Datuk Dansa Berkelas Dunia

HIM Damsyik
 
0
554
HIM Damsyik
HIM Damsyik | Tokoh.ID

[DIREKTORI] Dansa dan film adalah dua dunia yang berjalan linear dalam kehidupan HIM Damsyik. Keterampilan berdansanya berkelas dunia. Kehebatannya memerankan tokoh antagonis dalam sinetron “Siti Nurbaya” membuat namanya sangat lekat dengan sebutan “Datuk Maringgih” dan kepiawaiannya berdansa menjadikannya memperoleh julukan “Datuk Dansa”. Dengan dansa dia meraih kesuksesan, karier, kesehatan dan kebahagiaan. “Kalau mau bahagia dan sehat berdansalah,” ujar lelaki ramping ini.

Piala Dunia Sepakbola tahun 1998 di Perancis membawa berkah tersendiri buat “si Datuk Maringgih” HIM Damsyik. Lagu “La Copa de la Vida” lagu resmi World Cup 1998 itu disenandungkan oleh Ricky Martin secara apik dalam pakem tarian salsa yang atraktif. Lagu itu sangat populer dan berhasil memancing minat masyarakat awam hingga elit kalangan atas pecinta dansa untuk kembali turun ke lantai dansa sekadar bergoyang poco-poco atau berdansa ballroom secara profesional.

Naiknya kembali popularitas dansa setelah sempat tenggelam sebab di tahun 1950-an pernah dicap sebagai produk gaya hidup imperialis oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) serta merta mengangkat pula kembali ke permukaan keterampilan HIM Damsyik berdansa. Banyak orang mulai belajar serius tentang dansa dan HIM Damsyik laku keras sebagai instruktur sebab dialah salah satu di antarra sedikit instruktur dansa profesional berlisensi internasioal lulusan Negeri Belanda.

Keterampilannya berdansa berkelas dunia pernah dia tampilkan pada kesempatan kejuaraan Jakarta Open Dance Sport 2003 di The Grand Ballroom Hotel Mulia, Jakarta, 28 Maret 2003. Damsyik di situ unjuk kebolehan bersama 122 pasang pedansa-pedansa internasional dari berbagai penjuru dunia yang mengikuti kejuaraan.

Lelaki ramping bertinggi badan 180 centimeter namun cukup sehat dengan berat hanya 55 kilogram ini memang ulung sebagai jago dansa Indonesia. Pemeran tokoh antagonis dalam sinetron “Siti Nurbaya” arahan sutradara Irwinsyah yang disiarkan TVRI yang membuat namanya menjadi sangat lekat dengan sebutan “Datuk Maringgih” harus mulai rela memperoleh julukan yang lebih baru yakni “Datuk Dansa”.

Dansa dan film adalah dua dunia yang berjalan linear dalam kehidupan HIM Damsyik. Ketika dansa mulai “mati suri” sejak tahun 1950-an akibat cap sepihak kaum PKI sutradara tenar Wim Umboh yang biasa mengajak dia sebagai koreografer untuk film-film menawarkannya untuk juga mencoba ikut bermain film sebagai aktor. Jadilah ayah lima orang anak dan kakek 20-an orang cucu ini hidup asyik. Dengan dansa dia bisa meraih kesuksesan, karier, kesehatan, dan kebahagiaan. “Jadi, kalau mau bahagia dan sehat berdansalah,” ujarnya dalam selera humor yang tinggi.

Lahir di Teluk Betung, Lampung, 14 Maret 1929 sejak masa kecil Damsyik sudah banyak menghabiskan waktu dengan menari. Setiap kali ada perayaan yang menyuruh anak-anak menari, dan suruhan menari itu biasanya pasti ada di setiap pesta, maka Damsyik sering ikut ambil bagian. Dia akhirnya sadar bahwa dirinya senang menari. Bersamaan itu orang yang pernah menyaksikan ikut pula menilai bahwa Damsyik memang berbakat menari. Namun Damsyik sendiri mengaku tidak tahu dari mana bakat menari itu berasal sebab ayahnya yang bekerja sebagai kepala pegawai di perusahaan pelayaran Belanda, KPM, tidak pernah menari atau berdansa.

Mahasiswa gemar dansa-dansi
Ketika hendak meneruskan pendidikan ke perguruan tinggi dia hijrah ke Jakarta namun nyatanya sambil kuliah dia masih harus bersentuhan kembali dengan dansa. Dia mengenang di tahun 1950-an itu di Jakarta masih banyak bermukim orang Belanda sehingga budaya dansa-dansi masih dominan sebagai alat pergaulan termasuk di kalangan mahasiswa. Setiap malam minggu mahasiswa pasti berkumpul dan gemar berdansa. “Di sanalah bakat berdansa saya terasah,” ucap Damsyik yang ikut pula aktif semasa kuliah sebagai anggota Ikatan Mahasiswa Djakarta (Imada).

Dia lantas semakin percaya diri akan bakat dansanya setelah berhasil menyabet Juara I Lomba Dansa Ballroom di Jakarta. Ketika juara bukan hanya merasa senang melainkan dia sendiri mengaku ikut terkejut atas keberhasilannya. Sejak peristiwa itu dia lalu memutuskan pindah untuk menekuni dansa secara profesional.

Keinginan menjadi pedansa profesional menuntutnya harus rela pergi belajar lebih jauh lagi hingga ke negeri asing untuk mendalami dansa selama empat tahun di Rellum Dancing School, Belanda. Damsyik adalah salah satu diantara jumlah yang tidak banyak instruktur dansa Indonesia yang berhasil mengantongi ijazah dansa berkelas internasional.

Advertisement

Yang pasti usai Ricky Martin berhasil mempopulerkan “La Copa de la Vida” selain aktif bermain film sinetron jadwal HIM Damsyik menjadi semakin padat setelah ditambah aktivitas dansa. Praktis tiada hari tanpa diisi mengajar dansa di kelas-kelas dansa profesional yang tersebar di banyak tempat di Jakarta. Jadwal itu belum termasuk mengajar peserta kursus yang minta diajar secara privat, atau kesibukan lain menjadi juri di berbagai lomba dansa yang marak diselenggarakan. Namun jadwal yang tetap adalah di bilangan Cinere Jakarta Selatan tempat Damsyik membuka sendiri sekaligus memimpin sebuah sekolah dansa bernama Damsyik School of Dance. Banyak murid dansa yang dia latih kini kerapkali memenuhi kafe, club house, atau hotel yang menyediakan tempat untuk berdansa.

Damsyik menjelaskan secara umum dansa dibagi dua jenis modern ballroom dan Latin American Dancing. Modern ballroom bisa dibagi menjadi lima kategori yakni waltz, tango, blouse, quick step, dan slow foxfort. Sedangkan Latin American Dancing terbagi menjadi rumba, falcaca, samba, paso doble, dan jive.

Waltz sebenarnya masih terbagi dua yakni vienna waltz dan english waltz. Perbedaannya vienna waltz gerakannya lebih cepat dan lincah namun tidak begitu digemari oleh orang Inggris. Orang Infggris lebih senang yang lembut dan tidak begitu melelahkan sehingga lahirlah yang namanya english waltz.

Usia sudah berkepala tujuh kakek 20-an cucu pula namun dia tetap fit dan lentur berdansa sekaligus gairah main film. Aktivitas dia sejak pagi hari hingga larut malam dia jalani tanpa keluhan berarti. Pemeran Pak Wiryo dalam sinetron “Wah… Cantiknya” bersama aktris Tamara Blezinsky dan Anjasmara ini punya resep menerapkan pola hidup sehat. Hidup terasa sehat tak membbuatnya lupa untuk selalu melakukan tes kesehatan enam bulan sekali dan hasilnya selalu bagus.

Disebutkannya dansa bisa membentuk tubuh sehingga tulang-tulang terlatih dengan baik dan membantunya untuk selalu tampil prima dalam setiap kegiatan. Bahkan dia sanggup berdansa hingga berjam-jam sebab jika tersedia kesempatan dia akan selalu berdansa. Karena masih kuat berdansa tubuhnya yang kurus tidak pernah tampak kelelahan. Dansa membuat tubuh dia selalu sehat tidak mudah sakit dan terutama perutnya belum pernah buncit.

Seabrek kegiatan harus dia lakoni tiap hari. Misalnya, pagi-pagi sekali sudah harus ke Indosiar lalu siangnya mengajar dansa privat di Pondok Indah. Setelah itu syuting sinetron. Dalam setiap kesempatan perjalanan ke luar kota masih sering dia lakukan dengan menyetir sendiri. Bagi dia hari Sabtu Minggu betul-betul dia manfaatkan beristirahat sebagai hari keluarga berkumpul.

Tubuh boleh tampak amat kurus dan jangkung dengan postur tinggi 180 cm dan berat hanya 55 kg namun dengan pola hidup sehat dan dibantu olahraga dansa kesan rentan terhadap penyakit selalu tertepis. Dia mampu melindungi diri dari penyakit yang biasa diidap manusia lanjut usia. Tidak mengherankan jika sebuah perusahaan minuman suplemen kesehatan mempercayakan lelaki kurus jangkung ini sebagai bintang iklan obat perkasa ala pria di televisi dan media cetak.

Dia menyebutkan saat sarapan biasa menyantap susu dan sereal atau roti berlapis keju ditambah buah-buahan dan air putih. Sesendok madu dan vitamin penambah darah ikut pula dia konsumsi selalu. Dia tak punya pantangan makanan apa pun kecuali sayur mayur sebuah kategori makanan sehat namun kurang dia sukai. Sebagai gantinya Damsyik memperbanyak konsumsi buah karena itu isterinya selalu membekali dia sebuah cool box berisi buah-buahan segar dan sebotol air putih sebelum berangkat ke lokasi syuting.

Sebagai tokoh dansa kontemporer Indonesia dia mulai merasa senang dan bersyukur karena dua hal. Pertama dia merasa senang karena Piala Dunia 1998 telah memicu perkembangan dansa menjadi sangat pesat di Indonesia. Dansa yang semula tidur nyenyak kembali bangun. Ketika di tahun 1950-an kekuasaan PKI agak dominan dansa dianggap sebagai kebudayaan Barat yang harus dilarang keras. Larangan itu sempat membuat Damsyik merasa takut namun dia tetap tekun berlatih sendiri dan kalau ada kesempatan dia akan selalu manfaatkan untuk berdansa.

Kedua dia bersyukur karena dansa yang menuntut seluruh tubuh bergerak itu sama definisinya dengan olahraga. Karena itu dansa lantas diterima dan diakui sebagai olahraga oleh Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI). Ikatan Olahraga Dansa Indonesia kemudian dibentuk bernaung di bawah keanggotaan KONI dan HIM Damsyik sejak 12 Juli 2002 adalah ketua umum pertama yang dipercaya.

HIM Damsyik bertutur kekuatan dansa terletak pada fungsi sosial yang mampu membuat lelaki maupun perempuan dari semua latar belakang dapat berbaur bersosialisasi dan bergembira bersama. Dansa menjadi alat yang perlu untuk menjalin pergaulan bahkan dipercaya sebagai alat diplomasi yang ampuh sebagaimana pernah ditunjukkan oleh Presiden Megawati Soekarnoputri yang berdansa dengan (mantan) Presiden RRC Jiang Zemin tahun 2002 lalu. Keduanya di Beijing ketika itu melakukan dansa jenis modern ballroom.

Kiprah aktor senior dan guru dansa ini akhirnya harus terhenti di usianya yang ke-82 tahun, Jumat dinihari tanggal 3 Februari 2012. Setelah dishalatkan di Masjid Al-Ittihad, jenazahnya langsung dikebumikan di TPU Karet Vivak, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Sebelum menghembuskan nafas terakhir, Damsyik sempat dirawat selama dua minggu di RS Puri Cinere dan RS MMC karena kekurangan sel darah merah. ht, dari berbagai sumber

Data Singkat
HIM Damsyik, Aktor, Dancer / Datuk Dansa Berkelas Dunia | Direktori | dansa, aktor, penari

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini