KIB, Tiga Tahun Sudah Berlalu

 
0
29
Majalah Berita Indonesia Edisi 49
Majalah Berita Indonesia Edisi 49 - KIB, Tiga Tahun Sudah Berlalu

VISI BERITA (Menteri, Ayo Kerja Keras, 8 November 2007) – Pemerintahan Kabinet Indonesia Bersatu yang dipimpin duet Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden M. Jusuf Kalla sudah memasuki tahun keempat, sejak 21 Oktober 2007. Berbagai penilaian atas kinerja pemerintah hasil pemilihan langsung rakyat ini muncul di berbagai media. Baik penilaian yang didengungkan para anggota legislatif, pengurus partai, pengamat dan hasil jajak pendapat dari lembaga survei maupun pendapat dari pemerintah sendiri.

Baca Online: Majalah Berita Indonesia Edisi 49 | Basic HTML

Intinya, dalam tiga tahun bekerja, pemerintah ini dinilai cukup berhasil mengendalikan situasi politik dan keamanan. Penegakan hukum, khususnya pemberantasan korupsi juga relatif berhasil, walaupun masih dikesankan adanya tebang pilih. Hanya saja kondisi ekonomi masih belum seperti diharapkan, terutama soal pengangguran, kemiskinan, dan investasi. Tapi, sebagaimana dikemukakan Wapres Jusuf Kalla, dalam percakapan dengan Tokoh Indonesia dan Berita Indonesia, Senin (8/10/07) di Istana Wapres, pemerintah yakin dan optimistis masalah itu akan dapat diperbaiki dalam dua tahun sisa pemerintahan. Wapres yakin dan optimistis mengingat masalah pokok yang dihadapi itu terus dikerjakan oleh pemerintah sekarang ini.

Jusuf Kalla menunjuk pembangunan infrastruktur jalan, jembatan, pelabuhan, bandara dan listrik yang sekarang kian giat dikerjakan. Tentang pembangunan infrastruktur, menurut Wapres, alokasi anggaran dirombak tahun ini maupun ke depan, sehingga meningkat besar sekali. “Langkah perbaikan infrastruktur yang selama sembilan tahun lalu tidak dijalankan diharapkan bisa memperbaiki dan melanjutkan usaha lain dan investasi sehingga dapat meningkatkan pendapatan dalam negeri untuk mengurangi pengangguran dan kemiskinan,” tegas Wapres.

Wapres mengatakan untuk meningkatkan lapangan pekerjaan dan mengurangi kemiskinan, pertumbuhan ekonomi mau tidak mau tidak cukup dengan 6,0 persen. “Harus di atas 7-8 persen seperti India dan Vietnam. Tidak boleh pertumbuhan kita kalah dengan mereka karena potensi bangsa kita sebenarnya jauh lebih besar,” kata Kalla.

Pemerintah memperkirakan, ekonomi Indonesia pada triwulan III-2007 akan tumbuh pada kisaran 6,2-6,4 persen. Keberlanjutan pertumbuhan ekonomi ditopang konsumsi masyarakat dan kinerja ekspor. Kisaran pertumbuhan itu diumumkan Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Departemen Keuangan, Kamis (11/10) di Jakarta.

Pertumbuhan itu bersumber dari meningkatnya laju konsumsi rumah tangga di posisi 4,79-4,86 persen atau lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya, yakni di level 4,66 persen. Sementara untuk tahun 2008 pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi 6,8 persen. Target ini akan mungkin dicapai jika semua jajaran pemerintah, terutama para menteri Kabinet Indonesia Bersatu yang sampai saat ini sebagian masih merupakan titik-titik lemah pemerintahan ini, bisa bekerja lebih keras dan inovatif. Para menteri harus bisa mengimbangi dan mengimplementasikan berbagai kebijakan yang sudah dicanangkan oleh Presiden dan Wakil Presiden.

Apalagi tahun depan (2008), pemerintah harus memperhitungkan dampak tak langsung dari kenaikan harga minyak dunia (diprediksi akan mencapai di atas 90 US dolar per barel) terhadap APBN dan perekonomian. Jangan sampai terjadi proyeksi Dana Moneter Internasional yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan hanya 6,1 persen.

Kerja keras para menteri sangat menentukan peningkatan kinerja pemerintahan ini ke depan. Diharapkan, dengan kerja keras itu, pertumbuhan ekonomi tidak lagi hanya bertumpu pada pertumbuhan pasar uang, tetapi lebih bertumpu pada pertumbuhan sektor riil. Dengan demikian pertumbuhan ekonomi diharapkan secara langsung mengurangi pengangguran dan kemiskinan. Tidak lagi seperti saat ini, pertumbuhan ekonomi kurang berdampak langsung pada upaya mengatasi pengangguran dan kemiskinan, bahkan angka pengangguran dan jumlah penduduk miskin makin bertambah.

Dua tahun ke depan, pemerintahan SBY-JK dituntut bekerja keras untuk memenuhi janji-janji kampanye, terutama yang terkait dengan kesejahteraan rakyat kecil.

Advertisement

Sebenarnya, sebelum dan sejak mendapat mandat dari rakyat, melalui pemilu paling demokratis dalam sejarah Indonesia, Presiden SBY dan Wapres Jusuf Kalla sudah menegaskan kepeduliannya untuk mengatasi pengangguran dan kemiskinan. Masalahnya, untuk mewujudkannya tidak cukup dengan berwacana dan berpidato. Harus ada kebijakan nyata, tindakan nyata, kerja keras nyata secara kreatif dan efektif. Tidak sekadar bekerja dari hitungan lamanya waktu, tetapi bekerja keras secara tepat dan inovatif.

Tentang kinerja pemerintah, Presiden SBY dan Wapres Jusuf Kalla secara gentle mengaku belum merasa puas. Kendati kinerja telah meningkat, seperti kinerja ekspor dalam tahun-tahun terakhir ini, Presiden masih belum puas. Sebab, potensi sumber daya alam Indonesia sebenarnya masih sangat besar dan belum dimanfaatkan seoptimal mungkin. Menurut Presiden, peningkatan kinerja bisa lebih baik jika dilakukan kerja keras dan inovasi yang tinggi. (red/BeritaIndonesia)

Daftar Isi Majalah Berita Indonesia Edisi 49

Dari Redaksi

Visi Berita

Surat Pembaca

Berita Terdepan

Highlight/Karikatur Berita

Berita Utama

Lintas Tajuk

Berita Khas

Lentera

Berita Nasional

Berita Hukum

Berita Mancanegara

Berita Humaniora

Berita Ekonomi

Berita Iptek

Berita Tokoh

Berita Kesehatan

Lintas Media

Berita Daerah

Berita Lingkungan

Berita Publik

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini