Dandhy Dwi Laksono
Jurnalis Anti-Mainstream di Balik Sexy Killers dan Dirty Vote
Dandhy Dwi Laksono adalah jurnalis investigatif, sutradara dokumenter, dan aktivis yang berani mengungkap berbagai ketimpangan sosial, politik, dan lingkungan di Indonesia. Melalui rumah produksi Watchdoc Documentary Maker, ia telah menghasilkan film-film dokumenter yang menggugah kesadaran publik, seperti Sexy Killers dan Dirty Vote, yang kerap mengguncang narasi arus utama dan mengundang kontroversi. Gaya jurnalismenya yang anti-mainstream sering membawanya ke pusaran kontroversi, bahkan menghadapi tekanan hukum. Di tengah perjuangannya, ia harus merasakan kehilangan mendalam saat sang istri tercinta, Irna Gustiawati, meninggal dunia pada 2024. Namun, duka tak membuatnya berhenti. Justru, ia semakin teguh menjadikan film dokumenter sebagai alat perjuangan. Dengan kombinasi kecerdasan, keberanian, dan kreativitas, ia terus melawan ketidakadilan dengan lensa kamera dan suara keberanian.
Nama:
Dandhy Dwi Laksono
Profesi:
Jurnalis Investigatif, Sutradara Film Dokumenter, Aktivis
Lahir:
Lumajang, Jawa Timur, 29 Juni 1976
Agama:
Islam
Organisasi:
Watchdoc Documentary Maker (Pendiri)
Istri:
(Alm.) Irna Gustiawati (mantan Pemimpin Redaksi Liputan6.com). Meninggal 30 Oktober 2024.
Pendidikan:
- S1 Hubungan Internasional, Universitas Padjadjaran, Bandung
- Ohio University Internship Program on Broadcast Journalist Covering Conflict, Amerika Serikat (2007)
- British Council Broadcasting Program, London, Inggris (2008)
- Pelatihan dan Seminar:
- Workshop dan seminar jurnalisme di Filipina, Thailand, China, Malaysia, dan Korea Selatan
Karier Jurnalistik
Media Cetak & Radio:
- Reporter, Tabloid Kapital (1998–2000)
- Reporter, Majalah Warta Ekonomi (2000)
- Editor, PAS FM Radio (2000–2001)
- Chief Editor, AHA Digital Lifestyle Magazine (2001)
- Editorial Writer, Smart FM Radio (2001–2003)
- News Producer, Ramako Radio (2000–2002)
- Stringer, ABC Radio Australia, Indonesian Section (2001–2003)
Media Televisi & Online:
- News Producer, Liputan 6, SCTV (2002–2003)
- Chief Editor, Acehkita.com (2003–2005)
- Head of Assignment Desk, RCTI (2006–2009)
- Editorial Consultant, First Media News (cable) (2010–2011)
Karier di Industri Dokumenter
- Pendiri Watchdoc Documentary Maker (2011 – sekarang)
- Jumlah Karya:
- 165+ episode dokumenter
- 7.115+ feature televisi
- 45+ video komersial dan non-komersial
Film-Film Dokumenter Terkenal:
- Samin vs Semen (2015)
- The Mahuzes (2015)
- Jakarta Unfair (2016)
- Sexy Killers (2019)
- The Endgame (2021)
- Pulau Plastik (2021)
- Dirty Vote (2024)
Aktivisme & Ekspedisi:
- Ekspedisi Indonesia Biru (2015–2016): Berkeliling Indonesia dengan sepeda motor, mendokumentasikan isu energi, ekonomi mikro, dan budaya lokal
- Ekspedisi Indonesia Baru (2022): Melintasi 26 provinsi dan 120 kota untuk merekam berbagai fenomena sosial dan politik
Kasus Hukum & Kontroversi:
- Dilaporkan ke Polisi (2017) atas tuduhan penghinaan terhadap Megawati Soekarnoputri melalui tulisan Suu Kyi dan Megawati
- Ditangkap Polisi (2019) karena cuitan tentang Wamena yang dianggap melanggar UU ITE
- Film Dirty Vote (2024) menuai pro dan kontra karena mengungkap dugaan kecurangan Pemilu 2024
Penghargaan:
- Ramon Magsaysay Award 2021 – Kategori Emergent Leadership atas kontribusi dalam jurnalisme investigatif dan dokumenter
- Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Award 2008 – Karya jurnalistik terbaik atas liputan investigasi kasus Munir
X:
@Dandhy_Laksono
Instagram:
@dandhy_laksono
Facebook:
@dandhy.laksono
YouTube:
@WatchdocDocumentary
Pusat Data Tokoh Indonesia (updated 10 Februari 2025)