Dahlan Iskan - Panji Gumilang
Dahlan Iskan dan Panji Gumilang sedang berbincang-bincang pada acara Kuliah Umum_Nasional 25 Tahun Al-Zaytun

Pondok Pesantren Al-Zaytun merayakan 25 tahun berdirinya dengan menggelar Kuliah Umum Nasional yang menghadirkan tokoh-tokoh besar seperti Prof. Dahlan Iskan, Komjen Pol (Purn.) Susno Duadji, dan Mayjen TNI (Purn.) Kivlan Zen. Dengan tema “Gagasan 1.000 Tahun Indonesia Raya ke Depan”, acara ini memantik diskusi visioner tentang masa depan Indonesia dalam bidang hukum, ketahanan pangan, dan pentingnya persatuan. Pemikiran inovatif tentang Indonesia masa depan, terutama gagasan Syaykh Panji Gumilang tentang ketahanan pangan untuk 1.000 tahun mendatang, menjadi sorotan utama di tengah antusiasme ribuan peserta.

Pondok Pesantren Al-Zaytun menggelar acara Kuliah Umum Nasional untuk Indonesia Raya dalam rangka memperingati ulang tahun ke-25 dengan tema “Gagasan 1.000 Tahun Indonesia Raya ke Depan dengan Semangat Remontada from Within.” Acara ini berlangsung dari 24 hingga 28 Agustus 2024 dan menghadirkan sejumlah tokoh serta pakar terkemuka. Beberapa di antaranya adalah mantan Menteri BUMN dan Pimpinan Jawa Pos Group, Prof. Dahlan Iskan, mantan Kapolda Jawa Barat Komjen Pol (Purn.) Susno Duadji, serta Mayjen TNI (Purn.) Kivlan Zen. Ketiga tokoh tersebut menyampaikan pemikiran mereka di hadapan lebih dari 4.500 peserta yang hadir di Masjid Rahmatan Lil Alamin, Ma’had Al-Zaytun.

Daftar Artikel Terkait Ulang Tahun Al-Zaytun ke-25

Komjen Pol (Purn.) Susno Duadji menjadi salah satu pembicara dalam acara pada Senin, 26 Agustus 2024, dengan tema “Pertahanan, Keamanan, dan Diplomasi.” Dalam pemaparannya, ia menekankan bahwa hukum haruslah bertujuan untuk menciptakan keadilan, bukan semata-mata untuk menghukum. “Hukum ada untuk menciptakan keadilan, bukan hanya untuk menghukum,” tegas Susno. Ia kemudian menyinggung tentang ketidakadilan yang masih terjadi di Indonesia, termasuk dalam kasus Vina Cirebon, di mana delapan orang dihukum penjara seumur hidup atas tuduhan pembunuhan meskipun tidak ada tempat kejadian perkara yang jelas dan bukti yang lemah.

Susno Duadji di Kuliah Umum Nasional 25 Tahun Al-Zaytun
Susno Duadji di Kuliah Umum Nasional 25 Tahun Al-Zaytun

Susno juga berbagi pengalaman pribadinya saat menjadi korban kriminalisasi hukum. Ia pernah ditangkap dan dipenjara selama empat tahun meskipun merasa tidak bersalah. Ironisnya, saya ditangkap oleh anak buah saya sendiri, padahal saya adalah orang yang turut menyusun empat puluh undang-undang untuk TNI, POLRI, dan KPK,” ujarnya. Menurut Susno, lebih baik membebaskan seribu orang yang bersalah daripada menghukum satu orang yang tidak bersalah.

Dahlan Iskan, yang menjadi pembicara pada Selasa, 27 Agustus 2024, menyampaikan rasa kagumnya terhadap Syaykh Al-Zaytun, Prof. DR. AS Panji Gumilang. Dahlan mengungkapkan bahwa ia sangat terkesan dengan sikap Syaykh Panji Gumilang yang tetap berpikir positif meski mengalami persekusi dan harus menjalani hukuman penjara selama satu tahun.

Menurut Dahlan, Syaykh Panji memiliki gagasan yang sangat visioner tentang masa depan Indonesia, termasuk ide tentang 1.000 tahun Indonesia Raya. “Saya sangat kagum dengan Syaykh Panji yang berani menggagas ide tentang 1.000 tahun Indonesia di masa depan. Ini adalah pemikiran yang luar biasa,” ujarnya. Dahlan juga menyoroti bagaimana Syaykh Panji terus berpikir ke depan, khususnya dalam hal ketahanan pangan. Di saat negara-negara lain sedang panik menghadapi ancaman krisis pangan, Syaykh Panji justru sudah mempersiapkan strategi pangan untuk seribu tahun mendatang. “Pemikiran ini benar-benar melampaui batas nalar manusia biasa,” tambah Dahlan.

Kivlan Zen di Kuliah Umum Nasional 25 Tahun Al-Zaytun
Kivlan Zen di Kuliah Umum Nasional 25 Tahun Al-Zaytun

Sementara itu, Mayjen TNI (Purn.) Kivlan Zen turut menyampaikan pandangannya pada acara yang sama setelah Susno Duadji. Sebagai pensiunan militer, Kivlan menekankan pentingnya persatuan bagi kemajuan Indonesia di masa depan. Menurutnya, jika Indonesia ingin maju dan tetap abadi, maka persatuan menjadi hal yang sangat penting. “Apa yang diperjuangkan oleh Al-Zaytun, yaitu toleransi dan perdamaian, adalah keniscayaan. Jika Indonesia ingin maju dan bertahan abadi, maka kita harus bersatu,” tegas Kivlan.

Acara ini memberikan berbagai pandangan dari para tokoh tentang masa depan Indonesia, mulai dari tantangan di bidang hukum, ketahanan pangan, hingga pentingnya persatuan dan toleransi. Pemikiran-pemikiran yang disampaikan dalam acara tersebut diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata bagi perjalanan Indonesia ke depan, sejalan dengan visi besar yang diusung oleh Al-Zaytun dalam memperingati 25 tahun berdirinya. (rukmana, atur/TokohIndonesia.com)

Tim Reportase TokohIndonesia.com: Mangatur L. Paniroy (Koordinator), Yenita Tangdialla, Rigson Herianto, Rukmana, Wiratno

Video Tiktok (VT) @tokoh.id

Berikut daftar Video Tiktok (VT) di akun @tokoh.id seputar Perayaan Ulang Tahun Al-Zaytun ke-25:

Advertisement

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini