
Pemeliharaan Tuhan di Tengah Keluarga
Bobby Sangkahttps://tokoh.id/bobby-sangka/
Bobby mengaku sangat bersyukur dikaruniai seorang istri yang baik dan tiga putri yang pintar dan mandiri. Bagaimana dulu dia bersama istri, Agustina Sangka, memulai dari nol, tinggal di rumah kontrakan dan hanya punya mobil Timor. Sekarang dia bisa hidup berkecukupan, menyekolahkan anaknya hingga ke luar negeri dan bisa menjadi saluran berkat bagi orang lain.
Bobby mengakui, sebagai ayah, dia termasuk sangat memanjakan ketiga puterinya. Itulah sebabnya, Bobby tak menyangka dengan didikan dan pola asuh yang ditanamkan dalam keluarga sedemikian rupa, tiga putrinya tetap tampil sebagai pribadi yang mandiri dan sangat membanggakan orang tua. Kenyataan ini membuat Bobby hanya bisa tunduk dalam syukur kepada Tuhan.
Misalnya saat dia dan isteri harus merelakan putri sulungnya, Treescha Natascha Sangka, bersekolah di tempat jauh di New York di usia 18 tahun. Sekarang Treescha sudah lulus S1 bidang Fashion Business Management (BASc) dengan IPK 3.83 (magna cum laude) dan sedang bekerja sebagai Ecommerce Coordinator di Mark Cross, New York, Amerika Serikat.
Saat tahu kakaknya akan melanjutkan sekolah ke Amerika, putri nomor dua, Chelsea Maurizia Sangka yang saat itu berusia 16 tahun, mengatakan ingin seperti kakaknya bersekolah di luar negeri. Bobby mengatakan, kalau Chelsea bisa urus sendiri, silakan berangkat. Ternyata, Chelsea bisa dan menyusul kakaknya di tahun yang sama (2016) bersekolah di Green River College (High School Diploma, General Studies) dan lulus dengan IPK 3,82. Chelsea kemudian melanjutkan pendidikan S1 di Johnson & Wales University mengambil jurusan Culinary Arts/Chef Training dan lulus dengan IPK 3,84 (magna cum laude). Sembari menyelesaikan pendidikan S2 dan menunggu wisuda Mei 2023, Chelsea mempraktikkan ilmunya di dunia kuliner dengan bekerja di beberapa tempat. Terakhir dia tercatat sebagai Barista Starbucks di Rhode Island, Amerika Serikat. Sedangkan yang bungsu, Viona Kinaya Jean Sangka sekarang masih duduk di bangku SMA kelas 1.
Bobby mengaku belajar banyak dari dua puterinya yang pergi jauh dari orang tua untuk bersekolah. Waktu itu, Bobby dan isteri merasa khawatir. Mereka sempat satu bulan berkeliling dan memantau puteri pertama di New York, lalu satu bulan berikutnya mendampingi puteri kedua di kota Seattle. Setelah kembali ke Indonesia, Bobby dan istri hanya bisa berserah kepada Tuhan dan berdoa setiap malam. Apalagi tatkala puteri sulungnya terkena Covid di Amerika, Bobby dan isteri hanya bisa berdoa, berserah dan percaya kalau anak-anaknya senantiasa dijagai Tuhan. Berdoa agar mereka dijauhkan dari mara bahaya dan pergaulan yang buruk.
Bobby dan istri juga bersyukur karena Tuhan mencukupkan semuanya. Bukan hal yang mudah menyekolahkan dua orang anak di Amerika bersamaan. Butuh biaya yang besar. “Ditambah lagi hidup di New York, biaya sewa apartemennya saja besar. Jadi, kita sudah melalui perjuangan itu,” kata Bobby.
Bobby menganggap pengalaman menyekolahkan anak-anaknya adalah sebuah kesuksesan tersendiri. “Ya gimana ya, kita mulai dari nol, dan kami juga nggak menyangka kalau bisa mencapai titik sekarang ini. Kami lebih mementingkan anak-anak, karena tugas sebagai orang tua adalah menyekolahkan anak-anak, dan saya merasa sukses melakukan hal tersebut,” paparnya.
“Ya gimana ya, kita mulai dari nol, dan kami juga nggak menyangka kalau bisa mencapai titik sekarang ini. Kami lebih mementingkan anak-anak, karena tugas sebagai orang tua adalah menyekolahkan anak-anak, dan saya merasa sukses melakukan hal tersebut,” paparnya.
Bobby juga tidak menyangka kalau kebiasaannya bersama istri untuk selalu dekat dengan Tuhan, juga dilihat dan ditiru oleh putri-putrinya. Meskipun mereka jauh dari keluarga, mereka tetap dekat dengan Tuhan. Bobby bercerita dengan penuh haru bagaimana puteri sulungnya menyumbangkan gaji pertamanya ke rumah Tuhan sebagai buah sulung (tanda atau ungkapan syukur atas hasil pertama penghasilan-red). “Pa, aku mau kasih gaji pertamaku sebagai buah sulung ke rumah Tuhan,” kata puterinya waktu itu.

Mendengar niat puterinya itu, Bobby menjadi heran karena tidak tahu dan tidak pernah mengajarkan apa itu buah bungaran atau buah sulung. Puterinya kemudian menjelaskan bahwa hal itu ada di dalam Alkitab, dimana hasil pertama dari pekerjaan dipersembahkan kepada Tuhan. Pemahaman itu didapat sendiri oleh putrinya dan dia mau melakukannya.
Tidah berhenti sampai di situ, ketika puteri sulungnya mendapat kenaikan gaji, dia kembali menyumbangkan gajinya ke rumah Tuhan. Menurut Bobby, teladan puterinya itu membuat dirinya makin bahagia dan tidak jemu-jemu untuk berbuat baik dan membantu orang lain/sesama.
Bobby tercatat cukup aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial dan keagamaan. Dia pernah dipercaya menjadi ketua panitia acara HUT Gereja Toraja yang ke 75 tahun 2022. Jarak yang jauh, Jakarta-Toraja Utara, tidak menjadi kendala untuk membuat acara itu bisa berjalan dengan baik. Hal yang sama terjadi saat menjadi ketua panitia peresmian Gereja Toraja Jemaat Bintaro pada Februari 2023. Acara yang dihelat tiga hari itu butuh dana besar sekitar lima ratus juta. Berkat kasih karunia Tuhan, dana bisa terkumpul dengan cepat sehingga acara dapat berlangsung sukses dan semua pihak takjub dalam puji syukur.
Rasa syukur Bobby makin besar tatkala mengetahui puteri bungsunya, Viona Kinaya Jean Sangka, juga jago matematika sama seperti ayahnya. Pada saat ngobrol-ngobrol dengan Viona, Bobby menyatakan harapannya untuk suatu saat nanti Viona bisa terpanggil untuk menjadi seorang hamba Tuhan (pendeta). Pasalnya, Bobby melihat pada generasi pertama keluarganya masih ada yang menjadi pendeta yaitu adik ayahnya. Sedangkan pada generasi Bobby tidak ada dan di generasi ke empat (anak-anaknya), belum ada yang kelihatan. Hal yang sama juga terjadi pada isterinya yang selama ini aktif dalam pelayanan di gereja
Penulis: Yenita. Foto: Rigson (dokpri). Editor: ML Paniroy.