Startup “Waiting for ASN”: Layanan Berbasis Penderitaan Massal

 
0
27
Nestapa Calon ASN
Startup “Waiting for ASN”: Layanan untuk mengobati nestapa Calon ASN yang ditunda pengangkatannya

Daripada terus-terusan rebahan sambil refresh website BKN, lebih baik kita manfaatin keadaan ini buat cari cuan. Saatnya bikin startup “Waiting for ASN” – solusi bagi mereka yang hidupnya sedang di-pause oleh negara!

Indonesia, Tanah Air beta, tempat startup tumbuh subur bak warung kopi kekinian. Ada startup buat beli cilok online, startup buat sewa pacar biar nggak dikira jomblo abadi, atau yang lebih high-tech, nyewain motor listrik pake QR code. Tapi ada satu sektor yang masih kosong, belum ada yang garap: startup khusus buat calon ASN yang udah resign tapi malah nganggur gara-gara pengangkatannya ditunda!

Ribuan calon ASN dulu melangkah penuh kebanggaan, dengan senyum sumringah menyerahkan surat resign ke kantor lama. Ada yang sampai bikin video TikTok “Goodbye Office, Hello ASN Life!”, bikin video farewell di Instagram, lengkap dengan caption bijak, “Terima kasih atas pengalaman luar biasa di sini. Saatnya babak baru, mengabdi untuk negara.” Ada yang ngadain traktiran perpisahan di KFC, ada yang nangis-nangis di pelukan bos. Mereka semua percaya bahwa awal 2025 akan jadi titik awal kehidupan baru sebagai abdi negara.

Dan lalu… JEBREEET!

Pemerintah dengan santainya mengumumkan, “ASN-nya kita tunda ya, sampai Oktober 2025 (CPNS) atau Maret 2026 (PPPK). Sabar ya!”

SABAR?

Sabar dari Hong Kong, Pak! Ini udah kaya habis lulus sekolah terus disuruh nunggu setahun buat dapet ijazah.

Sekarang, para korban kebijakan PHP ini bukan cuma kehilangan pekerjaan, tapi juga kehilangan muka. Mereka tidak hanya harus menghadapi realitas dompet kosong, tapi juga realitas sosial yang lebih mengerikan: OBROLAN KELUARGA DAN TETANGGA.

“ASN-nya kok nggak kerja-kerja?”
“Katanya udah resign, kok malah di rumah terus?”
“Coba daftar jadi admin Shopee dulu, deh.”

Hentikan penderitaan ini. Saatnya kita mengambil langkah strategis: bikin startup “Waiting for ASN”, solusi premium bagi para pejuang yang terjebak di antara masa lalu sebagai karyawan dan masa depan yang belum jelas sebagai ASN.

Advertisement

Startup ini akan menawarkan berbagai layanan berbasis penderitaan massal.

Buat yang udah resign dan sekarang hidupnya cuma rebahan sambil scroll Twitter, kita kasih kursus “Act Like You’re Busy”. Kelas ini berisi teknik berpura-pura sibuk supaya nggak ketahuan nganggur. Termasuk di dalamnya:

  • Cara menatap laptop kosong dengan ekspresi serius.
  • Teknik jalan mondar-mandir sambil telpon (padahal nggak ada lawan bicara).
  • Jurus menjawab pertanyaan tetangga dengan kalimat penuh wibawa, “Masih dalam proses harmonisasi regulasi, Bu.”

Buat yang udah beli tiket ke tempat tugas tapi batal berangkat, kita punya program “Jalan-jalan ASN”. Biar tiketnya nggak mubazir, kita bikin tur ASN tertunda: perjalanan ke kota penempatan buat sekadar ngeliat gedung kantor dari luar, lalu pulang dengan hati remuk.

Yang udah bayar DP kosan tapi nggak jadi pindah, tenang! Bisa gabung layanan “Kos Hantu”, di mana kamar yang sudah disewa bisa dipakai buat uji nyali atau dijadikan tempat meditasi mencari makna hidup.

