
[OPINI] – Pembaca yang budiman! Apakah seorang pengusaha memungkinkan disebut negarawan? Pertanyaan ini dimunculkan sehubungan anggapan yang mengemuka di tengah masyarakat bahwa hanya para pejabat negaralah yang layak disebut negarawan. Sementara para pengusaha hanya dipandang sebagai orang-orang yang mencari keuntungan yang sebesar-besarnya. Mereka, para pengusaha, itu nyaris tak pernah dipandang sebagai warga negara yang berjasa dan berbakti kepada kepentingan rakyat, bangsa dan negara.
Padahal pengusaha sangat berjasa dalam membangun ekonomi bangsa, kemandirian bangsa, terutama dalam membuka lapangan kerja. Bahkan ada banyak pengusaha Indonesia yang bersikap dan bertindak sebagai negarawan yang meletakkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan bisnisnya. Walaupun hal ini sering kali sulit mengemuka akibat tersumbatnya kesempatan bagi pengusaha untuk terlibat langsung dalam proses pengambilan keputusan.
Reformasi, memang, telah membuka kesempatan dan melahirkan beberapa politisi yang berlatar belakang pengusaha. Umumnya mereka ingin mengabdikan diri melalui lingkaran kekuasaan (pengambil keputusan, baik di legislatif maupun eksekutif) yang sebelumnya sangat sulit mereka jangkau.
Walaupun tidak semua politisi yang berlatar belakang pengusaha itu bertujuan murni mengabdikan diri demi kepentingan rakyat, bangsa dan negara, melainkan demi kepentingannya sendiri. Kelompok terakhir ini, tetap berorientasi profit dalam posisinya sebagai politisi. Bahkan tidak jarang, sejak semula, telah bermaksud (motivasi) memanfaatkan posisinya di lingkaran kekuasaan untuk mendukung bisnisnya, mencari keuntungan sebesar-besarnya. Tanpa peduli pada kepentingan publik. Mereka tergolong pengusaha hitam, sama buruknya dengan pejabat negara yang korup.
Namun, kita tidak sedang membahas pengusaha hitam atau pejabat yang korup. Melainkan kita ingin membuka mata dan hati untuk melihat betapa berjasanya para pengusaha dalam proses pembangunan bangsa dan negara ini. Bisakah kita bayangkan bagaimana jadinya bangsa ini tanpa peran aktif para pengusaha?
Pertanyaan ini, salah satunya, telah mendorong kami untuk menyajikan sosok seorang pengusaha sukses yang ingin lebih mengabdikan diri dengan turun gunung ke dunia politik, sebagai bagian dari elit pengambil keputusan. Sebab, dengan masuk dalam jalur politik (proses pengambilan keputusan) akan lebih mudah untuk mewujudkan pengabdiannya kepada rakyat, bangsa dan negara.
Pengusaha dimaksud adalah HM Aksa Mahmud, pendiri kelompok usaha Bosowa. Aksa hanyalah salah seorang dari sejumlah pengusaha yang tidak sekadar mencari keuntungan perusahaannya, melainkan juga demi kepentingan rakyat dan bangsanya.
Dia seorang pengusaha pejuang yang kemudian bertekad mengabdi sebagai politisi negarawan. Setelah berjuang dengan kerja keras membangun imperium bisnis Bosowa Group, HM Aksa Mahmud, bertekad mengabdikan diri sebagai negarawan, baik dalam posisi politisi sebagai Anggota DPD (Dewan Perwakilan Daerah) dari Sulawesi Selatan maupun pejabat lembaga tinggi Negara sebagai wakil Ketua MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat) periode 2004-2009, serta dalam posisi pelayan sosial sebagai filantropi melalui beberapa yayasan yang didirikannya. Tentu saja, Aksa bukanlah manusia sempurna. Dia juga manusia biasa yang juga punya kelebihan dan kekurangan.
Demikian pembaca! Selamat membaca! Redaksi mti