
- Teladan Menyerahkan Diri – Halaman 51
- Penjara ala Vila – Halaman 52
Berita Perempuan
- Catwalk di Pojok Jawa Timur – Halaman 53
- Luh Melawan Pedofil – Halaman 53
Berita Olahraga
- “The Dream Team” Catur Indonesia – Halaman 54
- Satya Lencana untuk Taufik dkk – Halaman 55
Berita Khas
- Rupiah yang Rapuh – Halaman 56
- APBN Terantuk Emas Hitam – Halaman 58
Berita Ekonomi
- Warning bagi Penyelundup – Halaman 59
Berita Mancanegara
- Menyalakan Sebuah Sumbu – Halaman 60
Berita Budaya
- Rebana Damai dari Pasai – Halaman 62
- Napak Tilas Laksamana Besar – Halaman 62
Berita Infotainment
- Idola Baru Indonesia – Halaman 64
- Penghargaan untuk Deddy – Halaman 64
Berita Obituari
- Berpulangnya Sang Begawan – Halaman 65
Berita Produk
- Mothercare Buka Outlet Kedua di Indonesia – Halaman 66