Tiga Langkah TNI-AD
Budiman
[ENSIKLOPEDI] Lulusan terbaik Akademi Militer 1978, Letnan Jenderal TNI Budiman dilantik menjadi Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD), Jumat, 30 Agustus 2013. Alumni Lemhannas 2005 kelahiran Jakarta, 25 September 1956, itu menggantikan Jenderal Moeldoko yang diangkat menjadi Panglima TNI. Pangkatnya pun segera dinaikkan menjadi Jenderal (bintang empat).
Usai dilantik, Budiman yang sebelumnya menjabat Wakasad dan Sekjen Kementerian Pertahanan, itu bersyukur kepada Tuhan lantaran atas kehendak-Nya dipercaya oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk mengemban tugasnya yang baru.
Upacara serah terima jabatan dengan Jenderal Moeldoko berlangsung di Mabes TNI AD, Jakarta, Senin, 2 September 2013 dipimpin Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono yang kemudian menyerahterimakan jabatan Panglima TNI kepada Jenderal Moeldoko.
“Kita mengucapkan syukur atas Sertijab ini. TNI Angkatan Darat diharapkan senantiasa meningkatkan pembinaan satuan dan pembinaan personel maupun materiil dalam koridor kebijakan minimum essential forces TNI dan konsep inter-operability trimatra terpadu,” ujar Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono. Sertijab KSAD itu dihadiri Jenderal (Purn) Pramono Edhie Wibowo, Kapolri Jenderal Timur Pradopo, Kepala Staf AL Laksamana Marsetio dan Kepala AU Marzekal Ida Bagus Putu Dunia.
Usai sertijab Budiman menegaskan keinginannya membuat prajurit TNI AD lebih profesional dalam menjaga pertahanan negara. Pengamanan perbatasan, termasuk salah satu fokus TNI AD. “Kami akan lebih meningkatkan kegiatan kami agar lebih dicintai rakyat. Karena hakekatnya kami berasal dari rakyat dan dibiayai rakyat. Pertanggungjawaban kami juga kepada rakyat, agar sesuai harapan rakyat juga,” tegas Budiman.
Tiga Langkah
Usai sertijab, Budiman menegaskan keinginannya membuat prajurit TNI AD lebih profesional dalam menjaga pertahanan negara. Pengamanan perbatasan, termasuk salah satu fokus TNI AD. “Kami akan lebih meningkatkan kegiatan kami agar lebih dicintai rakyat. Karena hakekatnya kami berasal dari rakyat dan dibiayai rakyat. Pertanggungjawaban kami juga kepada rakyat, agar sesuai harapan rakyat juga,” tegas Budiman.
Saya akan lanjutkan apa yang sudah dilakukan KSAD terdahulu, Jenderal Moeldoko dan pendahulu-pendahulu saya,” kata Budiman kepada para wartawan usai Setijab di Lapangan Mabesad, Jakarta, Senin (2/9/2013).
Budiman menjelaskan tiga langkah yang akan diprioritaskannya. Langkah pertama, meningkatkan sumberdaya manusia TNI AD untuk menjadi prajurit yang lebih profesional dalam tatanan kehidupan bertata negara, demokrasi. “Kami akan tempatkan sebagai bagian negara demokrasi sesuai peraturan dan Undang-Undang yang berlaku kepada kami,” jelasnya.
Langkah Kedua, lebih meningkatkan kegiatan TNI AD agar lebih dicintai rakyat. “Karena hakekatnya kami berasal dari rakyat dan dibiayai rakyat. Pertanggungjawaban kami juga kepada rakyat, agar sesuai harapan rakyat juga,” urai Budiman.
Langkah Ketiga, juga akan membuat TNI AD semakin solid dan disegani oleh berbagai kalangan. Sehingga, kedaulatan NKRI bisa terjaga dengan aman dari gangguan dan ancaman baik dari dalam maupun luar negeri. “Untuk soal perbatasan, Itu bagian tugas pokok TNI, akan jadi salah satu perhatian saya dalam memimpin,” tegasnya.
Budiman mengakui menjaga perbatasan bukan hal yang mudah. Selain lokasinya yang jauh, wilayah ini juga sangat rawan. “Banyak anggota kita yang gugur saat bertugas di perbatasan. Namun, kita tidak boleh takut. Saya perintahkan semua anggota di perbatasan untuk siaga dan tegar menjalankan tugas,” ujarnya.
Budiman juga berpesan kepada pasukan TNI AD yang kini bertugas di perbatasan agar menjadi panutan dan mengayomi warga sekitar. “Kita ini tentara rakyat. Kita dibiayai rakyat. Kita harus mempertanggung jawabkan itu kepada rakyat,” tegasnya. Dia menegaskan tidak akan segan-segan menindak setiap anggotanya yang melanggar dan merugikan rakyat.
Jejak Karier
Jenderal Budiman mengawali karier di TNI sejak 1 Desember 1978. Perwira penerima Bintang Adimakayasa sebagai lulusan terbaik Akabri tahun 1978, itu mengawali kariernya sebagai Danton Yonzipur-3 di Kodam III/Siliwangi. Setelah itu, ia menjabat Danki-A Yonzipur-3 Kodam III/Siliwangi, Dankitar Akabri Darat, Pasiops Yon Dewasa Tarsis Akmil, Dan Kotakta Yontar Remaja, Kasi Siapsat Bagbinsat Ditziad, dan Danden Zipur-6/Kodam VI Tanjung Pura.
Suami dari Wanti Mirzanti dan ayah dari tiga anak, yakni Budi Diwyacitta, Budi Wiratama, dan Anindyanari, itu kemudian masuk ke Kopassus (baret merah) sebagai Kazi Kopassus. Lalu, mengemban tugas Danyon Zipur-10 Kostrad (baret hijau). Setelah itu menjabat Pabadya-3/Latgab Panan-II/Sopsad. Lalu, diangkat menjadi Sespri Wakil KSAD tahun 1997, kemudian Sespri KSAD tahun 1998 dan Koorspri KSAD juga tahun 1998.
Tahun berikutnya (1999), Budiman menjabat Komandan Pusdikzi di Bogor, lalu Paban II/Bindik Spersad tahun 2002. Setelah itu dipercaya menjabat Danrem 061/Surya Kencana Dam III/Siliwangi sejak 2002. Kemudian, dia menjabat Perwira Staf Ahli Tingkat III Bidang Polkamnas Panglima TNI dan Sekretaris Militer Kepresidenan (Sesmil Setneg) tahun 2008.
Tahun 2009, Budiman diangkat menjabat Pangdam IV/Diponegoro. Tahun berikutnya (2010) menjabat Dankodiklat TNI AD. Kemudian menjabat Wakil KSAD tahun 2011. Lalu, menjabat Sekjen Kementerian Pertahanan, hingga diangkat menjabat KSAD, 2013.
Dalam bidang operasi militer, Budiman bertugas dalam Operasi Seroja di Timor-Timur, Operasi Bhakti Trans Kalimantan, dan Unoson II di Somalia. Dia juga pernah mengemban tugas di beberapa negara, di antaranya Amerika Serikat, Australia, Somalia, Papua Niugini, Denmark, Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam.
Cium Tangan Presiden
Susai upacara pelantikan di Istana Negara Jumat 30/8/2013, ketika bersalaman, Jenderal Budiman yang berpakaian lengkap sebagai Kepala Staf AD, mencium tangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Hal ini tidak lazim jika mengacu pada Peraturan Penghormatan Militer (PPM).
PPM sudah mengatur cara hormat anggota militer secara teknis, baik saat sedang berhenti, berjalan, dengan penutup kepala atau tanpa penutup kepala, dengan senjata atau tanpa senjata. Jika berpijak pada PPM tersebut, Kasad yang tengah memakai pakaian kebesarannya cukup mengangkat tangan kanan dan hormat dengan gagah, lalu bersalaman, tanpa perlu mencium tangan.
Kekayaan 20 Miliar
Berdasarkan data Laporan Harta Kekayaan Penyelanggara Negara (LHKPN) pada tahun 2011, Budiman melaporkan kekayaannya bernilai total sebesar Rp 20,443 miliar dan US$ 144.047. Jumlah kekayaan itu terdiri dari harta tak bergerak senilai total Rp 11,265 miliar yang terdiri dari tanah ribuan meter di beberapa lokasi, mulai dari Jakarta, Kabupaten Bogor, Bandung Barat, Kabupaten Bandung, Pasuruan dan Bekasi.
Budiman juga melaporkan harta bergerak, antara lain, dua mobil, yakni BMW dan Honda Jazz senilai Rp 1,085 miliar. seperti logam mulia sebesar Rp 145 juta. Harta giro setara kas sebesar Rp 3,433 miliar dan US$ 144.047. Budiman juga memiliki usaha peternakan, seperti sapi perah, sapi potong, ayam dan burung walet. Kebun sengon, sawah, palawija, tambang pasir, hingga bunga. Nilainya jika ditotal mencapai Rp 4,5 miliar. Penulis: Ch. Robin Simanullang | Bio TokohIndonesia.com