Ekonomi Berdikari Jokowi

 
0
263
Ekonomi Berdikari Jokowi
Jokowi Debat Capres

[OPINI] – CATATAN KILAS Debat Capres II – Calon Presiden nomor urut 2 Joko Widodo (Jokowi) memaparkan visi ekonomi berdiri di atas kaki sendiri (berdikari) saat acara Debat Capres II di Jakarta, Minggu 15 Juni 2014 malam. Bagi saya, kata Jokowi, ekonomi ditujukan sebesar-besarnya untuk kemajuan rakyat. Menurutnya, itulah inti ekonomi berdikari. Dia juga menegaskan sikapnya yang selama ini hanya tunduk pada konstitusi dan aspirasi rakyat.

Jokowi mengatakan, sistem ekonomi berdiri di atas kaki sendiri tersebut dapat diwujudkan melalui tiga langkah, yakni (1) perwujudan Kartu Indonesia Sehat; (2) Kartu Indonesia Pintar; dan (3) Pemerataan kesejahteraan melalui bantuan permodalan bagi nelayan dan petani.

“Dengan sehat dan pintar, manusia Indonesia bisa produktif. Dan jika produktif, kita memiliki daya saing yang tinggi,” jelas Jokowi. Sedangkan pemerataan, menurut Jokowi, diwujudkan dalam pembangunan koperasi, UMKM, pasar tradisional, pertanian, maritim dan industri. Jokowi menegaskan pembangunan harus dimulai dari desa. Dia yakin dengan sistem ekonomi berdikari seperti apa yang dipaparkan itu mampu mewujudkan kesejahteraan rakyat.

Debat kandidat capres kedua bertema “Pembangunan Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial” yang berlangsung di Gran Melia, Jakarta Selatan, dan dipandu oleh Guru Besar bidang Ekonomi Universitas Brawijaya Ahmad Erani Yustika tersebut, terdiri enam sesi, yakni: Sesi pertama, pemaparan visi dan misi masing-masing kandidat selama 4,5 menit; Sesi kedua, moderator memberikan pertanyaan untuk mendalami visi dan misi masing-masing capres; Sesi ketiga, moderator memberi pertanyaan sesuai dengan tema debat; Sesi keempat dan kelima, masing-masing capres akan diberikan kesempatan untuk saling bertanya masing-masing tiga pertanyaan; Sesi keenam masing-masing calon presiden diberikan kesempatan untuk memberikan pernyataan penutup. Kedua capres menjalani enam sesi debat tersebut selama 90 menit.

Jokowi diberikan kesempatan pertama memaparkan visi dan misi, disusul Prabowo, masing-masing selama 4,5 menit. Jokowi mengawali dengan mengemukakan pengalamannya bertemu dengan sejumlah wong cilik di sejumlah daerah di Indonesia. Jokowi mengatakan dirinya mendapatkan pesan spesial dari wong cilik untuk membangun ekonomi rakyat yang jauh lebih baik dari saat ini.

Jokowi menyebut nama-nama rakyat kecil yang pernah ia temui. Menurut Jokowi, rakyat kecil itulah yang telah menitipkan pesan dan harapan spesial kepadanya untuk membangun ekonomi Indonesia menjadi lebih baik. “Saya berdiri di sini karena saya bertemu Ibu Heli tukang cuci dari Manado, Sulawesi Utara, Pak Abdul, nelayan di Belawan, Sumatera Utara, dan saat saya ke Banyumas bertemu Ibu Satinah, buruh tani yang bekerja di sawah, dan saya juga bertemu Pak Asep guru di Jabar,” tutur Jokowi menyebut beberapa nama rakyat kecil dari sekian banyak rakyat kecil yang pernah ditemuinya.

Visi Besar Revolusi Mental

Jokowi menegaskan, pertumbuhan ekonomi harus ditujukan untuk kemakmuran jutaan rakyat Indonesia. Dia mengatakan, pembangunan ekonomi akan dimulai dari peningkatan sumber daya manusianya (SDM) terlebih dahulu. Peningkatan SDM akan dilakukan melalui pendidikan, yaitu dengan meluncurkan Kartu Indonesia Sehat dan Kartu Indonesia Pintar. “Pendidikan seperti apa? Revolusi mental kita lakukan,” paparnya.

Jokowi menegaskan perlunya ada evaluasi atau perubahan dalam sistem pendidikan Indonesia. Menurutnya, pendidikan di sekolah dasar (SD) seharusnya sebagian besar, 80 persen, harus bicara masalah yang berkaitan dengan pendidikan karakter, akhlak, sikap dan mental, baru 20 persennya pengetahuan.

Selanjutnya, menurut Jokowi, materi pendidikan di sekolah menengah pertama sedianya terdiri dari 60 persen pembangunan karakter, dan sisanya 40 persen mengajarkan pengetahuan. Kemudian di SMA dan SMK, pendidikan karakter 20 persen, lalu porsi pengetahuan dan keterampilan 80%.

Jokowi memang tampil di luar dugaan pengamat dan tim sukses pesaingnya dalam debat kali ini. Selama ini para pengamat dan tim sukses Prabowo cenderung menganggap Prabowo lebih menguasai masalah ekonomi daripada Jokowi. Bahkan tim sukses Prabowo sering kali meremehkan Jokowi. Tapi debat ini membuktikan, Jokowi memiliki keunggulan dalam beberapa hal. Selain Jokowi lebih realistis dalam paparan visi ekonominya, juga mampu memberi jawaban yang tepat terhadap semua pertanyaan, baik yang diajukan moderator maupun rivalnya. Bahkan Prabowo harus mengakui dan menyatakan mendukung gagasan Jokowi dalam hal ekonomi kreatif.

Dalam sesi tanya-jawab antarkandidat, Jokowi menjawab pertanyaan Prabowo Subianto, yang menanyakan apakah dia setuju untuk meneruskan program wajib belajar 12 tahun yang memerlukan investasi tambahan Rp 40 triliun, Jokowi kembali menegaskan tentang komitmennya memprioritaskan pendidikan dan akan membangun sistem dengan Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan Kartu Indonesia Sehat (KIS). Sistem itu telah berhasil diterapkannya di Kota Solo dan DKI Jakarta, tinggal menerapkannya secara nasional.

Advertisement

Jokowi menegaskan pendidikan harus menjadi hal utama yang diperhatikan pemerintah. Jokowi menyatakan akan menggelontorkan dana APBN berapa pun nilainya untuk meningkatkan kualitas pendidikan. “Berapa pun yang diperlukan untuk pendidikan akan kita berikan, apalagi cuma Rp 40 triliun,” kata Jokowi.

Menurut Jokowi, dana sebesar itu bisa diperoleh pemerintah dengan efisiensi bahan bakar saja. Misalnya, mengganti bahan bakar minyak dengan gas atau batubara. “Untuk memasukkannya ke bidang pendidikan enggak masalah, 12 tahun hal yang jadi kewajiban kita bersama agar menjadi manusia yang produktif dan berdaya saing tinggi agar kekayaan alam dikelola kita sendiri. Itu bisa dilakukan kalau kita punya manusia yang berpendidikan, produktivitas tinggi, dan daya saing tinggi,” tegas Jokowi.

Targetkan Pertumbuhan Ekonomi 7 Persen

Joko Widodo optimistis untuk mendorong pertumbuhan ekonomi hingga tembus 7 persen asal pembangunan ekonomi bisa memperhatikan tiga hal, yakni iklim investasi, regulasi, dan peningkatan ekspor berbasis industri. “Ke depan, saya meyakini bahwa ekonomi kita bisa tumbuh di atas 7 persen, dengan catatan iklim investasi beserta regulasinya itu betul-betul terbuka dan memberikan kesempatan untuk investor lokal bergerak menciptakan pertumbuhan ekonomi,” jelasnya.

Jokowi memaparkan langkahnya untuk mewujudkan hal tersebut. ”Segala bentuk perizinan saat ini masih terlalu lama. Maka perizinan, khususnya untuk usaha, harus dipangkas menjadi lebih sederhana,” paparnya. Dengan demikian, sistem yang ringkas itu diyakininya dapat menarik para investor. “Investor diberikan kesempatan membuka lapangan pekerjaan dan investasi di daerah-daerah. Saya yakin 7 persen bukan sesuatu yang sulit,” ujarnya.

Selain memperbaiki iklim investasi yang didukung ringkasnya regulasi, Jokowi juga akan mendorong pengembangan ekspor berbasis industri. Adapun industri yang akan didorong ke depan, kata Jokowi, tidak hanya (1) industri besar, tetapi juga (2) industri kecil, bahkan yang berbasis atau skala daerah. Lalu (3) arah industri yang orientasi ekspor harus dibuka seluas-luasnya, harus diberikan insentif sebesar-besarnya. ”Industri kecil di desa bisa berkompetisi di dunia, asal diberikan ruang untuk memasarkan barang,” ujarnya.

Untuk menyerap tenaga kerja, Jokowi menyebut investasi sangat penting bagi negara ini. Oleh karena itu, katanya, ke depan investasi harus didorong ke daerah-dareah atau provinsi yang memiliki tingkat kemiskinan besar. “Jangan sampai investasi itu hanya di Jawa dan Sumatera, tapi didorong ke wilayah yang ketimpangan (ekonomi tinggi),” katanya.

Seiring dengan didorongnya investasi ke daerah-daerah tersebut, Jokowi juga menekankan pembangunan infrastruktur. Menurutnya, masuknya investasi dan terbangunnya infrastuktur ke daerah-dareah merupakan salah satu cara menekan urbanisasi, dari daerah ke kota. Sehingga yang ada di daerah-daerah juga mendapatkan lapangan kerja.

Terkait utang negara yang sangat besar, yang melebihi dari target penerimaan pajak, Jokowi mengatakan, bisa diselesaikan dengan secara bertahap. Caranya, papar Jokowi, adalah dengan mengefisiensikan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). “Kebocoran dan penyimpangan di APBN dikurangi, dengan e-budgeting, e-audit, e-purcashing,” katanya. Dengan membangun sistem elektronik itu, Jokowi yakin persoalan anggaran yang selama ini rentan kebocoran dan penyimpangan menjadi lebih efektif dan efisien. “Sehingga anggaran di APBN efektif. Ada sisa anggaran, bisa untuk bayar utang,” ujar Jokowi.

Infrastruktur Tol Laut dan KA

Joko Widodo juga mendapat pertanyaan terkait pembangunan infrastruktur dari rivalnya, Prabowo Subianto. Prabowo menanyakan hal ini karena dia belum mendapatkan gambaran tentang apa yang akan dilakukan Jokowi di bidang infrastruktur. Jokowi memaparkan, pembangunan infrastuktur mutlak diperlukan untuk mendukung daya saing ekonomi Indonesia dan untuk pemerataan.

Dia menekankan strateginya pada dua langkah, yakni pembangunan tol laut, pembangunan jalur ganda kereta api yang bisa mempermudah akses (menghubungkan) Indonesia dari Timur ke Barat. Kedua infrastruktur ini selain dapat memindahkan arus logistik, juga sebagai angkutan umum murah yang bisa memindahkan orang dari satu daerah ke daerah lain.

Jokowi memprioritaskan transportasi laut dan kereta api ini karena sangat murah. Dia memaparkan pengalaman selaku pelaku usaha mengirim barang dari Jawa ke Papua, dengan dari Jawa ke Eropa, lebih mahal kirim ke Papua karena tidak ada kapal yang wira-wiri (dari barat ke timur).

Dia menjelaskan, tol laut ini akan menghubungkan Sumatera hingga Papua dengan kapal. Dia menjelaskan, konsep ini adalah dengan membangun pelabuhan laut dalam yang bisa disinggahi kapal-kapal bertonasi besar, yang disebutnya dengan istilah Tol Laut. Menurutnya, dengan terbangunnya tol laut, maka disparitas harga antara barat dan timur akan berkurang.

“Infrastruktur tol laut penting sekali, sehingga ada dari Sumatera hingga ujung Papua. Kenapa harus ada?” katanya dengan nada tanya. Karena, dia contohkan, semen di Jawa harganya Rp 50-60 ribu, tapi di Papua bisa Rp 1 juta bahkan Rp 1,2 juta atau Rp 1,5 juta. ”Kalau tol laut ini kita bangun, deep port sea di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Papua, ini akan memberikan rasa keadilan, karena harga semen akan sama. Tidak seperti sekarang ini beda sekali karena infrastuktur tidak dibangun berdasarkan kelautan,” jelasnya.

Selain membangun tol laut, dia juga akan mengakselerasi pembangunan jalur ganda (double track) kereta api. Tak hanya di Jawa, melainkan juga di pulau-pulau lain seperti Sumatera, Kalimantan, Selawesi dan Papua. “Kereta api ini penting. Ini angkutan yang sangat murah, konsentrasikan untuk hajat hidup orang banyak. Tidak hanya untuk distribusi logistik, tapi juga mengangkut orang berbiaya murah,” ujarnya.

Kontrak Karya Asing dan MEA

Dalam sesi tanya-jawab, Calon presiden Prabowo Subianto mencecar Joko Widodo soal strategi menghadapi adanya kontrak kerjasama dengan perusahaan asing yang merugikan pemerintah Indonesia. Jokowi mengatakan: “Kita harus hormati semua kontrak (asing) yang sudah ditandatangani.” Namun, dia menegaskan perlu dilakukan penghitungan ulang bila kontrak kerjasama dengan asing itu sudah habis.

Jokowi menegaskan, bukan tidak mungkin jika kontrak yang akan berakhir tersebut diambil alih Indonesia jika menguntungkan. “Oleh sebab itu, kontrak yang akan berakhir tetap harus dihitung dari sekarang, dikalkulasi, diambil atau dikerjasamakan, dibeli BUMN, ini fakta yang harus kita hadapi. Saya kira kita siap mengelola tambang-tambang itu,” ujarnya.

Namun Jokowi mengatakan, Indonesia juga harus menghormati kontrak yang sudah ditandatangani. Indonesia tidak bisa serta-merta mengambil alih kontrak tersebut. “Penghormatan kontrak yang disepakati itu merupakan pembangunan kepercayaan bagi pembangunan investasi di negara ini. Tapi kalau sudah habis kita akan kalkulasi kembali, apa akan kita ambil. Kalau memang menguntungkan kita ambil ya akan kita ambil tentu saja. Apa yang ambil BUMN silakan, kerjasama silakan,” lanjutnya.

Calon Presiden No.2 Prabowo mengejar dengan pertanyaan apakah tidak akan ada upaya melakukan renegosiasi atas kontrak karya dengan pihak asing yang merugikan Indonesia itu? Calon Presiden No.2 Joko Widodo mengatakan, jika memungkinkan dalam klausul kontrak karya adanya renegosiasi, maka kontrak yang akan berakhir harus dikalkulasi dari sekarang.

“Agar jangan sampai, dalam royalti, pembagian keuntungan, pajak minerba itu, negara dirugikan. Kekayaan alam harus sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat, arahnya ke sana,” ujar Jokowi dalam menanggapi pertanyaan Prabowo. Jokowi menegaskan, yang paling penting, kekayaan alam itu harus digunakan untuk kepentingan rakyat.

Prabowo juga mengajukan pertanyaan soal pasar bebas Asean, Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan berlaku 2015. Jokowi menekankan harus diantisipasi dengan segala cara oleh Indonesia. Salah satu langkah antisipasi yang dipaparkan Jokowi adalah pelaku ekonomi domestik harus memanfaatkan arena tersebut dengan jalan menyerang terlebih dahulu. “Pemerintah harus mendorong agar mereka (pelaku usaha) menyerang lebih dahulu, masuk ke negara mereka (Asean lainnya) lebih dahulu,” kata Jokowi menjawab pertanyaan Prabowo dan disambut Prabowo dengan anggukan kepala.

