Seruan Paus Fransiskus di Asia Pasifik
Persaudaraan, Perlindungan Lingkungan, dan Solidaritas Global

Paus Fransiskus mengadakan kunjungan bersejarah ke empat negara Asia Pasifik – Indonesia, Papua Nugini, Timor Leste, dan Singapura – dari 3 hingga 13 September 2024. Kunjungan ini menandai perjalanan terpanjang dalam masa kepausannya, dengan fokus utama pada dialog antaragama, solidaritas, dan perlindungan lingkungan. Dimulai dari Indonesia, Paus Fransiskus bertemu dengan Presiden Joko Widodo dan para tokoh agama, serta memimpin Misa di Stadion Gelora Bung Karno yang dihadiri lebih dari 80.000 umat.
Indonesia menjadi negara pertama yang dikunjungi Paus Fransiskus, di mana Paus tiba di Jakarta pada 3 September 2024 setelah menempuh perjalanan 13 jam dari Roma. Kunjungan ini merupakan momen bersejarah karena terakhir kali seorang Paus mengunjungi Indonesia adalah pada tahun 1989, saat Paus Yohanes Paulus II datang ke Tanah Air.
Kunjungan Paus Fransiskus kali ini dipandang sebagai upaya untuk memperkuat hubungan antara Vatikan dan Indonesia, negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia. Selain itu, kunjungan ini juga menjadi bukti nyata komitmen Paus dalam mempromosikan dialog antaragama serta persaudaraan antarumat beragama. Selama berada di Indonesia, Paus Fransiskus bertemu dengan Presiden Joko Widodo dan sejumlah tokoh agama, serta memimpin Misa akbar di Stadion Gelora Bung Karno yang dihadiri lebih dari 80.000 umat Katolik.
Setelah meninggalkan Indonesia pada 6 September, Paus Fransiskus melanjutkan perjalanannya ke Papua Nugini, Timor Leste, dan terakhir Singapura. Di Papua Nugini, ia datang untuk memberikan dukungan kepada komunitas Katolik sekaligus mendorong upaya perdamaian di wilayah yang kerap dilanda konflik etnis. Selain itu, Paus juga menekankan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan, mengingat Papua Nugini adalah salah satu negara dengan keanekaragaman hayati terbesar di dunia.
Kunjungan Paus Fransiskus tidak hanya berfokus pada umat Katolik, tetapi juga tentang bagaimana agama-agama di kawasan Asia Pasifik dapat bersatu menghadapi isu-isu global, seperti perubahan iklim, ketidaksetaraan, dan konflik. Di setiap negara yang ia kunjungi, Paus menekankan pentingnya dialog antaragama dan berpesan bahwa agama seharusnya menjadi kekuatan pemersatu, bukan pemecah.
Kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia sangat dinantikan, mengingat kunjungan terakhir seorang Paus, yaitu Paus Yohanes Paulus II, yang juga menyerukan pentingnya kerukunan antarumat beragama. Meski kunjungan tersebut berlangsung pada masa transisi politik di Indonesia, pesan-pesan yang disampaikan tetap relevan hingga hari ini, dan Paus Fransiskus menegaskan kembali urgensi nilai-nilai tersebut di era modern.
Secara keseluruhan, perjalanan Paus Fransiskus ke empat negara ini mencerminkan komitmen Gereja Katolik untuk memajukan perdamaian, dialog, dan keadilan sosial di seluruh dunia. Pesan Paus tentang bagaimana semua agama bisa bekerja sama demi kebaikan bersama menjadi poin utama dalam setiap kunjungannya.
Perjalanan ini juga mengingatkan dunia bahwa agama dapat berperan sebagai agen perubahan positif di tengah berbagai tantangan global, seperti krisis lingkungan dan ketidakadilan sosial. Pesan Paus Fransiskus yang penuh harapan serta ajakannya untuk bertindak nyata menjadi sumber inspirasi bagi jutaan orang, tidak hanya bagi umat Katolik, tetapi juga bagi umat dari berbagai agama di seluruh penjuru dunia. (PAN/TokohIndonesia.com)
Laporan Lengkap Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia, 3-6 September 2024
3 September 2024: Kedatangan di Jakarta
Paus Fransiskus tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta, pada pukul 11.30 WIB setelah menempuh perjalanan udara selama 13 jam dari Roma. Penyambutan resmi dilakukan dengan kehadiran Menteri Agama, sejumlah tokoh agama, serta anak-anak berpakaian adat yang menyerahkan bunga sebagai simbol selamat datang.
Setelah acara penyambutan, Paus mengunjungi komunitas pengungsi, anak yatim piatu, dan lansia yang mendapat bantuan dari organisasi Katolik seperti Jesuit Refugee Service dan Komunitas Sant’Egidio di Kedutaan Vatikan. Kunjungan ini menunjukkan perhatian Paus Fransiskus terhadap mereka yang rentan. Dalam kesempatan tersebut, Paus Fransiskus menggarisbawahi pentingnya solidaritas terhadap kaum marginal dan penekanan pada bantuan kemanusiaan, khususnya bagi para pengungsi dan korban konflik.
4 September 2024: Pertemuan dengan Presiden dan Komunitas Katolik
Hari kedua dimulai dengan upacara resmi di Istana Merdeka, di mana Paus Fransiskus bertemu Presiden Joko Widodo. Dalam sambutannya, Paus Fransiskus menekankan pentingnya menjaga keragaman, toleransi, dan persatuan di Indonesia, sebuah negara dengan berbagai agama, budaya, dan etnis. Menurutnya, pluralisme adalah kekuatan besar yang harus dijaga dan dilindungi. Paus Fransiskus memuji Indonesia sebagai contoh bagi dunia dalam mewujudkan harmoni di tengah perbedaan, seraya mengakui tantangan yang masih ada.
Setelah pertemuan dengan Presiden, Paus Fransiskus mengadakan pertemuan dengan pejabat pemerintah, masyarakat sipil, serta korps diplomatik. Di sini, Paus Fransiskus menekankan pentingnya dialog antaragama dalam menciptakan perdamaian dan menyelesaikan konflik.
Pada sore hari, Paus Fransiskus mengunjungi Gereja Katedral Jakarta untuk bertemu dengan uskup, imam, biarawan, biarawati, seminaris, dan katekis. Ia mendorong mereka untuk memperkuat iman dan memperbarui komitmen terhadap pelayanan sosial. Paus Fransiskus mengingatkan bahwa Gereja harus hadir di tengah masyarakat, khususnya bagi mereka yang membutuhkan, sebagai perwujudan nyata cinta kasih Kristiani.
Pada malam harinya, Paus Fransiskus bertemu dengan kaum muda di Graha Pemuda, Senayan. Dalam pertemuan tersebut, ia menekankan bahwa generasi muda memiliki peran penting dalam membangun masa depan yang lebih damai dan adil. Ia mendorong anak muda menjadi agen perubahan yang membawa harapan di tengah tantangan global seperti perubahan iklim dan ketidaksetaraan sosial.
5 September 2024: Dialog Antaragama dan Misa Akbar
Pagi hari ketiga, Paus Fransiskus menghadiri dialog antaragama di Masjid Istiqlal bersama para pemimpin agama di Indonesia. Dalam pidatonya, Paus Fransiskus menekankan bahwa persaudaraan antarumat beragama adalah dasar perdamaian dunia. Ia menyerukan pentingnya saling menghormati dan memahami antara agama, seraya menegaskan bahwa tantangan global seperti perubahan iklim dan konflik sosial hanya dapat diatasi melalui kerja sama lintas agama dan budaya. Paus Fransiskus juga memuji simbol keharmonisan antaragama di Indonesia, yakni “Terowongan Silaturahmi” yang menghubungkan Masjid Istiqlal dan Katedral Jakarta.
Selanjutnya, Paus Fransiskus mengunjungi kantor Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) dan bertemu dengan penerima manfaat dari organisasi amal Katolik. Di sini, ia menegaskan kembali komitmen Gereja untuk melayani kaum miskin dan terpinggirkan, mencerminkan ajaran tentang cinta kasih dan solidaritas.
Sore harinya, Paus Fransiskus memimpin Misa akbar di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), yang dihadiri lebih dari 80.000 umat Katolik dari berbagai penjuru Indonesia. Dalam khotbahnya, Paus Fransiskus mengingatkan pentingnya cinta kasih dan solidaritas sebagai inti ajaran Kristiani. Ia menyerukan agar Gereja selalu menjadi tempat perlindungan bagi yang miskin dan terpinggirkan, serta mengajak umat untuk tidak hanya menjalankan ritual keagamaan, tetapi juga berperan aktif dalam membangun masyarakat yang lebih adil.
Paus Fransiskus juga mengajak umat menjaga kerukunan di tengah keberagaman, memperkuat komitmen terhadap keadilan sosial, serta melestarikan lingkungan hidup. Ini sejalan dengan ensikliknya, Laudato Si’, yang menyoroti perlunya menjaga bumi sebagai bagian dari iman Kristiani.
6 September 2024: Perpisahan dan Keberangkatan
Pada hari terakhir, Paus Fransiskus meninggalkan Indonesia dengan upacara perpisahan yang digelar di Bandara Soekarno-Hatta. Paus berangkat pukul 9.45 WIB menuju Port Moresby, Papua Nugini, untuk melanjutkan perjalanan apostoliknya. Sebelum berangkat, Paus Fransiskus menyampaikan rasa terima kasihnya kepada pemerintah dan rakyat Indonesia atas sambutan hangat selama kunjungannya. Ia juga menekankan peran penting Indonesia dalam mempromosikan perdamaian antaragama di kancah global. Paus Fransiskus berpesan agar masyarakat Indonesia terus menjaga kerukunan dan bekerja sama dalam menciptakan dunia yang lebih baik.
Kunjungan Paus Fransiskus ini tidak hanya mempererat hubungan antara Indonesia dan Vatikan, tetapi juga memperkuat komitmen Paus Fransiskus terhadap perdamaian dan dialog antaragama di kawasan yang beragam ini.