Ibu (Mantan) Penderita Kusta

Diana Liben
 
0
539
Diana Liben
Diana Liben | Tokoh.ID

[WIKI-TOKOH] Ketika penderita kusta dimarjinalkan, dokter Diana Liben justru dengan telaten menghampiri orang-orang yang oleh sebagian masyarakat dinilai sebagai pembawa penyakit. Bahkan, dia tidak hanya merawat, tetapi juga memberdayakan para penderita kusta agar bisa hidup mandiri.

Diana Liben bisa disebut sebagai ibu bagi penderita dan mantan penderita penyakit kusta. “Kusta itu relatif tidak berbahaya ketimbang tuberkulosis yang menular, dan bisa menyebabkan kematian. Tidak ada orang yang meninggal karena penyakit kusta. Tetapi, penderita kusta meninggal justru karena kemiskinan,” tuturnya.

Kedekatan Diana dengan penderita kusta di Surabaya bisa dikatakan tak diragukan lagi. Suatu hari, ketika melihat mobil yang dikemudikan Diana, puluhan mantan penderita kusta di Pondok Sosial Eks Penderita Kusta Surabaya di kawasan Babat Jerawat, Kecamatan Pakal, langsung tersenyum. Mereka senang melihat perempuan yang sudah sangat mereka kenal itu.

Dalam konteks sosial, penderita kusta memiliki segudang problem sosial. Ketika seseorang menderita kusta, dia pasti mengalami masalah sosial dan kemiskinan. Produktivitas mereka menurun.

Apalagi, sebagian masyarakat enggan menerima produk yang dihasilkan penderita maupun mantan penderita kusta. Trauma penolakan itu juga menimbulkan perasaan rendah diri yang membuat seorang mantan penderita kusta semakin terpuruk.

Akibatnya, mantan penderita kusta semakin sulit untuk menghidupi diri mereka. Kemiskinan terus membelit erat dan membuat mantan penderita harus menerima hidup di penampungan yang disediakan pemerintah di beberapa daerah, seperti Surabaya, Jombang, dan Kediri.

Bahkan, ketika mereka menderita sakit (bukan penyakit kusta) pun, tidak semua rumah sakit mau menerima mereka. Ini lantaran paramedis yang semestinya memahami mantan penderita kusta tidak menularkan penyakit kepada orang lain malah menggunakan dalih ketakutan pengunjung untuk menolak para mantan penderita kusta itu.

Diana merasa kesal melihat diskriminasi yang dialami para mantan penderita kusta. Seharusnya, ketidaktahuan masyarakat diatasi dengan pemberian informasi yang benar. Maka, dengan caranya sendiri, dia membantu para mantan penderita kusta.

Ketika mantan penderita kusta perlu operasi katarak, misalnya, ia mencarikan donor. Ibarat gayung bersambut, ada lembaga yang mau membantunya.

“Syukurlah, semua pasien terkait mata bisa ditangani CBM (Christopher Blind Mission),” kata istri Prof Dr Paulus Liben itu.

Advertisement

Menuju kemandirian

Bertugas sejak tahun 1980 di Puskesmas Sawahan, Surabaya, Diana kemudian bertugas dalam tim yang menangani penderita kusta di Kanwil Departemen Kesehatan Jatim. Ketika itu, ia melayani 133 pasien kusta dari Surabaya dan sekitarnya. Pasien asal Sidoarjo dan Lamongan, misalnya, berobat di tempat yang agak jauh agar tak diketahui warga sekitar tempat tinggalnya.

Saat itu belum ada multidrug treatment. Pengobatan itu baru dicoba tahun 1982 di Surabaya dan digunakan secara merata di Jatim pada 1994. Pengobatan waktu itu hanya menggunakan mono-DDS (diaminodiphenyl sulphone atau dapsone).

Ketika di lapangan, Diana menemukan penderita kusta yang mengalami “reaksi”, peradangan akibat tubuh menolak sisa kuman kusta. Reaksi tak kunjung sembuh karena pasien tidur di lantai serta makanannya hanya nasi dan kerupuk.

Melihat kemiskinan dan kekurangan gizi yang membuat pasien kusta tidak membaik, Diana menitipkan uang kepada bidan setempat agar membelikan telur. Setelah diberikan sebutir telur setiap hari, pasien tersebut pulih. Dia juga kerap membantu dengan meminjamkan modal berupa ayam peliharaan. Telurnya bisa untuk menambah gizi mereka.

Bila ayam berkembang biak, tentunya bisa menambah penghasilan. Pasien yang masih memiliki lahan juga diberi pinjaman berupa kambing. Rupanya bantuan itu berkembang. Hasil ternak ayam atau kambing membuat para mantan penderita itu sedikit demi sedikit bisa mencicil pinjaman tersebut.

Hal serupa diterapkan untuk 29 becak atas pinjaman Gereja Algonz, yang kemudian bisa dimiliki mantan penderita kusta yang tinggal di Ponsos Babat Jerawat Surabaya.

“Saya hanya melihat masalah, lalu mencarikan jalan keluar. Kami juga tidak memberi supaya masyarakat lebih bertanggung jawab,” ujar Diana.

Rehabilitasi

Kedekatannya dengan penderita kusta dimulai tahun 1997. Kala itu perempuan dengan tiga anak ini berkonsentrasi pada masalah rehabilitasi dan pemberdayaan mantan penderita kusta. Perhatian tersebut membuat Diana yang pensiun pada tahun 2000 langsung diminta menjadi konsultan program penanganan kusta.

Program itu dilakukan atas kerja sama Departemen Kesehatan dan Netherland Leprocy Relief (NLR). Diana pun menjadi konsultan kusta pertama warga Indone sia.

Cakupan tugas yang semula hanya Jatim meluas menjadi Jatim dan Kalimantan Timur pada tahun 2003. Lalu, meluas lagi menjadi se-Indonesia tahun 2004-2008. Pada April 2009 NLR kembali meminta Diana menjadi konsultan program rehabilitasi mantan penderita kusta.

Rehabilitasi, menurut Diana, sangat diperlukan. Sebab, kendati sebagian mantan penderita kusta sudah tinggal bersama masyarakat, masih ada sebagian masyarakat yang meminggirkan mereka. Bahkan, ada pula mantan penderita kusta yang dilarang beribadah bersama warga lain.

Padahal, Jatim adalah wilayah endemik kusta dengan jumlah penderita dan mantan penderita sekitar 100.000 orang. Gresik, Lamongan, dan Tuban sejak tahun 1935 sudah tercatat dalam peta endemis kusta zaman penjajahan Belanda. Sepertiga kasus kusta di Indonesia terdapat di Jatim.

Penambahan penderita kusta di Jatim berkisar 5.000-6.000 orang per tahun. Ini merupakan 30 persen dari jumlah kasus kusta baru di Indonesia yang mencapai 16.000-17.000 orang.

Oleh karena itu, perhatian dan pemberdayaan penderita serta mantan penderita kusta perlu lebih kuat. Hal itulah yang mendorong Diana terus bekerja, membantu para mantan penderita kusta untuk bisa mandiri, sekaligus menghapus diskriminasi masyarakat. e-ti

Sumber: Kompas, Sabtu, 6 Juni 2009 dengan judul ” Diana Liben, Ibu (Mantan) Penderita Kusta” | Ninas Susilo

Data Singkat
Diana Liben, Dokter / Ibu (Mantan) Penderita Kusta | Wiki-tokoh | dokter, konsultan, Kusta, NLR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini