
Toleransi sangat mudah diucapkan namun tidak banyak orang yang dapat melaksanakannya, bahkan toleransi masih dianggap hal yang sangat menakutkan dan dapat mengikis keyakinan seseorang dalam beragama, tak heran jika banyak tokoh agama yang berpendapat bahwa: toleransi ada batasnya.
Jika toleransi ada batasnya, akan muncul pertanyaan, apa yang menjadi batas toleransi tersebut? Agama, suku atau budaya? Tentu kita akan menemui kesulitan untuk membatasi toleransi itu sendiri, oleh karenanya alangkah bijak ketika kita kembali kepada sejarah atau flash back bagaimana ketika Nabi Muhammad menaklukan Makkah.
@tokoh.id 3 Pidato Inspiratif Tentang Al-Zaytun dari Tokoh Lintas Agama. Gomar Gultom Palmer Situmorang Monique Rijkers #ponpesalzaytun #alzaytunindramayu #persekutuangerejaindonesiapgi⛪#moniquerijkers #asosiasiadvokatindonesia #inspiratif
Kalimat yang pertama disampaikan adalah: “Barang siapa masuk ke rumah Abu Sufyan, dia aman. Barang siapa menutup pintunya, maka dia aman. Dan barang siapa memasuki Masjidil Haram, maka dia aman.
Kalimat seperti ini adalah sebuah sinyal kuat dimana Rasulullah Muhammad sangat menghargai perbedaan keyakinan, dan sebagai penguasa baru di Makkah, Muhammad menjamin keamanan bagi seluruh warga negaranya berbeda keyakinan dan suku.
Konsep Rasulullah Muhammad inilah yang sedang dan akan terus dibangun oleh Syaykh Al-Zaytun Prof. Dr.HC. Abdussalam Panji Gumilang, MP melalui lembaga pendidikan Ma’had Al-Zaytun.
Mereka Terheran-heran
Bagi orang yang baru mengikuti acara 1 Syuro di Al-Zaytun akan terheran-heran melihat tamu yang yang hadir, seluruh tokoh agama, politisi, budayawan hingga pejabat negara hadir dalam acara rutin tahunan tersebut.
Al-Zaytun menerapkan konsep kemanusiaan di atas segalanya, persatuan dibangun berdasarkan kemanusiaan bukan agama-agama, karena persatuan hanya dapat diwujudkan berdasarkan kemanusiaan tanpa melihat apa agamanya.
Kerja keras dan konsistensi Al-Zaytun dalam membangun kehidupan yang penuh toleransi untuk menuju perdamaian dunia sedang diuji. Sedang terjadi persekusi terhadap Al-Zaytun dan pimpinan pondok pesantren terbesar di Asia Tenggara yang mengarah pada kriminalisasi hukum.
Ironisnya persekusi ini dilakukan di ruang publik oleh pemberitaan-pemberitaan tanpa ceck and richeck alias berita bohong (hoax) yang dilakukan oleh media mainstream dan content creator tertentu. Sampai – sampai orang sekelas Anwar Abas Kakil Ketua MUI pusat menjadikan berita hoax sebagai dasar statement yang memantik kemarahan umat Islam dan mengakibatkan demo ke Al-Zaytun.
Begitu masif pemberitaan bohong, menyudutkan, mempersekusi terkait apa dan bagaimana Al-Zaytun diterima mentah-mentah oleh masyarakat sebagai sebuah kebenaran.
Bahkan Profesor Mahfud MD Kemenkumham RI sudah menjadi bagian dari polemik Al-Zaytun dengan mengumumkan dugaan dan tuduhan negatif terhadap Al-Zaytun dari mulai aliran dana, NII dan ajaran menyimpang dengan keterangan yang terkesan menghakimi tanpa tabayyun.
Anehnya Mahfud MD tidak membuat langkah strategis dalam menangani polemik Al-Zaytun, sampai hari ini Mahfud MD tidak membentuk team untuk melakukan klarifikasi atau observasi terkait apa yang menjadi isu di masyarakat. Padahal hal ini penting mengingat statement Mahfud sangatlah mempengaruhi pandangan publik dan kondusifitas negara yang saat ini sedang terganggu.
Terus Kibarkan Toleransi
Walau badai fitnah terus mendera, Al-Zaytun terus mengibarkan bendera toleransi untuk mencapai perdamaian dunia dan peradaban baru yakni Orhiba (orde hidup baru).
Seperti biasanya, Al-Zaytun memperingati satu Syuro 1445 H dengan tema, Toleransi dan Perdamaian untuk Persatuan Menuju Kebangkitan Kembali Indonesia Raya. Peringatan satu Syuro ini dihadiri tokoh penting pengamat militer yang juga seorang dosen Dr. CONNIE RAHAKUNDINI, Msi, satu-satunya tokoh wanita yang sangat konsen pada pertahanan militer di Indonesia, wanita lulusan Tel Aviv ini sangat memahami teori-teori militer.
Menurut Connie, kehadirannya ke Al-Zaytun memenuhi undangan dari Syaykh Al-Zaytun dan resmi diketahui Kasal juga Panglima TNI. “Sebagai akademisi saya mesti memastikan semua informasi yang beredar di masyarakat, saya mendengar bahwa Al-Zaytun membuat kapal besar dan dikerjakan sendiri, ini sangat membuat saya penasaran,” katanya.
“Setelah sampai di Galangan Kapal Al-Zaytun Selasa 18/07/23 ternyata informasi tersebut benar adanya, dan saya bisa masuk di sana dengan aman tanpa hambatan tidak seperti isu yang saya terima bahwa Al-Zaytun negara dalam negara tidak bisa masuk, dan saya melihat Al-Zaytun ini seperti kota mandiri yang semua kebutuhannya dicukupi sendiri, jika semua pesantren seperti ini tentu Indonesia akan maju. Keberanian AS Panji Gumilang membuat kapal dengan ukuran 10x50x25 dengan biaya sendiri merupakan prestasi yang harus didukung semua pihak,” tutur Connie.
Lebih jauh Connie menambahkan, AS Panji Gumilang mewujudkan mimpi presiden RI Joko Widodo dalam hal Indonesia negara poros maritim dunia. PT PAL membuat kapal ukuran 70 m pembuatannya selama dua tahun, AS. Panji Gumilang membuat dua kapal selama covid berarti kan dua tahun dua kapal dengan ukuran lebih besar dan yang luar biasanya biaya sendiri,” pungkas Connie terkagum-kagum.
Al-Zaytun memang tak main-main dalam memperjuangkan toleransi dan perdamaian, Al – zaytun memposisikan dan menghormati manusia dengan tidak melihat apa agama, suku dan rasnya, hal ni terlihat dari keberanian Al-Zaytun mengundang seorang anak keturunan dari Partai Komunis Indonesia (PKI), Ilham Aidit diundang untuk memberikan sambutan dalam sempena 1 Syuro Rabu 19/07.
“Saya kaget diundang oleh pesantren, karena yang ada dalam pikiran saya Al-Zaytun adalah pesantren yang dicap teroris dan radikal, tapi dari mulai saya masuk ke Al-Zaytun ini, tidak ada kesan radikal, justru saya melihat suasana di sini sangat damai, toleran dan moderat, tak ada kesan radikal sedikit pun,” kata Ilham Aidit.
Dalam satu syuro kali ini Al-Zaytun juga kedatangan seorang aktivis Yahudi dari fakta Israel yaitu Monique Rijkers, tokoh perempuan yang menyuarakan toleransi dan perdamaian. Menurutnya, hanya di Al-Zaytun yang memandang toleransi tidak ada batasnya, dan hanya disini saya dibolehkan mengenakan kaos bintang daun di Israel saja saya dilarang mengenakan kaos bintang daun ini,” ugnkap Monique.
“Indonesia butuh pemimpin seperti Syaykh AS Panji Gumilang, seorang pemimpin yang berdiri divatas semua golongan, inilah pemimpin yang visioner, sebagai non Muslim saya sangat bangga ketika ada usulan untuk membuka hubungan diplomatik dengan Israel yang justru datangnya dari umat Muslim (Syaykh Al-Zaytun), kami saja umat Kristen tidak berani mengusulkan hal tersebut,” jelas Monique.
Ada hal lain yang menarik dalam acara satu Syuro di Al-Zaytun, hadirnya seorang ketua umum ormas Solidaritas Nasional Kebhinekaan Bersatu (SNKB) yang beberapa hari lalu mendemo Majelis Ulama Indonesia (MUI), menurutnya kedatangannya ke Al-Zaytun adalah untuk melakukan tabayyun dan siap pasang badan untuk Al-Zaytun, karena saya yakin informasi yang mengatakan Al-Zaytun sesat itu adalah bohong dan memprovokasi umat, oleh karena itu kami akan melawan siapa pun yang menyebar fitnah tentang Al-Zaytun,” tegasnya.
Bersatu Membela Al-Zaytun
Hadir pula advokat senior Palmer Situmorang, SH dalam sambutannya Palmer mengatakan, saya sudah saksikan sendiri bahwa tidak ada bunker di sini, tidak ada bom di sini kalau ada bodoh sekali intelijen kita, sudah dua puluh tahun Al-Zaytun berdiri. “Saya usulkan kepada Syaykh Al-Zaytun agar membentuk team untuk melakukan search engine guna memetakan isu yang ada dan segera melakukan langkah hukum atas para pelaku penyebar hoax atau fitnah terhadap Al-Zaytun ini,” kata Palmer Situmorang
Lebih lanjut Palmer mengatakan: “Saya bangga dengan pemikiran-pemikiran Prof. AS Panji Gumilang,” Palmer pun mengisahkan bahwa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pernah memintanya sebagai pengacaranya untuk mengatasi berita-berita hoax yang menyudutkan SBY. “Jadi saya punya pengalaman mengatasi berita-berita hoax yang memfitnah Al-Zaytun, saya akan pasang dada untuk mereka yang memasang dada terhadap Al-Zaytun,” tandas Palmer.
Sementara itu pendeta Ferdinan Pinontoan biro organisasi Asosiasi Pendeta Indonesia yang beberapa kali hadir dalam acara peringatan satu Suro menyampaikan kebanggaannya terhadap Al-Zaytun. Dia mengatakan, pada tahun 1990 pondok pesantren Gontor merupakan Ponpes yang melahirkan tokoh-tokoh nasional dan ternyata Syaykh Al-Zaytun merupakan lulusan Gontor, tetaplah berada pada posisi mengibarkan perdamaian dan toleransi karena itulah kebenaran yang nyata dan pasti didukung oleh orang-orang beriman dan memiliki akal sehat.
Al-Zaytun juga kedatangan Sudirman Abas Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dia memaparkan, konsep Syaykh adalah Almuhafadhotu alal qodiimi sholeh wal ahtu fil jadidil aslah realisasinya ingin mengembalikan kejayaan Indonesia dengan Indonesia Rayanya. “Kita tidak perlu berpedoman pada lembaga bentukan manusia, gagasan kita lawan dengan gagasan, ide kita lawan dengan ide, argumentasi kita suguhkan dengan argumentasi yang logis yang itu dalam buku karangan al mawardi disebut maayakhtadihi zaman apa yang dikehendaki zaman kemudian orang mempersepsikan bahwa yag dikehendaki dari sebuah miniatur negara adalah sosok yang saat ini yang sedang kita kagumi itulah sosok yang diramalkan oleh al mawardi sosok pemimpin yang akan datang,” papar Sudirman.
Sudirman menambahkan, sebuah karya, karya ini akan ada orang yang membuat walaupun karya itu akan terjadi dan lebih baik, tetapi kelebihan keunggulan itu akan tetap dimiliki oleh sang penggagas pertama dan itu tidak pernah terlupakan oleh tulisan sejarah. “Saya terinspirasi dengan ungkapan bahwa semua rasul terutama nabi Muhammad SAW adalah untuk menyempurnakan akhlak,” kata Sudirman Abas.
“Sehingga di situ ada sebuah kata bijak, sebuah bangsa, sebuah lembaga, sebuah identitas, sebuah suku bangsa tidak akan terwujud kalau kehilangan jati dirinya, dan Al – zaytun merupakan salah satu dari sekian puluh ribu lembaga yang ingin menguak kembali menampilkan jati diri bangsa Indonesia itu maka dia kelak akan berjaya selama-lamanya,” ujar Sudirman.
Sudirman Abas mengungkapkan, ada sebuah buku yang judulnya unik sekali yang pernah saya baca, berterima kasihlah kepada orang yang menghinamu, orang yang menghujatmu orang yang mencelamu, ada kata yang paling penting, apabila seseorang yang jati dirinya ditempa oleh Allah, diutus oleh yang d iatas, dia akan diuji dengan mengutus orang sesamanya yang menghina, menghujat, mendzalimi, itulah dia jati diri yang asli yang akan diberikan Allah kepada yang bersangkutan.
“Saya juga terinspirasi oleh buku karya Muhammad Iqbal satu karya Muhammad Iqbal dalam bahasa urdu adami ehtromi adami bahobarso asmakom adamihe, manusia itu disebut manusia manakala manusia itu mampu memanusiakan manusia,” ungkap Sudirman..
Sudirman menegaskan, jasad boleh dikubur, tapi pikiran ide dan gagasan akan terus hidup, satu orang mati akan tumbuh seribu, seribu orang mati akan tumbuh seratus juta dan di Al-Zaytun inilah kader-kader bangsa itu, kita inilah lidi-lidi yang diikat oleh sebuah tali, dan talinya adalah Syaykh Al=Zaytun, maka bersatulah untuk membela Syaykh Al-Zaytun. Hari ini kita semua sudah melihat bukti di mana Al-Zaytun memberi kontribusi bagi bangsa dan negara, jika sudah ada buktinya untuk apa menanyakan bagaimana prosesnya,” pungkas Sudirman Abas dalam sambutannya.
Pablo Bela Al-Zaytun
Al-Zaytun bagaikan magnet bagi orang-orang yang berhati baik, Ia laksana gula yang dirindukan semut, selain tokoh agama, dan pengamat militer, seorang Pablo Benua lawyer muda dan youtuber juga hadir dalam peringatan satu Syuro di Al-Zaytun. Dalam sambutannya Pablo mengaku dihujat netizen saat dia membela Al-Zaytun dalam sebuah podcast di channel youtubenya. ’Wah Pablo bela Al-Zaytun, memang benar saya membela Syaykh Al-Zaytun itulah sikap anak muda yang ingin bangsanya maju,” tegas Pablo.
Sebagai orang yang mengamati media sosial tudingan-tudingan yang dialamatkan kepada Al-Zaytun itu tidak organik, saya melihat tuduhan-tuduhan yang terstruktur dan masif namun tidak sistematis, banyak tuduhan yang sangat tidak sinkron. Mari kita amati, Al-Zaytun dituduh sebagai tempat tumbuhnya radikalisme, tapi disaat yang bersamaan Al-Zaytun dibilang toleransi yang kebablasan. Bagaimana ceritanya radikalisme bisa digabungkan dengan toleransi,” ungkap Pablo.
“Hari ini kita lihat begitu banyak tokoh tokoh lintas agama hadiri di sini, kalau di sini tempatnya radikalisme maka dapat dipastikan semua tokoh lintas agama yang hadir di sini pulang dengan tidak selamat,” papar Pablo. Selain itu, dia lebih lanjut mengatakan, ada yang bilang Al-Zaytun adalah NII tapi pemerintah juga bilang Al-Zaytun itu NII bentukkan pemerintah. Mana yang benar? “Dari situ saya menyimpulkan bahwa sebuah kebohongan yang disampaikan secara masif terus-menerus maka ia akan jadi sebuah kebenaran, inilah bahayanya isu atau berita-berita bohong yang dituduhkan kepada Al-Zaytun,” tandas Pablo.
Perlu diketahui bahwa Pablo adalah salah satu Youtuber yang berpikiran objektif terhadap Al-Zaytun. Pablo juga pernah berkeliling di kompleks Al – zaytun melakukan observasi tentang apa dan bagaimana Al-Zaytun, sehingga Pablo berkesimpulan bahwa Al-Zaytun itu tidak seburuk apa yang diisukan di media sosial, oleh karenanya Pablo berani mengkampanyekan kebaikan dan fakta yang ada di Al-Zaytun, sampai-sampai kabar terakhir instagram Pablo diblokir karena mengkampanyekan atau menggalang dukungan terhadap Al-Zaytun.
Penulis Rukmana Fadli | Editor Asasira