Cendekiawan Ilmu Politik
Deliar Noer
[ENSIKLOPEDI] Cendekiawan ilmu politik yang kritis Prof Dr Deliar Noer MA meninggal dunia dalam usia 82 tahun Rabu 18 Juni 2008 pukul 10.30 di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Mantan Rektor IKIP Jakarta kelahiran Medan 9 Februari 1926, itu meninggalkan istri tercinta, Zahara (76), dan seorang anak, Dian, dan tiga cucu.
Jenazah disemayamkan di rumah duka, Jalan Swadaya Raya 7-9, Kelurahan Duren Sawit, Jakarta Timur. Dimakamkan Kamis 19 Juni 2008 di tempat pemakaman umum (TPU) Karet sekitar pukul 09.00.
Dia sempat dirawat di rumah sakit selama sehari, setelah Selasa siang 17 Juni 2008 sekitar pukul 11.00 penyakit jantungnya kambuh.
Sejumlah tokoh dan kerabat dekat melayat ke rumah duka. Banyak juga yang mengirimkan karangan bunga.
Putra Minang kelahiran Medan, ini menamatkan program magister dan doktoral di Cornel University, Ithaca, Amerika Serikat.
Dia seorang cendekiawan yang berani bicara terus terang dan apa adanya. Dia seorang pakar ilmu politik yang produktif menulis. Sangat menyukai karya sastra, walaupun belum pernah menulis sastra. Dia seorang pemikir dan penulis andal. Pendapat dan tulisannya bernas dan cerdas, bahkan terkesan keras. Dia memang tipe cendekiawan yang berterus terang, kritis.
Pada tahun 1974, ia dilarang membacakan pidato pengukuhannya sebagai guru besar. Naskah pidato dinilai pemerintah terlalu keras sehingga dilarang. Naskah itu akhirnya diterbitkan Anwar Ibrahim, yang ketika itu menjabat Ketua Angkatan Belia Islam Malaysia, menjadi buku (dalam ejaan Melayu) dengan judul Partisipasi dalam Pembangunan (1978).
Akibat naskah pidato pengukuhan maha guru itu, bahkan dia juga diberhentikan sebagai Rektor Institut Keguruan Ilmu Pendidikan (IKIP) Jakarta (sekarang Universitas Negeri Jakarta), yang telah dijabatnya sejak 1967.
Walau diberhentikan sebagai rektor dan mengajar di universitas dibatasi, dia tidak berhenti berkarya. Dia pemikir dan penulis yang amat produktif. Termasuk menulis otobiografinya sendiri “Aku bagian ummat, Aku Bagian Bangsa (1996). Karya tulisnya yang mnomental adalah Gerakan Modern Islam di Indonesia, dan Mohammad Hatta: Biografi Politik. Buku Gerakan Modern Islam, diterbitkan dari disertasi Deliar di Universitas Cornell, dan telah menjadi kutipan klasik bagi studi-studi politik Indonesia. Sedangkan biografi politik Hatta adalah studi paling komprehensif tentang Hatta, terbukti pada 1992 buku ini terpilih sebagai buku terbaik Yayasan Buku Utama.
Beberapa karya tulisnya: Islam & masyarakat (2003); Islam & politik (2003); Mohammad Hatta, hati nurani bangsa 1902-1980 (2002); Membincangkan tokoh-tokoh bangsa (2001); Mencari Presiden (1999); Aku bagian ummat, aku bagian bangsa : otobiografi Deliar Noer (1996); Mohammad Hatta : biografi politik (1990); Culture, philosophy, and the future : essays in honor of Sutan Takdir Alisjahbana on his 80th birthday (1988);
Perubahan, pembaruan, dan kesadaran menghadapi abad ke-21 (1988); Partai Islam di pentas nasional 1945-1965 (1987); Administrasi Islam di Indonesia (1983); Islam, Pancasila dan asas tunggal (1983); Mengenang Arief Rahman Hakim (1983).
Bunga rampai dari Negeri Kanguru (1981); Administration of Islam in Indonesia (1978); Sekali lagi, masalah ulama-intelektuil atau intelektuil-ulama: suatu tesis buat generasi muda Islam (1974); Guru sebagai benteng terakhir nilai-nilai ideal; tuntutan : bekerja tertib (1973); The modernist Muslim movement in Indonesia, 1900-1942 (1973); Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942 (terjemahan) (1990); Beberapa masalah politik (1972);
IKIP D Sewindu : pidato/laporan Rektor pada Dies Natalis ke VIII IKIP D, diutjapkan pada tanggal 20 Mei 1972 (1972); Kitab tuntunan untuk membuat karangan ilmiah, termasuk skripsi, (1964); The rise and development of the modernist Muslim movement in Indonesia during the Dutch colonial period 1900-1942 (1963); Partisipasi dalam Pembangunan (1977); Pengantar ke Pemikiran Politik (1965) e-ti