Jokowi menegaskan perlunya memberikan batasan-batasan agar calon investor asing tidak mudah masuk ke Indonesia, terutama dalam menghadapi ASEAN Economic Community 2015 nanti. Jokowi mengatakan, meski Indonesa tidak tertutup dengan masuknya investor asing, namun dalam rangka melindungi pasar domestik, pemerintah ke depan perlu membuat regulasi yang condong pada kepentingan nasional.

“Pasar domestik jangan sekali-kali bisa (mudah) dimasuki pasar luar. Caranya bagaimana? Hal yang berkaitan dengan perizinan, misalnya saya kira daerah bisa memberikan kecepatan jika itu investor lokal. Kalau (investor) dari luar, ya enggak apa-apalah sedikit-sedikit dipersulit,” katanya. “Semua negara juga melakukan barrier (hambatan) itu,” tambahnya.

Jokowi mencontohkan, dalam dunia perbankan, Indonesia masih mengalami kesulitan untuk mendirikan cabang di negara lain. Maka terkait dengan perbankan, Jokowi menilai, Bank Indonesia selaku pembuat regulasi bisa membatasi pihak asing yang ingin membangun bank di Indonesia demi kepentingan ekonomi negara. “Karena kalau kita mau mendirikan bank di negara lain itu sangat sulit sekali, tidak segampang di tempat kita,” katanya. Maka, dia mengatakan, hambatan itu harus mulai dibangun dengan regulasi, peraturan-peraturan, pemerintah pusat, BI, dan daerah. ”Yang utama lindungi ekonomi kita terutama yang berkaitan dengan ekonomi rakyat,” tegasnya.

Demikian juga wilayah udara Indonesia, tidak harus dibuka total untuk asing. “Udara tidak bisa dibuka total, karena yang akan menguasai justru sana (asing). Investasi di manapun ada barrier lewat regulasi bisnis, pemerintah, dihambat di bea masuk, dan lain-lain,” katanya lagi.

Namun, Jokowi kembali menegaskan, strategi jangka panjang untuk memenangkan pasar di kawasan ASEAN adalah pentingnya pembangunan manusia. Menurut Jokowi, dengan pembangunan manusia maka daya saing akan terbangun. “Produktivitas kita, itu yang akan menentukan kita menang atau tidak,” ujarnya.

Jokowi mengatakan tidak ada masalah dengan pasar bebas ASEAN atau ASEAN Economic Community 2015. Dia meyakini Indonesia bisa menghadapi pasar bebas tersebut jika pertumbuhan ekonomi baik dan pengusaha berkembang dengan baik. Optimismenya untuk mengantisipasi MEA tersebut dilandasi beberapa hal. Pertama, Jokowi menilai perekonomian Indonesia termasuk yang terbaik di antara negara-negara kawasan. Kedua, kewirausahaan Indonesia juga tumbuh baik, dengan salah satu indikasinya adalah mulai go global-nya perusahaan Indonesia sejak 25-30 tahun silam.

Pasar Tradisional dan Ruang PKL

Jokowi mengatakan, ekonomi berdikari yang menjadi visi misi yang ditawarkannya bersama Cawapres Jusuf Kalla akan memfokuskan pada pembangunan ekonomi rakyat. Jokowi menekankan, penggerak ekonomi kecil harus diurus pemerintah dengan baik, antara lain dengan pembangunan pasar tradisional, ruang untuk PKL (pedagang kaki lima). Jokowi memaparkan pengalamannya (sudah menjalankan dan membuktikan) membangun pasar saat jadi wali kota dan gubernur.

Jokowi mengatakan untuk mewujudkan ekonomi berdikari dimulai pada pembangunan ekonomi dasar, seperti pembangunan pasar tradisional, ruang PKL, sebagaimana sudah dilaksanakannya sebagai Gubernur DKI Jakarta dan Walikota Solo.

”Yang kecil-kecil ini harus diurus,” tegas Jokowi. Jokowi berjanji akan membenahi pasar tradisional. “Penataan dan dukungan terhadap pasar tradisional sangat penting, mengingat pasar tradisional adalah tempat di mana hasil para petani, nelayan, dan pelaku ekonomi kecil diperjualbelikan sampai ke tangan konsumen.

“Jadi kalau ruang itu diberikan kepada mereka, pasar bersih, tidak boleh becek, harus ada tempat parkir, saya kira produk petani akan terus menerus mendapatkan penghargaan, dan mereka akan mendapatkan nilai tambah lewat konsumen,” ujar Jokowi. Dia menjelaskan, sebuah pasar tradisional perlu adanya zonasi sayur, ikan, daging dan sebagainya. ”Meskipun sifatnya tradisional kalau dilakukan perencanaan matang dipastikan pertumbuhan ekonomi terpacu karena transaksi perdagangan rakyat berada di pasar tersebut.

Menurut Jokowi, kalau yang kecil-kecil diurus dengan manajemen yang benar dan bukan sebuah wacana di awang-awang, harus dibuktikan. ”Mereka butuh bukti bahwa kita berikan untuk mereka. Kalau mereka diberi tempat yang baik, pasar baik, bersih, saya kira produk-produk petani akan mendapatkan penghargaan dan punya nilai tambah yang baik,” katanya.

Selain akan membenahi pasar tradisional, Joko Widodo juga menegaskan, untuk membangun ekonomi yang berdikari maka diperlukan kesempatan bagi pelaku usaha kecil, tak terkecuali pedagang kaki lima (PKL). Sayangnya, katanya, hingga saat ini PKL sebagai pelaku ekonomi kecil tidak mendapat ruang di berbagai kota di Tanah Air. “Hampir di semua kota tidak ada planning tata kota yang membuat mereka (PKL) bisa berjualan. Dalam rencana ke depan, semua kota harus memberikan ruang yang sebesar-besarnya, memberikan space yang besar, untuk PKL,” jelas Jokowi.

Kampanye Dua Anak Cukup

Moderator Ahmad Erani Yustika menanyakan kepada kepada kedua kandidat: Apa yang akan dilakukan untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk dan menurunkan angka kematian ibu? Menurut Jokowi, untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk, pemerintah harus kembali mengaktifkan dan memaksimalkan peran Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). BKKBN, kata Jokowi, harus kembali mengampanyekan tentang kelahiran kepada masyarakat dan menumbuhkan kesadaran bahwa dua anak cukup.

“Karena sekarang kembali ke anak yang tiga, empat, lima, karena kampanye (pengendalian) kelahiran mulai menurun. BKKBN harus diperkuat, baik dari sisi anggaran, terjun ke bawah untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat,” kata Jokowi.

Sementara, untuk menurunkan angka kematian ibu, Jokowi kembali menekankan perlunya membangun dan mengontrol sistem dengan Kartu Indonesia Sehat, yang kembali ditunjukkannya. “Anggaran kita ada, jika sistem tidak dibangun, percuma. Anggaran akan menguap. Dengan anggaran yang ada, kita tidak muluk-muluk, bisa belikan alat-alat sehingga ibu-ibu bisa ke puskesmas untuk tes. Penting, arahnya akan ke sana. Dengan tidak dipungut biaya, anggaran ada, bisa. Jangan bayangkan kita butuh anggaran triliunan,” kata Jokowi.

Capres Jokowi yang berpasangan dengan Cawapres Jusuf Kalla yakin akan dengan mudah memberlakukan Kartu Indonesia Sehat dan Kartu Indonesia Pintar secara nasional. Karena sistem itu telah berhasil diterapkannya di Jakarta dengan Kartu Jakarta Sehat dan Kartu Jakarta Pintar.

