Prabowo Wajar Berterimakasih Kepada Jokowi

Prabowo (Bukan) Boneka Jokowi (2)

 
0
90
Pertemuan mendadak Presiden Jokowi dengan Presiden Terpilih Prabowo di kediaman Jokowi di Solo, 13 Oktober 2024

 

Catatan Kilas: Ch Robin Simanullang

Sangat wajar (sewajarnya) Presiden Terpilih Prabowo Subianto berterimakasih banyak kepada Presiden Jokowi yang secara total melakukan berbagai upaya (cawe-cawe) untuk memenangkan Prabowo dalam Pilpres 14 Februari 2024. Walaupun itu sebagai buah dari taktik strategi politik Prabowo sendiri; apalagi dengan taktiknya menggandeng putra sulung Jokowi sebagai Cawapresnya, sehingga Jokowi sampai terkesan mabuk lupa diri hingga tega mengkhianati partai yang membesarkannya untuk ditenggelamkan (dikalahkan).

 

Sebagai seorang jenderal dari korps Kopassus, diyakini Prabowo sangat piawai memainkan strategi perang Sun Tzu: ‘Kalahkan Musuh dengan Menangkap Pemimpinnya’, yang kemudian dipadankannya dengan strategi politik rangkul, yang berhasil menangkap dan merangkul Jokowi yang saat itu lagi terkesan tengah ‘kecanduan’ kekuasaan. Strategi itupun terbukti berhasil, sehingga dia memenangkan Pilpres 2024. Kendati demikian, walaupun kemenangan Pilpres tersebut sebagai buah dari strategi perang (politik)-nya sendiri, namun tetaplah sangat wajar Prabowo berterima kasih kepada Presiden Jokowi atas kesediaannya ‘cawe-cawe’ untuk memenangkan putranya menjadi Wapres. Prabowo dengan taktik tersebut tentu sangat paham bagaimana posisi Wapres dalam sistem Presidensial yang dianut Indonesia: Yang jadi Presiden adalah dia (Prabowo) sendiri.

Di samping kepiawaian taktik strategi politiknya, Prabowo diyakini adalah orang yang tahu berterima kasih. Maka sangat wajar jika Presiden Prabowo berkenan mendengar saran dan permintaan Jokowi. Walaupun hal itu bisa menimbulkan dugaan beberapa pihak, kemungkinan Prabowo akan terjebak menjadi ‘boneka’ Jokowi. Kesan kekuatiran itu mulai terindikasi dari pemanggilan mendadak Prabowo Subianto oleh Presiden Jokowi ke rumah pribadinya di Solo, Minggu 13 Oktober 2024. Kendati kekuatiran itu secara implisit ditepis dengan penjelasan kader Partai Gerindra bahwa pemanggilan mendadak tersebut adalah dalam posisi Prabowo sebagai Menteri Pertahanan.[1] Sementara, Prabowo tidak memberi penjelasan apa pun tentang pertemuan mendadak tersebut.

Berbagai spekulasi pun timbul dikaitkan dengan penyusunan pejabat menteri Kabinet Prabowo- Gibran. Kendati Presiden Jokowi sendiri sudah menegaskan bahwa dia tidak akan campur tangan dalam urusan tersebut, namun publik sudah terbiasa melihat kenyataan yang justru kebalikannya. Timbul dugaan beberapa nama menteri titipan Presiden Jokowi untuk jabatan tertentu menjadi salah satu urgensi pemanggilan/pertemuan mendadak tersebut. Salah satu di antaranya, tentang posisi Ketua Umum Golkar Bahlil Lahadalia untuk tetap menjabat Menteri ESDM.

Sementara, Prabowo sendiri, menurut informasi terpercaya orang dekat Prabowo, sudah sejak lama mempersiapkan ahli yang dipercayai dan diandalkannya untuk posisi Menteri ESDM tersebut. Bahkan orang kepercayaannya tersebut sudah ditugaskan menyusun lengkap program ESDM yang menekankan (menitikberatkan) peningkatan nilai tambah secara menyeluruh, bukan sekadar hilirisasi, yang akan menjadi kekuatan utama untuk memacu industrialisasi mulai dari industri primer, sekunder, tersier hingga industri UMKM. Hal itu pulalah yang menumbuhkan optimisme Prabowo akan mampu meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi 8 persen ke atas.

Salah satu pernyataan terbuka Presiden Terpilih Prabowo yang berkaitan dengan nilai tambah ESDM tersebut adalah pernyataan bersyukurnya jika Uni Eropa memboikot kelapa sawit Indonesia. Prabowo justru berterima kasih dengan larangan masuknya kelapa sawit Indonesia ke Uni Eropa. Dengan begitu, akan tercipta swasembada energi, termasuk dari kelapa sawit. Menurut Prabowo, pernyataan tersebut dia sampaikan saat bertemu Presiden Prancis Emmanuel Macron pada akhir Juli 2024 lalu di Paris, Prancis. Sehingga suatu media menyiarkan dengan judul: ‘Blessing in disguise’: Prabowo optimistis boikot sawit Eropa justru genjot biodiesel nasional. Di masa kepemimpinannya nanti, Prabowo berjanji akan mempergunakan lebih banyak minyak kelapa sawit sebagai bahan campuran biodiesel dan mengurangi impor bahan bakar.[2]

Apakah ‘impian’ Prabowo ini akan terhambat? Kita tunggu setelah dia resmi dilantik menjadi Presiden/Kepala Negara Republik Indonesia, 20 Oktober 2024.

Advertisement

 

Footnotes:

[1] Prabowo Gelar Pertemuan Mendadak dengan Presiden Jokowi di Solo. https://www.metrotvnews.com/read/kpLCWVLw-prabowo-gelar-pertemuan-mendadak-dengan-presiden-jokowi-di-solo

[2] https://www.cna.id/indonesia/prabowo-bersyukur-uni-eropa-boikot-sawit-indonesia-biodiesel-b50-20691

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini