Orientasi Prestasi Sang Inovator
Alinafiah07 | Kepemimpinan yang Kuat

Sementara, filosofi dasarnya adalah kepemimpinan yang kuat (strong leadership), good corporate governance (GCG), komitmen serta penetapan strategi dan kebijakan yang tepat.
Transformasi bisnis ini dilaksanakan dengan sasaran dapat memberikan manfaat bagi semua stakeholders. Bagi perusahaan secara finansial akan terjadi peningkatan pendapatan dan laba, peningkatan total asset dan modal. Sedangkan non-finansialnya adalah meningkatkan pendapatan perusahaan, kinerja organisasi, citra perusahaan serta efektivitas dan efesiensi. Bagi karyawan, peningkatan kesejahteraan, pengingkatan kepuasan kerja dan peningkatan produktivitas/ pengetahuan serta kemampuan.
Bagi pemegang saham, penerimaan deviden yang lebih baik, penerapan kaidah GCG dan terjaminnya kelangsungan hidup perusahaan (going concern). Sedangkan bagi pelanggan dan masyarakat, mendapatkan nilai uang terbaik, mendapatkan produk/ layanan yang bernilai tinggi, peningkatan kepuasan pelanggan dan penyediaan fasilitas pos sampai ke pelosok tanah air.
Program implementasi Transformasi Bisnis di tahun 2003 ini meliputi 8 (delapan) faktor yakni SBU Express, SBU Direct Mail, Bisnis Reguler, Asset Management, Pembangunan Jaringan IT, Reorganisasi, Rightsizing dan Financing/ Pendanaan. Namun keberhasilan Transformasi Bisnis ini tergantung pada penerapan model kepemimpinan yang kuat pada setiap lini organisasi serta penerapan sistem reward and punishment.
Dengan strategi transformasi bisnis ini, pada tahun 2003 ini, PT Pos mencoba mencharge laba sebesar Rp 20 miliar dan untuk tahun 2007 atau lima tahun ke depan kira-kira akan meningkat menjadi Rp 100 miliar. Sementara, jika transformasi bisnis ini tidak dilakukan, maksimal PT Pos hanya akan memperoleh laba sebesar Rp 5 miliar pada tahun 2003 ini..
Untuk itu, tahun 2003 ini PT Pos Indonesia membuat dua rancangan untuk kesejahteraan pegawai. Sebab dari laba yang Rp 5 miliar itu, kesejahteraan pegawai hanya naik Rp 40 ribu, tidak seimbang dengan tuntutan pegawai. Kesejahteraan itu sebetulnya dapat ditingkatkan menjadi Rp 200 ribu, namun harus kembali dengan konsep transformasi bisnis tadi. Laba yang Rp 5 miliar bisa ditingkatkan menjadi Rp 20 miliar.
Belajar dari pengalaman, dulu PT Pos memang hanya mengutamakan bangunan fisik semata dan adanya tanggapan bahwa posisi PT Pos hanya berkutat antara prangko dan surat saja. Namun pada saatnya terutama pada jaman dan era teknologi seperti sekarang, PT Pos Indonesia menyadari hal itu tidak akan membawa peningkatan dan kemajuan jika tetap dibiarkan. Untuk itu, kini PT Pos Indonesia memberdayakan jaringan fisik yang ada didukung bidang virtual disokong oleh infrastruktur, dengan segmen pasar sasaran perusahaan asuransi, perbankan, perusahaan logistik dan umum.
Itu sebabnya PT Pos bermaksud mempertegas posisinya melalui transformasi bisnis dengan memperkental peran bisnis sekaligus menjadi pelakunya tanpa melupakan tugas untuk memberikan pelayanan pada masyarakat luas.
Salah satu yang perlu dikomunikasikan dalam transformasi bisnis untuk pertamakalinya adalah PT Pos Indonesia akan meluncurkan obligasi pendanaan sebesar Rp 135 miliar. Alinafiah menilai, bahwa saat inilah waktu yang tepat untuk menjual obligasi tersebut, karena ternyata banyak masyarakat (investor) yang berminat.
Menurutnya, dalam rangka sosialisasi, sangatlah penting bagi masyarakat mengetahui rencana ke depan PT Pos Indonesia secara terbuka. Tak lain untuk mempersembahkan dan memberi harapan bagi para investor sebagai relevansi pengkomunikasian transformasi bisnis kepada publik agar memahami posisi PT Pos Indonesia. Sedang di mana dan mau ke mana perusahaan ini berjalan, termasuk dalam hal pembangunan sebagai kompensasi dari investasi yang dilakukan.
Selain pembangunan, strategi lain yang diterapkan adalah optimalisasi semua sumber daya yang ada. Seperti yang dilakukan di Bali, dua tahun lalu telah ditandatangani kerjasama dengan pengusaha setempat untuk membangun Kantor Pos Bali, 70 ruko dalam 3 lantai dan pembangunan rumah untuk para pejabat pos di tanah seluas 9000 m2 tanpa satu sen pun mengeluarkan biaya hanya menggunakan aset yang ada dan jalinan kemitraan yang baik.
Lima tahun ke depan, potret PT Pos Indonesia inilah yang akan dipersembahkan bagi generasi penerus karena mampu merubah pandangan dan menggugah karyawannya untuk maju dan saling bahu-membahu mewujudkan harapan semua pihak.
Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya monitoring dan evaluasi secara terus menerus dalam rangka perbaikan mutu layanan. Di samping itu, ia berjanji dalam rangka program transformasi bisnis ini, manajemen tidak akan melakukan PHK, akan tetapi dengan penawaran pensiun dini dan relokasi SDM ke tempat yang lebih produktif sesuai kebutuhan perusahaan. crs, mlp (Diterbitkan juga di Majalah Tokoh Indonesia 03 – Juli 2003)