KIS dan KIP tersebut, menurut Jokowi, juga suatu sistem untuk mengatasi kemiskinan. Menurut Jokowi, pengentasan kemiskinan bukan hanya soal penganggaran. Namun juga harus berani memberikan program-program khusus kepada masyarakat miskin di seluruh Indonesia. “Makanya di depan saya ulang-ulang, kita beri Kartu Indonesia Sehat dan Kartu Indonesia Pintar. Mereka bisa ke klinik, puskesmas dan rumah sakit,” ujar Jokowi.

Jokowi menegaskan tidak cukup dengan melakukan penganggaran yang tepat, melainkan juga harus mewujudkan sistem manajemen pelayanan kesehatan dan pendidikan tersebut. Dia yakin, dengan hal itu akan mampu mewujudkan kesejahteraan rakyat.

Kala Prabowo Dukung Jokowi

Suasana hangat antardua calon presiden, Jokowi dan Prabowo, terlihat dalam sesi tanya-jawab antarkandidat. Tatkala giliran Jokowi mengajukan pertanyaan kepada Prabowo tentang apa pandangannya mengenai ekonomi kreatif yang bisa mengurangi banyaknya pengangguran.

Prabowo menjawab dengan normatif. Menurut Prabowo, ekonomi kreatif sangat penting karena tingginya angka penganguran generasi muda Indonesia. ”Pemerintah memang perlu memperkuat bidang ekonomi kreatif karena bisa memberikan kontribusi pada devisa Tanah Air,” katanya.

Menanggapi jawaban Prabowo itu, Jokowi kembali bertanya dengan lebih dulu mengkritik kurangnya dukungan pemerintah terhadap ekonomi kreatif seperti musik, animasi, seni pertunjukan, video, dan desain produk. Padahal, kata Jokowi menjelaskan, jika diberikan dukungan penuh, sektor tersebut dapat memberikan pekerjaan kepada anak-anak muda.

“Saya memberi contoh seni pertunjukan. Kita punya budaya dari Sabang sampai Merauke yang luar biasa banyaknya. Kalau itu dikerjakan dengan managemen panggung yang baik, lighting yang baik, promosi yang baik, saya kira jadi kekayaan pariwisata yang bisa kita tunjukkan kepada dunia,” kata Jokowi. Saat Jokowi memaparkan penjelasan itu, Prabowo tampak beberapa kali menganggukkan kepala dan sesekali melihat ke arah tim pendukungnya.

“Saya ingin kembali menyampaikan kepada Bapak Prabowo, bagaimana ekonomi kreatif bisa dibawa ke mancanegara karena menyangkut anak-anak muda. Yang bekerja di ekonomi kreatif ini anak-anak muda kita,” tanya Jokowi lagi, disambut tepuk tangan para pendukung Jokowi yang hadir di ruang debat.

Tapi yang lebih menarik, Prabowo yang kali ini tampil lebih rileks, juga ikut bertepuk tangan. Moderator pun memberikan waktu kepada Prabowo untuk menjawab (menanggapi) Jokowi. Tapi Prabowo tidak langsung menanggapinya. Dia malah membocorkan nasihat timnya agar jangan pernah setuju terhadap pernyataan Jokowi. “Jangan pernah setuju, itu nasihat. Tapi saya ini bukan politisi profesional. Kalau ide bagus, saya bilang bagus, jadi saya tidak dengar,” kata Prabowo sambil menunjuk ke arah timnya, disambut gelak tawa riuh.

“Saya tidak mau dengar penasihat saya. Saya ya sejalan dengan Saudara Joko Widodo,” kata Prabowo seraya sambil melangkah menghampiri dan mengarahkan tangannya ke Jokowi. Melihat gerak Prabowo datang menghampiri, Jokowi pun turun dari tempat duduknya dan menyambut Prabowo. Keduanya berjabat tangan lalu “cipika cipiki” sambil tersenyum. Bahkan kedua calon pemimpin Indonesia itu kemudian tertawa lepas sambil kembali ke tempat semula.

“Ya, bagaimana, masa harus enggak setuju. Kalau idenya bagus, (masa) enggak setuju. Maaf ya, kali ini saya enggak ikuti nasihat penasihat saya,” kata Prabowo sambil kembali menunjuk arah timnya. Prabowo menyatakan, ia mendukung sikap Jokowi terkait ekonomi kreatif karena putranya, Didit Hediprasetyo, juga berkarir di bidang itu. “Kalau ekonomi kreatif, saya hanya punya anak satu dan anak saya memang bergerak di ekonomi kreatif. Dia sebagai desainer sudah muncul di mancanegara. Jadi kalau soal itu, terima kasih, saya dukung Saudara Joko Widodo,” kata mantan suami Siti Hediati Haryadi yang juga datang menyaksikan debat capres itu.

Jokowi memang tampil di luar dugaan pengamat dan tim sukses pesaingnya dalam debat kali ini. Selama ini para pengamat dan tim sukses Prabowo cenderung menganggap Prabowo lebih menguasai masalah ekonomi daripada Jokowi. Bahkan tim sukses Prabowo sering kali meremehkan Jokowi.

Tapi debat ini membuktikan, Jokowi memiliki keunggulan dalam beberapa hal. Selain Jokowi lebih realistis dalam paparan visi ekonominya, juga mampu memberi jawaban yang tepat terhadap semua pertanyaan, baik yang diajukan moderator maupun rivalnya. Bahkan Prabowo harus mengakui dan menyatakan mendukung gagasan Jokowi dalam hal ekonomi kreatif.

Hanya Tunduk pada Konstitusi

Apalagi ketika Joko Widodo (Jokowi) dalam pernyataan penutupnya bahwa jika dia dan pasangannya Jusuf Kalla diberi amanat oleh rakyat, dia menegaskan hanya tunduk pada konstitusi dan kehendak rakyat Indonesia. Jokowi dan pasangannya, Jusuf Kalla, berjanji akan bekerja keras untuk mengabdikan diri kepada bangsa dan rakyat Indonesia.

“Kita sering bertemu rakyat di Aceh, Papua, di Sangihe, Rote, yang bekerja pada malam hari di saat kita tertidur. Itulah yang menggugah kami untuk bekerja keras, mengabdikan diri kepada rakyat Indonesia,” kata Jokowi.

“Saya Jokowi lahir di sini, besar di sini, dididik di sini, dan saya, seutuhnya adalah Indonesia, saya tegaskan saya dan Pak JK siap pimpin Indonesia,” ucapnya. Dia pun menutup pernyataannya dengan salam dua jari yang menunjukkan nomor urut Jokowi-Kalla dalam pemilihan presiden pada 9 Juli mendatang. “Salam dua jari,” kata Jokowi sambil mengacungkan dua jarinya.

Seusai menyampaikan pernyataan tertutupnya, Jokowi bersalaman dan berpelukan dengan rivalnya, Prabowo Subianto. Lalu berfoto bersama dengan moderator Prof Dr Ahmad Erani Yustika yang diakhiri dengan menyanyikan lagu kebangsaan Padamu Negeri bersama seluruh hadirin.

Juru bicara Tim Pemenangan pasangan calon presiden dan wakil presiden Jokowi-Jusuf Kalla, Anies Baswedan, yang tampak sumringah seusai menyaksikan debat mengatakan, pernyataan Jokowi tentang ketaatan pada konstitusi dan aspirasi rakyat merupakan tangkisan atas kampanye hitam yang kerap menyambanginya. “Statement Pak Jokowi, ‘Saya hanya taat pada konstitusi dan aspirasi rakyat’, menangkis segala macam kampanye hitam, seperti capres boneka dan lain-lain. Itu adalah kata-kata yang penting sekali,” kata Anies. Catatan Kilas Ch. Robin Simanullang | Redaksi TokohIndonesia.com

© ENSIKONESIA – ENSIKLOPEDI TOKOH INDONESIA

Tokoh Terkait: Hatta Rajasa, Joko Widodo, Jusuf Kalla, Prabowo Subianto, | Kategori: Opini – CATATAN KILAS | Tags: ekonomi, kerakyatan, Pilpres 2014, Debat Capres, Berdikari

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here