NKRI Itu Final
Lalu Suhaimi Ismy
Drs. H. Lalu Suhaimi Ismy lahir di Lopan, 27 Desember 1972. Wakil Ketua Badan Kehormatan DPD-RI ini memulai karier dari bawah, setapak demi setapak. Sembilan tahun sebagai staf biro perjalanan, 30 tahun sebagai PNS di Kementerian Agama di NTB, dan sepuluh tahun sebagai anggota DPRD Kabupaten Lombok Barat.
Anggota DPD RI wakil dari Provinsi Nusa Tenggara Barat periode tahun 2014-2019 ini berhasil mendapatkan suara sebesar 172.975 suara. Sebelum menjadi anggota DPD RI, Lalu Suhaimi Ismy sudah bekerja selama kurang lebih 30 tahun (1982-2012) sebagai PNS di Kementerian Agama dari tingkat kabupaten, provinsi hingga pusat di tanah kelahirannya Nusa Tenggara Barat. Dia pernah mengemban berbagai jabatan diantaranya Staf Urusan Umum Kandep. Agama Kab Lombok Tengah (1982), Kabag Sekretariat Kanwil Departemen Agama Prov. NTB (1998), Kepala Kandep Agama Lombok Tengah (2003), Kabag TU Kanwil Kementrian Agama Prov. NTB (2004), Kepala Kantor Wilayah Kementrian Agama Prov. NTB (2006), Staf Khusus Sekjen Kementerian Agama Republik Indonesia (2012).
Saat masih sekolah, pria asli Lombok Tengah ini sudah aktif berorganisasi di Ikatan Pelajar Nahdatul Wathan. Kemudian melanjutkan dunia aktivisnya saat mengenyam pendidikan tinggi di IAIN (sekarang UIN) Sunan Kalijaga, Yogyakarta di Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Yogyakarta dan pernah menjabat sebagai ketua departemen kader selama 2 periode (1977-1980).
Pengalaman berorganisasi lainnya adalah Wakil Ketua AMPI Kab. Lombok Tengah (1982-1986), Ketua KNPI Lombok Tengah (1992), Wakil Sekretaris Bapekda Golkar Kab. Lombok Tengah (1992), Sekretaris Umum Forum Kerja Sama Pondok Pesantren Prov. NTB (1996-Sekarang), Sekretaris Umum IPHI Prov. NTB (2010-2012), Ketua III PB NW (2010-Sekarang), Sekretaris Penggalangan Dana Islamic Center Prov. NTB (2010-Sekarang), Ketua Umum Pengurus Masjid At-Taqwa Mataram (2010-2015), Ketua Umum Ikatan Alumni Muallimin NW Pancor (2010-Sekarang), Wakil Ketua Yayasan Pondok Pesantren Darul Muhajirin Praya (2009-Sekarang) dan Wakil Ketua Dewan Penasehat FKUB Prov. NTB (2007-2012).
Semenjak menjadi anggota DPD RI, Lalu Suhaimi rajin turun gunung membagikan wawasan tentang Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika. Salah satunya digelar di Ponpes Miftahul Ma’rif Lingkungan Temelok Kelurahan Mandalika Kecamatan Sandubaya Mataram (12/2/2018). Sosialisasi empat pilar kebangsaan itu dibanjiri santri, tokoh agama dan masyarakat lingkungan setempat.
Pimpinan Ponpes Miftahul Ma’arif TGH. Ahmad Yazid Baihaqi dalam sambutannya mengatakan, saat ini negara sudah parah karena banyak isu propaganda yang membuat masyarakat bisa berkonflik. Karenanya, masyarakat harus terus memupuk dan mempertebal rasa persatuan dan rasa toleransi beragama. “Dengan sosialisasi ini akan mampu mempertebal rasa nasionalisme kita,” terangnya.
Sementara anggota DPD RI Suhaimi Ismy mengungkapkan bahwa Indonesia sangat heterogen memiliki wilayah yang sangat luas, bersuku-suku dengan kebudayaan yang sangat banyak, sehingga harus saling menguatkan. Dengan sosialisasi empat pilar ini kami ajak semua elemen masyarakat untuk lebih mempertebal persatuan dan kesatuan bangsa.
Wakil Ketua Badan Kehormatan DPD RI ini juga menegaskan persatuan yang menjadi modal dasar untuk membangun negara yang besar ini, lebih-lebih dalam menghadapi pesta demokrasi, harus menjaga rasa toleransi karena adanya golongan, partai dan kelompok masyarakat yang berbeda itu akan memungkinkan gesekan yang berujung konflik. “Saya berharap dengan sosialisasi ini, masyarakat mengerti tentang kebhinnekaan sehingga pilkada tidak ada konflik,” ungkap mantan Kanwil Kemenag NTB ini.
Suhaimi Ismy menghimbau supaya semua calon dan simpatisan untuk mensosialisasikan keunggulan masing- masing calon dan tidak saling menjatuhkan untuk menghindari konflik Pilkada di tengah masyarakat.
Hal yang sama juga diungkapkan Suhaimi Ismy saat melakukan sosialisasi empat pilar kebangsaan di Yayasan Pendidikan Al-Jihad, Bima, 20/4/2018. Kegiatan yang digelar di aula Serbaguna Muhammadiyah Bima, diikuti 200 peserta dari berbagai unsur, seperti tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh pemuda.
Suhaimi Ismy, pada kesempatan itu menerangkan bahwa kesepakatan Pancasila sebagai dasar dan sendi kehidupan berbangsa dan bernegara tidak dapat diganggu gugat. “Pancasila merupakan landasan kita dalam membangun sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara untuk terus menjadi baik,” urainya. Selain itu, dia menjelaskan, NKRI sebagai bentuk negara sudah final. Konsep NKRI merupakan bentuk yang telah terbukti mampu menyatukan kita, meski berbeda satu sama lainnya.
Pada Selasa (5/6/2018), Suhaimi Ismy kembali bersilaturahim dengan ratusan masyarakat di Yayasan Husnul Khatimah Lendang Are Praya, Kabupaten Lombok Tengah. Acara silaturahim juga dirangkai dengan sosialisasi tentang Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika.
Suhaimi Ismy menjelaskan bahwa pada tanggal 1 Juni, bangsa Indonesia memperingati hari lahirnya Pancasila. Untuk itu, Pancasila haruslah menjadi cara kita dalam bermasyarakat sehingga kita dapat beradaptasi dengan perkembangan zaman tanpa harus melepaskan nilai luhur bangsa kita. “Hal demikian merupakan cara kita untuk menjaga keutuhan NKRI,” imbuhnya.
Menurut Suhaimi Ismy, Pancasila berperan sebagai falsafah dan dasar negara yang kokoh, yang menjadi pondasi dibangunnya Indonesia yang bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. “Dan bentuk negara kesatuan merupakan bentuk terbaik bagi kita, karena ini kesepakatan dari para ulama-ulama yang membentuk Indonesia. Ini merupakan bentuk yang final,” kata Suhaimi menjelaskan. Bio TokohIndonesia.com | cid, red