
[DIREKTORI] Peneliti polimer dari Pusat Penelitian Fisika Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), ini memperoleh gelar profesor riset, atas ketekunannya meneliti dan menghasilkan temuan plastik ramah lingkungan karena bisa terurai—dengan bahan campuran pati jagung terlapisi dan polietilen, yaitu polimer sintetis berbasis petroleum.
Prof Dr Wiwik Sringatin Subowo (64), dikukuhkan sebagai guru besar riset dalam sidang yang dipimpin Ketua LIPI Prof Dr Umar A Jenie dan Wakil Ketua LIPI Prof Dr Lukman Hakim, Kamis (23/3/2006).
Temuan ini penting mengingat plastik yang kita gunakan sehari-hari umumnya tidak mudah terurai dan penggunaannya kian meluas karena aspek manfaatnya yang besar. Namun, karena sifatnya yang tidak terdegradasi (tidak terurai), plastik menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan. Limbah plastik jadi masalah besar di kota-kota besar. Hanya sebagian kecil limbahnya dapat didaur ulang, sisanya jadi pencemar lingkungan.
Dr Wiwik melakukan penelitian sejak menjadi mahasiswa S-3 Institut Teknologi Bandung bidang Fisika Material atau Polimer (1980), tentang “Pertumbuhan Indeks Karbonil pada Proses Degradasi Polipropilen oleh Iradiasi Sinar Ultraviolet”. Hal itu membawa Wiwik meraih gelar doktor (1986) berpredikat sangat memuaskan.
Temuan plastik baru ini dapat terurai hingga 25 persen dalam waktu setahun karena menggunakan bahan organik dan memiliki pori lebih lebar. Wiwik juga menemukan bahan pengganti serat kaca (glass wool) dan sterofoam, berupa material teknis densitas rendah berbahan baku serat kapok. Ini adalah peredam suara dan lapisan peredam benturan pada helm.
Wiwik mendapat paten formula plastik ramah lingkungan Poliblen Pesicorn (Poly Ethyl Silicon Oil Corn) itu tahun 2003. Sejak bekerja di LIPI (1972) Wiwik terlibat dalam kerja sama penelitian ASEAN-Jepang sebagai koordinator proyek.
Ia bekerja sama dengan National Institute of Materials and Chemical Research Tsukuba Jepang. TI, Kompas, 25 Maret 2006