Arsitek “Dual Transformation” KG Media
Andy Budiman Kumala
Andy Budiman Kumala, CEO termuda dalam sejarah Kompas Gramedia, adalah sosok visioner di balik transformasi digital industri media Indonesia. Dikenal sebagai pemimpin yang tenang, cerdas, dan inovatif, ia memimpin KG Media dengan strategi dual transformation – mempertahankan bisnis lama yang tetap menguntungkan sambil membangun ekosistem digital yang terus bertumbuh. Di bawah kepemimpinannya, KG Media bertransformasi menjadi entitas media yang tidak hanya bertahan di tengah disrupsi teknologi, tetapi juga memimpin dalam inovasi digital.
Penulis: Mangatur L. Paniroy, TokohIndonesia.com (Tokoh.ID)
Di balik kesuksesannya, Andy Budiman dikenal sebagai pribadi yang introvert, tenang, dan penuh pertimbangan. Ia sering disalahartikan sebagai sosok yang sulit didekati karena ekspresi wajahnya yang jarang memperlihatkan senyuman. Namun, mereka yang mengenalnya lebih dekat tahu bahwa Andy Budiman adalah sosok yang ramah dan bersahabat saat diajak berdiskusi. Ia lebih nyaman berbicara dalam forum yang lebih kecil dan lebih menghargai percakapan mendalam dibanding interaksi sosial yang dangkal. Kepribadiannya yang tenang dan penuh pertimbangan justru menjadi kekuatannya sebagai pemimpin. Ia mampu berpikir strategis, mengambil keputusan berdasarkan data, dan tetap fokus pada visi jangka panjang perusahaan.
Salah satu filosofi hidup yang ia pegang teguh terinspirasi dari kutipan Hellen Keller: “True happiness… is not attained through self-gratification, but through fidelity to a worthy purpose.” Prinsip ini tercermin jelas dalam gaya kepemimpinannya – ia tidak hanya berfokus pada kesuksesan pribadi, tetapi juga pada tujuan yang lebih besar: mencerdaskan bangsa melalui media yang berkualitas dan inovatif. Sebagai seorang ayah, penyuka lari marathon ini juga dikenal sebagai sosok yang selalu meluangkan waktu untuk istri dan anak-anaknya meskipun jadwalnya sangat padat.
Lahir di Jakarta pada 28 Februari 1980, Andy Budiman tumbuh dalam lingkungan keluarga yang menghargai pendidikan dan dedikasi. Ayahnya adalah seorang profesional yang setia bekerja di satu perusahaan hingga masa pensiun, sebuah nilai yang menjadi inspirasi bagi Andy Budiman untuk selalu konsisten dan berdedikasi tinggi dalam pekerjaannya. Masa kecilnya dihabiskan di Jakarta, menempuh pendidikan di SD Santa Maria Fatima, kemudian melanjutkan ke SMP Kolese Kanisius sebelum melanjutkan pendidikan menengah di Georgetown Prep. School dan lulus pada tahun 1998.
Awalnya, Andy Budiman memiliki impian menjadi seorang jurnalis karena kecintaannya terhadap sejarah dan dunia informasi. Namun, dorongan orang tua mengarahkan pilihannya ke jalur teknik industri. Ia melanjutkan studi di Worcester Polytechnic Institute di Amerika Serikat dan berhasil meraih gelar Sarjana Teknik Industri pada 2002. Pengalaman selama di Amerika memperluas perspektif globalnya, terutama saat ia menyaksikan langsung dampak peristiwa besar seperti serangan 9/11. Rencananya melanjutkan studi S2 di Amerika buyar karena pemerintah Amerika memperketat kebijakan visa pelajar pasca serangan 9/11.
Belakangan Andy Budiman menyadari bahwa Tuhan punya rencana yang lebih indah buat hidupnya. Kegagalannya untuk melanjutkan studi S2 di Amerika, justru menjadi awal karier di dunia media dan menjadi jalan untuk bertemu dengan pasangan hidupnya. Sebuah iklan lowongan kerja yang ditemukan oleh ibunya membawanya melamar ke Kompas Gramedia. Pada Januari 2003, Andy Budiman diterima sebagai staf penelitian dan pengembangan (litbang) di Departemen Riset Cetak. Dari posisi ini, ia menunjukkan dedikasi luar biasa dan perlahan-lahan naik ke berbagai posisi strategis, mulai dari Staf Kualitas dan Kesehatan Keselamatan Kerja, Deputi Manajer Produksi, hingga Deputi Direktur Grup Bisnis di Grup Percetakan. Setiap posisi yang dijalani memberinya pemahaman mendalam tentang operasional industri media, dari sisi produksi hingga strategi bisnis.
Melihat perkembangan media global yang mulai bergeser ke arah digital, Andy Budiman memutuskan memperdalam pemahamannya dengan melanjutkan pendidikan di Melbourne Business School, meraih gelar Master of Business Administration (MBA) pada 2013. Pendidikan ini menjadi bekal yang memantapkan langkahnya dalam memimpin transformasi digital Kompas Gramedia. Pada 2015, ia ditunjuk sebagai Direktur Kompas Cyber Media, mengelola platform digital seperti Kompas.com dan Kompasiana.com. Setahun kemudian, ia dipercaya menjadi Wakil Direktur Eksekutif Kompas TV hingga 2022, bertanggung jawab atas pengembangan strategi digital dan peningkatan kualitas konten siaran.
Puncak kariernya terjadi pada 1 Agustus 2018, ketika ia resmi diangkat sebagai CEO KG Media – menjadikannya CEO termuda dalam sejarah perusahaan. Sejak saat itu, Andy Budiman memimpin dengan mengedepankan strategi dual transformation: menjaga keberlangsungan bisnis lama yang tetap menguntungkan sambil membangun bisnis digital yang inovatif dan relevan dengan perkembangan zaman.
Sebagai pemimpin yang memiliki pandangan strategis, Andy memahami pentingnya menjaga keseimbangan antara inovasi dan nilai-nilai dasar Kompas Gramedia. Ia memegang teguh prinsip yang diwariskan oleh para pendiri perusahaan, seperti Jakob Oetama dan P.K. Ojong, yang menekankan bahwa media tidak hanya berfungsi untuk mencari keuntungan, tetapi juga sebagai pilar penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
Di luar kesibukannya sebagai eksekutif, Andy Budiman dikenal sebagai sosok yang sangat menghargai keluarganya. Ia menikah dengan Indri Laksminani pada 12 Juni 2010 dan perjuangan mereka untuk memiliki anak menjadi kisah yang penuh inspirasi. Setelah bertahun-tahun mencoba, Andy Budiman dan istrinya akhirnya berhasil mendapatkan buah hati melalui program bayi tabung. Kehadiran dua anak mereka, Aaron Benjamin Kumala dan Abigail Isabela Kumala, menjadi berkah yang paling membahagiakan dalam hidupnya. Proses panjang yang mereka lalui mengajarkan Andy Budiman tentang kesabaran dan pentingnya dukungan keluarga dalam menghadapi tantangan hidup.
Meskipun memiliki jadwal yang padat, Andy Budiman selalu meluangkan waktu untuk keluarganya. Rutinitas paginya dimulai sejak pukul 4 pagi, dimulai dengan membaca berita, memantau tren media sosial, hingga berolahraga sebelum memulai aktivitas kerja. Ia juga memastikan untuk sarapan bersama anak-anaknya setiap pagi dan hadir di akhir pekan untuk menghabiskan waktu berkualitas bersama keluarga.
Di luar dunia kerja, Andy Budiman aktif dalam berbagai organisasi nasional dan internasional. Ia menjadi dosen pembimbing di Universitas Indonesia sejak Agustus 2023, membantu membimbing mahasiswa dalam bidang manajemen dan bisnis. Ia juga menjabat sebagai anggota Asia Pacific Committee dan Supervisory Board di WAN-IFRA sejak 2021, berkontribusi dalam pengembangan industri penerbitan berita di Asia Pasifik. Di tingkat nasional, Andy Budiman menjadi anggota Badan Pertimbangan dan Pengawas Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) sejak 2023, mengawasi kebijakan industri media digital di Indonesia. Ia juga pernah menjabat sebagai Director and Chairman ASEAN Newspaper Printers dari 2014 hingga 2017, memimpin inovasi teknologi di industri percetakan surat kabar Asia Tenggara, serta aktif sebagai Penatua di Gereja Kristen Indonesia (GKI) Cipinang Elok dari 2018 hingga 2024.
Dengan pengalaman lebih dari dua dekade, Andy Budiman telah membuktikan kemampuannya dalam membawa KG Media menjadi pemimpin dalam ekosistem media Indonesia. Ia percaya bahwa perpaduan antara inovasi teknologi, nilai-nilai jurnalisme berkualitas, dan kepemimpinan yang berintegritas akan menjaga relevansi media di masa depan. Sebagai seorang pemimpin masa depan, Andy Budiman bertekad menjadikan KG Media sebagai pelopor inovasi media yang setia pada misi mencerdaskan kehidupan bangsa dan membawa kemajuan bagi Indonesia. (atur/TokohIndonesia.com)
Referensi:
- Media Online: Tribunnews, KGMedia, Kompas Gramedia, YouTube Radio Smart FM, WAN-IFRA, Wikipedia, dan lainnya
- Medsos dan LinkedIn Andy Budiman Kumala