back to top

BIOGRAFI TERBARU

Continue to the category
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
More
    Coba gunakan kata kunci lain bila Anda merasa kurang puas dengan hasil pencarian.
    30.7 C
    Jakarta
    Populer Hari Ini
    Populer Minggu Ini
    Populer (All Time)
    Ultah Minggu Ini
    Lama Membaca: 12 menit
    Lama Membaca: 12 menit
    Lama Membaca: 12 menit
    Lama Membaca: 12 menit

    Hasil Pencarian: pancasila

    Coba gunakan kata kunci lain bila Anda merasa kurang puas dengan hasil pencarian.

    Nakhoda Kebangkitan Depsos Baru

    Ia politisi yang piawai berdiplomasi meminimalisasi konflik untuk mencapai suatu konsensus atau keputusan. Sarjana ekonomi yang mengaku belajar politik dari emaknya (ibunya) ini merintis karir politik dari bawah. Ia seorang kader terbaik Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Terakhir ia didaulat menjadi calon Ketua Umum PPP bersaing dengan Hamzah Haz. Ia kalah namun menyatakan tetap setia kepada garis perjuangan partainya.

    Dwi Ria Latifa

    Hj. Dwi Ria Latifa, S.H, Anggota TPDI, 1996 / Dari TPDI ke Legislatif | 2 Des 1966 | Direktori | D | Perempuan, Islam, Kepulauan Riau, UGM, DPR, pengacara, Universitas Pancasila

    Dari TPDI ke Legislatif

    Perempuan kelahiran Tanjung Balai Karimun, Riau, 2 Desember 1966 ini terpilih menjadi Anggota DPR-RI dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Sebelumnya ia menerima penghargaan dari Ketua Umum PDIP karena keaktifannya sebagai Anggota Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI). Ketua III Bantuan Hukum Serikat Pengacara Indonesia (SPI) ini duduk di Komisi II (Hukum dan Dalam Negeri ) DPR RI.

    Perjuangan dan Pengabdian Ibu Negara

    Sejak remaja aktif di Laskar Putri indonesia berjuang di garis belakang mempertahankan kemerdekaan. Apalagi setelah menjadi Ibu Negara sebagai pendamping setia Presiden Soeharto, ia mencetuskan beberapa gagasan yang melahirkan beberapa proyek monumental, di antaranya Taman Mini Indonesia Indah. Ia meninggal, Minggu 28 April 1996, menginggalkan karya gemilang bagi bangsanya. Setelah meninggal, ia dianugerahi gelar Pahlawan Nasional.

    RO Tambunan

    RO Tambunan, SH, Advokat - Politisi / Sang Pembela Demokrasi | 24 Jul 1935 | Direktori | T | Laki-laki, Kristen Protestan, Sumatera Utara, DPR, MPR, pengacara, Jayabaya, Partai kemerdekaan

    Sang Pembela Demokrasi

    Advokat kawakan yang juga makan asam garam dalam pentas politik ini, pernah duduk di kursi DPR dari Golongan Karya. Tapi ia mengalami psikosomatik dan konflik batin yang dahsyat. Maka ketika Megawati Soekarnoputri ditindas dan berani tampil melawan, ia pun bersedia memimpin Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) tanpa pamrih. Kendati ia sendiri tidak bersimpati kepada PDIP. Lalu, Sang Pembela Demokrasi ini mendirikan Partai Pilihan Rakyat (ikut Pemilu 1999). Kemudian, karena persyaratan electoral treshold 2%, ia mendeklarasikan Partai Kemerdekaan untuk ikut Pemilu 2004 demi mewujudkan obsesinya membela kepentingan rakyat tanpa determinasi agama, suku dan golongan.

    Bangkit Bersama Pak Harto

    Wakil Presiden Republik Indonesia ke-5 periode 1988-1993, ini cukup lama mendampingi Presiden Soeharto saat berkuasa sampai sesudah lengser, baik sebagai Menteri Negara Sekretaris Negara dan Wakil Presiden maupun Koordinator Yayasan-yayasan yang didirikan Pak Harto.

    Siap Calon Presiden 2004

    Ia sebagai warga negara Indonesia dari suku Tionghoa menyatakan siap memimpin bangsa dan negara ini. Menurutnya, sangat keliru jika masih ada sikap memusuhi suku Tionghoa di Indonesia. Suku Tionghoa yang sudah menjadi WNI berjumlah sekitar 22 juta jiwa. Menempati urutan ketiga setelah Jawa dan Sunda. Jadi, sangat janggal, jika terbesar ketiga masih dimusuhi. Deklarator dan Ketua Umum DPP Partai Bhineka Tunggal Ika Indonesia (PBI) ini pun menyatakan siap bertarung secara jantan dan fair sebagai calon presiden pada Pemilu 2004.

    Kriminolog yang Ikut Mendirikan Kontras

    Hampir dua dasawarsa, Anggota KPU (Komisi Pemilihan Umum) Drs Mulyana W Kusumah, ini menjadi tenaga pengajar di FISIP UI. Tak hanya UI, sarjana kriminologi, ini juga mengajar di perguruan tinggi swasta, antara lain Universitas Pancasila, Jakarta maupun Universitas Ibnu Khaldun, Bogor. Namun pekerjaan tetap laki laki berperawakan kecil ini, seolah ditelan oleh aktivitas di luar kampus yang sangat padat. Dia tersandung masalah korupsi di KPU.

    Bicara Konsep Tawasuth Versi NU

    Jakarta 27/01/03: Anggota Komisi I DPR dari dari Fraksi Kebangkitan Bangsa KH Drs Moh. Dawam Anwar (65), meninggal dunia hari Senin, 27/01/03 pukul 12.45 WIB di RSPAD Gatot Subroto karena sakit komplikasi dan sempat menjalani cuci darah. Disemayamkan di rumah duka Jl Hasanudin No 226 Tambun-Bekasi, sebelum dimakamkan di TPU Tambun, Bekasi. Ia meninggalkan seorang istri Dedeh Nurhaidah dan empat orang putra-putri.

    Keprihatinan Guru Besar Putra Dayak

    Suara keprihatinan terhadap kondisi kehidupan masyarakat adat, terutama di Kalimantan Barat (Kalbar) diungkapkan dalam pidato pengukuhannya sebagai  guru besar ilmu hukum adat Fakultas Hukum Universitas Tanjungpura (Untan) di Pontianak. Menurutnya, banyak tanah adat (tanah rakyat) yang telah digunakan untuk perkebunan, terutama kelapa sawit. Tetapi, itu hanya bagi pengusaha. Rakyat pemilik tanah setempat menjadi kehilangan tanah. Pola seperti inilah yang menciptakan ketidakadilan dalam masyarakat yang  akhirnya dapat memicu konflik horizontal dan vertikal.

    Tawarkan Damai dan Manajemen Qalbu

    KH Abdullah Gymnastiar, akrab disapa Aa Gym, mengajarkan sebuah konsep baru Syiar Islam. Manajemen Qalbu  yang menawarkan diri untuk mengajak orang memahami hati atau qalbu, diri sendiri, agar mau dan mampu mengendalikan diri setelah memahami benar siapa dirinya sendiri. Kiyai yang berbekal ilmu laduni  itu disambut haru dengan tetesan air mata oleh umat Muslim maupun Kristen di Palu, ketika ia dengan tulus mengunjungi daerah yang diwarnai konflik itu.