Data Singkat
H. Mohammad Said (HMS), Wartawan dan Sejarawan / Wartawan dan Sejarawan Otodidak | 17 Agts 1905 – 26 Apr 1995 | Ensiklopedi | M | Laki-laki, Islam, Sumatera Utara, Wartawan, redaktur, sejarawan, tionghoa, surat kabar
Nama:
H. Mohammad Said (HMS)
Lahir:
Labuhan Bilik, Labuhan Batu, Sumatra Utara, 17 Agustus 1905
Meninggal:
Medan, 26 April 1995
Meninggalkan seorang istri Hj. Ani Idrus dan 12 orang anak (6 putra dan 6 putri) serta puluhan cucu
Dimakamkan:
Pekuburan Muslim Jalan Thamrin, Medan.Kamis, 27 April 1995
Redaksi surat kabar harian Tionghoa-Melayu “Tjin Po”, tahun 1929
Redaktur I surat kabar “Oetoesan Sumatra” yang dipimpin Djaparlagoetan
Membuka praktek kantor pengacara tanpa diploma (zaakwaarnemer) yang umumnya membantu masyarakat yang dirugikan golongan the haves dan rentenir.
Wartawan free lance
Memimpin surat kabar mingguan “Penjebar”
Pemimpin Redaksi surat kabar mingguan “Penjedar” 1938-1939 menerbitkan dan menjadi pemimpin redaksi mingguan politik populer “Seruan Kita” bersama Ani Idrus (wartawati surat kabar “Sinar Deli”)
November 1943 menjadi pegawai bagian unsur Departemen Penerangan & Kebudayaan pemerintahan sipil militer Jepang (Bunka ka) di Medan.
29 September 1945 memimpin surat kabar harian Republiken edisi sore “Pewarta Deli” menggantikan pemimpin redaksi Djamaluddin Adi Negoro yang pindah ke Bukit Tinggi (Sumatra Barat).
Juli 1946 – 1948 wakil kantor berita nasional “Antara” untuk memimpin dan membangun cabang-cabangnya di Sumatra atas mandat yang diberikan oleh Adam Malik.
Pada 11 Januari 1947 menerbitkan dan memimpin harian Republiken di daerah pendudukan Belanda/Nica Medan bernama “Waspada”
Mengundurkan diri sebagai Pemimpin Redaksi Harian Waspada tahun 1969 guna memusatkan perhatiannya kepada penulisan sejarah.
Karir Politik:
Pada tahun 1949 satu-satunya wartawan Indonesia (Republiken) yang ditunjuk oleh pemerintah RI dari Yogya turut ke Nederland meninjau Konferensi Meja Bundar.
Awal 1950 memimpin Kongres Rakyat se-Sumatra Timur yang menuntut pembubaran negara boneka Belanda “NST” (Negara Sumatra Timur).
Aktivis dan ketua umum Partai Nasional Indonesia daerah Sumatra Utara hingga 1956
Atas rekomendasi PNI Osa Usep menjadi anggota MPRS, sekedar setahun minta berhenti dengan hormat karena kesibukan lain.
Pada tahun 1955 memenuhi undangan pemerintah RRT bersama rombongan politisi non-komunis lainnya meninjau Tiongkok
Menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci bersama rombongan Presiden Sukarno.
Pada tahun 1956 memenuhi undangan pemerintah Amerika Serikat meninjau negeri itu selama 3 bulan (“leaders’ grant”).
Pada tahun 1957 s/d 1967 memenuhi undangan-undangan meninjau Inggris, Belanda, Jerman, Amerika Serikat (kedua kali), Mesir (dua kali).
Kerajaan Bumi Putera Yang Berdiri Sendiri di Indonesia”,
Deli Dahulu dan Sekarang”,
Perubahan Pemerintahan (Bestuurshervorming)”,
Busido” (salinan),
14 Bulan Pendudukan Inggris di Indonesia”
Sejarah Pers di Sumatra Utara”
Koeli Kontrak Tempo Doeloe”
Atjeh (Aceh) Sepanjang Abad”
Penghargaan:
Satya Penegak Pers Pancasila” yang diterima 10 patriot pers Pancasila, dinilai aktif melawan Gerakan 30 September / Partai Komunis Indonesia, 1985.
Tahun 1991 menerima penghargaan peniti emas dari Ketua Serikat Penerbit Suratkabar (SPS) Pusat H. Zulharmans.
Penghargaan dari Pemerintah Daerah Istimewa Aceh / Gubernur Ali Hasjmy berupa “Sarakata Pancacita” dan “Medali Pancacita” untuk mengenang jasa-jasanya sebagai perintis sejarah Aceh dengan bukunya berjudul “Aceh Sepanjang Abad”
1978, menerima penghargaan dari Majelis Ulama Indonesia berupa “Sarakata Ulama” dan “Medali Ulama” untuk peran aktifnya dalam seminar-seminar di Aceh, antara lain seminar masuk dan berkembangnya Islam di Nusantara yang diadakan oleh MUI Aceh di Banda Aceh 10-16 Juli 1978.