Anak Petani dari Delanggu
Soemino Eko Saputro02 | ‘Diparkir’ dan Jualan Nasi

Setelah ditarik dari Dirut KA, dia sempat ‘diparkir’ Dephub tanpa jabatan berarti. Namun dia selalu berdisiplin hadir ke kantor setiap hari. Dan sebagai orang yang punya kebiasaan tidak mau berdiam diri, dia pun membuat usaha berjualan nasi di atas mobil dan membuka salon kecantikan.
Dia punya tiga mobil, yang digunakan sebagai tempat berjualan. Banyak orang bilang, “bekas Dirut Perumka jualan nasi.” Soemino dan keluarganya saat itu jualan makanan di depan GOR Jalan Pajajaran, Bandung.
Kenapa dia jualan? Waktu itu, di rumahnya tinggal banyak orang. Orang-orang dari desanya banyak yang tinggal di rumahnya. Kalau dia tidak memberikan kehidupan pada mereka, kasihan juga. Soemino menanyakan kepada mereka: “Kalian pintar masak, kalau kita jualan makan-an mau nggak?” Mereka mau dan dibelikan tiga mobil. Selain itu, Soemino memiliki katin dan restoran. Yang mengurus isterinya. Dia juga ikut mengurus, tetapi karena ditempatkan di Jakarta, dia bolak-balik Bandung-Jakarta.
Kala itu, banyak orang berpikir bahwa karir Soemino di Perumka dan Departemen Perhubungan sudah berakhir. Namun dia sendiri tidak mempersoalkan berhenti atau tidak berhenti. Tetapi sebagai pegawai negeri, saat pensiun adalah usia 55. Sehingga sambil menunggu usia pensiun, dia mempersiapkan harus punya aktifitas. Dia tidak mau tidak punya aktifitas.
Dia pun membuat aktifitas sampingan, bukan fokus. Sasar-an utamanya adalah untuk aktifitas seluruh orang-orang yang pernah tinggal di rumahnya. Mereka harus hidup. Dia buatlah suatu kegiatan yang kalau ditekuni, mereka akan bisa makan, bisa mendapatkan gaji dari kegiatan itu, karena mereka juga butuh gaji dan butuh makan.
Pada waktu itu, dia tidak pernah terpikir akan jadi apa lagi. Tetapi dia bertekad harus bekerja sesuai bidangnya. Karena dia pegawai negeri, maka apapun yang ditugaskan padanya, dilakukan secepat mungkin. Dia tidak pernah menunda pekerjaan. Begitu diberi pekerjaan langsung dia kerjakan.
Mungkin tidak banyak orang yang sepatuh dia. Bahwa saat tidak ada pekerjaan pun, dia selalu berdisiplin, selalu datang tiap hari. Meskipun tidak ada apa-apa tapi tetap saja setiap hari ada di ruangan. Dia punya prinsip, sebagai pegawai negeri, terlepas diberi tugas atau tidak, punya kewajiban harus hadir di ruangan. Dia juga banyak belajar dari keadaan itu.
Ketekunan, kesabaran dan kedisiplinan sedemikian rupa itulah mungkin yang membuat orang lain melihat bahwa tingkat keseriusan Soemino terhadap pekerjaan selalu tinggi sehingga masih dipercaya. mti/crs-sh-ri