Buat yang udah beli seragam PNS lengkap (dari kemeja putih sampai sepatu pantofel yang licin) dan sekarang cuma bisa dipake buat jemput keponakan di TK, jangan khawatir! Kita akan menyediakan “Rental Seragam ASN”, biar bisa disewakan ke calon ASN lain buat photoshoot LinkedIn. Lumayan, tetap bisa terlihat profesional meskipun kenyataannya masih jadi pengangguran berkedok “menunggu keputusan negara”.

Ada juga layanan “Mie Instan Unlimited”, karena kita tahu calon ASN pasti butuh makanan darurat yang murah dan bisa bertahan lama. Berlangganan paket ini berarti dapat stok mie instan selama 6 bulan, tutorial memasak mie instan dengan 100 variasi berbeda, dan bonus free delivery untuk kecap dan saus.

Oh ya, ada layanan “Sabar Platinum”, yang otomatis aktif saat mendaftar menjadi member tanpa harus subscribe alias bayar langganan. Layanan ini cocok buat yang pengen menunggu sambil tetap elegan. Setiap bulan akan mendapat Motivasi Harian misal “ASN-nya mungkin ditunda, tapi semangatmu jangan!”, fasilitas Grup WhatsApp Eksklusif: Tempat curhat dan berbagi tips bertahan hidup dan fasilitas Konsultasi Karier: Harus tetap nunggu atau mending cari kerja lain?

Semua layanan ini akan didanai lewat crowdfunding dari sesama korban. Bayangin, kalau 100.000 calon ASN nyumbang Rp10.000 aja, kita udah punya modal Rp1 miliar buat memperluas bisnis ini.

Kompetitor? Nggak ada! Ini bisnis dengan target pasar yang jelas dan monopoli penuh! Kita bisa ekspansi lebih luas lagi. Misalnya “Freelance ASN”, bantu mereka cari kerja sementara, kayak jualan es teh atau buka jasa print dokumen di depan kantor BKD. Kalau pemerintah tiba-tiba bilang ASN ditunda lagi sampai 2027, kita bikin layanan konsultasi psikologi atau “Kursus Kesabaran”, diajarkan oleh orang-orang yang sudah menunggu ASN sejak 2018. Kalau tiba-tiba pengangkatannya dibatalkan, kita jual merchandise “Korban PHP CPNS 2024”. Kalau akhirnya ASN beneran diangkat, kita pivot bisnis jadi “Training ASN Pemula: Cara Masuk Kantor Tanpa Grogi”.

Tapi tunggu, startup brilian ini hampir gagal gara-gara Pak Zudan Arif Fakhrullah, Kepala BKN, datang dengan solusi yang lebih revolusioner:

“Tenang, calon ASN yang sudah resign bisa balik kerja ke tempat lama mereka sampai pengangkatan tiba.”

PAK. SERIUS?

Jadi ini ASN atau hubungan toxic? “Balik aja dulu, nanti kalau udah siap, aku angkat kok.”

Mari kita simulasikan adegan calon ASN yang kembali ke kantor lamanya.

Eks-Bos: “Lho, bukannya kamu udah resign?”
Eks-Karyawan (Calon ASN): “Iya Pak, tapi ASN-nya pending. Boleh kerja lagi?”
Eks-Bos: “Kemarin pas resign gaya banget bilang mau jadi abdi negara. Sekarang balik? HAHAHAHA!”
Eks-Karyawan: “Pak, saya udah terlanjur beli seragam putih-hitam, masa nggak dipake?”

Kalau resign-nya dari startup?

Eks-Bos Startup: “Sorry ya, posisi kamu udah diganti AI. Tapi kalau mau, kamu bisa magang dulu.”

Kalau resign-nya dari minimarket?

Eks-Bos Minimarket: “Mau balik? Oke, tapi mulai dari susun galon dulu ya.”

Kalau resign-nya dari rumah makan Padang?

Eks-Bos Rumah Makan: “Boleh balik, tapi nasi tambahnya bayar!”

Jadi gini ya, Pak Zudan, kalau semua perusahaan itu baik hati, kita nggak bakal resign dari awal!

Karena itu, solusi terbaik tetaplah startup “Waiting for ASN”.

Jadi, daripada stres, lebih baik kita mulai bisnis ini sekarang. Siapa tahu, sebelum diangkat jadi ASN, kita malah sukses duluan jadi CEO Startup ASN Tertunda!

(Atur Lorielcide, TokohIndonesia.com)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini