Ayo Gabung Bang Yos

 
0
160
Ayo Gabung Bang Yos
Bang Yos | Ensikonesia.com | dok

[OPINI] Pilih PKP Indonesia Nomor Urut 15 – Bekerja untuk Rakyat, itulah prinsip Letjen TNI Purn. Dr.HC. H. Sutiyoso, SH, baik semasa aktif dalam dinas militer (1968-1997), saat menjabat Gubernur DKI Jakarta (1997-2007), maupun sebagai Ketua Umum DPN Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKP Indonesia).

Bagi Sutiyoso, yang akrab dipanggil Bang Yos, pengabdian tiada akhir selama hayat dikandung badan. Bagi seorang pemimpin yang otentik, ladang pengabdian (bekerja untuk rakyat) tidak ada batasan (limit) usia, apakah usia muda atau usia lanjut. Dia selalu berobsesi bekerja untuk rakyat, bangsa dan negara. Berpolitik, bukan sekadar merebut jabatan atau kekuasaan.

Ada banyak pengalaman pemimpin otentik yang justru semakin menunjukkan keberhasilan hingga usia lanjut. Salah satu contoh , Ronald Wilson Reagan, setelah sukses memimpin negara bagian California sebagai gubernur, kemudian dia terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat pada usia 70 tahun. Presiden AS ke-40 tersebut lahir pada 6 Februari 1911 dan dilantik menjadi Presiden AS pada 20 Januari 1981. Bahkan dia berhasil memimpin Amerika Serikat selama dua periode (1981-1985 dan 1985-1989). Itu berarti, Reagen memimpin Amerika hingga berusia 78 tahun.

Jadi, kelayakan seseorang menjadi pemimpin negara sebaiknya lebih diletakkan pada otentisitasnya sebagai pemimpin, bukan dari batasan usia muda atau lanjut. Hal ini, tentu terlihat dari jejak rekam seseorang. Apakah dia seorang pemimpin yang sudah teruji, berani dan visioner? Apakah dia seorang pemimpin yang berani mengambil keputusan walau menghadapi tantangan dan risiko besar? Sebab hanya pemimpin yang berani mengambil risiko besar yang berhak (memungkinkan) memiliki prestasi besar dan luar biasa.

Keberanian mengambil risiko besar, tentu hanya dimiliki seorang pemimpin tulen yang visioner dan taat azas (dasar negara dan konstitusi). Dengan visi yang jauh ke depan dan selalu mengacu pada nilai-nilai dasar dan konstitusi (ideologi dan tujuan negara), dia tidak akan pernah ragu untuk melangkah dan mengambil keputusan, apapun tantangan dan risikonya.

Maka, Ayo Bergabung dengan Bang Yos! Wujudkan dengan pilihan Anda, mencoblos Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKP Indonesia) Nomor Urut 15, pada Pemilu Legislatif (DPR-RI, DPRD Provinsi dan Kabupaten/Kota). Jangan lupa, pada Pemilu 9 April 2014, coblos PKP Indonesia Nomor Urut 15.

Jejak Rekam Militer
Bang Yos telah teruji dalam kepemimpinan yang berani, tegas dan visioner seperti itu, secara sempurna (tanpa cacat). Sejak kecil telah menunjukkan talenta kepemimpinannya. Diasuh dalam disiplin yang keras, justru semakin membuat kebebasan keberanian masa remajanya menjadi amat tangguh: Berkelahi tanpa rasa takut. Sempat kuliah di Fakultas Teknik, tapi tidak betah. Sampai kemudian menemukan habitatnya masuk Akademi Militer Angkatan 1968, lalu meniti karier sebagai prajurit sejati Komando Pasukan Khusus (Kopassus). Pada eranya hingga saat ini, Bang Yos seorang militer yang paling teruji dalam berbagai medan operasi dan tanggung jawab komando teritorial. Di medan operasi, sebagai perwira infanteri dan intelijen pasukan elit (Kopassus), dia bernyali berulang kali menyabung nyawa dan berhasil memenangkan perang, dia selalu berhasil melewati setiap medan operasi sesulit apa pun.

Antara lain, Operasi Pemberantasan PGRS/Paraku di Kalimantan Barat (1969); Disusupkan sendirian secara klandestin ke Timor Timur, yang kemudian dilanjutkan Operasi Flamboyan (1974) dengan kisah heroik yang melegenda ‘The Legend of The Blue Jeans Soldiers’. Kemudian dilanjutkan Operasi Seroja (1975). Dia pun aktif dalam menata pemerintahan integrasi Timor Timur.

Begitu pula, ketika dia ditugaskan mendadak memimpin pasukan sandiyudha dalam operasi intelijen tempur memberantas GPK Aceh Merdeka, di pedalaman Aceh (1978). Selama 10 bulan Sutiyoso memimpin operasi di Aceh, tidak sebutir peluru pun diletuskannya. Namun, ketika itu, Mayor Sutiyoso dan pasukannya berhasil menangkap hidup-hidup hampir semua tokoh GAM (kecuali Hasan Tiro) dan tidak ada satu orang pun yang dia bunuh atau dia perintahkan bunuh.

Terlalu panjang jika semua kisah tugas operasinya diuraikan dalam uraian pendek ini. Sampai kemudian saat ditugaskan sebagai pimpinan komando teritorial pun, dia mengukir sejumlah prestasi sebagai yang terbaik. Dia berhasil mengoptimalkan kinerja Komando Resort Militer 061/Surya Kencana, Bogor. Berhasil menyelesaikan kasus Rancamaya, yang sudah berlarut-larut. Juga berhasil menjaga keamanan KTT APEC di Bogor, 1994. Sehingga dia terpilih sebagai Komandan Korem terbaik 1994.

Sutiyoso semakin mengaktualisasikan sosoknya sebagai jenderal lapangan (the field general) ketika menjabat Pangdam Jaya (1996-1997). Dia jenderal lapangan yang bernyali dan berani mengambil risiko (risk maker) serta berhati nurani, dimana dia berhasil meredam berbagai insiden dan kerusuhan, di antaranya kerusuhan 27 Juli 1996 dan beberapa insiden Pemilu 1997,  antara lain insiden kerusuhan di kawasan Cawang dengan issu pembakaran mesjid dalam bentrokan massa Golkar dan PPP.

Advertisement

Kunci keberhasilannya adalah karena dia sebagai seorang jenderal (panglima, komandan dan pemimpin) selalu merasa wajib, cakap dan berani terjun langsung ke lapangan untuk bisa secepatnya mengatasi setiap masalah, peristiwa atau kerusuhan. Hal inilah yang membedakannya (tak terbandingkan) dengan jenderal lainnya ketika dua tahun kemudian terjadi Tragedi Mei 1998, yang meluluh-lantakkan Jakarta.

Gubernur di Masa Sulit
Sesungguhnya, dia berharap berkesempatan meniti karier militer hingga jenjang tertinggi. Tapi, setelah dia menunjukkan kepemimpinannya sebagai Pangdam Jaya, dia justru dibelokkan (dipercaya) menjadi Gubernur DKI Jakarta (1997-2002 dan 2002-2007), berpangkat Letnan Jenderal. Kendati pada awalnya dia sedikit kecewa, namun kemudian dia membuktikan bahwa jabatan atau kekuasaan bukanlah tujuan, melainkan sebuah amanah untuk berkerja (berbakti) demi kepentingan rakyat, bangsa dan negara.

Dia pun secara total mengabdikan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta dan berhasil mengemban tugas berat di masa amat sulit pada era lima presiden (1997-2007). Terjadi hiruk-pikuk politik di tingkat nasional (berpusat di Jakarta) yang berpuncak pada lima kali pergantian presiden dan dua kali Pemilu (1999 dan 2004).

Pada periode pertama (1997-2002) dia dihadapkan pada situasi sulit untuk mengatasi krisis ekonomi, kerusuhan massal (Tragedi Mei 1998), ketidaktertiban dan ketidakamanan yang memuncak, serta kebebasan bersuara yang sering kala kebablasan. Krisis ekonomi dan kerusuhan itu mengakibatkan pertumbuhan ekonomi Jakarta kala itu minus 17,4 persen. Dia pun bekerja keras dan berhasil memulihkan dan merehabilitasi kehidupan Jakarta, walau diwarnai berbagai rintangan, protes dan hujatan.

Karya Besar
Memasuki periode kedua, peraih Satyalencana Wira Karya dan Manggala Karya Kencana serta The Award of Honor of The President of Ukraina, ini bergerak mengakselerasi pembangunan Jakarta, terutama menggagas berbagai solusi yang menjadi karya besar dan dedicated program mengatasi berbagai masalah krusial yang sudah bertahun-tahun sulit diatasi, seperti transportasi umum massal dan kemacetan lalulintas, kependudukan dan pemukiman liar, banjir, sampah dan polusi yang makin naik di atas ambang batas, dan lain yang terlalu panjang untuk diuraikan.

Beberapa kebijakannya untuk mengatasi hal-hal di atas, sangat spektakuler dan kontroversial bahkan pantas disebut sebagai revolusioner atau reformasi total, sebagai karya besar (masterpiece) yang didedikasikan secara berkelanjutan. Salah satu di antaranya Pola Transportasi Makro untuk mengatasi ancaman Jakarta Terancam Macet Total tahun 2014, yakni dengan mengatasinya secara integrated (Bus Priority, Transjakarta Busway; Light Rail Transit, Monorail; Mass Rapid Transit, Subway Jakarta; dan Waterway, sekaligus atasi banjir; Interchange Dukuh Atas dan Plaza Terminal; dan Traffic Restraints. Maka dia pun mendapat penghargaan dari Organda sebagai Bapak Pembaharuan Transportasi.

Dia juga berhasil merealisasi pembangunan Banjir Kanal Timur. Juga menutup ‘Pusat Bisnis Seks’ Kramtung (Kramat Tunggak) dan mengubahnya menjadi Jakarta Islamic Center dengan Masjid Biru yang kini telah menjadi Pusat Peradaban Islam di Jakarta. Dia pun amat peduli wong cilik, memandirikan masyarakat miskin, sehingga dia memeroleh Social Empowerment Award 2007. Juga amat peduli pada pendidikan dan kesehatan warga miskin, serta membangun rumah susun buat warga miskin). Pada periode kedua ini, Bang Yos memantapkan pelaksanaan berbagai berbagai program peningkatan kesehjateraan rakyat, termasuk gaji guru, pendidikan dan kesehatan. Rakyat miskin bisa berobat secara gratis di sejumlah rumah sakit (biayanya ditanggung Pemprov DKI Jakarta).

Dari sisi peningkatan APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah), saat mengawali tugas sebagai Gubernur DKI Jakarta tahun 1997, APBD DKI hanya sebesar Rp 1,7 triliun. Pada akhir masa jabatannya yang pertama, APBD DKI Jakarta sudah dapat ditingkatkan mencapai Rp 9,4 triliun. Kemudian pada akhir periode kedua (2007), APBD DKI Jakarta sudah mencapai Rp21,9 triliun.

Sebagai Gubernur DKI Jakarta, Bang Yos, telah teruji sebagai seorang pemimpin yang tegas dan berani. Pengalamannya tersebut, membuktikan bahwa dia seorang putera terbaik bangsa yang memiliki kepemimpinan mumpuni. Dia, Sang Pemimpin!

Penghargaan: Cemerlang
Dia seorang pemimpin berkarakter, berkepribadian dan berprinsip kuat, berani, tegas, ikhlas dan bijak. Dia telah teruji sebagai seorang putera terbaik bangsa yang memiliki kompetensi, kapasitas dan integritas sebagai seorang pemimpin dalam setiap jenjang pengabdiannya, bahkan untuk memimpin bangsa.

Dia pemimpin yang memiliki rasa kebangsaan tinggi dan tekad menjadi negarawan yang piawai mengurus negara dan pengabdiannya bermuara pada peningkatan harkat dan kesejahteraan rakyat. Seorang putera bangsa yang oleh kepemimpinannya yang teruji dan terpuji telah menerima pengakuan dan penghargaan dari berbagai kalangan baik dari dalam maupun luar negeri.

Pengakuan dunia atas keberhasilan kepemimpinannya ‘tersimpul’ dalam penghargaan yang diberikan Maha Guru Ching Hai Asosiasi Internasional (The Supreme Master Ching Hai International Association) pada 25 Januari 2007. Sutiyoso dianugerahi Medali Penghargaan Kepemimpinan Cemerlang Dunia (Medali Shining World Leadership Award). Dia dinilai cemerlang dalam memimpin kota metropolitan Jakarta di tengah berbagai kesulitan yang terjadi.

Bahkan dia juga telah menerima pengakuan dunia akademik dari dalam dan luar negeri yang memberinya penghargaan gelar Doktor Honoris Causa, yakni: Doktor HC Bidang Manajemen Politik dari Busan University, Korea Selatan pada hari Rabu, 25 April 2001 yang dianugerahkan berkat keberhasilan Sutiyoso memimpin Jakarta di tengah ketidakpastian politik (manajemen krisis); dan, Doktor HC bidang ekonomi dari Universitas Diponegoro, Semarang, 4 Agustus 2007, yang dianugerahkan kepada Sutiyoso karena dinilai sebagai seorang pemimpin yang visioner dan memiliki strategi yang jelas dalam membangun Jakarta menjadi kota megapolitan dengan tetap memberi ruang pada sektor riil dan usaha kecil dan menengah (UKM). Dan sejumlah penghargaan lainnya.

Bekerja untuk Rakyat, Ayo Gabung!
Kini, Sutiyoso telah meneguhkan jalan lanjutan pengabdiannya dengan menjabat Ketua Umum DPN PKP Indonesia yang dilandasi oleh visi demi terwujudnya kehidupan masyarakat, bangsa dan negara yang berkeadilan, bersatu dan berkesejahteraan sosial dengan menjungjung tinggi supremasi hukum, dalam semangat Pancasila dan UUD 1945. Sebuah partai yang menegaskan eksistensinya sebagai partai politik modern yang bersifat terbuka, tidak diskriminatif, mandiri, menampung keanekaragaman (pluralisme) potensi bangsa yang berasal dari semua asal-usul, suku, ras, agama, golongan, gender dalam segala jenjang pengabdian dan struktur organisasi. Partai yang menjadi benteng aktualisasi Pancasila.

Prinsipnya: Bekerja untuk Rakyat! Sebuah prinsip pengabdian yang menegaskan bahwa ketika seseorang memilih pengabdian politik dalam semua jenjang, terutama sebagai pemimpin bangsa dan negara, dia harus berkomitmen telah selesai dengan dirinya dan semua kepentingan sempit, kepentingan diri, kelompok, golongan dan partai. Dia sepenuhnya mendedikasikan diri bekerja untuk rakyat, demi sebesar-besarnya kepentingan hajat hidup orang banyak, kepentingan bangsa dan negaranya.

Maka, Ayo Bergabung dengan Bang Yos! Wujudkan dengan pilihan Anda, mencoblos Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKP Indonesia) Nomor Urut 15, pada Pemilu Legislatif (DPR-RI, DPRD Provinsi dan Kabupaten/Kota). Jangan lupa, pada Pemilu 9 April 2014, coblos PKP Indonesia Nomor Urut 15. TIADS | TokohIndonesia.com

 

Tokoh Terkait: Sutiyoso, | Kategori: Opini | Tags: politik, pemilu, PKPI, Bang Yos

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini