Top Eksekutif Keuangan Dunia

Laurence A. Manullang
 
0
958
Laurence Manullang
Laurence Manullang | Tokoh.ID

[ENSIKLOPEDI] Doktor ekonomi bidang manajemen akuntansi ini dikenal handal dalam teori dan terdepan dalam aplikasi. Pendiri, Rektor Universitas Timbul Nusantara (STIE IBEK) ini disegani sebagai seorang pemikir brilian dan top eksekutif keuangan dunia yang handal. Mantan Vice President of IAFEI, ini di mata para top eksekutif keuangan dunia, memiliki kompetensi dan jaringan luas untuk mengelola keuangan dan badan usaha negara dalam kapasitas decisive (menteri).

Pemikiran brilian dan fenomenal yang disampaikannya dalam Kongres Sedunia IAFEI (International Association of Financial Executive Institute) di Atlanta, AS (1979), telah menjadi penggerak utama yang bergulir bagai bola salju, mengubah wajah paradigma eksekutif keuangan di berbagai perusahaan berskala dunia. Dia adalah orang pertama di dunia yang mempresentasikan terjadinya pergeseran paradigma peranan eksekutif keuangan dari sekadar eksekutif biasa menjadi eksekutif inti.

Ketika itu, dalam forum Kongres Sedunia IAFEI di Atlanta, AS (1979), itu dalam makalah berjudul The Changing Roles of Controllers, dia mempresentasikan sekaligus menyosialisasikan terjadinya pergeseran pradigma peranan eksekutif keuangan dari eksekutif biasa menjadi eksekutif inti yang bukan hanya terlibat dan berperan mendesain financial strategy, namun mempunyai andil besar secara induktif merumuskan manajemen strategi dalam ruang lingkup lebih luas.

Presentasinya itu telah menjadi penggerak utama, sebagai snow ball atau bola salju bergulir, meyakinkan berbagai perusahaan berskala dunia bahwa peranan eksekutif keuangan tidak kalah pentingnya dari peranan seorang presiden direktur. Semua lalu terkesima, kagum dan tersadar dibuatnya. Usai itu, gengsi, gaji, kehormatan, martabat hingga penghargaan atau reward terhadap eksekutif keuangan mulai dihargai lebih tinggi dibandingkan eksekutif bidang lain.

Pemikiran yang brilian itu mengantarkan putera bangsa kelahiran Porsea, Sumatera Utara 12 September 1941, yang sudah yatim-piatu pada usia delapan tahun, ini terpilih menjadi Chairman of IAFEI for Asean di kongres sedunia IAFEI di Atlanta saat itu (1979). Bahkan dalam kongres sedunia IAFEI tahun berikutnya (1980) di Sydney, Australia, dia terpilih secara aklamasi sebagai Vice President of IAFEI (Wakil Presiden IAFEI). Sebelumnya (1978), dia sudah terpilih sebagai Main Speaker dalam IAFEI World Congress di Buiness Airies, Argentina.

Sejak itu, namanya nyaris melegenda khususnya dalam kalangan eksekutif keuangan dunia. Undangan demi undangan membanjiri Presiden Direktur PT IBEK Network (Business Inteligent Service) ini untuk menjadi pembicara seminar di dalam dan luar negeri. Dalam manajemen modern jika para manajer dihargai berdasarkan kinerjanya, you are paid and awarded by performance, demikian pula terhadap Laurence. Karena kepakaran, dia menjadi populer, baik di kalangan ekonom, akuntan, financial expert di dalam negeri dan luar negeri.

Dia telah memimpin lebih 75 seminar dalam pelbagai segmen dari MBO, IMF and World Bank Roles in Developing Countries, Taxation, Capital Market dan Investment Opportunities. Juga telah menghadiri paling sedikit 10 pertemuan internasional. Di samping itu, dia sudah beberapa kali mengikuti kongres FIDIC, Asosiasi Konsultan Internasional dan menjadi anggota delegasi Menteri Pekerjaan Umum melakukan studi banding ke Bejing 1990.

Top eksekutif dunia yang memulai debutnya dari accounting manajer, controller, financial director hingga president director di beberapa perusahaan nasional dan multinasional, ini sampai-sampai ditetapkan sebagai visiting proffesor dalam bidang financial management di Pittsburg State University, salah satu perguruan tinggi negeri bergengsi di negara bagian Kansas, AS. Di universitas yang sama, dia pun dianugerahi Doctor of Accounting.

Makalah yang dia bawakan di Atlanta, bertajuk The Changing Roles of Controllers, itu kemudian dikembangkan dan dimanifestasikan menjadi Financial Management Suddenly Become Important sebagai sebuah pidato pengukuhannya menjadi Guru Besar tamu (Visiting Profesor) di Pittsburg State University, Kansas, Amerika Serikat itu.

Pidato dan pengukuhan guru besar yang berlangsung di Bangkok, tahun 1989, itu dihadiri para petinggi Thailand antara lain Secretary to His Majesty the King of Thailand, Secretary General of the Association of ASEAN of Higher Learning, Dean of Chula Longkorn University, Chairman of Institute of Technology, Rector Ramkhamhaeng University, Commander in Chief Royal Thai Army, dan ratusan undangan penting lainnya.

Advertisement

Sama seperti saat berpidato di Atlanta tahun 1979, dalam pidato pengukuhan Guru Besarnya itu, Laurence Manullang mengajukan aksiomanya tentang delapan tanggungjawab eksekutif keuangan, yakni sebagai diagnotist, planner, controlling, directing, accounting information system expert, financial executive, dan top management. (Baca Tulisan dalam Boks: Aksioma 8 Tanggungjawab Eksekutif Keuangan).

Suatu hari, pada lebih satu dekade silam, sebuah media di Jakarta mengisahkan tentang suatu perusahaan asing yang menugaskan seorang staf yang kerjanya tiap hari hanya mengumpulkan berita atau bahan apa saja mengenai Laurence A. Manullang. Tema seminarnya diburu. Segala majalah dan koran setiap hari disortir. Asal ketemu artikel tulisan Manullang atau berita presentasi dan wawancaranya, semuanya dikliping dan difile apik.

Lalu seseorang menanyakan hal tersebut ke pimpinan perusahaan itu, seorang expert warga AS: “Mengapa secara khusus harus mengkliping artikel dan wawancara Manullang?” Pimpinan perusahaan asing itu menjawab: “Analisis dan estimasi Mister Manullang setara dengan mahaguru ekonomi dan moneter di negeri kami.” Dia memang seorang ekonom dan pakar moneter berskala dunia. Tian Son Lang (Diterbitkan juga di Majalah Tokoh Indonesia Edisi 13)

02 | Kompetensi dan Jaringan

Prediksi dan analisa tajam yang semuanya bernuansa proaktif, membuat namanya selalu diperhitungkan, bukan saja oleh kalangan perguruan tinggi dan dunia usaha tetapi juga oleh pemerintah dan beberapa tokoh pemimpin dunia. Dia diyakini memiliki kompetensi, talenta, keahlian dan kehandalan dalam bidang ekonomi dan keuangan.

Kompetensinya di bidang akuntansi dan keuangan khususnya memprediksi kecenderungan arah perputaran keuangan global, diakui brilian oleh kalangan ahli, top eksekutif keuangan dan para pemimpin dunia, termasuk oleh mantan presiden dan presiden Amerika Serikat Bill Clinton dan George W. Bush. Ia memang seorang yang senang membagi pemikiran-pemikirannya yang brilian kepada para pemimpin di berbagai belahan dunia. Sehingga tak heran bila suami dari Beffie Lanny Batubara, SE, MM, ini memiliki sahabat dan jaringan yang luas di seluruh dunia.

Sebagai contoh, bagaimana Laurence bersahabat dengan Bill Clinton, yang diawali dari kemurahannya berbagi gagasan, prediksi dan analisa. Salah satu prediksinya, ketika Bill Clinton masih menjabat Gubernur Arkansas, tahun 1979. Laurence mengajukan prediksi dan berkata langsung kepada sahabatnya itu bahwa Gubernur yang baru berusia 32 tahun saat itu suatu hari kelak akan terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat.

Prediksi itu benar saja terbukti. Sebab 13 tahun kemudian, tepatnya di tahun 1992, Bill Clinton yang bernama asli William Jeferson Clinton dilantik menjadi Presiden Amerika Serikat menggantikan George Bush. Lalu Laurence Manullang dan isteri menjadi tamu dari Indonesia yang diundang Clinton menghadiri pelantikannya sekaligus menghadiri Breakfast Meeting bersama para pembesar dan senator Amerika di Washington DC, usai pelantikan.

“Saya merasa sangat terkagum bahwa saya mendapatkan undangan dari dia untuk menghadiri Breakfast Meeting di Washington DC. Bersama istri saya pergi ke sana, kami bersama-sama dengan wakilnya Al Gore dan para pembesar Amerika. Dan di sana kami ditahan sampai lima hari untuk di-routing makan malam di tempat-tempat kediaman para senator, termasuk Bob Dole,” kata Laurence mengenang persahabatannya dengan Bill Clinton.

Sedangkan George Walker Bush ketika itu belum sempat dikenalnya. Namun ia telah bersahabat dengan John Bush, adik mantan Presiden Amerika George Bush Sr, yang adalah paman George Walker Bush. John Bush ketika itu terkenal sebagai seorang pengusaha real estate terkemuka di Kansas.

Lalu setelah George Walker Bush terpilih jadi Presiden AS, walau sebelumnya tidak saling kenal, dengan bermodalkan sikap profesionalisme dan kemurahan membagi dan memprediksi arah kecenderungan perputaran ekonomi keuangan global, Laurence Manullang akhirnya bersahabat dan sering bertukar-pikiran secara intelektual dengan George W. Bush. Sejak tahun 1997 hingga sekarang Laurence adalah President for Indonesia dari sebuah institusi nirlaba internasional People to People International yang menempatkan setiap Presiden AS sebagai Ketua Kehormatan.

Semenjak Bill Clinton berkuasa hingga era George Walker Bush, Laurence rajin membagi pengalaman dan memberikan analisa serta prediksi ekonomi dan keuangan global kepada keduanya. Laurence merasa bangga melakukannya sebab analisa dan prediksi sebagai masukan yang diberikan itu diterima oleh kedua petinggi negara adidaya itu.

Hal itu terbukti dari kebijakan-kebijakan yang dilontarkan kedua presiden yang sedikit banyak terasakan ada masukan dari ide brilian seorang anak Desa Narumonda, Porsea, bernama Laurence Manullang di dalamnya. Betukar-pikiran dan berbagi pengalaman tentang analisa dan prediksi ekonomi keuangan adalah kesukaannya, termasuk terhadap para koleganya di dalam negeri, tanpa membedakan golongan dan kelompok.

Kompetensi dan pengalamannya sebagai top eksekutif keuangan dunia telah membuatnya memiliki jaringan, khususnya dalam bidang keuangan, yang luas di seluruh dunia. Sehingga banyak top eksekutif keuangan dunia menilainya sangat berkompeten mengelola ekonomi dan keuangan negara dalam kapasitas decisive (menteri).

Maka tak heran bila namanya telah terlalu sering diisukan dan dinominasikan menjadi Calon Menteri Keuangan dan bahkan merangkap Menko Ekuin, baik di masa kepemimpinan Soeharto maupun masa kepemimpinan KH Abdurrahman Wahid dan Megawati Soekarnoputri. Namun sejauh ini masih selalu belum terwujud. Tian Son Lang (Diterbitkan juga di Majalah Tokoh Indonesia Edisi 13)

03 | Tekad Hentikan Korupsi

Pada tahun 1988, konon nama Laurence Manullang pernah masuk dan sudah berada langsung di tangan Presiden Soeharto untuk diangkat sebagai Menteri Keuangan kabinet yang baru. Sehari sebelum berlangsung pengumuman resmi susunan kabinet, nama Laurence masih beredar sebagai calon terkuat. Namun ketika esoknya diumumkan, nama itu tiba-tiba menghilang.

Penyebabnya, adalah karena sikapnya yang ingin memberantas korupsi. Ketika itu, suatu tim khusus yang menyebut diri bekerja atas suruhan Presiden Soeharto, meminta tanggapan secara tertulis dari Laurence Manullang tentang sumber pendanaan negara. Laurence dengan tegas menuliskan bahwa sumber pendanaan negara paling besar adalah dari penghentian korupsi.

“Apabila 52% korupsi itu bisa di-cut menjadi 5%, maka 47% akan masuk ke tubuh pembangunan dan menggelindingkan return yang bermuara pada kemakmuran dan kesejahteraan rakyat,” tulis Laurence Manullang. Dia memulai analisanya itu dari pemberantasan KKN, lalu menerapkan downsizing strategy atau strategi merampingkan diri. Pantas saja, dia urung diangkat menjabat Menteri Keuangan. Namun Laurence tak berkecil hati apalagi merasa kecewa. Sebab baginya, ladang pengabdian terbentang luas di berbagai bidang.

Bukan asal bicara, Laurence mengatakan fundamental ekonomi Indonesia keropos menjelang runtuhnya perekonomian Indonesia, sedang Menteri Keuangan dan Gubernur BI mengatakan pada saat itu bahwa fundamental ekonomi Indonesia tersebut kuat. “Bagaimana bisa dikatakan kuat sedang kegiatan ekonomi dipegang oleh segelintir kecil orang,” kata Laurence.

Laurence menyodorkan data. Coba dilihat dari 33.2 juta pelaku ekonomi pada tahun 1997 itu, hanya 0.6% (+ 2.000) pelaku ekonomi menyumbangkan kontribusi 65% pada GNP, dan 32.8 juta pelaku ekonomi (98.3%) menyumbang hanya 33.0% pada GNP. “Bagaimana komposisi penopang ekonomi nasional seperti ini bisa disebut kuat,” tegasnya.

Apabila dirinci 2000 pelaku ekonomi di atas, ternyata kelompok ini tidak lebih dari 150 taipan saja, sehingga ada masalah dihadapi mereka seperti pertikaian antara menantu vs mertua, atau suami istri maka kredit yang mereka pinjam tidak bisa dikembalikan, yang bermuara pada keruntuhan ekonomi nasional.

Inilah yang dilihat oleh Manullang, sehingga perlu dikembangkan perekonomian partisipatif secara luas di mana ekonomi negara ini ditopang oleh minimal 80% oleh pelaku ekonomi rumah tangga, kecil, informal dan menengah. Banyak ahli menyebut ini adalah ekonomi kerakyatan.

Juga pada saat Gus Dur mempertimbangkan Laurence menjadi Menko Ekuin/Menteri Keuangan, dia tetap pada pendirian menghentikan korupsi. Bahwa sentra-sentra biaya koruptif harus dihilangkan. Saat itu dia menganjurkan agar BUMN dan Pengawasan/Audit dikembalikan pada Departemen Keuangan, agar pengendalian keuangan berdasarkan performance BUMN itu dapat secara sinkron dikendalikan.

Karena setiap pos yang baru dibuka, maka terbuka pulalah sarang penyamun yang baru. (Baca juga pandangannya tentang BUMN dan Pisau Analisa CONICS).

Gus Dur sangat mendukung gerakan anti korupsi, namun sayang perseteruannya dengan DPR-RI makin memuncak yang mengakibatkan SI MPR melengserkan Gus Dur tanggal 23 Juli 2001 dilanjutkan oleh Megawati Soekarnoputri. Begitu juga ketika Megawati Soekarnoputri menjadi presiden menggantikan KH Abdurrahman Wahid, nama Laurence masih disebut-sebut dalam nominasi calon menteri keuangan.

Sumbangan pemikiran yang hendak Laurence berikan kepada pemerintahan baru hasil Pemilu 2004 masih tetap sama berkisar pada pemberantasan korupsi sebagai sumber pendanaan pembangunan, kemudian ditambah mengembangkan check list dan membangun sentra-sentra ekonomi baru pendatang devisa. “Bilamana jelas arahan-arahan dan komitmen pemerintah, bukan mustahil hutang yang melilit kita dapat terbayar lunas dalam waktu tiga tahun,” tegas Laurence.

Laurence mengungkapkan, jika dilihat dari indeks no urut negara yang terkorup di Asia, menurut transparancy international, Indonesia menempati urutan terkorup. Pohon dinilai dari buahnya. Pendidikan di Indonesia membuahkan koruptor, sebab semua yang tertangkap adalah orang yang menyandang gelar akademik, yang tidak bisa merasakan bahwa perbuatan itu sangat merugikan perilaku seorang yang terdidik.

Lucunya, mereka-mereka tercatat sebagai orang yang rajin melaksanakan peribadatan. Mereka rajin beribadat rajin juga korupsi. Mereka mengatakan, “Beribadah itu adalah kewajiban dan korupsi itu adalah mata pencaharian.”

Menyinggung, pada kedua kontestan Pemilu Presiden putaran kedua, siapa pun yang akan didukung dan dipilih, Manullang berpendapat, rakyat sudah pintar menentukan pilihannya yang diyakini akan membawa bangsa ini kepada perubahan dan kesejahteraan yang lebih baik.

Dengan sikap tetap konsisten pada jalur pemberantasan korupsi, namun tanpa bermaksud mempromosikan diri, dengan tegas Laurence Manullang menyebutkan agar dalam Pemilu Presiden 2004 biarkan rakyat mendukung pemimpin yang menetapkan tujuan pemberantasan korupsi sebagai prioritas utama.

Dalam percakapan dengan Wartawan Tokoh Indonesia di rumah kediamannya yang asri dan luas di Pantai Indah Kapuk, ditanya mengenai kesediaannya menjadi anggota kabinet apabila presiden yang terpilih memintanya ikut membantu, Laurence mengatakan: “Saya adalah orang profesional, kalau memang jajaran anggota kabinet itu terdiri dari sebagian besar orang-orang profesional, khususnya yang menangani sektor-sektor yang menuntut profesionalisme, kenapa tidak. Siap untuk mengabdi. Sebab pada saat saya mengikuti pendidikan KRA Lemhamnas XXIII (1990) ada formulir yang ditandatangani oleh peserta sebagai komitmen siap mengabdi untuk negara dan bangsa.”

Dia juga menjelaskan bahwa di dalam kepemimpinan dan organisasi termasuk pemerintahan, agar berhasil, harus berlaku “the same feather flock together”. Artinya, burung yang bulunya sama akan terbang bersama-sama. Hal ini dikemukakan antara lain berkaitan dengan upaya pemberantasan korupsi.

Kriteria bagaimanakah calon anggota kabinet yang dibutuhkan agar peperangan korupsi itu dapat dikobarkan. Laurence menjawab, Menteri Keuangan/BUMN/Audit, Menteri Kehakiman, Jaksa Agung, Menteri Pertahanan, Kapolri dan Mendagri, harus memiliki tekad dan persepsi yang sama bekerja sama memberantas korupsi.

Walaupun Presiden sebagai Panglima Tertinggi dalam perang korupsi ini, sebaiknya Wakil Presiden diserahi tugas sebagai Pelaksana Panglima Harian. Sementara mengenai alasannya kenapa BUMN/Audit dikembalikan pada Departemen Keuangan, adalah agar penanggulangan korupsi dan peningkatan kinerja serta akuntabilitas BUMN bisa dilaksanakan secara intensif.

Pengakuan akan kepiawaian Laurence di bidang keuangan dan ekonomi termasuk memberikan jasa konsultansi bidang ekonomi dan keuangan belum berhenti di situ. Secara aktual, belum lama ini misalnya mantan hakim agung Bismark Siregar menilai Laurence Manullang masih memiliki kompetensi tinggi. Dalam sebuah kesempatan pertemuan, Bismark mengatakan suatu ketika Laurence akan menjadi menteri keuangan.

“Laurence, di masa Pak Harto tidak jadi menteri, tidak jadi pula di masa Gus Dur, namun kali ini dia harus jadi.” kata Bismark Siregar penasehat salah satu pasangan kandidat presiden yang maju ke putaran kedua pada 20 September 2004 nanti.

Namun Laurence tak terpengaruh dengan berbagai nominasi itu. Dia tetap berkarya dan tidak pernah berhenti belajar. Dia memang bukan tipe orang yang sangat ambisius dalam merebut suatu jabatan. Dia seorang yang bersahaja dan profesional yang selalu siap mengabdi di bidang apa pun yang bermanfaat bagi banyak orang. Maka, dia pun terus belajar sekaligus membina generasi muda negeri ini menjadi calon eksekutif muda yang mengkhususkan diri sebagai manajer dan akuntan. Tian Son Lang (Diterbitkan juga di Majalah Tokoh Indonesia Edisi 13)

04 | Jalur Utama Akuntansi

Pada tanggal 12 Mei 2004 dia berhasil mempertahankan disertasi yang berjudul “Analisis Efisiensi Pasar Modal Menggunakan Multiple Event Sosial Polilik dan Ekonomis” dari Universitas Persada Indonesia, untuk memperkaya Laurence dengan gelar Doktor yang ketiga, di mana dua gelar Doktor sebelumnya digondol di dua Universitas ternama di Amerika Serikat.

Bagi pemegang Ph.D di AS, diwajibkan mengambil cuti minimal 6 bulan setiap 7 tahunan (Sabbath Leave) untuk mengadakan penelitian agar kepakarannya tetap up to date, bilamana pemegang Ph.D itu masih ingin memberikan kuliah di Perguruan Tinggi. Kali ini Laurence langsung enrol pada program Doktor dan berhasil meneliti Pengaruh 51 Event Politik dan Ekonomi pada Saham BEJ dalam kurun waktu 1996 s/d 2003.

Doktor Ekonomi, minat Jalur Utama Akuntansi ini merupakan suatu event membuktikan pria yang lahir dalam keadaan terbungkus plasenta (nampak seperti dibungkus karung plastik) ini, walaupun sudah tidak termasuk muda, tetapi masih menampakkan ketajaman ingatan, postur tegap, gagah, berwibawa dan mampu melakukan agenda yang padat (itinerary plan) sebagaimana kebiasaannya sebagai top eksekutif keuangan perusahaan multinasional.

Memori daya ingatnya yang masih prima, ketajaman nalar yang mampu memaparkan dan mengembangkan anatomi dan profil serta dampak lingkungan strategis nasional dan global dengan cekatan masih sangat mengagumkan.

Ramuan antar strategis dan intelligent dapat menyuguhkan rumusan Strategis Advantage Profiles lengkap dengan pembobotannya dan diback-up oleh indicator yang up to date dan membumi merupakan karakteristik pemikir sekaligus si Executor Laurence A. Manullang.

Dengan kemampuan membaca kinerja para eksekutif perusahaan, lembaga yang dia pimpin oleh financial report (balance sheet+profif and lost) dengan mengunakan pisau analisa responsibility accounting, dia dapat mengadakan appraisal, siapa eksekutif dalam lingkungan perusahaan atau lembaga itu yang berprestasi dan siapa yang tidak menunjukkan performance yang memuaskan.

Sebagai Doktor Ekonomi dalam Manajemen Akuntansi suatu disiplin ilmu yang tidak banyak orang berhasil menggapainya, nampaknya Laurence telah menempatkan diri (positioning himself) dalam wadah yang khusus yang berkompetensi me-review, test, analysis, mendiagnosa masalah ekonomi serta interlink-nya antar ekonomi makro dan mikro, serta menyediakan remedy (obat) untuk menyembuhkan penyakit yang diakibatkan masalah itu.

Debutnya yang dimulai dari Accounting Manajer, kemudian Controller, Financial Director dan President Director dari beberapa perusahaan PMA dan nasional selama bertahun-tahun telah membuatnya menjadi bold dalam bidang apa pun yang dibicarakan. Tian Son Lang (Diterbitkan juga di Majalah Tokoh Indonesia Edisi 13)

05 | Pendidikan dan Budaya

Laurence juga tidak lupa membaktikan profesionalismenya di dalam negeri, dengan mendirikan satu lembaga pendidikan tinggi yang dinamakan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IBEK (STIE IBEK) menspesialisasikan diri dalam jalur minat Manajemen dan Akuntansi, program S-1 dan S-2. Kemudian tahun 2007 mengembangkannya menjadi Universitas Timbul Nusantara (UTIRA).

Sejak tahun 1994 STIE-IBEK yang dia dirikannya telah memproduksi sekitar 1500 manajer-manajer muda, yang berpredikat S-1, dan tak kurang 250 eksekutif senior berpredikat S-2 (Magister Management), yang semuanya tidak ada yang menganggur malah telah menempati director’s position dan manager di banyak perusahaan.

Laurence mendirikan STIE-IBEK itu, diatas 4 pillar yang dia pelajari dari metode Socrates mendidik orang. Dia membangun perguruan tinggi itu dengan visi handal dalam teori, terdepan dalam aplikasi. Visi ini ditopang oleh 4 pillar yaitu a) Dosen yang qualilified, seperti Socrates seorang dosen yang istimewa; b) Program yang mapan dan berkembang; c) mahasiwa sebagai bibit unggul, seperti Socrates berhasil merekrut Plato; dan d) Prasarana dengan A/C dan lingkungan yang nyaman.

Kemudian STIE-IBEK dikembangkan menjadi Universitas Timbul Nusantara (UTIRA) sejak 15 Mei 2006, terdiri dari 11 fakultas dan 27 program. Belum satu tahun, prestasi tim mahasiswa Universitas Timbul Nusantara – IBEK (UTIRA – IBEK), yang dikirim berkompetisi dalam NACS – STAN (National Accounting Competition) yang diselenggarakan STAN pada 6 Januari s/d 1 Februari 2007, berhasil keluar dengan sangat mengejutkan sebagai juara empat tingkat nasional. “Dari segi professional performance ini merupakan surprise,” kata Prof. DR. Laurence A. Manullang, MM, SE, Rektor UTIRA – IBEK dalam percakapan dengan Wartawan TokohIndonesia.com, Jumat 2 maret 2007.

Pentingnya pendidikan itu, menurut Laurence, karena pendidikan merupakan jalan pintas bagi kenaikan standar hidup yang lebih baik bahkan menuju kemakmuran dan kemashuran yang tidak ada batas. Pendidikan adalah benteng penangkal (deterrent) bagi kemunduran dan kemerosotan akhlak dan kesejahteraan bangsa.

Menurutnya, proses pendidikan itu harus ditempuh seutuhnya, bukan hanya bertujuan menggondol gelar, tetapi terpaut di dalamnya menumbuhkembangkan komitmen untuk memberikan yang terbaik bagi sesama. Sedangkan para pemilik gelar dengan katrolan, akan menjadi algojo-algojo di lapangan sebagai anjing rabies yang menularkan penyakit anjing gila di mata masyarakat.

Laurence juga mengekspresikan perhatiannya dalam budaya. Dalam dunia secara global, paparnya, telah dikembangkan intercultural approaches. Siapa yang mengerti budaya di mana orang itu berpijak maka dia akan hidup dan sejahtera. (baca juga pandangannya tentang Budaya dan Etos Kerja).

Budaya nasional itu terdiri dari budaya daerah, perlu dilestarikan menjadi oneness (persatuan kuat) dan menghindari keseragaman. Budaya itu akan kaya berkembang apabila seluruh budaya yang ada dipelihara dan dikembangkan. Pemeliharaan budaya yang beraneka ragam itu, dapat menghasilkan devisa negara bila ditangani secara baik. Budaya dekat pada spiritual.

Kita memiliki budaya yang kuat, dengan adanya Candi Borobudur, apabila kita pelajari bagaimana pentingnya candi itu untuk masyarakat pemeluk agama Budha dan Hindu, maka persiapan sembahyang akbar dibangun menjadi menarik dan nyaman, sarana itu akan bisa menghasilkan devisa yang sangat besar bagi negara,” ujar penerima penghargaan penyerahan kunci kota Columbia dan Bone Country oleh Walikota Columbia, Missouri dan Bupati Bone County dari pimpinan Dr. of Accounting for Asian itu.

Dia pun menguraikan apa yang dilihat di Turki, Istanbul. Cathedral tua di sana dipelihara, setiap minggu di pentas orkes yang bernuansa religious, berhasil mendatangkan ribuan turis, padahal Turki 99% adalah pemeluk agama Islam. “Sudah waktunya kita mengembangkan check list dan membangun sentra pendatang devisa,” katanya.
Dia merasa yakin dan pasti berhasil bilamana jelas arahan-arahan dan komitmen pemerintah. “Bukan mustahil hutang yang meliliti kita dapat terbayar lunas dalam kurun waktu 3 tahun ini,” tegasnya. Menurutnya, pemikir handal dan executor brillian seperti Prof. DR. Imam Prayogo dan Dr. Tuty Surjani, SPd.Mh, perlu dilibatkan dalam mewujudkan alur pikir ini.

Prof. Dr. Laurence Manullang kepada Tokoh Indonesia DotCom, dengan rendah hati menyebutkan bahwa obsesinya sejak dahulu tak muluk-muluk. Dia hanya ingin mewujudkan hidupnya menjadi berkat kepada banyak orang. “Obsesi saya adalah untuk mewujudkan memberikan hidup saya menjadi berkat kepada banyak orang,” ucapnya, dalam percakapan berikutnya di kantornya STIE-IBEK, Jalan Mandala Utara V, Tomang, Jakarta. Kampus ini adalah tempat dia selama lebih dari satu dekade terakhir mendarmabaktikan kepakaran dan profesionalismenya.

Laurence Manullang yang terkenal di kalangan praktisi, ilmuwan dan jasa konsultansi ekonomi dan keuangan sesungguhnya adalah seorang anak desa biasa bahkan seorang yatim-piatu sejak usia kurang dari delapan tahun. Sejak kanak-kanak dia bersama adik satu-satunya diasuh dan dibesarkan oleh nenek yang sangat disayanginya dengan penuh perhatian dan kasih sayang, ditambah Paman (tulang) atau saudara laki-laki ibunya. Maklum, ayah dan ibu Laurence cepat meninggal dunia. (Baca juga: Kisah Yatim-Piatu dari Narumonda)

Hidup dalam pengasuhan nenek dirasakan Laurence justru sangat nikmat dan membahagiakan, terlebih dalam lingkungan kultur suku Batak yang masih orisinil. “Nataboan na marompung daboa, ha…ha…ha…” ucapnya dalam dialeg dan bahasa Batak yang kental sambil tertawa lepas sebagaimana kebiasaannya.

Artinya, betapa bahagia dan nikmat hidup bersama ompung. Adat Batak menggariskan posisi kakek/nenek (ompung) dengan cucu adalah setara dan sejajar. Cucu adalah personifikasi ompung.

Laurence sebagai seorang bermarga Manullang yang masuk dalam kelompok keturunan Si Raja Oloan. Si Raja Oloan adalah salah satu kelompok marga Batak yang melahirkan marga-marga saudara sekandung Naibaho, Sihotang, Bakara, Sinambela, Sihite dan si bungsu Simanullang. Di kalangan tata pergaulan suku Batak Toba kelompok marga Si Raja Oloan terkenal memiliki kesaktian, kharisma dan kekuatan yang antara lain muncul dalam diri Raja Sisingamangaraja I hingga Raja Sisingamangaraja XII yang menyandang marga Sinambela.

Dinasti Kerajaan Raja Sisingamangaraja adalah yang paling disegani orang Batak walau dinasti ini harus berhenti pada generasi Sisingamangaraja XII. Raja Sisingamangaraja XII yang kelahiran Bakara, Tapanuli tahun 1849 dan dinobatkan menjadi raja di tahun 1867, adalah raja yang terakhir kali setelah pahlawan nasional dengan nama asli Patuan Bosar Ompu Pulo Batu Sinambela ini meninggal dunia di Sionom Hudon, Tapanuli, pada 17 Juni 1907 dalam sebuah pertempur-an sengit melawan tentara penjajah Belanda yang bersenjata lengkap.

Laurence kecil sudah merasakan adanya spirit, aroma dan atmosfir kesaktian nenek moyangnya Raja Sisingamangaraja semenjak dia untuk pertama kalinya di tahun 1952 diajak oleh sang nenek, menginjakkan kaki di Bakara, tepian Danau Toba, Tapanuli, daerah asal-muasal Si Raja Oloan.

Itu sebabnya walau kini dia bergelimang kepandaian dan sikap bajik-bijak serta memiliki jaringan pergaulan luas di kalangan pebisnis berskala internasional, dia hanya ingin mewujudkan rencana batin memberikan hidup sepenuhnya menjadi berkat kepada banyak orang, bagi bangsa dan negaranya. Tian Son Lang (Diterbitkan juga di Majalah Tokoh Indonesia Edisi 13)

Data Singkat
Laurence Manullang, Pendiri dan Rektor Universitas Timbul Nusantara – IBEK / Top Eksekutif Keuangan Dunia | Ensiklopedi | Guru Besar, Akuntan, Doktor, UTIRA, direktur, IKIP, STIE

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini